KLATEN – Untuk yang
kesekian kalinya, pertemuan untuk membujuk warga korban erupsi Merapi
dari enam dukuh di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, tak
membuahkan hasil.
Warga yang terdiri 500-an kepala dengan tegas tetap menolak direlokasi. Dalam
surat penyataan yang ditandangani oleh warga yang bersangkutan, Kepala
Dusun I Balerante, Kepala Desa Balerante, dan Camat Kemalang itu warga
menyatakan bahwa mereka tidak setuju tanah mereka dibeli dan dijadikan
hutan lindung oleh pemerintah. “Kita memang berharap agar warga bisa
menerima kebijakan pemerintah ini dan kami juga tidak akan memaksa
warga untuk menerima. Tetapi kami masih akan mencoba untuk melakukan
pendekatan lagi kepada warga,” terang Sekretaris Desa Balerante Basuki. Senada,
Camat Kemalang Suradi mengatakan bahwa pihaknya akan tetap mencoba
menjadi mediasi di antara warga terdampak Merapi dengan Pemerintah
Kabupaten. “Pertemuan ini bukan pertemuan yang terakhir meskipun warga
masih tetap menolak rencana relokasi yang kami sampaikan, kami masih
akan tetap mencoba,” terang Suradi. Warga di 6 dukuh di Desa
Balerante itu menjadi sasaran utama dari mediasi yang nantinya masih
akan terus dilakukan oleh pihak pemerintah desa dan kecamatan. Keenam
dukuh tersebut antara lain Ngipiksari, Sukorejo, Gondangrejo,
Banjarsari, Sambungrejo, dan Sidorejo. “Terutama warga yang kemarin
terdampak langsung oleh erupsi Merapi,” terang Suradi. Suradi pun
tidak menampik perihal surat pernyataan keberatan untuk direlokasi yang
dikumpulkan oleh warga terdampak Merapi kepadanya. “Tetapi saya masih
belum menandatanganinya,” terang Suradi. Dalam surat pernyataan
keberatan untuk direlokasi yang dibuat atas inisiatif warga itu harus
ditandangani oleh warga yang bersangkutan, Kadus I Balerante, dan Camat
Kemalang. Surat pernyataan yang total berjumlah 165 surat sesuai
dengan jumlah KK yang menempati shelter di Bumi Perkemahan Kepurun,
Kecamatan Manisrenggo itu rencananya akan diberikan kepada Pemerintah
Kabupaten jika telah lengkap dibubuhi tanda tangan Camat Kemalang. Tetapi
Suradi mengatakan kalau pihaknya masih akan mencoba membujuk warga
sebelum nantinya memutuskan apakah akan menandatangani surat pernyataan
itu atau tidak. Sekadar diketahui, untuk yang kesekian kalinya,
pemerintah melalui kecamatan dan pemerintah Desa Baleranta beserta warga
menggelar pertemuan mediasi untuk relokasi di Balai desa Balerante,
Rabu (8/6). Pertemuan tidak membuahkan hasil apa-apa. Bahkan masyarakat
justru mempertegas penolakan itu melalui sebuah surat pernyataan.(yas)
http://www.radarjogja.co.id/berita/metropolis/17569-lagi-mediasi-relokasi-gagal.html
|