SURAT UNTUK BAPAK JOKOWI DAN IBU RINI SOEMARNO
(KADO 1 TAHUN PEMERINTAHAN)
Selamat pagi/siang/sore/malam, Pak Jokowi dan Bu Rini.
Semoga bapak dan ibu tetap sehat meski saya yakin anda berdua pasti super sibuk.
Banyak sekali urusan yang membuat bapak dan ibu terpaksa terlibat di dalamnya.
Bagi-bagi sembako dan kartu sakti pun harus pak Jokowi yang turun langsung.
Belum lagi Pak Jokowi pasti sibuk mempersiapkan kunjungan ke Amerika Serikat dan sarapan bersama dengan pucuk pimpinan eksekutif (CEO) Freeport Mc Moran, di Washington DC dan makan malam bersama CEO Apple. Tentu semua itu menyita pikiran bapak, bagaimana membuat para CEO perusahaan asing itu bisa “ramah” menyambut kedatangan bapak.
Begitu juga dengan Bu Rini, kantor Pelindo II digeledah Bareskrim pun, harus bu Rini yang menelpon Kapolri.
Belum lagi Ibu Rini harus kerja keras agar proyek kereta cepat kerja sama dengan china bisa berjalan sesuai rencana.
*** *** ***
Pak Jokowi dan Bu Rini, besok tepat 1 tahun pak Jokowi dilantik dan setahun kurang seminggu bu Rini dilantik jadi Menteri BUMN.
Ada sebuah tanya dari saya, rakyat biasa yang merasa miris, ngeri dan prihatin dengan masa depan beberapa BUMN cemerlang di negeri ini.
Sejak bu Rini menggandeng 3 bank BUMN untuk mendapatkan hutang dari China, sumpah hati saya teriris, kenapa ibu tega MENGGADAIKAN 3 bank BUMN itu?
Maaf saya gunakan terminologi “GADAI” sebab sependek pengetahuan saya yang awam, hal itu mirip sistem gadai.
Ibu membawa 3 bank BUMN, lalu mendapatkan pinjaman/HUTANG yang langsung cair saat itu juga, USD 3 MILYAR atau setara Rp. 43,28 TRILYUN.
Masing-masing bank mendapat USD 1 M atau Rp. 14,426 T.
UNTUK APA PINJAMAN ITU, Bu Rini?
3 Bank itu tak bisa menggunakannya untuk hal lain, sebab DIKHUSUSKAN UNTUK PEMBIAYAAN PROYEK INFRASTRUKTUR!!
Dan lebih khusus lagi : PROYEK INFRASTRUKTUR YANG KONTRAKTOR-nya ASAL CHINA.
Saya tak mau menyebut investor, sebab sejatinya mereka BUKAN INVESTOR.
Investor datang dengan membawa MODAL, sementara yang ini modalnya disiapkan oleh 3 bank BUMN, lewat HUTANG yang dikucurkan China.
Lalu kemana dana pengalihan subsidi BBM, Pak Jokowi?!
Bukankah 17 Nopember 2014 ketika bapak mencabut subsidi BBM, KONON KATANYA dana subsidi akan DIALIHKAN UNTUK MEMBIAYAI INFRASTRUKTUR??
Untuk itulah kami, rakyat, diminta untuk bersabar dan nrimo.
Tapi kenapa setiap kali bapak menambah hutang luar negeri, selalu saja alasannya untuk membiayai proyek infrastruktur, yang kami tak pernah tahu proyek infrastruktur apa yang akan direalisasikan dalam waktu dekat?!
Bukankah ribuan km jalan toll yang diresmikan pak Jokowi itu sudah dibangun sejak jaman pak SBY?
*** *** ***
Pak Jokowi dan Bu Rini,
Menurut data yang saya dapat dari Kompas edisi 7 Nopember 2014, asset 3 bank BUMN sbb :
1. Bank Mandiri = Rp. 798,19 Trilyun
2. Bank BRI = Rp. 705,29 Trilyun
3. Bank BNI = Rp. 408,05 Trilyun
Kalau di konversi ke US dolar menggunakan kurs pada saat itu (Rp. 12.000,00/USD) maka nilai asset ,
Bank Mandiri = USD 66,515 M ;
BRI = USD 58,774 M ;
BNI = USD 34,004 M.
Kalau menggunakan kurs sekarang (Rp. 14.000,00/USD) dengan asumsi assetnya tidak meningkat, maka,
Bank Mandiri = USD 57,014 M ;
BRI = USD 50,378 M ;
BNI = USD 29,146 M.
Lalu kenapa bank-bank itu HARUS BERHUTANG USD 1 M?!
Jangan bilang 3 bank itu kesulitan likuiditas, sebab 3 bank itu “dipaksa” MENERIMA HUTANG yang peruntukannya hanya bagi pembiayaan proyek infrastruktur.
Bagi bank Mandiri, pinjaman itu hanya senilai 1,81% saja dari nilai assetnya.
Bagi Bank BRI, pinjamannya hanya 2,05% saja dari nilai asset dan bagi BNI hanya 3,54% saja dari nilai asset.
Jadi sesungguhnya bank-bank BUMN itu kalau hanya untuk menjalankan business-nya as usual TIDAK BUTUH HUTANG DARI CHINA!
*** *** ***
Kenapa bank-bank China tidak langsung saja mengucurkan kredit kepada kontraktor yang akan menggarap proyek tersebut?!
Apakah bank-bank China sendiri tak yakin kontraktor yang menggarap memiliki asset yang cukup untuk jadi jaminan kredit?!
Ataukah bank-bank di China sendiri ragu proyeknya akan feasible dan pinjaman modal bisa kembali dengan lancar sesuai batas waktunya?!
Lalu kenapa 3 bank BUMN itu harus DIKORBANKAN?!
Tidakkah Pak Jokowi dan Ibu Rini takut kalau sesuatu yang diluar dugaan terjadi, semisal proyek tak berjalan sesuai perkiraan, atau kontraktornya wan-prestasi, bukankah 3 bank BUMN itu yang HARUS MENANGGUNG HUTANG kepada China?!
Tidakkah Pak Jokowi dan Ibu Rini ngeri jika 3 bank yang sudah pasti BERDAMPAK SISTEMIK itu dijadikan jaminan hutang?!
Tidakkah bapak dan ibu ingat, simpanan mayoritas perusahaan2 BUMN dan BUMD ada di bank2 pelat merah tersebut?
Uang rakyat juga disimpan disitu,
uang BPJS Kesehatan,
uang BPJS Ketenagakerjaan juga disana,
uang pensiunan PNS pun ada disitu.
Sudahkah Pak Jokowi dan Ibu Rini pikirkan semuanya dengan baik-baik dan matang?!
*** *** ***
Kini, anda pun memaksakan proyek kereta cepat, lagi-lagi dari China, yang menawarkan selesai 2018, persis di tahun “pemanasan” jelang Pemilu dan Pilpres 2019.
Konsorsium 4 BUMN diminta MEMBIAYAI proyek yang konon katanya B to B (business to business) tanpa melibatkan dana Negara.
Konsorsium 4 BUMN itu adalah
PT. WIKA (Wijaya Karya),
PT. Jasa Marga,
PT. KAI dan
PTPN VIII.
Nilai investasinya fantastis :
sekitar USD 5,5 M atau sekitar Rp. 78 T!!!
Konsorsium 4 BUMN itu harus menyetor equity 25% dari nilai investasi, kira-kira Rp. 19,5 T.
Lalu konsorsium 4 BUMN itu masih HARUS BERHUTANG lagi, sebab sisa biaya investasi yang 75%, yaitu sekitar Rp. 58,5 T, lagi-lagi berupa PINJAMAN PEMERINTAH CHINA KEPADA KONSORSIUM 4 BUMN dengan tenor (jangka waktu) 60 th,
ya, ENAM PULUH TAHUN!!
Lagi dan lagi, BUMN-BUMN potensial DIIJINKAN BAHKAN DISURUH BERHUTANG demi proyek mercusuar!!
*** *** ***
Pak Jokowi dan Bu Rini,
Anda berdua masih ingat lagu “INDONESIA PUSAKA” yang diajarkan sejak SD dulu? Let’s sing…
“Indonesia tanah air beta..., pusaka abadi nan jaya….
Indonesia sejak dulu kala slalu dipuja-puja bangsa….
Disana tempat lahir beta…, dibuai dibesarkan Bunda…
Tempat berlindung di hari tua…, sampai akhir menutup mata…”
Belakangan ini lagu itu terus terngiang-ngiang di telinga saya dan membuat saya miris tiap mendengar bait terakhirnya.
Pak Jokowi dan Bu Rini, tidakkah anda sadari bahwa Indonesia itu BUKAN MILIK KITA yang hidup sekarang? Indonesia adalah “PUSAKA” atau warisan yang kita terima dari para pendahulu kita yang dulu memperjuangkan tegaknya kemerdekaan. Dan nanti, sepeninggal kita, tanah air ini pun akan jadi pusaka, yang kita wariskan pada generasi setelah kita.
“Indonesia tanah air beta, PUSAKA ABADI nan jaya”.
Lalu kenapa harus MEWARISKAN HUTANG hingga jangka waktu 60 tahun untuk anak dan cucu kita 2 generasi ke depan?!
Sadarkah anda pak Jokowi dan ibu Rini, bayi-bayi yang baru lahir pada saat anda berdua dilantik, akan ikut menanggung hutang itu sampai mereka jadi kakek2 dan nenek2 di usia 60 tahunan.
Ingatkah anda berdua, bahwa pendahulu anda, ibu Megawati Soekarnoputri dulu pun meninggalkan beban yang harus ditanggung oleh satu generasi?!
Akibat adanya Instruksi Presiden No. 8/ 2002 tanggal 30 Desember 2002, maka diberikanlah Surat Keterangan Lunas (SKL) yang dikenal dengan kebijakan Release and Discharge.
SKL itu membuat kasus BLBI dihentikan penyidikannya (SP3) oleh Kejaksaan Agung di masa itu
SKL diberikan pemerintah Megawati kepada konglomerat konglomerat hitam yang hanya membayar sebagian kecil dibandingkan total hutangnya, sehingga NEGARA DIRUGIKAN sebesar Rp. 138 TRILYUN, yang harus ditanggung oleh seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk bunga obligasi rekapitalisasi di APBN SAMPAI TAHUN 2033!!
Artinya ibu Megawati MEWARISKAN BEBAN itu kepada kami SELAM 30 TAHUN,
sementara para konglo hitam ongkang-ongkang kaki menikmati kucuran dana BLBI yang mereka larikan ke bank-bank di luar negeri!
Apakah anda berdua ingin MEMECAHKAN REKOR WARISAN HUTANG bagi anak-cucu, kalau dulu bu Mega mewariskan 30 tahun, anda berdua ingin mewariskan 60 tahun?
*** *** ***
Pak Jokowi dan Bu Rini,
Dulu kami diam ketika INDOSAT DIJUAL (tahun 2002).
Dulu kami tak tahu ketika BCA dilego (BCA sempat dimiliki Pemerintah sebagian sahamnya pasca krisis moneter 1998, sebelum akhirnya dijual tahun 2002).
Kini kami hanya bisa GIGIT JARI, ketika tahu valuasi nilai assetnya sekarang.
Indosat dijual (2002) dengan harga HANYA USD 627 juta, atau setara dengan Rp. 5,6 T (kurs saat itu 1 USD = Rp. 8.900-an).
Sekarang nilai asset Indosat per 30 Juni 2015 senilai Rp. 58,69 T alias sudah bengkak menjadi LEBIH DARI 10 x LIPAT HARGA JUALNYA !
BCA dijual (2002) dengan harga HANYA USD 425 juta, atau setara dengan Rp. 5,34 T saat itu.
Kini, nilai asset BCA pada kwartal I tahun 2015 sudah menjadi Rp. 557,44 T alias sudah melambung jadi 71,5 x LIPAT HARGA JUALNYA !
Akankah nanti nasib 3 bank BUMN akan menyusul BCA karena proyek-proyek infrastrukturnya tak berjalan sesuai rencana dan tak memberikan return dan profit seperti yang diharapkan?!
Akankah nanti nasib 4 BUMN yang disuruh mendanai kereta cepat bikinan China, juga akan sama dengan Indosat?!
Akankah nanti Pemerintah terpaksa menyuntikkan PMN besar-besaran yang lagi-lagi itu duit rakyat, atau terpaksa melego sahamnya dan kehilangan kepemilikan di BUMN-BUMN potensial tersebut?!
Pak Jokowi dan Ibu Rini,
Ingatlah, anda hanya diberi AMANAH UNTUK MENGELOLA asset-asset Negara demi kejayaan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
BUKAN menjadikan asset-asset bangsa sebagai JAMINAN HUTANG yang harus dibayar puluhan tahun oleh seluruh rakyat Indonesia.
Ingat Pak Jokowi dan Bu Rini, anda hanya menjabat selama beberapa waktu saja.
Tapi jika anda salah ambil keputusan, 250 juta rakyat yang sekarang hidup dan anak-anak yang akan terlahir tahun-tahun ke depan, akan terus menanggung dampaknya!
Pernahkah anda berdua renungkan bahwa jabatan yang anda emban bisa berakhir kapan saja?
Bisa 4 tahun lagi, atau 4 bulan lagi, bisa saja 4 hari lagi, bahkan bisa 4 jam lagi.
Jika TUHAN Yang Maha Berkehendak menarik kembali kekuasaan yang DIA pinjamkan, mencabut kemuliaan pada seorang manusia, niscaya apa saja bisa terjadi kapan saja.
Tapi…, Indonesia ini milik 250 JUTA RAKYAT-nya, yang berharap tanah airnya bisa jadi “tempat berlindung di hari tua” bagi mereka.
Yang mereka impikan jadi tempat yang aman, nyaman dan damai “sampai akhir menutup mata”.
Apa yang terjadi kalau nanti bank-bank BUMN itu sampai berpindah kepemilikan kepada China?
Tidakkah anda berdua masih ingat bagaimana nasib nasabah bank Century yang tak jelas uangnya?
Mereka harus berdemo, meski usia sudah tua.
Akankah nanti kami, jutaan nasabah bank-bank BUMN terpaksa harus mengemis belas kasihan pada China?!
Haruskah para pensiunan nanti tak tenang di hari tuanya?!
Pikirkan sekali lagi Pak Jokowi dan Ibu Rini, apa kita benar-benar sudah butuh kereta cepat?
Apa kita-benar-benar butuh china untuk menggarap proyek-proyek infrastruktur?
Tak bisakah itu digarap BUMN-BUMN kita sendiri?
Atau menarik INVESTOR asing yang benar-benar berniat untuk investasi, bukan mau enaknya jadi kontraktor tapi minta modal disediakan.
Indonesia adalah harapan kami satu-satunya. Kami lahir disini dan kelak pun ingin mati disini.
Kami tak punya tempat pelarian, kami tak menyimpan uang kami di bank luar negeri,
kami tak berinvestasi property di luar negeri, yang sewaktu-waktu bisa jadi tempat kami melarikan diri kalau terjadi apa-apa di Indonesia.
TIDAK!!!
Bagi kami, INDONESIA adalah
“tempat berlindung di hari tua…, sampai akhir menutup mata.”
Bukannya “tempat bayar hutang di hari tua…, sampai akhir menutup mata.”
Selamat merayakan 1 tahun kepemimpinan anda,
ingatlah, apapun keputusan anda yang membebani kami rakyat biasa, kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
Selamat berpikir, mikir, mikir, mikir baru kerja.
MHT
Copas
AnwarDjambak
Alam Takambang Jadikan Guru
Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone
Copas
AnwarDjambak
Alam Takambang Jadikan Guru
Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone
Eeh, kenapa Angku Anwar Djambak tak pakai "Sangenek" :)
Mungkin copasnya terlalu panjang-banyak-ngenek ya?
-- Nyit
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Terima kasih Bung Anwar Djambak. Sudah saya posting di Facebook.
by Rhenald | Oct 12, 2015 | 2015, Kompas | 0 Comments
Seperti investasi besar lainnya, pembangunan kereta cepat (high speed train), yang nilainya mencapai 5,5 miliar dollar AS menjadi berita yang kontroversial.
Pertama, siapa yang menyangka presiden Joko Widodo memutuskan begitu cepat? Maklumlah kita sudah amat terbiasa menyaksikan ketakhadiran pengambilan keputusan strategis yang agile dan cepat.
Anda masih ingat bukan, proyek-proyek infrastruktur yang sudah disetujui saja bahkan dibiarkan mangkrak bertahun-tahun. Rencana tinggallah rencana. Ribut sedikit saja sudah membuat penguasa takut dan tidak bekerja. Proyek jalan tol Cipularang yang bisa dituntaskan setahun saja, bahkan dulu sempat dibiarkan berlubang dan berdebu lebih dari 5 tahun.
Kedua, Jepang yang sudah lama mengincar proyek ini ternyata tidak terpilih. Memang Jepang terkesan amat berhati-hati karena kereta dapat mengganggu industri otomotifnya yang market size-nya begitu besar di sini. Siapapun tahu, sistem transportasi publik berbasiskan kereta api dapat mengganggu penjualan otomotif. Maka wajar bila banyak menawar dan mengulur waktu.
Sikap Jepang tiba-tiba berubah begitu menyaksikan kesungguhan Tiongkok dalam bersaing. Jepang yang melakukan studi dan membuat FS terlebih dahulu merasa lebih berhak menentukan masa depan transportasi publik Indonesia, namun tetap menuntut jaminan pemerintah.
Ketiga, menjadi kontroversial karena keputusan pada level bisnis juga cepat sekali dan terus berkembang (adaptif). Karena tak melibatkan uang dan jaminan negara, maka Menteri Perhubungan pun menyerahkan sepenuhnya pada mentri BUMN dengan skema business to business.
Melalui konsorsiumnya, Mentri BUMN merumuskan business model yang bukan menjadikannya sebagai proyek pembangunan kereta api semata-mata, melainkan hadir bersama mega proyek kota- kota baru di sekitar jalur kereta. Maka Gubernur Jabar dan walikotanya pun dilibatkan.
Dalam strategi pengembangannya, bukan lagi menjadi sekedar proyek transportasi, melainkan sebuah kegiatan ekonomi skala besar yang kelak akan melibatkan begitu banyak pelaku usaha besar maupun kecil. Value creation nya amat besar sehingga melibatkan minimal 4 BUMN inti. Ini tentu mengecohkan para pembuat opini yang hanya berhitung cost-benefit-risk analyses pada aspek bisnis kereta api cepat semata-mata.
Keempat, proses cepat ini ternyata ada cost-nya, yaitu kurang terinformasinya publik atas opportunity serta nilai yang diciptakan. Dilema di era keterbukaan dan partisipasi publik ini memang dapat kita rasakan: antara hak untuk tahu publik dengan keputusan bisnis adaptif yang cepat berubah dengan motif ambil untung para makelar tanah. Akibatnya para pengamat kebijakan publik dapat memberikan opini yang keliru atas ketidaksempurnaan informasi.
Kelima, persaingan Jepang vs Tiongkok dalam proyek ini telah menimbulkan opini pro-kontra, apalagi ruang untuk pertumbuhan ekonomi di kedua negara itu makin terbatas. Mereka punya kepentingan, sementara kita punya kendali dan kepentingan yang harus dijaga pula. Kehadiran proyek infrastruktur skala besar di tanah air tentu saja menimbulkan daya Tarik sendiri yang sudah pasti melibatkan perang opini yang dapat melibatkan conflict of interest yang cukup luas.
Tentu masih ada isu-isu lain dari proyek yang sebenarnya bagus bagi perekonomian kita, akhirnya terkesan kontroversial. Apakah itu pro-kontra jalur Jakarta -Bandung vs Jakarta-Surabaya, pertanyaan mengenai siapa saja pihak yang dapat bermitra, kesungguhan Tiongkok berinvestasi, di mana letak titik perberhentiannya, masalah apa yang akan muncul dalam tahap implementasi, negosiasi, dan lain sebagainya.
Tapi baiklah kita fokuskan pada keputusan yang sudah diambil dan bagaimana proyek ini bisa menciptakan value bagi perekonomian kita, bukan Tiongkok dan bukan Jepang. Karena saya bukan Menteri BUMN, maka saya mencoba menganalisis dari kacamata ilmuwan dan praktisi bisnis yang saya miliki. Maaf saya sama sekali tak mengerti soal politik, sehingga tidak mengkaitkan analisis ini dengan masa jabatan presiden sehingga pilihannya mungkin turut terpengaruh.
Saya hanya ingin membaca dan mengarahkan agar pemerintah paham soal ekosistem bisnis, peluang dan ancaman yang mungkin timbul. Saya juga ingin agar informasi ini dimiliki publik yang dapat membaca peluang yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk keluar dari perangkap ketakutan krisis. Bahan-bahannya saya kumpulkan setelah bersusah payah mengorek dari para pihak yang terlibat.
Perubahan Business Model
Beberapa tahun silam saya pernah meneruskan pertanyaan para pimpinan negara kita kepada pimpinan BUMN di Tiongkok tentang cepatnya pembangunan jalan tol di negeri itu. Harap maklum, selama 35 tahun Jasa Marga berdiri, hanya 850 kilometer jalan tol yang bisa kita bangun, sementara Tiongkok dalam 15 tahun bisa membangun puluhan ribu kilometer.
Jawabnya sederhana sekali. Pertama model pembangunan infrastruktur di Tiongkok diserahkan kepada BUMN sehingga dapat menjadi aset yang tumbuh. Dan kedua, BUMN Tiongkok melakukan value creation yang utuh, bukan sekedar membangun jalan tol. Termasuk di dalamnya menjaga kepentingan publik yang luas, ya lingkungan, ya rakyat jelata, petani dan pemilik tanah. Ini berbeda sekali dengan pembangunan jalan tol di sini.
Waktu saya tanyakan pada para taipan kita yang membangun kawasan permukiman dan industri di tepi-tepi jalan tol, mereka pun buka mulut. “Pemerintah kita tidak pandai memanfaatkan peluang. Bangun jalan tol tetapi hanya membebaskan jalannya saja. Kami lihat itu sebagai peluang, maka kami bebaskan tanah-tanah di dekat jalur keluarnya agar menjadi kawasan industri dan pemukiman,” kata seorang pengusaha.
Seorang taipan mengaku value creation-nya mencapai 30 hingga 50 kali lipat. Dari modal Rp 1 triliun kembalinya Rp 30 triliun. Modalnya pun disediakan mitra asing. Pantaslah mereka begitu cepat masuk dalam daftar orang terkaya dunia.
Lantas bagaimana BUMN kita? Business model BUMN kita di masa lalu hanya fokus pada keahliannya saja, ya fokus. Ambil contoh saja Perumnas yang membangun kawasan pemukiman, lalu menyerahkan perawatan wilayahnya pada pemerintah daerah. Business model mereka tidak menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan (recurring income).
Sekarang bandingkan dengan pengembang-pengembang superblok yang setiap bulan memungut service charge dari berbagai jasa yang mereka jual: kebersihan, listrik dan air, sewa, keamanan, parkir, dan seterusnya. Kalau Anda tinggal di gedung bertingkat, Anda tentu paham apa yang saya maksud. Setiap bulan Anda kena pungutan antara Rp 500.000 hingga Rp 2 juta. Itu semua masuk ke tangan pengelola gedung, yang tak lain adalah pengembang itu sendiri.
Sekarang kita jadi mengerti mengapa return BUMN kita banyak yang kurang menarik, padahal mereka berusaha dalam bidang yang sangat menguntungkan dan pasarnya captive.
Kini ketika cara pandangnya berubah, giliran kita banyak yang tidak siap dan mati-matian mengkritik. Sementara, kalau BUMN kita kalah dengan Temasek (BUMN Singapura) atau Khazanah (Malaysia) kita juga ikut mengejek mereka. Padahal keuntungan BUMN dapat menjadi kontributor penting bagi APBN. Ia juga bisa menjadi akselerator pembangunan yang bekerja sama dengan mitra-mitra usaha swasta nasional.
Kuncinya: Mengenal Ekosistem Bisnis
Ini bukan soal pat gulipat memutar uang, tetapi pemahaman atas business model. Kalau Anda masih belum paham, mari kita lihat bisnisnya anak-anak muda yang kalau anda kurang paham anda pasti akan mengatakan mereka tak bakalan untung. Misalnya, bagaimana mungkin Gojek bisa untung kalau hanya memungut limabelas ribu rupiah untuk rute yang lumayan jauh. Padahal ojek pangkalan saja untuk rute yang sama jauhnya menuntut Rp 30.000?
Anda juga pasti akan ditertawakan Starbucks kalau menjual secangkir kopi seharga Rp 7.000. Mengapa? Karena ia saja terancam rugi walaupun harga secangkir kopi pahitnya (Americano) sudah Rp 40 ribu.
Seven Eleven Indonesia dengan model bisnis berbeda mampu membuktikan bahwa ia bisa untung sekaligus menjadikan outletnya teramai di dunia. Jawabnya adalah business model mereka berbeda.
Yang satu jual kopi yang lainnya jual ekosistem anak muda, yang satu bisnis ojek dan satunya bisnis aplikasi internet. Dan untuk memahami hal ini Anda perlu mempelajari ekosistem usaha yang digeluti.
Demikian juga Anda bisa menertawakan Tune Hotel yang menyewakan kamarnya di bawah Rp 100.000 per malam, dan mungkin Anda akan ikut menolak proposal bisnisnya karena hotel yang menjual kamar seharga Rp 1 juta per malam saja belum tentu menangguk untung.
Jangan lupa Tune hotel pernah memasang iklan beberapa tahun lalu dengan tarip Rp 35 (ya tiga puluh lima perak) permalam. Kok bisa bertahan tahunan dan untung?
Jawabnya karena business model hotel lainnya dengan Tune berbeda.
Sekarang saya ajak anda melirik goncangan dalam industri media. Dulu penerimaan media berasal dari dua sumber, yakni sirkulasi dan iklan. Kini tidak lagi. Berbekal luasnya jaringan narasumber, kini setiap media punya unit yang mengelola bisnis seminar, pelatihan, event organizer, dan penerbitan.
Sama halnya dengan bisnis perbankan yang meraup untung bukan dari pendapatan bunga, melainkan fee-based income. Jadi kini sumber penerimaan perusahaan tak lagi dari satu atau dua sumber konvensional, tapi lebih luas. Sumber itu datang dari ekosistem industrinya.
Hal serupa terjadi pada industri yang lain. Perusahaan-perusahaan kontraktor, misalnya, dulu sumber penerimaannya hanya dari bisnis kontruksi. Kini tidak lagi. Mereka juga menggali penerimaan dari bisnis jasa rekayasa, pengadaan dan konstruksinya, atau biasa disebut Engineering, Procurement & Construction (EPC).
Belajar dari membangun proyek orang lain, perusahaan kontraktor jadi bertambah pintar. Mereka nyaris tahu segala sektor industri. Maka, tak heran kalau bisnis perusahaan-perusahaan konstruksi melebar ke mana-mana. Ada yang masuk ke bisnis properti, pembangkit listrik, jalan tol, hingga menjadi perusahaan investasi (investment company).
Menggali bisnis dari ekosistem industrinya membuat perusahaan lebih punya banyak peluang untuk menjaring pendapatan. Itulah yang dilakukan perusahaan-perusahaan kita, termasuk BUMN. Itulah dunia mereka. Maka, saya tak habis mengerti ketika ada pihak yang begitu kuatir saat BUMN-BUMN kita diajak berkongsi menggarap proyek kereta cepat dalam koridor Jakarta-Bandung.
Mereka khawatir BUMN kita tak mampu, bakal merugi atau modalnya tidak cukup. Tapi itu belum cukup. Tuduhannya banyak sekali yang intinya: sudahlah jangan lakukan, Anda tak akan sanggup! Bahkan ada yang mengatakan BUMN-BUMN kita mau karena dipaksa menterinya.
Pendapat semacam ini jelas naif dan merendahkan kemampuan BUMN kita yang sudah piawai dalam berbisnis. Bahwa mereka masih perlu belajar, ya, itu sudah pasti. Tapi sudah saatnya kita satukan kekuatan, percayai bangsa sendiri dan sama-sama hadapi kekuatan lobi asing yang modalnya tak terbatas untuk memecah belah masa depan bangsa ini.
Zaman sudah berubah, pengetahuan kita pun jauh lebih baik. Sayang kalau para pengamat kurang berani menggalinya. Konsep bisnis memang bukan hal yang mudah untuk dianalisis dalam sejam dua jam. Ilmu ini terus berkembang.
Baiklah bagaimana peluang bisnis yang akan muncul dalam eko-sistem proyek koridor Jakarta-bandung ini akan saya bahas lebih lanjut besok. Semoga anda bersabar.
Salam
Reza
by Rhenald | Oct 13, 2015 | 2015, Kompas | 0 Comments
Perbincangan tentang kontroversi proyek kereta cepat masih beredar di masyarakat. Kemarin sudah saya ulas mengapa proyek ini menjadi terkesan kontroversial, dan betapa rumitnya memahami peluang dan resiko dari bisnis ini.
Benar, saya bukanlah politisi dan kurang paham bagaimana politik menjalin berbagai kepentingan, maka saya fokuskan pada analisis usahanya.
Kemarin juga sudah saya bahas, betapa era baru dalam dunia bisnis global telah mengubah business landscape kita secara besar-besaran. Dunia usaha tak lagi bisa dianalisis antar-moda (antar-produk), melainkan melalui business model. Pengusaha dan BUMN harus mampu melihat potensi recurring income, serta membaca peluang dalam ekosistem bisnisnya.
Baca: Menyoal Ribut-ribut Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Bagian 1)
Setahu saya misalnya, sampai 30 tahun pun kereta api dari kota menuju bandara akan tetap rugi karena ia memang dibangun untuk kepentingan pelayanan publik. Untuk itulah kita harus siap menerima ketidaklayakan proyeknya secara singular. Namun dalam ekosistemnya, bukankah ia akan menciptakan sirkulasi ekonomi yang mampu menciptakan banyak kegiatan ekonomi?
Bukan Hanya Tiket
Baiklah supaya lebih jelas, saya akan uraikan dulu bisnis kereta cepat yang hitungan singularnya (an sich proyek kereta api, tanpa mengukur ekosistemnya) menuai pro kontra. Proyek ini digagas oleh Presiden Joko Widodo ketika berkunjung ke Tiongkok menjelang akhir Maret 2015.
Sementara, rute yang dirancang adalah dari Stasiun Gambir di Jakarta sampai Stasiun Gedebage di Bandung, Jawa Barat. Panjangnya 150 kilometer. Investasinya setelah dihitung ulang, menjadi 5,5 miliar dollar AS, atau kalau kita hitung memakai kurs sekarang nilainya bisa sekitar Rp 74 triliun.
Ini investasi yang tidak sedikit bagi negara. Tapi, kalau dilihat dari value creation pada ekosistemnya, uang sebesar itu bagi pengusaha swasta bukan uang yang besar-besar amat. Apalagi ada banyak project finance yang bisa digarap dan memberi ruang penguatan BUMN yang besar.
Ini tentu masih harus dijelaskan secara bertahap. Mengapa bertahap? Saya pikir ini karena ia memang rumit dan sudah pasti BUMN kita yang menangani proyek besar ini harus beradaptasi dengan perubahan. Beradaptasi itu baik, karena ia bukanlah bebek yang lumpuh. Lagi pula di sana akan ada banyak spekulasi yang dapat menghambat dan mengorbankan kepentingan rakyat kecil. Ini tentu harus dijaga negara.
Jadi bagi saya sudah seharusnyalah pemerintah melibatkan swasta dan mengajukan skema non-APBN. Juga, tidak ada jaminan dari pemerintah itu baik bagi kita. Risikonya harus disebar. Jadi skemanya murni Business to Business (B2B). Apalagi yang kita takuti? Kalau takut menghadapi risiko, sudah saja kasih perusahaan swasta semua. Pasti peminatnya banyak.
Skema semacam ini, di lain pihak, ternyata tidak sesuai dengan model bisnis dan regulasi dari Pemerintah Jepang. Mereka tetap minta jaminan pemerintah. Ini berarti risiko sepenuhnya diserahkan pada kita, sedangkan industri mereka sudah dijamin hidup dengan pembelian besar gerbong dan lokomotif kereta cepat dan jasa-jasanya. Masalah menjadi rumit karena Jepang sangat menginginkan proyek itu.
Lalu, sebagai gantinya saya melihat masuklah konsorsium delapan BUMN Tiongkok yang dipimpin oleh China Railway Corporation (CRC). Konsorsium CRC itu akan berkongsi dengan empat BUMN, yakni PT Wijaya Karya Tbk (pemimpin konsorsium), PT Kereta Api Indonesia, PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII.
Konsorsium CRC itu bahkan sudah menyiapkan China Development Bank (CDB) sebagai penyandang dana. Nilai investasinya pun berkurang menjadi 5,5 miliar dollar AS. Saya melihat suku bunga pinjaman tawaran CDB cukup kompetitif. Fair. Apalagi jangka waktu pengembaliannya juga sampai 40 tahun, ditambah dengan grace period 10 tahun. Ini waktu yang cukup.
CRC juga siap berpatungan dengan konsorsium BUMN kita dengan komposisi kepemilikan saham 60 persen untuk konsorsium BUMN kita dan 40 persen CRC.
Lalu, bagaimana dengan kelayakan bisnisnya? Menurut data JICA, pada tahun 2020 bakal ada 44.000 penumpang per hari yang naik kereta cepat itu. Dengan harga tiket Rp 200.000 per penumpang, itu berarti penerimaan per bulan Rp 264 miliar, atau per tahun menjadi Rp3,17 triliun. Kalau 40 tahun, dengan asumsi tanpa penambahan jumlah penumpang dan kenaikan harga tiket, berarti Rp126,8 triliun.
Bagi saya nilai sebesar ini masih kondisional. Artinya, apakah benar ada orang sebanyak itu yang bersedia membayar sebesar itu tiga-empat tahun dari sekarang? Bagaimana kalau tidak? Itu sebabnya saya katakan kondisional dan beresiko. Tapi BUMN harus cerdas.
Kalau kota-kota baru dibangun dalam koridor, maka mekanismecross-subsidy dapat menyelamatkan masa depannya. Ingat nasehat para taipan yang saya ceritakan dalam tulidan kemarin: siapkan landbank untuk memanfaatkan turunan usahanya.
Selain mengurangi kepadatan di pusat kota, peremajaan kota sudah amat mendesak. Ini berarti, semua terpulang pada kemampuan implementasi pada semua pihak dalam mengemban resiko masing-masing. Dan dalam bisnis, resiko seperti ini amat wajar. Makin besar bisnisnya tentu tidak kecil resikonya. Demikian juga sebaliknya.
Maka, saya tak mengerti dengan ribut-ribut soal kelayakan bisnis dari proyek tersebut. Apalagi, saya yakin, peluang untuk menjaring pendapatan tak hanya datang dari para penumpang. Pada bagian awal tulisan saya sudah menyinggung soal model bisnis yang berbasis ekosistem. Artinya, perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pembangunan proyek ini juga bisa menjaring pendapatan dari berbagai sumber, sejauh itu masih berada dalam satu ekosistem bisnisnya. Bisnis kereta cepat pun, saya yakin, seperti itu.
Mengajari “Bebek” Berenang
Sekarang pertanyaannya, dimana letak peluang bisnis pada ekosistemnya? Bagaimana hitung-hitungannya? Mari kita telaah.
Paling mudah, bisnis-bisnis turunan akan datang dari area seputar stasiun-stasiun kereta cepat tersebut. Ini mirip dengan konsep inti plasma, dengan stasiun menjadi intinya. Kalau melihat proposalnya, ada delapan stasiun yang menjadi jalur lintasan kereta cepat tersebut, yakni Gambir, Manggarai, dan Halim yang berada di Provinsi DKI Jakarta. Lalu, lima stasiun lainnya, yakni Cikarang, Karawang, Walini, Kopo dan Gedebage berada di Provinsi Jawa Barat.
Kelak, akan banyak peluang tercipta berkat kehadiran stasiun-stasiun tersebut. Semua itu akan mendatangkan mitra dan permodalan, bahkan capital gain yang besar bagi negri ini. Saya tidak akan bicara Jakarta, yang meskipun sudah terlalu crowded, masih menjanjikan banyak peluang. Saya akan langsung masuk ke Cikarang dan Karawang.
Selama ini dua kawasan tersebut dikenal sebagai pusat industri, dengan sebagian di antaranya untuk ekspor. Banyak perusahaan multinasional yang membuka pabrik di sana. Maka, Cikarang dan Karawang dapat menjadi semacam Industrial Business Hub. Banyak proyek bisa dibangun di sana. Misalnya, area untuk perwakilan dari perusahaan-perusahaan multinasional, sehingga mereka tak perlu berjejal-jejal berkantor di Jakarta yang mahal tarif sewanya dan bikin macet.
Di sana juga menurut proposal yang saja baca, akan dibangun industri penunjang bagi pabrik-pabrik tersebut. Misalnya, industri komponen atau kemasan. Untuk menopang semua kegiatan tersebut juga dibutuhkan banyak fasilitas, seperti hotel, apartemen, rumah sakit, kampus, sekolah, perkantoran, retail business, transportasi, serta area dan fasilitas publik lainnya, seperti rumah sakit, sekolah dan sebagainya.
Investasi untuk membangun industri penunjang maupun berbagai fasilitas bakal mendatangkan investasi baru triliunan rupiah. Ini sekaligus akan menyerap ratusan ribu tenaga kerja. Jadi akan banyak uang berputar di seputar kawasan tersebut. Dan ini baik untuk menggerakkan perekonomian yang pertumbuhannya terancam melambat. Jangan lupa industri perumahan dan pembangunan kawasan ini menyerap komponen lokal di atas 80 persen.
Jika kawasan tersebut dan segenap fasilitasnya selesai dibangun, saya optimis, akan lebih banyak lagi uang yang berputar. Misalnya, uang yang berasal dari penjualan dan sewa ruang kantor, dari sewa kamar-kamar hotel dan apartemen, dan dari bisnis retail. Taksiran kasar saya, nilainya sekurang-kurangnya bisa Rp 18,5 triliun. Belum lagi rusun untuk buruh dan kalangan rakyat jelata yang memang menjadi kewajiban pemerintah.
Anda menduga BUMN-BUMN kita yang terlibat dalam proyek kereta cepat ini tak mempunyai kapabilitas untuk menangkap peluang tersebut? Salah besar. Wijaya Karya, misalnya, memiliki banyak anak usaha. Ada yang bergerak di bisnis konstruksi, ada yang di bisnis properti. Mereka tentu sudah lama membangun keahlian dalam bisnis properti dan membaca peluang-peluang bisnis tersebut.
Sekarang kita fokus di Walini dan Gedebage. Luas dua kawasan ini tidak main-main. Walini (milik PTP VIII) mencapai 1.270 hektar dan siap dikembangkan hingga 2.995 hektar. Sementara, Gedebage mencapai 430 hektar. Dua kawasan tersebut juga sudah menyiapkan konsepnya. Walini akan menjadi kota baru dengan jantungnya adalah pusat riset kesehatan dan obat-obatan, serta teknologi pertanian dan bioteknologi.
Konsep Gedebage lain lagi, konsepnya teknopolis, yakni menjadikan Gedebage sebagai pusat produksi dan pengembangan untuk industri kreatif dan ICT.
Apa pun konsepnya, keduanya membutuhkan fasilitas pendukung yang luas, baik yang bisa dikerjakan BUMN, swasta maupun UMKM. Semua itu adalah peluang bisnis yang amat besar bagi perekonomian kita. BUMN-BUMN kita dari kejauhan tentu sudah melihat peluang tersebut. Kita tak perlu lagi mengajarinya. Bahkan mungkin justru merekalah yang menciptakan peluang-peluang bisnis tersebut.
Maka kalau kita solid, governance-nya bagus dan implementasinya benar, hadirnya proyek koridor jakarta-bandung ini akan membuka banyak peluang bisnis. Maka bisnis skala besar ini harus terus dikawal publik, dan dimotivasi agar benar-benar mampu memberi manfaat bagi perekonomian kita.
Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kemampuan BUMN-BUMN kita, saya lihat, sama sekali tidak beralasan. Preparing for the worst oke-oke daja, tapi itu jangan menyurutkan langkah kita untuk maju.
Mungkin selama ini kita melihat BUMN-BUMN kita seperti bebek yang hilir mudik berenang di kolam kecil. Lalu, kita cemas ketika bebek-bebek tersebut diterjunkan ke danau, yang jauh lebih luas ketimbang kolam. Dan bebek-bebek itu pun belajar terbang.
Begitu cemasnya sampai kita lupa bahwa entah di kolam atau di dunia, keduanya hanya membutuhkan kemampuan yang sama: berenang dan belajar mengambil resiko untuk terbang. Dan, kita tak perlu mengajari bebek-bebek itu berenang, bukan?
Salam
Reza
Zaman alah barubah. Kadang pola pikia maso lalu, terkadang harus diupgrade supayo bisa mairiangi kemajuan teknologi.
by Rhenald | Oct 19, 2015 | 2015, Kompas | 0 Comments
Menulis tentang Lino (CEO Pelindo II) sama seperti menulis sejarah tokoh-tokoh perubahan.
Dan sejatinya, dewasa ini ada banyak CEO setipe RJ Lino di BUMN. Kita pernah punya trio change leaders di BUMN perhubungan. Yang satu sukses merubah wajah kereta api (Ignatius Jonan). Satunya sukses meremajakan Garuda Indonesia (Emirsyah Satar), dan satu lagi spesialis meremajakan pelabuhan (RJ Lino).
Di Pelindo I sampai IV pun kita punya CEO yang tak kalah hebatnya dalam memimpin perubahan. Demikian pula di BUMN Kekaryaan, migas, kebandarudaraan dan lain sebagainya.
Indonesia jelas butuh CEO transformatif, bukan yang hanya pandai komplain, banyak bicara dan ingin kembali ke masa lalu saat BUMN menjadi rumah yang guyub dan tak berprestasi.
Malaysia dan Singapura rela merekrut CEO transformatif dariglobal market tanpa kegaduhan sama sekali. Sementara, kita harus bangga karena Indonesia punya mereka.
Apa yang mereka lakukan sebenarnya bukanlah sesuatu yang harus menjadi berita besar, karena begitulah layaknya perubahan. Bedanya, mereka adalah orang yang terpanggil dan punya nyali.
Kalau ada riuh dari serikat pekerja, saya kira itu bukanlah hal baru. Demikian juga kegaduhan politik. Kita pahami saja kegenitan politisi dalam mencari panggung. Nanti mereka juga akan diam dengan sendirinya karena tak ada pula yang harus diributkan.
Memang bagi sebagian orang, perubahan itu adalah sebuah kecelakaan besar. Mereka yang sudah kadung nyaman dengan rutinitas, tiba-tiba harus ikut bertarung untuk memajukan perusahaan.
Belajar lagi, melakukan hal-hal baru, diberi target, dan dilarang melakukan pungli. Semua itu baik, tetapi menjadi tidak baik bagi mereka yang takut kehilangan. Resistant to lose.
Tetapi baiklah, kata Barbra Streisand (dalam hit-nya Lesson to be Learned):
“Just like the seasons,
there are reasons for the path we take
There are no mistakes
Just lessons
Lessons to be learned…. “
Bukan Penjahat
Kalau Anda membaca berita tentang progres dan leadership RJ Lino mungkin Anda merasakan sesuatu yang dinamis, tetapi ia sama sekali bukan penjahat.
Mari kita dalami.
Tahun 2010, tak lama setelah dilantik, saya mendengar komentarnya dihadapan para CEO BUMN tentang paparan yang saya berikan, yaitu pentingnya memimpin transformasi.
Berani, lugas dan cerdas, itu kesan saya. Dan seperti kebanyakan insinyur lulusan ITB lainnya, saya lihat ia juga punya pola yang sama: percaya diri.
Pendekatannya berbeda dengan kebanyakan eksekutif BUMN yang cenderung cari aman dan low profile.
Seminggu berikutnya, saya saksikan sebuah keributan besar terjadi di Jakarta: tragedi makam Mbah Priok. Di televisi, lagi-lagi saya melihat Lino angkat bicara. Tanpa rasa takut ia hadapi orang-orang yang kita sudah tahu dikenal aktif memeras.
Ia tak biarkan Pelindo menjadi santapan mereka. Demikian pula saat menteri-menteri di era SBY menghadapinya, ia tak pernah gentar kalau digertak atau dibatasi.
Dari situ saya mulai mengerti, orang ini serius memimpin perubahan.
Masalahnya di Tanjung Priok ada banyak rigidity. Space-nya rigid, padahal untuk bersaing melawan Malaysia dan Singapura, Indonesia perlu area pelabuhan yang luas dan modern.
Kalau pelabuhan sudah dikepung pemukiman, kapasitas untuk tumbuh akan terhambat dan ekonomi Indonesia tak akan bisa menjanjikan kesejahteraan.
Gagal meluaskan pelabuhan ke depan, ia pun memilih mundur ke belakang: reklamasi.
Di dalam perusahaan, kulturnya juga rigid, karyawannya juga sudah sangat menikmati keberadaan. Akibatnya pelayanan saat ia masuk tak begitu bagus.
Seperti antrean truk yang teramat panjang, semerawut, lamban, dan pungli banyak sekali. Peralatannya kuno, kecepatannya sangat lamban, manajemennya old fashioned (ketinggalan jaman).
Lino pun membongkarnya. Gaji pegawai ia naikkan. Tanyakanlah secara random Anda akan menemukan, rata-rata pegawai lulusan SLTA bergaji RP 10 juta per bulan. Kalau Anda kurang percaya, tanyakanlah pada para anggota serikat pekerja yang berdemo menentangnya.
Saya saja terkejut. Karyawan JICT itu dulunya bergaji di bawah Rp 10 juta per bulan, tetapi sekarang antara Rp 37 juta hingga Rp 99 juta per bulan.
Pertanyaannya, mengapa mereka begitu keras menentang Lino?
Saya kira mudah menganalisanya. Sebab apapun alasan yang diucapkan, dengan gaji dinaikkan, Anda tak bisa lagi bersantai-santai seperti kemarin.
Cara kerja guyub dan kurang elok sudah pasti harus ditinggalkan. Siapapun yang melakukannya terancam dimutasi atau dikeluarkan.
Awal tahun ia memimpin, saya mendengar sudah 50 orang lama dikeluarkan karena berbagai alasan. Ini mengusik rasa nyaman, tetapi baik bagi masa depan bangsa.
Setelah itu saya mendengar ada 25 orang pegawai yang dikirim sekolah ke Belanda. Sewaktu saya berkunjung ke kampus Erasmus Universiteit, saya mendengar dari dekan setempat tentang telepon RJ Lino agar mereka mau menerima 20 pegawai Pelindo II untuk melanjutkan studi di sana.
“Kalau mengikuti prosedur, mereka kemungkinan baru diterima beberapa tahun kemudian, bahkan sebagian belum memenuhi kriteria,” ujar mereka.
Tapi Lino kembali mengikuti saran saya, bahwa pegawai harus dibukakan matanya agar mampu “melihat”.
Alhasil, mereka pun berangkat. Pengetahuan dan wawasan meningkat. Sejak itu muncullah kegairahan belajar.
Anak-anak muda lulusan kampus-kampus terkemuka berebutan masuk menjadi pegawai Pelindo II. Kalau ditanya mengapa, mereka menjawab tiga hal ini: ingin melakukan perubahan, gaji besar, dan bisa sekolah ke luar negeri.
Kedatangan anak-anak muda ini jelas merupakan ancaman bagi pegawai-pegawai lama yang tak mau berubah.
Saya sempat mengingatkan Lino, “Hati-hati, mereka butuh mainan. Kalau tidak, kelompok yang merasa terancam dapat mengorganisir kekuatan. Apalagi bila gaji mereka sudah besar, mereka bisa merekrut konsultan dan lobyist untuk menyingkirkan Anda.”
Lino kelihatannya paham, tetapi ia bukan tipe orang yang kompromistis.
Musuh Berdatangan
Kalau ada yang mengatakan Lino itu sombong, mungkin saya orang yang paling setuju. Tetapi saya kira ia berbeda dengan figur-figur politisi yang biasa kita lihat angkuh dan arogan tanpa hasil kerja.
Lino sombong karena ia berprestasi, berani, dan uncompromised. Jadi, saya pikir wajar saja. Tetapi, mengapa tekanannya begitu kuat?
Begini, dalam melakukan perubahan pada instansi pemerintah yang sudah dibelenggu zona nyaman, Anda memang harus tampil super berani.
Maklum, semua orang merasa punya hak. Anda harus memotong gurita satu per satu. Awalnya mereka berteriak, tetapi setelah itu mereka melakukan konsolidasi dan melawan, sampai mereka menemukan orang-orang yang bisa diperalat.
Musuh pertama sebenarnya bukan karyawan yang tak mau berubah atau mereka yang kenyamanannya diambil, melainkan birokrasi. Saya tak heran kalau mantan-mantan dirjen berupaya keras menjungkirbalikkan Lino.
Itu bermula dari upaya Lino menata antrean panjang di pelabuhan pada tahun 2009. Penyebabnya ternyata ada di loket Bea dan Cukai yang sering kali hanya membuka satu loket.
Melihat truk antre, ia menghubungi Bea dan Cukai setempat, tetapi tidak dilayani. Setelah itu, ia pun mengirim SMS ke Menteri Keuangan, yang saat itu dijabat Sri Mulyani.
Ternyata Sri Mulyani menindaklanjuti dan para dirjen kalang kabut.
Lino rupanya bukan hanya mengusik Bea dan Cukai. Ia juga membuat resah Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, serta mitra-mitranya dari pemerintah yang mengurus pelabuhan.
Anda tahu kan, saat itu regulasi telah membelit Indonesia, dan itu artinya “rezeki” bagi mereka dengan memperlambat proses di pelabuhan.
Izin-izin impor dan ekspor bukan dibuat untuk mengatur, tetapi justru untuk memberi nafkah kekayaan bagi para pemeriksa. Jadilah dwell time di negeri ini lama, mahal, dan penuh ketidakpastian.
Lino lalu mengundang lembaga-lembaga internasional untuk melakukan pemetaan.
Pertengahan tahun lalu, dua lembaga yang diminta tolong Linomenunjukkan kepada saya mengenai temuannya itu. Saya benar-benar terperangah karena Lino sudah siap bertindak.
Saya pun kembali mengatakan kepada RJ Lino, siap-siap menghadapi perlawanan. Lino bukannya menyurutkan langkah, malah makin bersemangat.
Ia pun melakukan presentasi kepada presiden sehingga membuat Joko Widodo beberapa kali mengunjungi pelabuhan. Dan, ketika para aparat birokrasi “bersandiwara” menyambut Jokowi saat kunjungan kedua, ia pun buka suara.
Saya yakin Anda sudah membacanya. Katanya di hadapan pers, “Kemarin itu Presiden disuguhi sandiwara besar.”
Sistem satu atap seakan-akan tak ada masalah. Padahal, mereka hanya “setor muka” saat Presiden ada di situ. Setelah itu mereka kembali menghilang, melayani melalui kaki tangan mereka di kantor yang sudah diatur masing-masing di luar.
Kalau Anda berada di posisi Lino, saya pun berkeyakinan Anda akan habis dibalas mereka.
Tetapi, mereka sempat terkejut saat satu per satu oknum dwell time ditangkap aparat Polda Metro Jaya. Selebihnya mereka kembali berkonsolidasi.
Hasil berbicara
Saya tentu bisa bercerita banyak dan menyajikan data-data yang saya miliki tentang Pelindo. Menurut saya, pada akhirnya datalah yang harus bicara, bukan opini “katanya-
katanya”. Mari kita tengok.
Sebelum Lino masuk ke Pelindo (2009), kontainer yang ditangani pelabuhan ini hanya 3,6 juta TEU. Selain itu, antrean macet dan semrawut. Setelah ia menata, kini antrean relatif lancar.
Dengan penataan itu, pelabuhan Tanjung Priok mampu menampung 7,2 juta kontainer (ukuran 22 feet, istilahnya TEUs).
Keuntungan Pelindo II pun membaik. Kalau terminal I dan II sudah jadi, revenue per tahunnya di atas Rp 20 triliun. Itu tiga kali darirevenue hari ini.
Dengan asetnya lebih kurang hanya Rp 11 triliun hari ini, Pelindo akan berubah menjadi perusahaan dengan aset Rp 40 triliun.
Saya tidak tahu jurus apa yang akan dipakai politisi yang tak paham berhitung bisnis untuk menelisik perusahaan kelas dunia kita.
Semoga saja mereka diberikan karunia untuk membaca prestasi anak bangsa sendiri dan mau mengakuinya.
Prestasi ini tentu membuat pelabuhan Singapura dan Tanjung Pelepas (Malaysia) gagal mencapai target.
Kalau dulu hanya kapal-kapal kecil yang bisa merapat, kini kapal-kapal bermuatan 5.000 kontainer pun mulai berdatangan. Mereka justru ingin langsung ke Tanjung Priok tanpa bongkar ke kapal-kapal kecil di Singapura atau Tanjung Pelepas.
Meski kualitas pelayanan birokrasi kita (Bea dan Cukai dll) yang dalam Logistic Performance Index menurun, secara menyeluruh, malah jadi membaik. Padahal, infrastruktur belum ditambah.
Berkat kegigihannya membangun system dan governance, oleh KPK, ia juga diberi penghargaan sebagai instansi pemerintah yang melayani publik dengan baik dan setelah itu, reputasinya diakui dunia.
Perusahaan yang ia pimpin pun memperoleh pendapatan yang bagus berkat negosiasinya dengan HTC yang mengelola pelabuhan lama.
Sekadar diketahui, JICT sudah mengikat kontrak dengan Pelindo sejak tahun 1999 pada era pemerintahan Habibie yang akan berakhir pada tahun 2019.
Ada yang mengatakan bahwa prosesnya melanggar hukum. Namun, dari kajian hukum yang dilakukan Fakultas Hukum UI, saya justru membaca apa yang ia lakukan telah sesuai dengan koridor hukum.
Lino adalah pejabat yang tertib. Ia selalu meminta kajian dari para ahli sebelum mengambil tindakan.
Masih banyak yang bisa saya jelaskan. Namun, saya harus berhenti di sini sambil mengajak kita semua merenung: Mengapa kita selalu membuat batu ganjalan pada tokoh-tokoh perubahan yang berjasa bagi negeri ini?
Tidak pantas kita berbicara tanpa data dan berkelahi dengan bangsa sendiri. Bukankah di seberang sana banyak orang senang melihat kita kembali terpuruk seperti masa-masa lalu? Silakan direnungkan.
Salam
Reza
Pelajaran dari Nokia yang sudah resmi tutup
Ketika Nokia resmi mundur dari panggung bersejarah, saat konferensi pers, CEO Nokia Jorma Ollila mengumumkan persetujuan diakuisisi Microsoft terhadap Nokia, dia mengatakan kalimat terakhir:
“Kami tidak melakukan sesuatu kesalahan, tapi saya tidak tahu mengapa kami kalah” Lalu, bersama-sama dengan puluhan eksekutif Nokia-nya tidak tahan menitikan air mata.
Nokia merupakan perusahaan yang mengagumkan, Nokia tidak melakukan sesuatu yang salah, tapi dunia berubah terlalu cepat.
Mereka terlena, terlewatkan belajar, terlewatkan perubahan, dan akhirnya kehilangan kesempatan!
Juga, mereka bukan saja melewatkan kesempatan untuk membuat uang, tetapi kesempatan untuk bertahan hidup.
Jika kita tidak berubah, maka posisi kita akan tergantikan. ANDA TIDAK BELAJAR, itu tidak apa2, tapi jika PIKIRAN Anda tidak mengikuti perkembangan zaman, Anda akan segera tersingkir!
Hikmah Cerita :
1.Keunggulan kemarin akan digantikan oleh tren/kecenderungan esok, hidup dalam kekhawatiran akan mati pelan pelan !
2.Merubah diri sendiri namanya kelahiran kembali,
dirubah oleh orang lain namanya tersingkir!
Tidak mau menerima perubahan, pasti akan tersingkir.
Salam
Reza
by Rhenald | Oct 22, 2015 | 2015, Koran Sindo | 0 Comments
Bangsa yang besar selalu bekerja keras mengolah masalah menjadi kekuatan dengan perubahan dan lompatan yang jauh ke depan. Semakin besar masalahnya, semakin jauh lompatannya.
Mereka punya cara berpikir maju, bukan melulu memagari diri dan merasa tak mampu. Bangsa yang besar itu tak pernah mengajarkan bahwa berhemat itu pangkal kaya, melainkan kerja keraslah pangkal segala kemajuan. Hemat itu pangkal pedit (pelit, kikir), bahkan bisa menjadi bangsa penakut dan senang menakutnakuti.
Apalagi zaman sekarang sudah borderless dan era financial leverage pula. Maksud saya, modal kecil saja bisa di-leverage menjadi besar asalkan kita bisa dipercaya dan mauberbagi kue. Negeri ini tahunya modal itu cuma equity yang ada di buku, padahal ada banyak cara memperbesar modal tanpa keluar uang dan jaminan negara.
Sebaliknya, orang yang pelit kalau memimpin tak mau berbagi kue. Bawaannya curiga terus. Merasa kalah dan dirugikan kalau harus berbagi. Perhatikanlah, kita ribut melulu karena ditakut-takuti mereka yang tak mengerti rahasia bangsa kaya. Bangsa kaya itu membangun infrastruktur besar-besaran, karena begitu infrastruktur dibuka, yang diuntungkan pertama- tama bukanlah pengusahanya, melainkanrakyatnya. Soal kuenya, bagi-bagilah yang adil.
Perang Yom Kippur Mengubah Prancis
Saya ajak Anda melihat Prancis. Pada 1973, negara itu menghadapi krisis energi yang sangat serius. Penyebabnya, negara-negara Arab secara mendadak menghentikan penjualan minyak. Mereka marah karena Prancis mendukung Israel dalam perang Yom Kippur perang antara Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dimotori Mesir dan Suriah.
Akibatnya, pembangkit listrik Prancis pun kekurangan pasokan energi dan menghentikan operasinya. Pada saat itu, PLN mereka, Electricite de France (EDF), mengoperasikan tiga jenis pembangkit, yakni tenaga nuklir, minyak, gas, dan batu bara. Porsi pembangkit tenaga nuklir masih terbatas. Pembangkit listrik tenaga batu bara juga hanya mampu menghasilkan listrik berkapasitas 1.000 megawatt (MW).
Untuk mengoperasikan pembangkit itu, setiap hari EDF mesti membakar 10.000 ton batu bara yang dipasok dari tambang di Lorraine, daerah di Prancis yang berbatasan dengan Belgia, Jerman, danLuksemburg. Tapi, ini pun belum cukup. Boleh dibilang 70% lebih pasokan listrik Prancis diperoleh dari pembangkit bertenaga minyak.
Maka, langkah koalisi negaranegara Arab menghentikan penjualan minyak betul-betul memukul Prancis. Kurangnya pasokan listrik membuat negeri ini krisis, ekonominya lumpuh. Orang tua cemas karena anak-anaknya tak bisa belajar dengan baik, rumah sakit tak bisa melakukan operasi dan menyimpan vaksin karena mesin pendingin mati.
Banyak perusahaan tutup, PHK di mana-mana, konsumsi masyarakat menurun, dan pengangguran membubung. Pada 1975 saja ada 900.000-an penduduk Prancis yang jadi pengangguran. Dua tahun kemudian jumlah pengangguran mencapai 1,1 juta atau sekitar 5% dari total penduduk Prancis.
Akibatnya aksi demo dan mogok kerja yang menuntut perbaikan kesejahteraan terjadi di mana-mana. Kalau sudah demikian, rakyat baru menuntut perubahan. Insinyur, ekonom, dan akademisi dipaksa berpikir kembali sampai ditemukan solusi. Bukan seperti di negeri ini. Setiap kali ada masalah, selalu panggil politisi. Akibatnya makin susah kita karena solusinya cuma soal kekuasaan dan jabatan.
Membangun PLTN
Sebetulnya pada tahun itu Pemerintah Prancis tengah menyiapkan pembangunan dua pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fessenheim, sekitar 1,5 km dari perbatasan Jerman. Hanya PLTN itu belum beroperasi. Krisis tersebut mendorong Perdana Menteri Prancis ketika itu, Pierre Messmer, mengambil langkah radikal yang dikenal dengan sebutan Messmer Plan.
Messmer memerintahkan EDF untuk membangun PLTN dalam jumlah besar. Slogan PM Messmer ketika itu adalah ”kita tidak punya minyak, tapi kita punya banyak gagasan”. Jika semula Prancis hanya akan membangun dua PLTN, Messmer memerintahkan EDF untuk menambah 32 unit lagi.
Jadi total ada 34 pembangkit yang mereka bangun sekaligus. Mereka juga sempat ribut soal uangnya, tapi untuk masalah itu mereka percayakan pada ahlinya. Mereka menggunakan financial leverage dan melibatkan pihak swasta. Kata mereka kepada saya di sebuah kampus yang sejuk di luar kota Paris, jangankan 35.000 MW, kalau mau berbagi kue, Indonesia hari ini bisa punya 100.000 MW tambahan energi baru agar semua daerah perbatasannya terang-benderang.
Tapi mereka bilang, ajari dulu politisi, penegak hukum, dan para ekonomnya cara berhitung ilmu keuangan modern agar jangan tersesat dan curiga terus. Tahu itu pangkal kepercayaan, kata mereka. It’s all started with mindset. Selanjutnya mereka tunjukkan, dalam perjalanannya, EDF terus menambah jumlah pembangkitnya.
Kini Prancis mengoperasikan tak kurang dari 58 PLTN yang dikategorikan sebagai yang teraman di dunia. Untuk menopang operasional PLTN tersebut, EDF mesti mendidik ribuan karyawan dan teknisi dengan tingkat disiplin yang sangat tinggi. Mereka dididik untuk siap menghadapi tiga kondisi, yakni normal, normal dengan gangguan skala kecil, dan dalam kondisi bencana.
Gajinya juga dibuat tinggi agar tidak bergejolak. Berbeda benar dengan di sini. Semakin digaji besar semakin jadi hedonis dan ingin berpolitik. Mungkin karena menjadi politisi di sini terkesan duit dan kekuasaannya unlimited. Bisa memarahmarahi menteri dan CEO. Di Prancis, politisi amat dibatasi kekuasaannya.
Omongannya juga tidak asbun. Tapi membangun pembangkit listrik dan infrastruktur serta menyiapkan SDM-nya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Rata-rata empat tahun. Maka, tak aneh jika selama beberapa tahun ke depan Prancis masih menghadapi masa-masa yang sulit akibat keterbatasan tenaga listrik.
Ekonominya stagnan beberapa tahun sampai pembangkit itu berfungsi. Namun ada saatnya menanam, ada saatnya pula menuai. Ketika satu per satu pembangkit tersebut beroperasi, krisis energi di Prancis pun mulai teratasi. Pabrik-pabrik kembali beroperasi dan ekonomi Prancis pun menggeliat.
Kini, kita semua tahu, Prancis tumbuh sebagai salah satu negara maju di Eropa dan dunia. Saat ini, sekitar 75% dari pasokan listrik Prancis ditopang PLTN. Sisanya dipasok dari pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, angin, dan energi baru terbarukan (EBT). Prancis tak lagi mengoperasikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Kereta sebagai Backbone
Apa inspirasi yang bisa kita petik dari cerita tadi? Salah satu masalah terbesar kita adalah transportasi. Potretnya sangat timpang. Di kota-kota besar kemacetannya menggila. Sementara di daerah-daerah pinggiran, layanan transportasi sangat terbatas. Imbasnya ke mana-mana. Di antaranya biaya logistik kita menjadi sangat mahal. Salah satu layanan transportasi itu adalah kereta.
Mestinya kita sejak dulu menjadikan kereta sebagai backbone transportasi publik sebagaimana dilakukan negara-negara maju. Kenyataannya berkat lobi-lobi dari industri automotif, itu tidak terjadi. Kini saatnya Indonesia mengoreksi diri. Bahkan sekaligus merancang lompatan dengan membangun infrastruktur secara besar-besaran di hampir semua pulau besar kita.
Tentu kita perlu listrik yang lebih banyak di berbagai pelosok daerah, pelabuhan laut dalam, kapal-kapal bertonase besar yang mau singgah di sini, serta birokrasi yang agile dan bersih. Kita juga tahu ada rencana kereta cepat Jakarta-Bandung. Semua itu butuh kerja sama swasta dan entrepreneur muda agar ekonomi bergerak dan kuenya terbagi. Saya perlu mengingatkan bahwa modal itu bukan cuma equity yang ada di buku perusahaan saat ini.
Equity itu terbatas dan hanya cocok bagi negara yang sudah benar-benar kaya. Katakanlah Qatar atau negara-negara Timur Tengah. Adapun kita? Jadi sesungguhnya ada banyak cara melakukan leveraging yang sehat. Risikonya juga bisa di-swap . Semoga pengalaman Prancis dapat menginspirasi kita untuk berani melakukan lompatan jauh ke depan. Bukankah kita adalah bangsa yang besar?
Salam
Reza
--
From: muhammad syahreza Sent: Friday, 23 October 2015 13:53 Reply To: rant...@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] SURAT UNTUK BAPAK JOKOWI DAN IBU RINI SOEMARNO(KADO1 TAHUN PEMERINTAHAN) |
Assalaamualaikum
Mungkin link iko bisa maagiah saketek pencerahan
www.pkspiyungan.org/2015/10/pertanyaan-prof-yusril-terhadap.html - http://www.pkspiyungan.org/2015/10/pertanyaan-prof-yusril-terhadap.html
Wassalam
Ronald.
--
Ronald, pak Yusril adolah pakar Hukum Tata Negara yg belum ada tandingannyo di Indonesia. Soal Hukum Tata Negara inyo adolah "nabi" nyo. Pertanyaannyo soal kereta api cepat (khusus di bidang bisnis dan keuntungan dari proyek ini) sudah dijawab oleh Rhenald Kasali "nabi" nyo masalah bisnis.
Thank you Andri, yang ambo "sorongkan" itu adolah pertanyaan sajo dari Yusril yg mungkin juo pertanyaan dari banyak urang juo. "made in china gitu loh" kecek banyak kawan ambo. Antahlah antah apo yg jadi pertimbangannyo.
Rhenald Kasali "nabi" nyo masalah bisnis? Hehehe... Alah labiah 20th ambo karajo di bidang keuangan perbankan jo pasar modal, iyo alun pernah basobok dek ambo lai ado urang yg mangutip pernyataan beliau atau manjadikan buku beliau sebagai referensi di berbagai pelatihan yg ambo lalui. Tambah pulo kini liau alah bapihak, bisa dipahami se lai baa sikap dan pandangannyo.
Tarimo kasih.
Wassalam
Ronald
Samo tu mah Nal. Sampai kini alun ado ambo basuo urang mangutip pendapat Yusril soal bisnis.
;)
Andri, karena Yusril memang bukan "nabi" dalam bisnis...
SURAT UNTUK BAPAK JOKOWI DAN IBU RINI SOEMARNO
Untuak Kareta Capek Jkt Banduang, pitih ado, tapi bacari jo utang baikek lo badan 60 tahun, io jadi pertanyaan.
Tulisan pak Kasali nan di kopakan Reza, menarik untuk diskusi.
Beliau setuju, angkutan kita itu kereta termasuk kereta cepat antaranya Jkt Bandung.
Diabil sedikit tulisan pak Kasali: Salah satu layanan transportasi itu adalah kereta.
Kenyataannya berkat lobi-lobi dari industri automotif, itu tidak terjadi.
(Inspirasi dari Prancis yg dikopaskan Reza)
Membaca kata-kata lobi diatas secara tak sengaja merangsang pikiran, melayang ke masa 80-90 -an sampai-sampai seorang Menteri ikut mingiklankan dengan mengarak rombongan TOYOTA dari Menado melintasi pulau-pulau sampai ke Aceh.
Akibatnya sekarang kendaraan seperti semut di Nusantara ini, sementara bahan bakarnya untuk sebagian sudah seperti membeli obat di apotek.
Ada yang kurang cocok dengan tulisan pak Kasali:
Untuk Indonesia sekarang 2015 membangun Kereta api sangat cocok sekali yaitu Kereta Biasa (KB), belum Kereta Cepat (KC)
Kalau melihat baiayanya KC itu 12 kali kereta biasa.
74 T untuk jarak 150 km berarti sekitar 500 M/km
Bisa 12,5 km untuk KB dengan biaya 40 M/km (Sugiadi Waluyo, Direktur Sarana Perkeretaapian Kemhub 15 Juni 2012)
Jadi 150 km KC Jkt-Bandung, bisa 1800 km KB diluar daerah.
Bagi rata saja kedaerah , Sumatera, Kalimantan Sulawesi dan Papua, bisa masing-masing dapat 450 km KB.
Ini mungkin sangat tepat, 2025 daerah sudah merasakan manfaatnya.
Wass,
Maturidi (L/77) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau
--
Waalaikum salam Reza
Iko ndak ado hubungannyo jo pemilu samo sakali. Ambo hanyo sampaikan pandapek Yusril (dari PBB, bukan PKS pulo), tlg jan dikaik-kaikan ka PKS bagai... Malah sampai koalisi pilkada bagai... :-)
Wassalam
Ronald
;;))
Terkirim dari: Lenovo P70-A
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sanak Sadonyo
Kalau Bank tiongkok memberi pinjaman ke Bank bumn kemudian meminjamkan lagi ke konsorsium kereta api cepat sudah bisnis lazim. Jangan sampai dana bpjs dipakai utk itu. Bank bumn mendapar spread, 1-2%. Tak ada yg perlu dirisaukan. Karena tujuan akhir perusahaan konsorsium akan go public dan hutang mereka dibayar dgn dana saham.Lebih baik mulai satu dulu kemudian bertambah ke pulau lain. Jangan campur adukkan politik dan bisnis.
Soal kualitas saya gak tahu tapi kereta api cepat tiongkok mengesankan..
Salam
Samo tu mah Nal. Sampai kini alun ado ambo basuo urang mangutip pendapat Yusril soal bisnis.
;)
--
China Railway Construction Corporation (CRCC) has completed construction of the $1.77bn Mashaer Railway project in Makkah, Saudi Arabia.
Following completion this week, the project has been handed over to the country's Ministry of Municipal and Rural Affairs, reports Al Bawaba.
The firm had been developing the project for last six years to connect the holy cities of Makkah, Arafat, Muzdalifa and Mina.
Approximately 10,000 people were added to the project in the past 16 months to ensure its quick completion. The initial development stage for the railway project was completed in November 2010.
The Chinese developer was responsible for the design, supply, construction, operation and maintenance for the project under a contract.
Mashaer Railway involved the construction for railway lines stretching more than 18.5km, along with nine railway stations and a parking area.
Five trains, developed as part of the project, will transport 72,000 passengers an hour in each direction.
Apolah nan adoh di kapalo Wahabi Saudi sahinggo Chino nan inyo pakai, padahal Chino tu baru bisa mambuek kereta capek di dalam nagarinyo........salain Jerman-Rusia, Amerika, Nigerian, Makedonia....
Wassalam
fitr
..
Lah tajawek pokok permasalahannyo tu sanak
Nasionalisme itu sapatuiknyo dicontohkan dek Pemerintah sendiri
Lah Tungkek bana nan mambaok rabah tu mah
Sangenek,AnwarDjambak
Alam Takambang Jadikan Guru
Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone
Sato stek dunsanak palantà.
Sapanjang berita nan ambo dapek iko real bisnis tampa campua tangan pemerintah soal dana. Kok lah bisnis tantu ado study kelayakan menguntungkan atau tidak. Manga jkt bdg. Tantu dilihat dari potensi profit. Mungkin beko bisa jkt sby. Ba'a kok ndak dilua jawa. Tantu bisa awak caliak potensi profit ndak ado.
Diluar jawa alah di mulai pulo mambenahi jalur lamo dulu. Iko dana negara karano ndak akan ado i vestor nan amuah kiniko.
Sanak Fitrianto.
Tanyo ciek kereta tiongkok nan di makah madinahko disusupi ekspor narkoba juo ndak? Atau buruh nan pandai babadia?
Is Sikumbang St. Marajo 46an. Subgai Pua. Tangerang.
Kebiasaan baru di Rumah Makan Minang manyadiokan tusuk gigi di Meja Makan.
Ambo mancaliak dengan jengkel, kebiasaan baru pulo urang maota sasudah makan - - samantaro hidangan masih takatak di ateh meja -- urang manckia gigi, cik giginyo mangkacatiang-kacatiang ka piriang makan nan nanti ka disuruikkan ka panci untuak dihhidangkan baliak ka tamu lain.
Jadi, jan mancukia cik gigi di Rumah Makan Minang, karano
1. Mangkontaminasi hidangan jo bakteri samburan cik gigi.
2. Tusuk Gigi tu Buatan Tan Cino diimport pulo ...
-- Nyit Sungut
The Silk Road Economic Belt and the 21st-century Maritime Silk Road (Chinese: 丝绸之路经济带和21世纪海上丝绸之路), also known as The Belt and Road (abbreviated B&R), One Belt, One Road (Chinese: 一带一路; pinyin: Yídài yílù; abbreviated OBOR) or the Belt and Road Initiative is a development strategy and framework, proposed by People's Republic of China that focuses on connectivity and cooperation among countries primarily in Eurasia, which consists of two main components, the land-based "Silk Road Economic Belt" (SREB) and oceangoing "Maritime Silk Road" (MSR). The strategy underlines China's push to take a bigger role in global affairs, and its need to export China's production capacity in areas of overproduction such as steel manufacturing.[1]
It was unveiled by Chinese leader Xi Jinping in September and October 2013 in announcements revealing the SREB and MSR, respectively.
Kalaupun rugi sacaro bisnis di proyek Jkl-Bdg ko, itu sekedar dana promosi mah.@ sanak Fitrianto
Ambo kutip:
" Btw, kalau Jerman sajo namuah karajo samo jo Chino soal kereta, tantu iko sebentuk pengakuan jo teknologi Chino kini. Inggris pun kini banyak menjalin kerjasama jo Chino. Mungkin cuman nan masiah bamental inlander nan masiah maanggap Asia labiah randah dari Barat kemampuan teknologinyo kini."
Janganlah terlalu menyederhanakan analisis dg hanya mempertimbangkan 1 variabel saja. Tentang kemampuan teknologi Cina. Mungkin yg mereka butuhkan penanaman modal oleh Cina....sedangkan ttg teknologi mereka sudah punya standard dan prosedur membangun yg tinggi.
Sebaliknya kita di Indonesia boleh dikata tidak punya apa2..... kuatirnya beko dialua se dek cino tu
Salam
FMNS
Bdg
Sanaķ FMS.
Ambo kutip2
Sebaliknya kita di Indonesia boleh dikata tidak punya apa2..... kuatirnya beko dialua se dek cino tu
Under estimate bana ka bangsa kito sandiri. Sabaitu bodoh banakah orang indonesia. Sahinggo bisa kanai aluase.
Kalau kito bsa kanai alua dek chino mako potensi kanai alua dek bangsa lain tantu ado pulo.
Is Sikumbang St Marajo. 46an Sungai Pua . Tangerang
@ sanak Sikumbang
Ambo indak underestimate ka bangsa Indonesia....nan alah lamo marasai dijajah balando, japang, jo alah merdeka 70 taun.....
Tapi ambo maragukan kemampuan presiden kiniko jo anak buahnyo nan nampaknyo talalu manggampangkan urusan
Salam
FMNS
Bdg
Bantuan luar negeri merupakan bantuan dana yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain dalam bentuk hutang atau pinjaman. Menurut K. J. Holsti, dalam bukunya yang berjudul “International Politics: Framework of Analysis”, bantuan luar negeri adalah suatu bentuk transfer uang, teknologi, ataupun nasihat-nasihat teknis dari negara pendonor ke negara penerima. Krisis ekonomi global yang sering terjadi pada awal abad ke 20, seperti peristiwa Great Depression tahun 1929 yang disebabkan oleh jatuhnya bursa saham di Amerika Serikat, mengakibatkan timbulnya kesadaran akan pentingnya suatu lembaga yang dapat mengontrol dan mengatur keuangan dunia. Oleh sebab itu, pasca Perang Dunia ke 2 dibentuklah dua lembaga keuangan dunia, yaitu World Bank dan IMF (International Monetary Fund), yang berdasarkan pada bretton woods system.
Melalui kedua lembaga inilah, Amerika Serikat, sebagai penyandang dana terbesar, berusaha menyebarkan pengaruhnya ke dunia. Pengaruh yang ingin disebarkan oleh Amerika Serikat salah satunya adalah demokrasi liberal. Melalui lembaga ini, Amerika Serikat dapat melakukan demokratisasi pada negara-negara lain di dunia dengan bantuan luar negeri yang diberikan. Tujuan dari demokratisasi ini adalah agar negara tersebut dapat bersikap terbuka dalam perdagangan internasional sehingga Amerika Serikat dapat memenuhi kebutuhan atau kepentingannya di negara tersebut.
Pada masa Perang Dingin (1947-1991), belum banyak terlihat hubungan yang signifikan antara demokrasi dengan bantuan luar negeri. Hal ini disebabkan karena pada masa ini bantuan luar negeri lebih banyak dilakukan dengan tujuan untuk menarik dukungan dari negara lain dan membendung pengaruh dari pihak lawan (containment policy). Sebagai contoh, bantuan luar negeri marshall plan Amerika Serikat ke negara-negara di Eropa Barat pada tahun 1950-an dilakukan dengan tujuan untuk menarik dukungan negara-negara Eropa Barat kepada Amerika Serikat dan membendung pengaruh dari komunis atau Uni Soviet.
Kemudian pada pasca Perang Dingin, dimana Amerika Serikat menjadi negara hegemoni tunggal dunia, mulai terlihat hubungan yang signifikan antara demokrasi dengan bantuan luar negeri. Bantuan luar negeri yang dilancarkan oleh Amerika Serikat banyak disertai dengan kondisionalitas-kondisionalitas yang salah satunya adalah memaksakan bentuk pemerintahan demokrasi kepada negara tujuan. Demokratisasi ini disertai dengan persyaratan liberalisasi perdagangan dan privatisasi BUMN, yang semua ini dilakukan untuk memenuhi kepentingan dari Amerika Serikat.
Amerika Serikat banyak memberikan bantuan luar negeri ke negara-negara yang otoriter. Hal ini disebabkan karena negara-negara otoriter banyak yang memiliki kekayaan sumber daya alam, seperti minyak bumi dan gas alam, yang sangat dibutuhkan oleh Amerika Serikat. Dengan memberikan bantuan luar negeri ke negara-negara tersebut maka Amerika Serikat dapat menerapkan kondisionalitas berupa penerapan demokrasi, liberalisasi perdagangan dan privatisasi BUMN, sehingga ia dapat memenuhi kebutuhan atau kepentingan nasionalnya.
Berdasarkan perspektif realisme, setiap negara pasti akan memperjuangkan kepentingan nasionalnya dengan mengerahkan seluruh power yang dimilikinya (Hans J. Morgenthau), dengan demikian maka apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat ini merupakan hal yang wajar. Kondisionalitas yang diberikan Amerika Serikat melalui bantuan keuangan dalam World Bank atau IMF ini merupakan salah satu bentuk soft power Amerika Serikat untuk memenuhi kepentingan nasionalnya.
Berbeda dengan Amerika Serikat, bantuan luar negeri yang diberikan oleh Tiongkok tidak memiliki kondisionalitas. Tiongkok tidak memaksakan negara penerima bantuannya untuk menerapkan sistem komunis sebagaimana yang ia terapkan. Hal inilah yang membedakan bantuan luar negeri Tiongkok dengan Amerika Serikat. Bantuan luar negeri Amerika Serikat melalui lembaga keuangan World Bank atau IMF mempunyai kondisionalitas yang harus dipenuhi oleh negara penerima bantuan.
Menurut Joseph E. Stiglitz, dalam bukunya yang berjudul “Globalization and Its Discontents”, kondisionalitas yang diberikan oleh World Bank maupun IMF sangat memberatkan negara penerima yang sedang mengalami krisis.[2] IMF tidak menyelesaikan krisis malah menimbulkan krisis baru. Anggapan ini didukung oleh pandangan Rizal Ramli, pakar ekonomi Indonesia, yang mengatakan bahwa tingkat keberhasilan IMF dalam membebaskan negara dari krisis hanya sebesar 30%, dan itupun hanya terjadi di negara-negara yang relatif kecil. Sedangkan Tiongkok dalam memberikan bantuannya tidak memiliki kondisionalitas sebagaimana bantuan dari Amerika Serikat. Tiongkok hanya meminta agar negara yang dibantunya itu mau menjadi koalisinya dalam menghadapi politik internasional.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa bantuan luar negeri Tiongkok lebih efektif daripada bantuan luar negeri Amerika Serikat. Sebagai contoh, Nigeria pernah melakukan pinjaman ke IMF dalam rangka proyek pembangunan railways di sana. Namun bantuan tersebut malah memberatkan Nigeria, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk meminta bantuan ke Tiongkok. Bantuan dari Tiongkok inilah yang kemudian banyak memberikan manfaat terhadap proyek Nigeria tersebut.
Banyaknya dukungan terhadap bantuan luar negeri Tiongkok mengakibatkan timbulnya pandangan bahwa di masa mendatang Tiongkok akan membentuk AMF (Asian Monetary Fund) sebagai tandingan dari IMF. Hal ini disebabkan karena banyak yang menganggap IMF telah gagal dalam menjaga stabilitas perekonomian dunia. Jika hal itu terjadi maka AMF yang berdasarkan pada Beijing consensus dapat menggeser peran IMF dari Washinton consensus. Akan tetapi Amerika Serikat tentu tidak akan tinggal diam dan akan melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi hal tersebut.
Salam
Reza
Muhammad Hanif, gagasan Kereta Cepat ko mungkin mulai mencuat 2014 oleh SBY.
SBY manyuarokan KA cepat JKT- Surabaya.
Jkt - Banduang alun lai
Pak SBY, Joko Wi, inyo tantu akan mamikiakan nagarinyo dulu baru nan lain satidak-tidaknyo untuak maninggakan jaso nan kadi kanang urang kampuangnyo.
Makonyo indak heran kalau Jkt - Bandung gagal, kiniko KA Cepat Jkt Banduang tu akan dialihkan kejalur Jkt- Surabaya, indak tapikia bagai untuak malapeh kaluar Jawa doh.
Labiah bermanfaat kalau pitih 74 T tu untuak mabangun Tran Sumatera bisa dari lampuang sampai ka Aceh.
(KEMHUB 2013 biaya 1 km jalur kereta api dibutuhkan biaya Rp 25 miliar-Rp 40 miliar.
Trans Sumatera Railway (TSR), Lampung - Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Sepanjang 1.650 km, biaya Rp 65 T)
Wass,
Maturidi
.
Nampaknyo dari kacomato pamarentah kini dan di sokong panuah dek pandukuangnyo. Indonesia indak labiah dari institusi businis, dengan jokowi sabagai CEOnyo..Aratinyo lah dibisniskan pamarintah kini tarnyato kebijakannyo..hebat pamerintah kini indak labiah dari indonesia incorporate..patuiklah kurang paratiannyo ka masakah ASOK..karano dari segi businis mananggulangi asok ko indak paralu bana, labiah paralu deal businis jo mancari utang ka USA.. Bialah rakyat sumatera dan kalimantan tacakiak asok yang penting businis lancar..Mudah mudahan indonesia inc indak tajua abih atau di akuisisi cino 4 taun kamuko..
Jangan memupuk kebencian nanti anda akan membeci diri anda sendiri
Larangan Saling Mendengki
Sabtu, 16 Februari 2013 23:31:15 WIB
Kategori : Bahasan : Hadits (1)
LARANGAN SALING MENDENGKI
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَ تَحَاسَدُوْا ، وَلاَ تَنَاجَشُوْا ، وَلاَ تَبَاغَضُوْا ، وَلاَ تَدَابَرُوْا ، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ، اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، وَلاَ يَحْقِرُهُ ، اَلتَّقْوَى هٰهُنَا ، وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْـمُسْلِمَ ، كُلُّ الْـمُسْلِمِ عَلَى الْـمُسْلِمِ حَرَامٌ ، دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.
Dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi ! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya. Takwa itu disini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali-. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap orang Muslim, haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas muslim lainnya.”
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini Shahih, diriwayatkan oleh :
1. Muslim (no. 2564).
2. Imam Ahmad (II/277, 311-dengan ringkas, 360)
3. Ibnu Mâjah (no. 3933, 4213-secara ringkas)
4. Al-Baihaqi (VI/92; VIII/250)
5. Al-Baghawy dalam Syarhus Sunnah (XIII/130, no. 3549).
SYARAH HADITS
• Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam «لاَ تَحَاسَدُوْا», artinya, jangan sebagian kalian dengki kepada sebagian yang lain. Sifat dengki ada pada watak manusia karena manusia tidak suka diungguli orang lain dalam kebaikan apa pun.
Terkait perasaaan dengki ini, manusia terbagi menjadi beberapa kelompok :
Kelompok Pertama
Kelompok ini terbagi menjadi :
1. yang berusaha menghilangkan kenikmatan yang ada pada orang yang didengki dengan berbuat zhalim kepadanya, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Kemudian berusaha mengalihkan kenikmatan tersebut kepada dirinya.
2. yang berusaha menghilangkan kenikmatan dari orang yang ia dengki tanpa menginginkan nikmat itu berpindah kepadanya. Ini merupakan dengki paling buruk dan paling jelek.
Ini adalah dengki yang tercela, dilarang dan merupakan dosa iblis yang dengki kepada Nabi Adam Alaihissallam ketika melihat beliau mengungguli para malaikat, karena Allâh menciptakan beliau dengan tangan-Nya sendiri, menyuruh para malaikat sujud kepada beliau, mengajarkan nama segala hal kepada beliau, dan menempatkan beliau di dekat-Nya. Iblis tidak henti-hentinya berusaha mengeluarkan Nabi Adam Alaihissallam dari surga hingga akhirnya beliau dikeluarkan darinya.
Sifat dengki seperti inilah yang melekat pada orang-orang yahudi. Allâh Azza wa Jalla menjelaskan dalam banyak ayat al-Qur'ân tentang hal itu. Seperti firman-Nya :
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
Banyak diantara ahli kitab yang ingin sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam hati mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka…” [al-Baqarah/2:109]
Atau firman Allâh Azza wa Jalla :
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ
Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allâh kepadanya ? [an-Nisâ’/4:54]
Imam Ahmad rahimahullah dan at-Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan hadits dari az-Zubair bin al-Awwâm Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda :
دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ: اَلْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ ، وَالْبَغْضَاءُ هِيَ الْحَالِقَةُ ، حَالِقَةُ الدِّيْنِ لاَ حَالِقَةُ الشَّعْرِ ، وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا ، أَفَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِشَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ.
Penyakit umat-umat sebelum kalian telah menyerang kalian yaitu dengki dan benci. Benci adalah pemotong; pemotong agama dan bukan pemotong rambut. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian saling mencintai ? Sebarkanlah salam diantara kalian.”[1]
Kelompok Kedua
Kelompok ini, jika dengki kepada orang lain, mereka tidak menuruti perasaan dengkinya dan tidak berbuat zhalim kepada orang yang ia dengki, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Mereka ini terbagi dalam dua jenis :
1. Yang tidak kuasa memupus rasa dengki dari hatinya. Perasaan ini telah menguasai dirinya. Orang yang seperti ini tidak berdosa.
2. Yang sengaja memunculkan kedengkian pada dirinya, mengulangi lagi. Ini dilakukan berulang kali disertai harapan kenikmatan yang melekat pada orang yang didengki sirna. Dengki seperti ini mirip dengan azam (tekad) untuk melakukan kemaksiatan. Dengki seperti ini kecil kemungkinan terhindar dari perbuatan zhalim terhadap yang ia dengki, kendati hanya dengan perkataan. Dengan prilakunya yang zhalim ia berhak mendapatkan dosa.
Kelompok Ketiga
Kelompok ini, jika dengki, ia tidak mengharapkan nikmat orang yang ada pada orang yang didengki itu hilang, namun ia berusaha mendapatkan kenikmatan yang sama dan ingin seperti dia. Jika kenikmatan yang dikejarnya adalah kenikmatan dunia, maka itu tidak ada nilai kebaikannya, seperti perkataan orang-orang yang mabuk dunia, “…Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun…” (al-Qashash/28:79). Jika nikmat yang dikejar itu nikmat akhirat, maka itu baik. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٍ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ ، وَرَجُلٍ آتَاهُ الله مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ.
Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang : Orang yang diberi al-Qur'ân oleh Allâh kemudian ia melaksanakannya di pertengahan malam dan pertengahan siang, dan orang yang diberi harta oleh Allâh kemudian ia menginfakkannya di pertengahan malam dan pertengahan siang.[2]
Dengki seperti ini dinamakan ghibthah.
Kelompok Keempat
Kelompok ini, jika mendapati sifat dengki pada dirinya, ia berusaha memusnahkannya, berbuat baik kepada yang didengki, mendo’akannya dan menceritakan kelebihan-kelebihan orang yang didengki. Dia tidak hanya berusaha menghilangkan rasa dengki pada dirinya namun dia juga berusaha menggantikannya dengan rasa senang melihat saudaranya lebih baik lagi. Ini termasuk derajat iman tertinggi. Orang yang seperti ini adalah mukmin sejati yang mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya.[3]
Seorang Muslim dan Muslimah tidak boleh dengki. Karena ia adalah sifat tercela, sifat orang-orang Yahudi dan dapat merusak amal. Allâh Subhanahu wa Ta’ala melarang manusia mengharapkan segala kelebihan dan keutamaan yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada orang lain. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allâh kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allâh sebagian dari karunia-Nya. Sungguh Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu. [an-Nisâ'/4:32]
• DAMPAK BURUK DARI SIKAP HASAD[4]
Orang yang hasad akan terjerumus ke dalam beberapa bahaya, diantaranya :
1. Dengan hasad berarti dia membenci apa yang telah Allâh Azza wa Jalla tetapkan. Karena, benci kepada nikmat yang Allâh berikan kepada orang lain berarti benci terhadap ketentuan Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
2. Hasad akan menghapus kebaikan-kebaikannya sebagaimana api menghabiskan kayu bakar.
3. Hati orang yang hasad akan selalu merasa sedih dan susah. Setiap kali melihat nikmat Allâh Azza wa Jalla atas orang yang ia dengki, ia akan berduka dan susah dan begitu seterusnya.
4. Hasad berarti menyerupai orang Yahudi. Padalah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka[5]
5. Bagaimanapun kuatnya hasad, itu tidak akan menghilangkan nikmat Allâh Azza wa Jalla dari orang lain.
6. Hasad dapat menghilangkan kesempurnaan iman, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُـحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُـحِبُّ لِنَفْسِهِ
Tidak sempurna iman seseorang dari kalian hingga ia menyukai bagi saudaranya apa yang ia sukai bagi dirinya [6]
7. Hasad dapat melalaikan seseorang dari memohon nikmat kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
8. Hasad dapat menyebabkan dirinya meremehkan nikmat Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang ada paa dirinya.
9. Hasad, akhlak tercela, karena ia selalu memantau nikmat Allâh pada orang lain dan berusaha menghalanginya dari manusia.
10. Jika orang yang hasad (dengki) sampai bertindak zhalim kepada yang didengki, maka yang didengki itu akan mengambil kebaikan-kebaikannya pada hari kiamat.
Kesimpulannya bahwa hasad merupakan akhlak tercela, tetapi sangat disayangkan sifat ini masih banyak ditemui di kalangan tengah masyarakat. Wallaahul Musta’aan, nas-alullaahal ‘afwa wal ‘aafiyah.
• Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam «لاَ تَنَاجَشُوْاوَ«
Najasy ditafsirkan oleh banyak Ulama dengan najasy dalam jual beli. Yaitu menaikkan harga suatu barang yang dilakukan oleh orang yang tidak berminat membelinya untuk kepentingan penjual supaya untungnya lebih besar atau untuk merugikan pembeli. Termasuk praktek najasy yaitu memuji barang dagangan seorang penjual supaya laku atau menawarnya dengan harga yang tinggi padahal dia tidak berminat. Apa yang dilakukannya hanya untuk mengecoh pembeli sehingga tidak merasa kemahalan kalau jadi beli. Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, diriwayatkan bahwasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang najasy.[7]
Ibnu Abi Aufa rahimahullah mengatakan, “Nâjisy (pelaku najasy) adalah pemakan harta riba dan pengkhianat.”[8]
Ibnu Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Para Ulama sepakat bahwa pelaku najasy telah bermaksiat kepada Allâh Azza wa Jalla jika ia tahu najasy itu terlarangan.” [9]
Lalu bagaimana dengan keabsahan jual-beli tersebut ? Ada Ulama yang berpendapat, jika pelaku najasy adalah penjualnya atau orang yang disuruh penjual untuk melakukan najasy, maka jual-beli itu tidak sah. Sebagian besar fuqaha’ berpendapat bahwa jual-beli najasy sah secara mutlak. Ini pendapat Abu Hanîfah, Imam Mâlik, dan merupakan salah satu riwayat dari Imam Ahmad. Hanya saja, Imam Mâlik dan Imam Ahmad menegaskan bahwa pembeli mempunyai khiyâr (hak pilih antara melanjutkan jual-beli atau membatalkannya) jika ia tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya dan ditipu dengan penipuan di luar batas kewajaran.
Atau bisa juga najasy dalam hadits diatas ditafsirkan dengan penafsiran yang lebih umum. Yaitu semua muamalah yang mengandung unsur penipuan atau makar. Dalam al-Qur'ân, Allâh Azza wa Jalla menjelaskan bahwa sifat orang-orang kafir dan munafik ialah membuat makar terhadap para nabi dan pengikut mereka. Sungguh indah apa yang dikatakan Abu Al-Athiyah,
لَيْسَ دُنْيَا إِلاَّ بِدِيْنٍ وَلَيـ ـسَ الدِّيْنُ إِلاَّ مَكَارِمَ الْأَخْلاَقِ
إِنَّمَا الْـمَكْرُ وَالْخَدِيْعَةُ فِي النَّا رِ هُمَا مِنْ خِصَالِ أَهْلِ النِّفَاقِ
Dunia tidak lain adalah agama
dan agama tidak lain adalah akhlak mulia
sesungguhnya makar dan penipuan itu di neraka
karena keduanya sifat orang-orang munafik.
Makar diperbolehkan dilakukan terhadap orang yang memang diperbolehkan untuk diganggu, yaitu orang-orang kafir yang wajib diperangi, seperti sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اَلْـحَرْبُ خَدْعَةٌ
Perang adalah tipu daya[10]
• Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam « وَلاَ تَبَاغَضُوْا »
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kaum Muslimin saling membenci karena mengikuti hawa nafsu. Karena Allâh Subhanahu wa Ta’ala menjadikan mereka bersaudara. Bersaudara berarti saling mencintai, bukan saling membenci. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَتَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا ، وَلاَتُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا ، أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابْبْتُمْ : أَفْشُوْا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian akan saling mencintai ? Sebarkan salam di antara kalian.[11]
Allâh telah mengharamkan atas kaum Muslimin segala yang berpotensi menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara mereka. Allâh berfirman,
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka tidakkah kamu berhentilah (dari mengerjakan pekerjaan itu). [al-Mâidah/5:91]
Oleh karena itu, perbuatan mengadu domba diharamkan karena bisa menyebabkan permusuhan dan kebencian. Di sisi lain, berbohong untuk mendamaikan manusia diperbolehkan dan Allâh menganjurkan mendamaikan mereka.
Diriwayatkan dari Abu Darda’ Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصَّلاَةِ وَالصِّيَامِ وَالصَّدَقَةِ؟ قَالُوْا: بَلَى. قَال: إِصْلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ ، وَ فَسَادُ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ.
'Maukah kalian aku jelaskan sesuatu yang lebih baik daripada derajat shalat, puasa dan sedekah?' Para Shahabat berkata, 'Ya.' Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mendamaikan orang yang berselisih. Dan rusaknya hubungan persaudaraan adalah pemotong (agama).’[12]
Adapun benci karena Allâh Subhanahu wa Ta’ala , maka itu termasuk bagian terkuat dari keimanan dan tidak termasuk benci yang dilarang. Jika seseorang melihat keburukan pada saudaranya kemudian ia membenci saudaranya karena keburukan tersebut, maka ia mendapat pahala, kendati saudaranya mengajukan alas an yang bisa diterima. Seperti perkataan ‘Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu, ”Dahulu kami mengenali kalian karena Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di tengah kita-kita, wahyu turun, dan Allâh menjelaskan kepada kita tentang perihal kalian. Ketahuilah, sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat dan wahyu terputus. Ketahuilah, kita mengenali kalian sesuai dengan pengetahuan kita tentang kalian. Ketahuilah, barangsiapa di antara kalian memperlihatkan kebaikan, maka kita menduganya baik dan mencintainya karenanya. Dan barangsiapa memperlihatkan keburukan, kami menduganya buruk dengannya dan membencinya karenanya, sementara rahasia kalian ada di antara kalian sendiri dan Rabb Azza wa Jalla.[13]
• Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam « وَلاَ تَدَابَرُوْا » .
Abu ‘Ubaid berkata, “Tadâbur (saling membelakangi) ialah saling memutus hubungan dan saling mendiamkan.”
Dari Abu Ayyûb al-Anshâri Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَحِلُّ لِـمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ يَلْتَقِيَانِ فَيَصُدُّ هَذَا وَيَصُدُّ هَذَا ، وَخَيْرُهُمَا الَّذِيْ يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ
Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari; keduanya bertemu, namun yang ini berpaling dari satunya dan yang satunya juga berpaling darinya. Orang yang paling baik di antara keduanya ialah yang memulai mengucapkan salam[14]
Para Ulama berbeda pendapat apakah sikap ‘mendiamkan’ itu dianggap berakhir dengan ucapan salam ? Sejumlah Ulama berkata bahwa sikap ‘mendiamkan’ itu berakhir dengan ucapan salam. Ini diriwayatkan dari al-Hasan rahimahullah dan Imam Mâlik dalam riwayat Ibnu Wahb. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَحِلُّ لِـمُسْلِمٍٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ ، فَمَنْ هَجَرَ فَوْقَ ثَلاَثٍ فَمَاتَ دَخَلَ النَّارَ
Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Barangsiapa mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari kemudian mati, maka ia masuk Neraka[15]
Jika pada hari ketiga mereka bertemu, lalu salah seorang mengucapkan salam dan yang lain menjawab, maka kedua berhak mendapatkan pahala. Namun jika tidak dijawab salamnya, maka yang tidak menjawab ini menanggung dosanya.[16]
• Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam وَلاَ يَبِـعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ
Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَيَبِـعِِ الرَّجُلُ عَلَى بَيْعِ أَخِيْهِ ، وَلاَ يَخْطُبُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ إِلاَّ أَنْ يَأْذَنَ لَهُ
Seseorang tidak boleh menjual diatas penjualan saudaranya dan tidak boleh melamar lamaran saudaranya kecuali jika ia mengizinkannya.[17]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَسُمِ الْـمُسْلِمُ عَلىَ سَوْمِ أَخِيْهِ
Seorang Muslim tidak boleh menawar barang yang sedang dalam penawaran saudaranya[18].
Keberadaan kata "Muslim" dalam hadits diatas menunjukkan bahwa ini merupakan hak orang Muslim atas Muslim lainnya. Ini tidak berlaku pada non-muslim. Ini pendapat al-Auzâ’i rahimahulah dan Imam Ahmad rahimahullah. Tapi, banyak juga para fuqahâ’ (ulama ahli fikih) berpendapat bahwa larangan pada hadits di atas berlaku umum bagi Muslim dan non-muslim.
Pengertian menjual barang di atas penjualan saudaranya ialah si A membeli sesuatu dari si B kemudian si C datang menawarkan barangnya kepada si A agar ia membelinya dan membatalkan jual-beli pertama.
• Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا , ‘Wahai hamba-hamba Allah, jadilah kalian bersaudara’.
Dalam potongan hadits ini terdapat isyarat bahwa jika kaum Muslimin meninggalkan sikap saling dengki, saling najasy, saling membenci, saling membelakangi, dan menjual di atas penjualan saudaranya, maka mereka pasti akan menjadi bersaudara.[19]
• Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ , ‘Orang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, ia tidak menzhaliminya, tidak menelantarkannya, dan tidak menghinakannya’.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini diambil dari firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudara kalian.”[al-Hujurât/49:10]
Jika kaum Mukminin telah bersaudara, maka mereka diperintahkan untuk melakukan segala yang bisa membuat hati bersatu dan dilarang mengerjakan segala yang membuat hati saling benci. Mereka juga diperintahkan untuk menyalurkan atau memberikan manfaat buat saudaranya dan menghindarkannya dari segala yang mencelakakan. Di antara mudharat terbesar yang harus disingkirkan dari saudara adalah tindak kezhaliman. Kezhaliman tidak saja haram dilakukan terhadap orang Muslim, namun juga haram dilakukan terhadap siapa pun.
Di antara hal yang dilarang ialah menelantarkan orang Muslim lainnya. Seorang Muslim diperintahkan menolong saudaranya yang muslim. Rasûlullâh bersabda Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
اُنْصُرْ أَخَاكَ ظَالِـمًا أَوْ مَظْلُوْمًا. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ ! نَصَرْتُهُ مَظْلُوْمًا ، فَكَيْفَ أَنْصُرُهُ ظَالِـمًا ؟ قَالَ: تَكُفُّهُ عَنِ الظُّلْمِ، فَذَاكَ نَصْرُكَ إِيَّاهُ.
Tolonglah saudaramu yang zhalim atau dizhalimi. Kami bertanya, ‘Wahai Rasûlullâh, aku menolongnya jika ia dizhalimi. Bagaimana aku menolongnya jika ia menzhalimi?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Engkau cegah dia dari berbuat zhalim, itulah pertolonganmu terhadapnya.[20]
Di antara hal lain yang dilarang ialah berdusta kepada Muslim lainnya. Seorang Muslim tidak boleh berbicara dusta kepada saudaranya. Dia harus berbicara dengan jujur.
Di antara hal lain yang dilarang ialah menghina orang Muslim. Karena perilaku buruk ini bersumber dari kesombongan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اَلْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Kesombongan ialah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.[21]
Allâh Azza wa Jalla berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka yang (diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan yang (diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok)...” [al-Hujurât/49:11]
Jadi, orang sombong itu melihat dirinya sebagai figur sempurna dan melihat orang lain selalu kurang, karenanya ia menghina dan meremehkan mereka.[22]
• Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam » اَلتَّقْوَى هَاهُنَا ، يُشِيْرُ إلى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ », Takwa itu disini –beliau sambil memberi isyarat ke dadanya tiga kali-.
Di dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini terdapat isyarat bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allâh Azza wa Jalla itu ditentukan dengan ketakwaannya. Orang yang dipandang hina oleh masyarakat karena lemah dan miskin, bisa jadi lebih mulia di sisi Allâh Azza wa Jalla daripada orang yang terhormat di dunia. Allâh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya, "…Sungguh, orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allâh ialah orang yang paling bertakwa…” [al-Hujurât/49:13]
Ketakwaan seseorang itu letaknya di hati, tidak ada yang dapat melihat hakikatnya kecuali Allâh Azza wa Jalla . Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ.
Sesungguhnya Allâh tidak melihat wajah dan harta kalian, namun Allâh melihat hati dan amal perbuatan kalian.[23]
Bisa jadi orang yang mempunyai wajah tampan (cantik), kekayaan melimpah, terpandang di dunia, namun hatinya hampa dari takwa. Juga bisa jadi orang yang tidak mempunyai apa-apa, namun hatinya penuh dengan takwa sehingga ia menjadi yang termulia di sisi Allâh Azza wa Jalla . Kondisi inilah yang sering terjadi. Disebutkan dalam hadits, dari Hâritsah bin Wahb bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْـجَنَّةِ : كُلُّ ضَعِيْف مُسْتَضْعَف ، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ : كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظ مُسْتَكْبِر
Maukah kalian aku tunjukkan penghuni surga; yaitu setiap orang lemah yang dianggap lemah. Seandainya ia bersumpah atas nama Allâh, pasti dikabulkan. Maukah kalian aku jelaskan penghuni neraka yaitu setiap orang yang congkak, angkuh dan sombong.”[24]
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang berjalan melewati Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau bertanya kepada orang yang duduk di samping beliau, ‘Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?’ Orang itu menjawab, ‘Ia termasuk orang-orang yang terhormat. Ia layak dinikahkan jika melamar, layak dibela jika ia minta pembelaan, dan ucapannya layak didengar.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diam. Setelah itu, ada orang lain lagi lewat. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada orang yang duduk di samping beliau, ‘Bagaimana pendapatmu tentang orang tersebut?’ Orang tersebut berkata, ‘Wahai Rasûlullâh, ia seorang Muslim yang fakir. Ia pantas ditolak jika melamar, tidak dibela jika minta pembelaan dan perkataannya tidak layak diperhatikan.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Orang ini (orang kedua) lebih baik daripada isi bumi dan semisalnya. [25]
• Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرّ أَنْ يَحْقِرَأَخَاهُ الْـمُسْلِمَ , ‘cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim’.
Maksudnya, cukuplah menjadi sebuah keburukan jika orang Muslim menghina saudaranya yang muslim. Sebab perilaku buruknya ini hanya terdorong kesombongannya, padahal sombong termasuk perangai yang paling buruk. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di hatinya masih ada kesombongan, kendati hanya sebiji sawi.”[26]
• Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam كُلُّ الْـمُسْلِمِ عَلَى الْـمُسْلِمِ حَرَامٌ ، دَمُهُ، ومَالُهُ ، وَعِرْضُهُ , ‘Setiap Muslim atas Muslim lainnya haram darah, harta dan kehormatannya’.
Sabda ini termasuk yang sering disebutkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam khutbah-khutbah beliau. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikannya saat haji Wada’, hari Qurban, hari Arafah dan hari kedua dari hari-hari Tasyriq. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا ، فِيْ بَلَدِكُمْ هَذَا ، فِيْ شَهْرِكُمْ هَذَا.
Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian haram atas kalian sebagaimana keharaman hari kalian ini, di negeri kalian ini dan di bulan kalian ini.[27]
Dalam sebuah riwayat dijelaskan, sebagian shahabat melakukan perjalanan bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , kemudian salah seorang dari mereka tidur. Salah seorang dari mereka pergi ke tali orang yang tidur tersebut dan mengambilnya, akibatnya orang yang tidur tersebut kaget. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَحِلُّ لِـمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
Orang Muslim tidak boleh menakut-nakuti orang Muslim lainnya.[28]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang ghibah. Beliau bersabda, “Menggunjing (ghibah) ialah engkau menyebutkan keburukan saudaramu.” Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bertanya, ‘Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan memang benar?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika apa yang engkau katakan itu benar, berarti engkau telah menggunjingnya. Jika apa yang engkau katakan tidak benar, berarti engkau telah berdusta.’”[29]
Dalil-dalil di atas menegaskan bahwa orang Muslim tidak boleh diganggu dengan cara apa pun, baik perkataan atau perbuatan, tanpa alasan yang benar. Allâh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya, "Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang Mukmin dan Mukminah tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” [al-Ahzâb/33:5]
Allâh Azza wa Jalla menjadikan kaum Mukminin bersaudara agar saling menyayangi dan mengasihi. Dari Nu’man bin Basyir Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الْـمُؤْمِنِيْن فِيْ تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْـحُمَّى.
Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi, dan simpati ibarat satu tubuh. Jika salah satu organ tubuhnya sakit, maka seluruh oragan tubuh yang lain mengeluh sakit seperti demam dan tidak bisa tidur.”[30]
Fawaaid Hadits:
1. Hasad (dengki) itu haram
2. Sistem jual-beli najasy (meninggikan harga untuk menipu pembeli) itu haram.
3. Larangan saling membenci dan perintah untuk saling mencintai.
4. Larangan menawar atau menjual atas tawaran-penjualan saudaranya.
5. Wajib memupuk persaudaraan antar kaum Muslimin.
6. Darah, harta dan kehormatan seorang Muslim haram atas muslim lainnya.
7. Hati merupakan sumber segala sesuatu.
8. Takwa tempatnya di hati dan dibuktikan dengan amal shalih.
10. Takwa dan niat yang shalih adalah timbangan bagi Allâh atas hamba-hamba-Nya.
Maraji’:
1. Al-Qur-an dan terjemahnya.
2. Shahîh al-Bukhâri.
3. Shahîh Muslim
4. Musnad Imam Ahmad
5. Sunan Abu Dawud
6. Sunan at-Tirmidzi
7. Sunan an-Nasa-i
8. Sunan Ibni Majah
9. Sunan al-Kubra lil Baihaqi.
10. Syarhus Sunnah, karya Imam al-Baghawi.
11. Irwaa-ul Ghaliil, karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani.
12. Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir, karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani.
13. Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, karya Ibnu Rajab al-Hanbali. Tahqiq: Syu’aib al-Arnauth dan Ibrahim Baajis.
14. Qawaa-id wa Fawaa-id min Arba’in an-Nawawiyyah.
15. At-Tamhiid.
16. Majmu’ al-Fataawa Syaikhil Islam Ibni Taimiyah.
17. Kitabul ‘Ilmi, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04-05/Tahun XIV/1431/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. Hasan. HR. at-Tirmidzi (no. 2510 ), Ahmad (I/165, 167), dan lainnya. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam Irwâ-ul Ghalîl (III/28, dalam bahasan hadits no. 777 dan Hidâyatur Ruwât no. 4966).
[2]. Shahih. HR. Bukhâri (no. 5025, 7529), Muslim (no. 815), dan lainnya dari Shahabat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu'anhuma.
[3]. Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam (II/260-263)
[4]. Dinukil dari Kitâbul ‘Ilmi (hlm. 72-75).
[5]. Shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (V/50, 92), dan Abu Dawud (no. 4031), dari Shahabat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu 'anhuma. Lihat Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr (no. 6149) dan Jilbâbul Mar-atil Muslimah (hlm. 203-204).
[6]. Shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (no. 13) Muslim (no. 45), Nasâ-i (VIII/115), at-Tirmidzi (no. 2515), Dârimi (II/307), Ibnu Mâjah (no. 66), dan Ahmad (III/176, 206, 251, 272, 278, 279), dari Anas Radhiyallahu 'anhu .
[7]. Shahih. HR. Bukhâri (no. 2142, 6963), Muslim (no. 1516), dan lainnya.
[8]. Shahih. HR. Bukhâri (no. 2675).
[9]. At-Tamhîd (XII/290).
[10]. Shahih. HR. Bukhâri (no. 3030), Muslim (no. 1739), dan lainnya dari Shahabat Jabir Radhiyallahu 'anhu. Dan diriwayatkan juga oleh beberapa shahabat lainnya. Lihat, Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam (II/263-265).
[11]. Shahih. HR. Muslim (no. 54), Abu Dâwud (no. 5193), at-Tirmidzi (no. 2688), dan lainnya dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu.
[12]. Shahih. HR. Ahmad (VI/444-445), Abu Dâwud (no. 4919), Ibnu Hibbân (no. 1982-al-Mawârid), dan at-Tirmidzi (no. 2509), beliau berkata, ‘Hadits ini hasan shahih’.
[13]. Diringkas dari Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam (II/265-267).
[14]. Shahih. HR. Bukhâri (no. 6077, 6237), Muslim (no. 2560), dan lainnya.
[15]. Shahih. HR. Abu Dâwud (no. 4914) dan Ahmad (II/392). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni dalam Irwâ-ul Ghalîl (VII/64).
[16]. Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam (II/268-270).
[17]. Shahih. HR. Muslim (no. 1412 (50)).
[18]. Shahih. HR. Muslim (no. 1515 (9)).
[19]. Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam (II/271).
[20]. Shahih. HR. Bukhari (no. 6952), at-Tirmidzi (no. 2255), Ahmad (III/99, 201), dan lainnya dari Shahabat Anas radhiyallaahu ‘anhu.
[21]. Shahih. HR. Muslim (no. 91) dan lainnya dari Shahabat Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu.
[22]. Diringkas dari Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam (II/273-275).
[23]. Shahih. HR. Muslim (no. 2564 (33)), Ahmad (II/539), dan lainnya dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu.
[24]. Shahih. HR. Bukhâri (no. 4918, 6071), Muslim (no. 2853)
[25]. Shahih. HR. Bukhâri (no. 5091, 6447). Lihat, Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam (II/275-278)
[26]. Shahih. HR. Muslim (no. 91)
[27]. Shahih. HR. Bukhâri (no. 1739) dari Ibnu ‘Abbas c .
[28]. Shahih. HR. Abu Dâwud (no. 5004).
[29]. Shahih. HR. Muslim (no. 2589)
[30]. Shahih. HR. Bukhâri (no. 6011), Muslim (no. 2586), dan lainnya.
BAHASAN :
HomeAdab Dan PerilakuAhkamAhkam : HududAkhlakAktualAktual : WahhabiAl-IlmuAl-Ilmu : Qawaid FiqhiyahAl-Masaa'ilAl-Masaa'il : Dialog Pemikiran-1Al-Masaa'il : Dialog Pemikiran-2Al-Masaa'il : Dialog Pemikiran-3Al-Masaa'il : JihadAl-Masaa'il : PolitikAl-Masaa'il : PropagandaAl-Masaa'il : TerorismeAl-Qur'anAl-Qur'an : IlmuAl-Qur'an : TafsirAlwajiz : Haji & UmrahAlwajiz : Hukum & PidanaAlwajiz : JenazahAlwajiz : Jual BeliAlwajiz : MakananAlwajiz : NikahAlwajiz : PuasaAlwajiz : ShalatAlwajiz : Shalat SunnahAlwajiz : Sumpah & JihadAlwajiz : ThaharahAlwajiz : Wasiat & WarisAlwajiz : ZakatBahasan : AqidahBahasan : Asmaaul HusnaBahasan : AssunnahBahasan : Bai'atBahasan : Bid'ahBahasan : Hadits (1)Bahasan : Hadits (2)Bahasan : ManhajBahasan : Sirah NabiBahasan : SyakhshiyahBahasan : TauhidBahasan : Uswah NabiDakwahDakwah : FiraqDakwah : HizbiyyahDakwah : Kepada KafirDakwah : Nahi MungkarDakwah : Perpecahan !Dakwah : SyubhatFiqih : Bisnis & RibaFiqih : Haji & UmrahFiqih : Hari RayaFiqih : Jenazah & KematianFiqih : Jual BeliFiqih : Kurban & AqiqahFiqih : MakananFiqih : MediaFiqih : NasehatFiqih : NikahFiqih : Nikah & TalakFiqih : PuasaFiqih : Puasa SunnahFiqih : ShalatFiqih : Shalat Jum'atFiqih : SumpahFiqih : Waris & WaqafFiqih : ZakatFokus : FatawaFokus : MabhatsFokus : WaqiunaKitab : Al-Ushul Ats-TsalatsahKitab : Aqidah (Syarah Aqidah ASWJ)Kitab : As-SunnahKitab : Dasar IslamKitab : Hari Kiamat (1)Kitab : Hari Kiamat (2)Kitab : Kunci RizkiKitab : Manhaj SalafKitab : Nikah - SakinahKitab : Nikah Beda Agama?Kitab : Nikah Dari A - ZKitab : Puasa NabiKitab : Qadha & QadarKitab : Rifqon Ahlus SunnahKitab : Shalat TahajjudKitab : Tanya Jawab Al-Qur'anKitab : Tauhid Prioritas UtamaRisalah : AnakRisalah : Do'a & DzikirRisalah : Gambar, MusikRisalah : Hukum
Ada trend yang seragam dari pendukung jokowi dimanapun mereka berada. Setiap ada yang berani mengkritisi kebijakan rezim jokowi selalu di cap sebagai bentuk kebencian, kedengkian dan ngak move on lah. Seolah olah mereka mereka yang ngak sependapat dengan kebijakan pemerintah sekarang ini ngak mikir dan hanya didasari perasaan asad dengki dan mereka para pendukung ini sajalah yang wise, bernalar, berjiwa besar dan dipenuhi energi positive.
Padahal yang namanya perbedaan pendapat di dunia ini adalah sesuatu yang lumrah. Pro dan contra adalah hal biasa dan tidak semua yang contra karena faktor kebencian tapi banyak juga yang didasari analisa yang logic. Dan begitu juga yang pro, ngak semua didasarkan karena mereka wise tapi banyak juga yan didasari kecintaan berlebihan yang mematikan nalar.
Sah sah saja bagi mereka yang percaya pada product cina tapi bukan berarti mereka yang khawatir terhadap product cina ngak punya dasar. Toh memang faktanya kebanyakan barang keluaran cina low quality dan berharga murah. Dan begitu juga dengan perusahan cina, cincai cincai dan kompromi untuk menekan harga dan kualitas adalah hal yangl biasa, apalagi dikombinasi dengan kontrol yang lemah dan kecendrungan korup di dunia ketiga menyebabkan kekhawatiran masyarakat terhadap product cina sangat beralasan.
Jadi bagi yang pro kebijakan jkw berhentilah berlagak sebagai wiseman, terimalah perbedaan sebagai sesuatu yang patut disyukuri dan memperkaya wawasan..
Kalau ambo bukan pendukung pak Jokowi pak. Soalnyo ambo PNS, jadi ambo ndak sato soal dukuang mandukuang.
Ambo hanya berusaha taat dan patuh pada konstitusi dan peraturan perundang undangan yg berlaku di NKRI ko.
Menurut konstitusi, pak Jokowi disahkan dan dilantik secara sah dan resmi oleh Ketua MPR RI yg juga diangkat secara sah dan resmi melalui konstitusi yg berlaku.
Selanjutnyo, ado UU yg mengatur penghormatan kepada kepala negara dan kepala pemerintahan dan peraturan lain yg mengatur seputar hal itu.
Hormat dan mematuhi perintah yg dikeluarkan kepala negara adalah bagian kewajiban sebagai warga negara apo lai ambo seorang PNS yg disumpah untuk patuh dan taat dengan UUD 1945, Pancasila dan peraturan perundangan lainnya.
Jadi, soal menghormati kepala negara, siapapun kepala negaranya, sudah menjadi janji ambo sebagai warga negara dan PNS.
Mengenai perbedaan pendapat, ambo pikir semua menghormati hal tersebut. Terlepas pendukung maupun tidak pendukung. Setiap topik yg diketengahkan pasti ada perdebatan. Kalau topik yg bapak usung, misalnya tidak mendukung kebijakan pemerintah tentu didebat oleh yg pendukung begitu juga sebaliknya. Atau, apakah bapak berharap pendukung bapak Jokowi kemudian diam saja dan mengiyakan semua pendapat bapak?
Kalau saya sbg PNS, sudah diajarkan sebenarnya waktu LPJ (Diklat Prajab) untuk tidak menjawab komentar, kritikan dari masyarakat. Kami diajarkan untuk mendengarkan dan mencatat semua itu untuk kemudian dirumuskan solusinya atau jawabannya dlm bentuk kegiatan.
Namun, karena ini lapau tampek badiskusi, ambo pikia indak salah pulo ikut berkomentar sepatah dua patah komentar. Jan sampai ambo jadi penonton atau diam di suduik palanta sajo indak ado guno jadi anggota milist ko.
Pada dasarnyo sajak kuliah ambo suko badiskusi apa lai diskusi yg memakai dasar pijakan atau landasan bapikia, indak sakedar malantong se kecek rang kampuang ambo di Tandikek.
Banyak maaf pak kalau ambo talongsong...
Andri/43
Sebagai warga negara yang lai patuah mambayia pajak dalam manopang negarako, rasonyo kito kito juo punyo hak yang dijamin konstitusi. Bapandapek, mampatanyokan dan mengkritisi kebijakan pamerintah yang mempengaruhi kehidupan orag banyak rasonyo indak malangga konstitusi. Hanyo pamerintah komunis dan absolut yang elergi dan membungkam warganyo yang mengkritisi kebijakan sang penguasa. Malahan kato para pakar, negara demokrasi yang sehat butuh kekuatan oposisi yang kuat sebagai panyeimbang.
Ambo bukannyo menafikan hak nyo pendukung jokowi untuak mansupport kebijakan pilihan mereka tapi sakadar mampatanyokan trend atau kecendrungan sikap dari kebanyakan mereka yang ambo perhatikan lansuang menghakimi mereka mereka yang mengkritisi kebijakan jokowi dengan tuduhan karena faktor kebencian tanpa data dan analisa yang logic.
Itu saja ngak lebih ngak kurang.
Wss
Sfd
Sanak dipalanta n.a.h
Supayo diskusi awak dilapau bajalan elok sebaiknyo:
Kalau ado satu topik nan dikamukokan kawan, dan itu kiro kiro manguntuangkan/marugikan ka awak atau grup awak, tak usah pemberi topik diserang frontal apalagi lansung menegatifkan.
Akan lebih baik berikanlah referensi lain yang berkenaan dengan topik tersebut seperti:
“ SURAT UNTUK BAPAK JOKOWI
DAN IBU RINI SOEMARNO
(KADO 1 TAHUN PEMERINTAHAN)”
Topik diatas dihadapkan dengan tulisan Rhenald Kasali, itu jauh lebih baik dari pada penanggap berhadapan batikuak kato walaupun diruang maya dengan pemberi topik yang kadang-kadang sulit mengendalikan emosi.
Kecuali sekedar untuk menanya sepatah dua kepada pemberi topik setelah itu dilanjutkan saja dengan referensi.
Kalau terdapat perbedaan pendapat stelah dikemukakan beberapa referensi, langkah yang baik adalah kita cease fire dalam perbedaan itu.
Wass,
Maturidi
Jakarta, CNN Indonesia ‐‐ Perusahaan konsorsium pelat merah, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) bersama China Railway International Co. Ltd secara resmi menyetujui pembentukan joint venture (JV) untuk penyelenggaran jasa kereta cepat (High Speed Railway/HSR) jurusan Jakarta-Bandung.
Adapun porsi pemilikan PSBI atas anak usaha yang rencananya akan diberi nama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini adalah 60 persen sedangkan 40 persen sisanya dipegang oleh perusahaan China.
Chairman PSBI merangkap Staf Khusus Menteri BUMN Sahala Lumbangaol mengungkapkan model bisnis proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan contoh pembangunan infrastruktur melalui aksi korporasi yang mempertimbangkan segi komersial. Proyek berskema busines to business(B to B) ini tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan tidak mendapatkan jaminan dari pemerintah.
“Jadi saya sampaikan suatu episode baru, di masa depan pembangunan infrastruktur tidak selalu lagi bebani APBN tapi kalau pembangunan infrastruktur bisa komersialisasi,” ujar Sahala dalam acara penandatangan persetujuan joint venture di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (16/10).
Ke depannya, Sahala berharap model bisnis kereta cepat Jakarta-Bandung bisa ditiru oleh pembangunan infrastruktur lain di Tanah Air seperti pelabuhan maupun untuk pembangunan jalan tol.
“Dengan demikian pembangunan infrastruktur di Indonesia seperti pelabuhan jalan, tol, dan lain-lain yang bisa dikomersialisasi enggak perlu ditunda, karena bisa dijalankan dengan B to B (business to business), dilakukan BUMN, BUMN kerjasama dengan local private, atau kerjasama BUMN dengan perusahaan asing atau gabungan ketiganya," ujar Sahala.
Selain itu, lanjut Sahala, anak usaha baru ini juga akan dikembangkan untuk bisa mencari peluang dan proyek kereta cepat di luar negeri seperti di Timur Tengah (Middle East) dan Asia Tenggara.
"Perusahaan yang baru juga nantinya ikut bertanding di luar Indonesia yang terkait HSR. Kami harapkan PT Kereta Cepat Indonesia China terbentuk ambil peran HSR di Middle East dan Asia Tenggara," katanya.
Ditemui di tempat yang sama, Duta Besar China untuk Indonesia Xie Feng mengungkapkan kerjasama keduabelah pihak dilakukan dengan prinsip saling menguntungkan.
“Kedua pihak bersama-sama membangun dan mengelola kereta cepat, sehingga menikmati keuntungan bersama dan menanggung risiko bersama. Ini benar-benar adalah komunitas senasib sepenanggungan,” tutur Xie Feng dalam sambutannya.
Pilihan Redaksi
Garap Kereta Cepat, Jokowi Izinkan Konsorsium BUMN Berutang
Wijaya Karya Jamin Tak Gunakan PMN Untuk Kereta Cepat
Kasus Insider Trading Saham Danamon, BEI Temui UBS Indonesia
Selain itu, lanjut Xie Feng, perusahaan konsorsium baru akan semaksimal mungkin memanfaatkan bahan baku maupun tenaga kerja Indonesia dalam proses pembangunan proyek senilai US$5,5 miliar ini. Hal itu diikuti dengan kegiatan pelatihan, lokalisasi produksi, dan transfer teknologi.
“Pihak China akan membantu Indonesia untuk melatih tim teknis kereta cepat supaya Indonesia memiliki kapasitas perakitan perlengkapan kereta cepat pad hari mendatang,” ujarnya.
Sebagai informasi, PSBI baru dibentuk pada 2 Oktober lalu dengan modal Rp4,5 miliar. Perusahaan ini merupakan perusahaan patungan dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan porsi kepemilikan 38 persen, PT Kereta API Indonesia (KAI) dengan porsi kepemilikan 25 persen, PT Perkebunan Nusantara VIII dengan porsi kepemilikan 25 persen, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan porsi kepemilikan.
--
Dalam pemerintahan ada 3 kekuasaan :eksekutif, legeslatif, yudikatif. Keseimbangan kekuasaan akan menentukan baiknya jalan hidup negara dan rakyat. Kalau rakyat sudah hasad pada ketiga pilar kekuasaan ini, lantas negara mau dikemanain.? Tinggal jadi rakyat yang mendukung atau rakyat yang membangkang.
Alah pas tu mah pak.
Rakyat yg patuh bayar pajak punyo hak bapandapek yg dilindungi UU.
Rakyat lain yg kebetulan PNS atau pendukung Presiden terpilih juga punya hak menjawab pendapat dari rakyat yg patuh bayar pajak. Klop. Tak lebih tak kurang. Berarti tidak ada masalah kalau begitu pak.
Dilanjutkan saja pak diskusi di sini, saling posting, saling berbeda pendapat. Tak ada lagi yg musti dikomentari soal ini. Tak ada lagi yg perlu dirisaukan.
Saling menghormati hak masing-masing akan membuat diskusi di palanta Rantaunet ini menjadi indah.
Wassalammualaikum,
Hormat saya,
Andri/43
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Copas MHT
Bicara soal hutang, berita ini perlu dibaca. Rasio hutang Indonesia pada akhir 2014 masih belum mengkuatirkan. Bandingkan dengan 7 negara besar ini. Namun, bukan berarti Indonesia merasa aman aman saja. Perlu tekanan pakar ekonomi, akademisi dan politisi di Senayan untuk mengingatkan pemerintah untuk tidak gegabah mengambil keputusan berutang.
Senin, 13/07/2015 10:09 WIB
Ini Dia 7 Negara dengan Rasio Utang Besar
Wahyu Daniel - detikFinance
Jakarta - Setiap individu memiliki batas untuk berutang. Utang harus disesuaikan dengan kemampuan individu untuk membayar, sehingga tidak bangkrut.
Kita bisa melihat, bagaimana utang besar bisa merusak perekonomian negara di Eropa pasca krisis 2008 lalu.
Kemampuan pembayaraan utang suatu negara, biasanya dilihat dari rasio jumlah utang pemerintah dibandingkan dengan pendapatan domestik bruto (PDB). Selain untuk membiayai proyek, utang juga biasanya ditarik pemerintah suatu negara untuk menstimulasi perekonomiannya, saat kelesuan melanda.
Bila ditarik dengan kondisi saat ini, Yunani jadi negara yang terlilit utang dan tidak bisa membayarnya, sehingga bisa dikatakan negara ini berstatus bangkrut. Utang selama ini digunakan Yunani untuk hal yang bersifat konsumtif, seperti membayar uang pensiun yang besar, dan membiayai anggaran kurang penting seperti pertahanan. Jumlah utang Yunani sudah melebihi PDB-nya.
Untuk Indonesia, rasio utang pemerintah hingga akhir 2014 mencapai 25,9% dari PDB. Hingga Mei 2015, total utang pemerintah pusat tercatat Rp 2.843,25 triliun. Naik Rp 62,28 triliun dibandingkan posisi bulan sebelumnya, yaitu Rp 2.780,97 triliun.
Dilansir dari Forbes, Senin (13/7/2015), di dunia ini ada 7 negara dengan rasio utang terhadap PDB yang di atas 100%. Itu berarti, jumlah utangnya sudah melebihi nilai perekonomiannya. Namun dari 7 negara ini, hanya satu negara yang saat ini berstatus bangkrut, yaitu Yunani. Berikut daftarnya berdasarkan data 2014:
Jepang, dengan rasio utang 227,2%. Dari rasio di 2014 165,5$ Yunani, dengan rasio utang 175,1%. Dari rasio di 2014 98,6% Italia, dengan rasio utang 132,6%. Dari rasio di 2014 103,9% Portugal, dengan rasio utang 129%. Dari rasio di 2014 57,6% Singapura, dengan rasio utang 105,5%. Dari rasio di 2014 98% Amerika Serikat (AS), dengan rasio utang 101,5%. Dari rasio di 2014 62,7% Belgia, dengan rasio utang 101,5%. Dari rasio di 2014 94,2%. Apakah utang ini akan menjadi bom waktu? Hanya waktu yang akan mengatakannya.
(dnl/ang)
Andri,
Kalau di ambo, mancontoh tu ka yang baiak bukan ka yang buruak.
Ko samo jo : "baa banyak merah rapor ang yuang?! " dan si anak menjawab : "tanang bak, beberapa kawan den di kelas ado yang labiah banyak merahnyo"
Dan mengenai RAPBN 2016 koh, ambo baco berita patang baso KMP bereaksi. KMP mengancam tidak akan menyetujui jika beberapa hal tidak diperbaiki. Apo hal-hal itu, keceknyo baru hari iko akan dipaparkan.
Wassalam
Ronald
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+...@googlegroups.com.
Andri Satria Masri, S.E., M.E.
Kasubag Hubungan Masyarakat dan Media
Bagian Hubungan Masyarakat Setdakab Padang Pariaman
L/43/Koto/Nagari Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto/Kab. Padang Pariaman
Handphone: 081374001167, Pin BB: 288E864B
Hidup Adalah Pengabdian Seumur Hidup Kepada Sang Maha Pemberi Kehidupan.
Waalaikumsalam Reza
Utk DPR pusat, KMP dan KIH adolah realitas politik yg ado sampai saat iko. Kecuali kalau bisuak barubah ndak dapek dek awak tu do :-) babeda jo daerah yg lebih cair.
Anggota DPR tantu lai karajo, yg mangecekan mrk ndak ado karajo kan media sajo, jan ikuik lo awak :-)
Wassalam
Ronald
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---