Untuk yg pernah ke Buthan, mungkin sudah paham:
Thimphu - Bhutan dikenal sebagai negara paling
bahagia di dunia. Masyarakatnya hidup dengan sejahtera, jauh dari kriminalitas
dan lingkungannya sehat.
Tapi... taukah anda ?
Seorang penulis dari BBC Travel, Eric Weiner
menuliskan kisah traveling yang tidak biasa dari perjalanannya ke Thimpu,
ibukota Negara Bhutan.
Bhutan adalah negara kecil dgn dataran tinggi
di Asia Selatan, yang berbatasan dengan Nepal dan Bangladesh.
"Saya merasakan pusing dan sesak nafas,"
begitu tulis Eric pada BBC Travel memulai kisahnya, seperti yang detikTravel
lansir, Senin (20/4/2015).
Mungkin, pikir Eric, dia hanya belum terbiasa
dengan lingkungan di sana, di ketinggian 2.300 mdpl sudah pasti udara menjadi
tipis ditambah angin yang bertiup kencang. Tapi.. Eric tak mau ambil pusing,
dia lantas pergi ke dokter.
Ternyata, menurut dokter : dia sehat-sehat
saja dan badannya tidak bermasalah. Walaupun, Eric sempat panik karena
badannya yang langsung drop.
Tapi yang membuat Eric terkejut karena sang
dokter menambahkan :
"Anda sebaiknya merenungkan kematian paling
tidak lima kali setiap hari. Itu akan semakin menyembuhkan Anda,"
Eric tak habis pikir. Mengapa dia harus merenungkan
tentang kematian, suatu hal yang paling menyedihkan. Dan yang membuat Eric
makin geleng-geleng kepala, rupanya merenungkan kematian lima kali sehari
sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang di Bhutan. Dan Bhutan punya standar
penilaian Gross National Happiness,
suatu tingkat ukuran kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakatnya.
Eric kemudian mendapati fakta yang mencengangkan.
Dia membaca buku "A Field Guide to Happiness : What I Learned in Bhutan
About Living, Loving and Waking Up" karangan Linda Leaming.
Di situlah dia baru sadar, rahasia Bhutan menjadi
negara paling bahagia di dunia adalah krn masyarakatnya yang selalu merenungkan
kematian.
"Saya menyadari, berpikir tentang kematian
tidaklah membuat orang tertekan. Itu justru membuat saya menikmati setiap
momen dan melihat hal-hal yang mungkin tidak biasa saya lihat. Di Negara
Barat, kematian adalah sesuatu yang menyedihkan. Sedangkan di Bhutan, itu
adalah bagian dari hidup yang pasti kita lalui," tulis Linda Leaming
dalam bukunya
Suatu penelitian di University of Kentucky
pada tahun 2007, ternyata sudah pernah mengungkap korelasi antara mengingat
kematian dengan kehidupan yang bahagia.
12 Mahasiswa dibagi dalam dua kelompok, kelompok
pertama disuruh berpikir tentang kunjungan ke dokter gigi yang menyakitkan
dan satunya lagi disuruh merenungkan tentang kematian.
Hasilnya, kelompok pertama dipenuhi rasa ketakutan
dan sulit menyelesaikan suatu kalimat misalnya 'Jo sedang....'. Berbeda
dengan kelompok kedua, mereka malah dengan mudah membangun kata-kata positif
dan penuh dengan sukacita.
Kesimpulannya:
kematian mungkin suatu hal yang dianggap mengerikan
oleh sebgn org, tetapi ketika mrk mau merenungkan hal itu, otak kita dengan
otomatis akan mencari sesuatu yang bahagia n bermakna
Itulah rahasia dari Bhutan yang menjadi negara
paling bahagia di dunia.
Orang-orang di Bhutan yang setiap hari merenungkan
kematian, justru membuat mereka mengisi hidup nya tiap saat dgn hal2 yg
bermakna...
Selamat mencoba....
Semoga bahagia selalu...
*Islam sudah mengajarkan kita Shalat 5 waktu
.... coba setiap Shalat Fardhu kita mengingat mati* insyaa Allah kita bahagia
....
Catatan tambahan dari saya yang orang awam bernama Bianti...
ternyata banyak pandangan dan filosofi yang kurang lebih sama antara agama
yang berbeda ya...
DISCLAIMER:
This email message (including any attachments) is confidential and may
be privileged and intended only for the use of the recipient. If you are
not the intended recipient (or have received this email by mistake) please
notify the sender immediately and destroy this e-mail message from your
system. Any unauthorized use, copying, disclosure or distribution of the
material in this e-mail or dissemination of this message in whole or in
part is strictly prohibited. PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
and its subsidiaries (PT. Bahana Securities, PT. Bahana TCW Investment
Management, PT. Bahana Artha Ventura) shall not be liable for the improper
or incomplete transmission of the information contained in this communication
nor for any delay in its receipt. Although we run anti-virus software on
all internet e-mails, we are not liable for any loss or damage.
DISCLAIMER:
This email message (including any attachments) is confidential and may
be privileged and intended only for the use of the recipient. If you are
not the intended recipient (or have received this email by mistake) please
notify the sender immediately and destroy this e-mail message from your
system. Any unauthorized use, copying, disclosure or distribution of the
material in this e-mail or dissemination of this message in whole or in
part is strictly prohibited. PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
and its subsidiaries (PT. Bahana Securities, PT. Bahana TCW Investment
Management, PT. Bahana Artha Ventura) shall not be liable for the improper
or incomplete transmission of the information contained in this communication
nor for any delay in its receipt. Although we run anti-virus software on
all internet e-mails, we are not liable for any loss or damage.