Mobil LGCC: Kebijakan yang Kontradiktif dan Membingungkan

2 views
Skip to first unread message

S Widodo

unread,
Sep 18, 2013, 10:42:16 PM9/18/13
to panitiar...@googlegroups.com
Ini tulisan lanjutan dari penulis yang kemarin dulu membahas tentang pak
Habibie.
Semoga bermanfaat, dan mohon maaf jika tidak berkenan.

Sigit Widodo

-----Original Message-----
From: boed...@hotmail.com
Date: Thu, 19 Sep 2013 02:13:29
Reply-To: boed...@hotmail.com
Subject: Mobil LGCC: Kebijakan yang Kontradiktif dan Membingungkan

Assalaamu 'alaikum,

Sebagai orang awam, kebijakan mobil murah LGCC itu, selain hal kemacetan,
buat saya gak ada impact-nya. Hanya saja saya semakin hari semakin bingung
dengan kebijakan Pemerintah yang makin gak jelas dan kontradiktif. Kemarin
Pemerintah mengajak masyarakat untuk memakai transportasi umum. Alasannya
untuk hemat BBM karena Pemerintah kedodoran gak kuat lagi menanggung beban
subsidi BBM. Per tahunnya subsidi BBM berkisar di angka 200 Trilyun rupiah.
Tahun 2012, subsidi BBM adalah 212 Trilyun rupiah. Tahun 2013 awalnya
diestimasi sekitar 193 Trilyun rupiah. Dengan kenaikan BBM jadi 4500 rupiah
ke 6500 rupiah, Pemerintah bisa hemat 30 Trilyun rupiah dan dana itu sangat
banyak sekali untuk dialokasikan sebagai dana pembangunan infrastruktur,
desa tertinggal dll. Itu lebih baik daripada terbakar sia-sia tanpa bekas
akibat subsidi BBM yang justru lebih banyak dinikmati oleh kalangan menengah
ke atas. Secara kasar, kita hitung saja bensin rate itu 8-10 km/liter.
Sehari orang menempuh 40 km PP. Yang terpakai 4-5 liter/hari. Sebulan
120-150 liter. Kali saja dengan besaran subsidi per liter, kalikan lagi
dengan jumlah hari setahun, kalikan lagi dengan jumlah mobil yang pakai
Premium. Modarlah Pemerintah sehingga mereka minta ijin nambah subsidi BBM
sebesar 16 Trilyun di APBN-P 2013.

Masyarakat diajak naik kendaraan umum. Di Jakarta, Jokowi akhirnya meng-kick
off proyek Monorail dan MRT di tahun ini, suatu proyek yang telah digagas
sejak zaman Sutiyoso, namun tertunda bertahun2 krn pelbagai hal. KAI pun
berbenah diri dengan memberlakukan Kereta Commuter, Kartu Harian Berjamin,
menyediakan lahan parkir di sekitar stadion, mempercantik KA dan menambah
frekuensi serta jumlah gerbong KA. Busway juga katanya konon akan
didatangkan sekitar 800 bus di akhir tahun ini. Apa tujuan semua ini? Saya
agak bersyukur bahwa akhirnya Pemerintah dan pejabat mulai sadar akan
kewajiban mereka untuk menyediakan transportasi massal yang layak dan murah
untuk masyarakat. Di negeri manapun, biasanya transportasi massal itu
disubsidi oleh Pemerintah dan itu sebagai bentuk layanan Pemerintah kepada
rakyatnya.

Macet karena jumlah kendaraan pribadi yang gila2an, konon katanya paling
tidak menyia-nyiakan uang sekitar 6 Trilyun rupiah per tahun, bahkan mungkin
lebih. Bukan cuma boros bensin, waktu dan tenaga kita pun terkuras. Harusnya
kita bisa lebih awal sampai di kantor, untuk bisa mulai bekerja, atau lebih
awal sampai di rumah dan bercengkerama dengan keluarga, tapi jadinya sampai
lambat. Tenaga kita terkuras, dan kadang kita kesal dengan macet. Ini
mengurangi produktivitas dan kualitas hidup. Pendeknya macet itu gak ada
bagus2nya. Semua juga sudah ngerti, macet adalah kanker ganas yang akut yang
harus diatasi, bagaimana pun caranya. Ada usulan ERP, Ganjil-Genap lalu 3 in
1 yg sdh diimplementasikan. Itu apa tujuannya? Itu semua untuk semata
mengurangi kemacetan.

Menjerit karena Subsidi BBM yang sia-sia, menderita karena macet yang
menggila lalu menyuruh2 orang naik transportasi umum, tapi kenapa kini
Pemerintah malah mendorong rakyat memakai mobil dengan menghebohkan LGCC.
Kok kontradiktif sekali dan membingungkan. Sialnya yang juga bikin gemes,
mereka ngoceh dengan pelbagai alasan untuk menuustifikasi LGCC ini.
Sebenarnya mempolemikkan LGCC saat ini juga percuma. Lha wong barangnya
sudah ada dan peraturan sudah dikeluarkan. Kenapa kita dari dulu diam2 saja.
Cuek atau gak tau karena disembunyikan beritanya. Sampai berbusa2 kita
protes, para pejabat tanpa otak itu gak akan peduli.

Mereka berdalih punya mobil adalah Hak Asasi setiap orang. Kalau begitu,
pakai BBM apa saja juga hak semua orang dong, jangan dibatasi dan jangan
dibuat langka. Alasan lagi bahwa yang masalah itu adalah infrastuktur yang
kurang dan bukan keberadaan mobil LGCC. Wew, situ bloon atau gak sih? Lha
yang jadi Pemerintah kan situ, tanggung jawab entelah kalo infrastruktur
kurang. Trus duit yang ada selama ini kemana aja, kalo pertambahan jumlah
jalan gak signifikan per tahunnya. Then, kalo ente udah tau masalahnya di
infrastruktur, Betulin Dulu Infrastrukturnya, baru luncurkan mobil murah.
Lha Infrastrukturnya aja ngawur dan belum siap, kok udah lakukan hal yang
kontradiktif. Gak tau ini bego atau mau ngebegoin sih?

Katanya pula ini demi menyambut Pasar ASEAN dan mobil kita bisa diekspor ke
negeri lain. Pak, tolong deh, kalo mau kayak begitu, kenapa gak bikin Mobil
Nasional saja? Liat tuh Malaysia, mereka bikin Proton dan rakyatnya bangga
pakai Proton. Bagi yang duitnya agak kurang, bisa beli si Kancil produksi
Perodua, mirip LGCC kita saat ini. Kalo jual brand Jepang ya percuma, yang
untung kan cuma Jepang dan ATPM saja. Jual Mobnas sebanyak2nya kalau memang
negara mau untung. Aduh Pak, tolong deh, jangan membodohi kita dengan alasan
yang gak masuk akal dan maksain. Rakyat dah pinter2 semua, jangan nganggap
kita ini bego melulu. Alasan ente tuh dan gak masuk akal, tapi mau gimana
lagi, ente yang punya kuasa, ya suka2 ente lah, meski ente itu berkuasa
karena rakyat. Benar2 gak bisa dimengerti.

Di negeri lain, yang dibenahi adalah infrastuktur dulu. Setelah Pemerintah
sukses menyediakan layanan angkutan massal yang nyaman dan murah barulah
mereka menuntut rakyatnya untuk ikut aturan mereka dan itu juga demi
kebaikan bersama. Contoh mudahnya Singapore. Dulu juga ada aturan 3 in 1,
tapi kini sudah hilang. Sembari waktu berjalan, MRT dan Bus di sana dibikin
sangat aman dan nyaman. Yang pernah pergi ke sana, pasti tau akan hal itu.
Setelah tunai kewajiban, Pemerintah sana "menyulitkan" orang tuk punya
mobil. Harga bensin di sana mahal, maybe sekitar 15-20 ribu rupiah/liter
saat ini. Mau beli harus bayar COE atau Certificate of Entitlement. Maybe
sekarang sekitar SGD 40-50k (40 juta rupiah lebih). Parkir juga dimahalin.
ERP atau tol berbayar juga mahal. Kalo ada yang protes, Pemerintah sana
tinggal bilang, "Beli mobil bisa, masak bayar begituan gak bisa? Kan sudah
ada transportasi massal yang murah dan nyaman, kenapa maksain diri punya
mobil kalau duitnya pas-pasan?". Hayo usernya mau bilang apa lagi?

Minggu lalu saya sempat beberapa hari di Malaysia. Dulu sewaktu tinggal di
Singapore, saya biasanya ke KL dengan bus. Tapi kini dari Jakarta saya ke KL
naik Pesawat lalu ke Ipoh dengan KA. Pertama kali saya menginjakkan kaki di
KL Sentral stasiun. Wew, not bad. Ternyata jaringan transportasi di KL itu
bagus juga dan terintegrasi. Ada LRT, Monorail, Kereta Commuter, Bus, Kereta
antar kota dll. Semuanya dijalankan tepat waktu pula. Gak nyangka Malaysia
punya seperti ini. Jakarta saja masih pada ngeributin jadi ngga'nya MRT dan
Monorail, tapi KL sudah melangkah maju. Stasiun ini gak baru2 amat, itu
artinya sudah sejak dulu KL modern dan maju. Jadi MRT dan Monorail dll itu
adalah bukan sesuatu yang luar biasa, karena di negeri lain sudah ada dan
Jakarta sbg kota besar memang selayaknya memiliki itu. Tapi di Jakarta malah
keliatan ribet dan ribut bgt. Aneh memang. Mereka yang terlalu maju atau
kita yang ketinggalan kereta?

Nah dari kedua jiran ini saja kita tau bahwa sekali lagi Prioritas Utama
adalah Penyediaan Transportasi Massal. Itu kewajiban pokok yang harus
dipenuhi, dan bukan memprioritaskan penyediaan mobil murah LGCC, apalagi
infrastrukturnya belum siap. Sudah begitu, yang dipromosikan oleh Pemerintah
adalah bukan Mobnas, melainkan mobil merk Jepang pula. Aduh bikin gemes aje,
gue tepok juga nih jidat tetangga gue. Gak tau deh, saya speechless jadinya.
Gak tau harus ngomong apa lagi. Hanya saja melihat cara mereka ngotot
menjustifikasi mobil murah LGCC ini wajar dong kalau saya dan mungkin orang2
mempertanyakan, para Pejabat pendukung itu Dapat Apa Sih dari ATPM? Saya
bukan menuduh, tapi logikanya begitu. Kata orang Singapore, No Free Lunch.
Bos, di Jakarta aja mau kencing bayar 2000 rupiah lho. Apalagi ini, membantu
menjustifikasikan dan memaksa LGCC. Masak iya gretongan? Gak logis banget.

Sudahlah, mau dipolemikkan juga gak guna. Katanya Pemerintah mau paksa LGCC
minum Pertamax. Emang bisa gitu? Gimana ngontrolnya bos? Itukan hak asasi
kita pakai Premium. Trus para pejabat koplak itu menyarankan agar mobil LGCC
dipakai saat Sabtu-Minggu saja dan hari biasa naik bus. Lha, ini kan mobil
gue, ya suka-suka gue lah. Kenapa Pemerintah ngatur2 urusan pribadi orang.
Tolil banget, nyuruh mobil ini laku terjual tapi gak ngebolehin pakai di
hari kerja dan gak boleh minum Premium. Paling2 para ortu kaya akan belikan
anaknya mobil LGCC dan anaknya bawa mobil satu2 ke sekolah. Heboh kecelakaan
Dul hanya sesaat. Dia cuma Apes. ABG labil lain yang naik motor dan mobil
seenaknya banyak banget. Cuma sial aja tuh anak, apes sampe ngilangin 7
nyawa. Apa Pemerintah bisa ngontrol jg kalo banyak anak2 ke sekolah pakai
LGCC. Itu kan Hak Asasi juga lho, ha ha.

Oke deh. Bodo' amat, Emang Gue Pikirin. Hari gini bilang Tempe, besok bilang
Kedelai. Mbok ya kalo bikin kebijakan jangajn membingungkan dan kontradiktif
begitu. Selesaikan dulu dong urusan penyediaan infrastruktur dan
transportasi massal yang aman, nyaman, murah dan layak. Kalau sudah tunai
kewajiban barulah beranjak ke step lain. Malu bos, Malaysia itu jalannya
mulus terbentang dari barat ke timur, dari utara ke selatan. Gak ada jalan
yang ditambal berulang2 di tempat yang sama. Lha kita mana? Rencana Trans
Sumatera-nya Pak Dahlan Iskan aja dijegal, karena maybe takut dia populer di
2014. Jangan2 kalo ada duit di LGCC ini, terkait juga dengan 2014. Au deh,
saya gak punya bukti dan cuma pakai logika simpel saja. Yang pasti jangen
heran kalau besok2 ada kebijakan aneh2 lagi. Jelang Pemilu dan Pilpres,
memang banyak orang yang jadi kenthir dan menelurkan keputusan kenthir.
Jangan harap mereka mau membangun negeri ini dan menyejahterahkan kita. Di
otak mereka cuma ada Gimana Balik Modal dulu dan gimana bisa Kaya Raya 7
Turunan. Oke deh, silahkan dipertanggungjawabkan sendiri di hadapan Allah
SWT di hari akhir nanti.

Wassalaam,


Wassalaam,

Papa Fariz
FB: boed...@gmail.com

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages