BAUNG,GULARE,UDANG,PETAI DAN PAK’AT
By : Jepe
Berbicara tentang sebuah cita rasa masakan memang tidak pernah bohong “yang enak akan tetap dibilang enak dan sebaliknya” itu juga yang direkomendasikan oleh salah seorang kolega saya disini yang sudah malang melintang “wira-wiri diseputar Kota Pinang dan Rantau Prapat. Pak Ansyari begitu nama kolega saya ini pria berusia 55 Tahun yang matang pengalaman kerja dan hidup ini rupanya penikmat kuliner sejati juga. Pak Ansyari tahu mana rumah makan yang enak, berselera, bersih dengan harga yang pantas di kota Rantau Prapat maupun di Kota Kecamatan Kota Pinang. Nah salah satunya rumah makan yang di rekomendasikan pada saya jika sedang berada di Kota Pinang adalah RM Nusantara yang persis terletak di jantung jalan raya yang membelah Kota Pinang.
Pak Ansyari yang kebetulan sedang bertugas ke Rantau Prapat untuk sesuatu urusan merekomendasikan pada saya untuk mencoba mencicipi masakan di RM Nusantara
“Pak Jepe jika anda berada di Kota Pinang, makan siang coba mampir di RM Nusantara, saya jamin asam pedas baungnya dan ikan gulare gorengnya membuat anda makan”merem melek” begitu pesan Pak Ansyari pada saya.
Tanpa pikir panjang jam istirahat siang dari kantor Operasional kami yang terletak sekitar 5 Km dari Kota Pinang saya pacu kendaraan ke RM Nusantara. Sampai di rumah makan di pertigaan jalan lalu lintas jalur Pekanbaru-Medan Kota Pinang mobil saya parkir disisi rumah makan, sejenak saya tatap bangunan rumah makan yang menempati bangunan tua khas ruko-ruko di tahunan 60-an. Kaki saya langkah kedalam rumah makan yang “berjudul” Nusantara ini, kursi dan meja yang sudah cukup tua tertata rapi dan bersih.
Nah ini dia yang tak kalah pentingnya walau bangunan tua tapi toiletnya bersih dengan air yang jernih tentunya membuat suasana kita makan disini lebih “bergairah” dengan kebersihan rumah makan ini ditambah lagi jendela-jendela tua yang lebar dibiarkan terbuka begitu saja sehingga udara begitu bebas bergerak dan mengalir dalam rumah makan ini sehingga cuaca terasa lebih nyaman dengan hembusan angin semilir ketika cuaca diluar sedang terik-teriknya menjelang jam 1 siang.
Saya telah mengambil posisi disebuah pojokan dengan meja bundar dari kayu yang diatasnya dialas marmer tua berbentuk lingkaran seukuran meja makan tersebut, tidak beberap lama pelayan datang menghidang menu makan siang di meja saya. Seperti pelayan rumah makan Padang yang cekatan menata piring di tangan dan pergelangannya begitu juga pelayan rumah makan ini menating beberapa piring sekaligus. Dari tangannya “berjatuhan” kemeja saya, Satu Asem Pedas Baung bagian badannya, Dua, dua ekor udang sungai ukuran sedang, Tiga ikan gulare goreng, Empat sepiring lalapan petai dan Pak’at dengan sambal cabe hijau irisan bawang merah dengan sepotong jeruk nipis, Terakhir Lima, sepiring nasi .
Sedikit bingung, mulai dari mana saya menyantap hidangan ini, tentunya bingungnya setelah cuci tangan dan baca Basmallah, mmm bagaimana dicoba dulu sesendok kuah asam pedas baung untuk memecah selera. ..Ya..ya ini pilihan yang tepat untuk memulai makan siang ini, sesendok kuah asam pedas akhirnya berlabuh di lidah saya, wahh memang rasanya sangat segar sekali tidak terlalu berat ringan saja dengan rasa asam yang khas dari potongan buah asam gelugur yang tenggelam dikuah asam pedas. Perlahan tapi pasti saya mencoba mensuir daging baung yang begitu lembut dengan sesuap nasi pertama, lalu ini dia sambal cabe hijau dengan irisan bawang mentah diperasi jeruk nipis lalu disiram sedikit dengan kecap asin, sensasi makan siang makin terasa ketika kukus petai dan rotan muda atau dikenal namanya Pak’at dicocol kesambal tersebut lalu bersatu dengan nasi yang dilumat dalam mulut. Dampaknya cukup hebat membuat lidah bergoyang tak terkendali dengan rasa unik petai rebus dan rasa sepet khas pak’at tapi ditingkahi dengan pedas cabe hijau yang asam asin dengan sentuhan rasa bawang merah.
Ulangi dan ulangi setiap suap sambil sekali-kali “didorong” sesendok dua sendok kuah asam pedas yang segar lalu jangan lupa juga mencicipi ikan gulare goreng yang sangat rapuh dan gurih. Sementara dua ekor udang begitu menggoda segera kupas kulitnya dan kepalanya cocolin kesambel cabe hijau ..ahhh memang serba pas terasa dilidah ketika dipadukan dengan apa saja dari menu yang dihidangkan saat semuanya lumat bersama nasi di dalam mulut. Tanpa terasa satu piring nasi telah kandas dan licin saya tidak memaksakan diri untuk makan terlalu berlebihan kalaupun rongga lambung masih menerima nasi tambah sudahi saja. Permasalahannya sederhana saja nasi satu piring yang dhidangkan sudah lebih dari cukup porsinya bagi saya. Semua berlalu dengan tenang serta menghanyutkan makan siang sendirian ini, asam pedas yang seger dengan potongan badan ikan baung yang berdaging lembut sedikit kenyal, ikan sungai yang bernama gulare yang rapuh dan gurih, udang sungai yang dagingnya padat berisi tentunya ulaman petai rebus dan pak’at dengan cocolan sambel cabe hijau memberikan sensasi rasa yang lebih.
Bertambah syahdu dengan tarikan teh manis dingin (orang Kota Pinang bilang “Manis Dingin”) yang cukup istimewa rupanya dengan sedikit sentuhan rasa vanilla atau aroma daun pandan ?. Selesai sudah sebuah sekuel makan siang yang berselera dengan suasana rumah makan yang bersih dan nyaman disebuah bangunan tua yang terletak sangat strategis dipojokan simpang tiga jalur lalu lintas yang padat dan urat nadi yang menghubungkan Propinsi Riau dengan Sumatera Utara. Rumah Makan itu bernama Nusantara dengan khas masakan orang melayu Kota Pinang.
Memang Pak Ansyari seleranya “nggak pernah bohong” yang enak akan dikatakannya enak dan perlu di coba.
Salam Kuliner “Life on a plate”
Kota Pinang, 30 Maret 2010
Asam pedas baung dengan kuah yang encer
dan ringan rasaAsam yang khas dari irisan asam gelugur
Ikan Gulare goreng yang rapuh dan gurih
Dua udang sungai goreng yang begitu
menggoda dengan Dagingnya yang putih
dan padat serta kepalanya dengan rasa
yang gurih, mebuat lidah bergoyang tak terkendali
Mmmm ini dia padanan yang pas dengan sentuhan satu dua
Petai dan pak’at yang dicocoli sambel cabe hijau
dengan irisan bawang merah dan perasin air jeruk nipis
serta sedikit disiram dengan kecap asin…top markotop bo’
--
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
To unsubscribe from this group, send email to rantaunet+unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words "REMOVE ME" as the subject.
--
.