Misalnyaseperti rangkaian dzikir dan doa yang disusun oleh al-Habib Abdullah Bin Alawi Al Haddad, dikenal dengan Ratib Al Haddad. Yang disusun oleh Al Habib Abu Bakar Alaydrus disebut Ratib Alaydrus. Dan susunan Habib Umar Bin Abdurrahman Al-Aththas disebut Ratib Al-Aththas. Ada juga Ratib Kubra susunan Habib Thoha Bin Hasan Bin Thoha Bin Yahya.
Dari sejak awal penyusunannya semua pembacaan ratib, termasuk Ratib Kubra, telah diijazahkan secara umum oleh para waliyullah penyusunnya kepada seluruh umat Islam. Meski begitu, jika anda meminta ijazah lagi secara khusus kepada ulama yang memiliki sanad bersambung kepada penyusunnya tentu lebih baik lagi. Jadi membaca ratib tanpa ijazah itu tetap fadhal (utama). Dan jika membacanya dengan ijazah, afdhal (lebih utama).
"Dari sejak awal penyusunannya semua pembacaan ratib, termasuk Ratib Kubra, telah diijazahkan secara umum oleh para waliyullah penyusunnya kepada seluruh umat Islam. Meski begitu, jika anda meminta ijazah lagi secara khusus kepada ulama yang memiliki sanad bersambung kepada penyusunnya tentu lebih baik lagi.
Menurut Maulana Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan, ratib berbeda dengan hizib ataupun asma dalam hal dosis, oleh para ulama dosis dari ratib sudah dibuat tidak terlalu tinggi agar bisa dibaca masyarakat awam sekalipun.
Namun untuk hizib, Habib Luthfi mengatakan agar masyarakat sebaiknya meminta ijazah terlebih dahulu kepada ulama yang tahu dosis dari wirid, sebab jika dosisnya berlebihan maka akan berbahaya bagi individu tersebut.
3a8082e126