Salahhal paling menarik dari film Pengabdi Setan adalah karakter yang bernama Darminah. Di versi tahun 1980an, perempuan satu ini terbongkar sebagai biang kerok tragedi yang menimpa keluarga protagonis.
Artis kelahiran tahun 1992 ini memulai karirnya di bidang dengan mengikuti ajang pemilihan model yang diselenggarakan oleh Go Girl! dan NYLON. Debutnya di dunia akting sendiri dimulai pada film Setan Jawa yang rilis pada tahun 2016.
Dalam sebuah wawancara yang diunggah di akun Twitter-nya, Joko Anwar mengungkapkan bahwa Darminah ternyata tak berhubungan dengan sekte pengabdi setan yang mengincar keluarga Rini dan berdiri di kubunya sendiri bersama Batara.
Darminah versi lama ingin menjadikan orang-orang yang lemah imannya sebagai pengabdi setan. Caranya sendiri adalah terus mencekoki targetnya dengan hal-hal yang buruk dan membuat mereka tewas sebelum bertobat.
Ia sendiri rupanya sudah mengintai keluarga Rita sejak awal cerita pada saat pemakaman ibu Marwati. Darminah juga sempat mempengaruhi Tomi dengan mengajarinya ilmu hitam dan menyusup ke keluarga tersebut sebagai pembantu rumah tangga.
Tidak seperti versi lamanya yang beraksi secara aktif, Darminah versi baru justru tak berbuat banyak selain berbagi makanan dengan keluarga Rini di sekuel pertama dan mengunjungi rusun pasca berakhirnya ritual pada sekuel keduanya.
Ia juga tak diperlihatkan berinteraksi dengan sosok ulama karena seperti yang kita tahu, dalam versi buatan Joko Anwar, figur semacam itu justru masuk ke dalam daftar tokoh yang meninggal dalam konflik ceritanya.
Pengabdi Setan ialah sebuah filem seram Indonesia 1980 yang diarahkan oleh Sisworo Gautama Putra. Filem ini sangat terkenal di zamannya bahkan di peringkat antarabangsa, yang dikeluarkan dalam pelbagai format seperti VHS dan kemudian DVD di pelbagai negara seperti Amerika Syarikat, Eropah dan Jepun. Pembikinan semula, yang diarahkan oleh Joko Anwar, dikeluarkan pada 28 September 2017, merupakan kejayaan percah panggung dan diiktiraf, dicalonkan untuk 13 Piala Citra, yang setara dengan Oscar Indonesia, dan merupakan filem seram pertama Indonesia yang dicalonkan untuk Filem Terbaik.[1][2][3][4]
Sebuah keluarga kaya yang jauh daripada agama mendapat terperangkap apabila ibu meninggal dunia. Ibu, Mawarti, ditinggalkan seorang ayah bernama Munarto yang mengambil berat hanya untuk kehidupan perniagaan, serta budak yang tenang bernama Tomi dan seorang anak perempuan bernama Rita yang ketagih kepada parti, dengan mereka seorang hamba bernama Pak Karto yang merupakan agama dan uzur. Pada malam pertama selepas kematian Mawarti, Tomi bertemu dengan ibunya walaupun tidak bercakap. Keesokan harinya, dari nasihat kawannya Tomi melawat ahli nujum yang mengatakan bahawa seluruh keluarganya berada dalam bahaya dan akan membunuh mereka semua. Kemudian juruwang nasib itu menasihati beliau untuk menguatkan dirinya dengan sihir hitam.
Sejak itu Tomi menjadi pelik dan terpelihara kerana dia menumpukan perhatian dalam keajaiban hitam. Teman wanita Rita, Herman, mengatakan bahawa 40 hari selepas kematian seseorang, orang itu masih di sekitar rumahnya. Seorang pembantu rumah dihantar dari kenalan bapa, namanya adalah Darminah. Rita mula merasa ketakutan dengan melihat kuntilanak, manakala Herman mengatakan bahawa Darminah bukan lelaki yang baik dan akan membincangkannya esok ketika pergi ke rumah seorang dukun. Kemudian, Encik Karto yang mula kerap merasakan tingkah laku Darminah yang aneh dan mencurigakan. Tomi, dinasihatkan oleh seorang kiai yang bertemu dengannya di sebuah kedai buku untuk memulakan solat. Apabila dia mahu melakukannya, seorang tokoh kuntilanak menghampirinya dan menyuruhnya menghentikannya. Pada malam yang sama, Encik Karto yang bertugas di gudang dan pagi mendapati Tomi, mayatnya digantung. Menjelang tengah hari, Herman, yang baru saja meninggalkan tempat, hampir menabrak seorang wanita dan membuat dirinya dikendalikan oleh sebuah trak. Wanita yang hampir melanda adalah Darminah. Pada malam itu, Toni dan Rita bercakap, bersetuju bahawa hantu di rumah mereka terpaksa dikeluarkan. Apabila Rita keluar, dia dikejar oleh zombie Herman yang mengejarnya sehingga Rita dibantu oleh Darminah.
Keesokan harinya, Rita menyatakan dirinya dan Tomi memanggil seorang dukun kepada ayahnya. Bapanya bersetuju dan memanggil dukun. Duyung yang disewa, diserang oleh kaca pecah dan kelopak bunga yang bercampur-campur, Rita, Tomi, dan Munarto melihat kepala dukun yang dilanggar oleh lampu berputar. Apabila semua dilakukan, Darminah menyelinap ke tempat, Tomi mengikutinya. Darminah pergi ke tanah perkuburan dan di belakangnya adalah Herman dan Pak Karto yang seperti zombie, Darminah menimbulkan Mawarti untuk diberitahu untuk membunuh keluarganya sendiri. Tomi ditangkap dan diburu, semoga dia berjaya melarikan diri dan pulang ke rumah, dia segera memberi amaran kepada Munarto dan Rita dari Darminah. Rita percaya, tetapi Munarto tidak dan dengan mereka pergi ke bilik Darminah yang Darminah sudah ada di sana. Keesokan harinya, Rita dan Tomi melarikan diri dengan makam Mawarti dan masih melihat mayatnya ada di sana. Setelah kembali, Rita, Tomi, dan Munarto dilecehkan oleh mayat mangsa. Rita diganggu oleh Herman, Tomi dilecehkan oleh Encik Karto, Munarto dilecehkan oleh Mawarti. Selepas melarikan diri dari bilik, ketiga-tiga mereka berlari ke ruang makan dan melihat Darminah memegang rambut tengkorak dan keriting. Darminah ternyata menjadi setan yang cuba menakut-nakuti orang yang imannya lemah. Kemudian, selepas dikerat dan mati tanpa taubat, orang itu akan dijadikan hamba syaitan di neraka. Rita, Munarto, dan Tomi berlari ke pintu depan dan berjaya membuka pintu, di mana sudah ada kiai dan penyokong. Bersama-sama mereka berhadapan dengan Darminah dan tiga zombie dengan huruf Al-Qur'an. Mereka semua terbakar.
Artikel ini merupakan tulisan pembaca Brilio.net. Penggunaan konten milik pihak lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Silakan klik link ini untuk membaca syarat dan ketentuan
creator.brilio.net. Jika keberatan dengan tulisan yang dimuat di Brilio Creator, silakan kontak redaksi melalui e-mail
red...@brilio.net
Hari Kamis, 28 September 2017 merupakan perilisan film Pengabdi Setan di bioskop-bioskop Tanah Air. Pengabdi Setan merupakan film horror remake yang disutradai oleh Joko Anwar. Film ini pertama kali diputar tahun 1980 dan merupakan film terbaik di masanya.
Secara garis besar, Pengabdi Setan versi 1980 menceritakan tentang keluarga kaya raya yang baru ditinggal pergi oleh sang ibu. Keluarga tersebut sangat jauh dari agama, bahkan tidak pernah beribadah. Berbagai nasihat untuk beribadah sering diabaikan oleh sang ayah, dan anak laki-laki di keluarga tersebut malah belajar ilmu hitam atas saran dari peramal sesat.
Kemudian keluarga tersebut kedatangan seorang pembantu rumah tangga baru bernama Darminah yang ternyata jelmaan setan. Ia mengincar keluarga-keluarga yang imannya lemah untuk dijadikan pengabdi setan.
Film ini selain menyajikan horor yang berbeda dibanding film horor masa kini, juga sarat akan pesan agama yakni jangan sampai melalaikan ibadah. Karena iman yang lemah lebih mudah dibisiki oleh setan.
Selang 37 tahun berlalu, pihak Rafi Film akhirnya me-remake film Pengabdi Setan. Ada beberapa perubahan dari film Pengabdi Setan (1980) dengan film Pengabdi Setan (2017). Beberapa perubahan tersebut antara lain sebagai berikut:
Siapa pun yang pernah menyaksikan Pengabdi Setan versi lama, pasti sangat mengenal sosok Darminah. Selain berprofesi sebagai tukang ramal, pelayat, pembantu rumah tangga, ia juga merupakan setan di balik layar cerita ini. Rasanya agak sedih ketika tidak menemukan wajah Darminah yang misterius dengan sorot mata tajam di versi remake Pengabdi Setan.
Pak Karto diperankan oleh almarhum HIM Damsyik. Walau berperan sebagai pengurus rumah di versi 1980, tetapi kemunculan beliau sangat membekas di memori para penonton. Sebagai pengurus rumah yang sudah tua dan sakit-sakitan, beliau adalah orang yang menemukan 'keanehan' pada diri Darminah lalu tragisnya ia tewas gantung diri di garasi rumah.
Pada Pengabdi Setan (1980), keluarga Munarto merupakan keluarga yang kaya raya, dengan rumah besar mewah dan mobil pribadi. Sementara di Pengabdi Setan (2017), kondisi keluarga ditampilkan kekurangan. Bahkan membutuhkan biaya untuk menebus obat sang ibu dan membayar rumah agar tidak disita.
Di versi Pengabdi Setan (1980), satu keluarga hanya terdiri dari ayah, satu kakak perempuan, satu adik laki-laki, dan pengurus rumah (Pak Karto). Sementara di versi Pengabdi Setan (2017), sosok Pak Karto digantikan oleh sang 'nenek' yang di mana tokoh nenek ini memiliki peran penting di pertengahan dan akhir cerita (siapkan tisu).
Sebenernya namanya bukan organisasi payung hitam, tetapi karena di trailer ditampilkannya serombong manusia mengenakan baju hitam dengan payung hitam, makanya saya namakan 'Organisasi Payung Hitam'. Hehe.. Kalau di versi lama Darminah merupakan 'setan' yang beroperasi sendirian mengganggu manusia beriman lemah, di versi Pengabdi Setan (2017), sosok Darminah digantikan oleh sekte berpayung hitam yang muncul di trailer film Pengabdi Setan (2017). Mereka bukan setan, tapi manusia yang mengabdi kepada iblis.
Di Pengabdi Setan (1980), hanya terdapat dua bersaudara dalam satu keluarga. Namun di Pengabdi Setan (2017), mereka memiliki empat bersaudara dimana anak terakhir adalah tuna wicara. Jumlah anak yang bertambah juga berhubungan dengan alur cerita dan plot di Pengabdi Setan (2017). Walau pun semakin banyak, tetapi justru chemistry antar saudara/i di film versi 2017 lebih terjalin dan terlihat di bandingkan versi lamanya.
Pengabdi Setan (1980) menampilkan Rita memiliki kekasih bernama Herman yang menyarankannya untuk memanggil dukun yang bisa membersihkan rumahnya dari gangguan mahluk halus, tetapi dalam perjalanan menemui sang dukun, Herman kecelakan dan meninggal. Sementara di Pengabdi Setan (2017), tidak ada sosok Herman. Tetapi ada tokoh laki-laki yang merupakan anak pak ustaz yang turut membantu Rini menemui teman neneknya yang merupakan penulis majalah paranormal.
3a8082e126