Kernikterusadalah kelainan akibat kelebihan bilirubin merusak otak, terutama bagian ganglia basal, hipokampus, serebelum, dan nukleus dari lantai ventrikel keempat. Pada bayi baru lahir, kadar bilirubin yang sangat tinggi dapat menembus sampai ke otak hingga menimbulkan kerusakan otak. Bilirubin merupakan pigmen berwarna kuning kecokelatan yang ditemukan di dalam empedu, darah, dan tinja. Bilirubin berasal dari pemecahan hemoglobin di sel darah merah dan perombakan zat lain.
Penyebab kernikterus bersifat multifaktorial, melibatkan interaksi antara kadar bilirubin dan kadar albumin yang mengikat, perjalanan melewati sawar darah otak, dan kerentanan saraf terhadap cedera. Gangguan sawar darah otak hingga bilirubin dapat menembus ke otak akibat penyakit, kekurangan oksigen (asfiksia), perubahan permeabilitas sawar darah otak, dan faktor lainnya.
Ketika bayi mengalami sakit kuning, umumnya perubahan warna kulit pada wajah merupakan gejala yang paling mudah dilihat. Jika kadar bilirubin makin meningkat, gejala perubahan warna tersebut akan menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti dada, perut, kaki, dan tangan. Pengamatan terhadap gejala akan sulit untuk dilakukan jika bayi berkulit yang berwarna gelap.
Sementara itu, kadar biliburin yang makin meningkat hingga menembus ke otak dapat menimbulkan gejala kerusakan otak. Kondisi tersebut dikenal dengan ensefalopati bilirubin akut. Tanda yang dapat timbul termasuk refleks yang lambat, postur abnormal yang membuat punggung melengkung karena kejang otot (opistotonus), kontraksi otot berulang, sehingga leher menjadi tertarik ke belakang (retrocollis), otot lemas (hipotonia), muntah, tangisan bernada tinggi, suhu badan tinggi (hiperpireksia), kejang, rewel, sulit minum susu (termasuk ASI), dan kesulitan bernapas.
Dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini menyebabkan ensefalopati bilirubin kronis yang ditandai dengan kelenturan, gerakan tidak terkendali (koreoatetosis), kerusakan gigi, gangguan pendengaran, kognitif tidak berfungsi, dan ketidakmampuan belajar.
Bayi kuning didiagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik langsung dan pemantauan dalam minggu pertama lahir. Jika ada tanda yang tidak normal, bayi akan diambil darah untuk mengukur kadar bilirubin. Kadar bilirubin normal pada bayi yang baru lahir di bawah 5 mg/dL.
Kernikterus diobati untuk mencegah kerusakan saraf di otak terkait dengan bilirubin yang menembus ke otak. Pilihan pengobatan antara lain fototerapi dan transfusi tukar. Efek samping fototerapi antara lain tinja lunak, ruam kemerahan, dehidrasi (kehilangan cairan), hipotermia akibat paparan, dan baby bronze syndrome (kulit bayi jadi gelap atau abu kecokelatan). Sedangkan, transfusi tukar dapat mengakibatkan komplikasi berupa asidosis metabolik, kelainan elektrolit, hipoglikemia, hipokalsemia, trombositopenia, volume berlebih, aritmia, infeksi, penyakit graft versus host, hingga kematian.
Pencegahan terhadap kernikterus bisa dilakukan dengan skrining pada bayi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kadar bilirubin pada 24-48 jam pertama setelah lahir. Selain itu, skrining pada bayi juga dilakukan untuk medeteksi apakah bayi memiliki risiko tinggi untuk mengalami kernikterus, atau tidak.
Bayi baru lahir sebaiknya selalu dipantau karena kernikterus adalah kondisi gawat darurat. Segera bawa ke dokter jika Si Kecil tidak mau menyusu, demam, terlihat kuning, menangis tanpa alasan jelas, muntah, kejang, dan mengalami gangguan pernapasan. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.
Kernikterus adalah kerusakan otak pada bayi yang disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah. Kondisi ini terjadi ketika penyakit kuning tidak segera ditangani sehingga kadar bilirubin terus meningkat dan menyebabkan kerusakan pada otak.
Bilirubin adalah limbah yang dihasilkan secara alami saat tubuh mendaur ulang sel darah merah. Kadar bilirubin yang melebihi nilai normal umumnya wajar terjadi pada bayi yang baru lahir. Hal ini karena tubuh bayi masih beradaptasi untuk membuang bilirubin.
Kernikterus umumnya terjadi pada bayi karena penyakit kuning memang sering dialami oleh bayi. Sementara itu, kernikterus pada orang dewasa biasanya hanya terjadi akibat kelainan genetik yang berdampak pada proses pengolahan bilirubin.
Meski termasuk kondisi yang jarang terjadi, kernikterus sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan cedera pada otak atau lumpuh otak (cerebral palsy). Selain itu, kernikterus juga dapat menimbulkan masalah pada gigi, gangguan pada penglihatan dan pendengaran, serta keterbelakangan mental.
Kernikterus disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia) yang ditandai dengan tubuh menguning. Kondisi yang disebut dengan penyakit kuning ini diperkirakan dialami oleh 60% bayi.
Namun, penyakit kuning bisa berkembang menjadi kernikterus jika kadar bilirubin terus meningkat. Kondisi ini sangat berbahaya karena bilirubin bisa menyebar hingga ke otak dan menyebabkan kerusakan otak permanen.
Diagnosis kernikterus dilakukan berdasarkan keluhan yang terjadi pada bayi. Selain mengamati kulit dan sklera bayi, dokter akan melakukan pemeriksaan kadar bilirubin darah. Pada bayi dengan kernikterus, kadar bilirubin bisa lebih dari 25 mg/dL.
Salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan tetap memberikan asupan ASI atau susu formula yang cukup. Pemberian ASI atau susu formula yang cukup dapat menjaga kadar cairan tubuh dan membantu pembuangan bilirubin melalui urine dan tinja.
Bila bayi belum membaik setelah menjalani terapi ini, dokter akan menyarankan fototerapi intensif yang menggunakan lebih dari satu sumber sinar, misalnya dengan selimut serat optik yang juga bisa mengeluarkan sinar UV.
Bila kadar bilirubin pada bayi masih tinggi walaupun sudah menjalani fototerapi, dokter akan menyarankan transfusi tukar. Pada prosedur ini, darah bayi akan diganti dengan darah pendonor yang tidak mengandung bilirubin.
Metode IVIG digunakan pada kernikterus yang disebabkan oleh faktor imunologis, seperti perbedaan golongan darah rhesus antara ibu dan anak. IVIG dilakukan dengan memberikan immunoglobulin sehat kepada anak melalui infus.
Perlu diketahui bahwa kerusakan otak akibat kernikterus tidak dapat diperbaiki. Namun, pengobatan dapat mencegah kerusakan otak yang lebih parah. Itulah sebabnya bayi yang baru lahir harus dipantau dengan ketat. Selain sebagai bentuk pencegahan, pemantauan bisa dilanjutkan dengan penanganan dini bila kadar bilirubin meningkat dengan cepat.
Kulit serta mata yang berwarna kuning pada bayi dan anak umumnya diketahui sebagai penyakit kuning (jaundice). Namun, perlu diketahui bahwa jaundice bisa menjadi tanda dan gejala dari kondisi lain, salah satunya kernikterus.
Diagnosis kernikterus melibatkan evaluasi medis dan pemeriksaan untuk mengidentifikasi kadar bilirubin yang tinggi dalam tubuh bayi serta tanda-tanda kerusakan otak yang mungkin terjadi akibat hiperbilirubinemia.
Kernikterus atau ensefalopati bilirubin yang dikenal pula dengan bilirubin induced encephalopathy (BIE) adalah kerusakan neurologis di otak yang diinduksi bilirubin, terutama pada kadar bilirubin indirek serum >25 mg/dL. Keadaan ini banyak ditemukan pada bayi. Regio otak yang paling terpengaruh adalah ganglia basal, hipokampus atau hippocampus, corpus geniculatum, dan nukleus saraf kranial.[1,2]
Manifestasi klinis utama kernikterus adalah gangguan motorik, gangguan auditori (auditory neuropathy spectrum disorder/ANSD dengan atau tanpa hilangnya fungsi pendengaran), gangguan visual, dan abnormalitas gigi.
Bilirubin sendiri adalah zat yang dihasilkan saat sel darah merah hancur dan kemudian diolah oleh hati. Walaupun kernikterus sendiri adalah kondisi yang jarang, dampak yang ditimbulkannya bisa sangat mengganggu dan bahkan mengancam kehidupan.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), akumulasi bilirubin yang berlebihan dalam tubuh bayi yang baru lahir dapat menyebabkan perubahan warna menjadi kuning pada kulit dan bagian putih mata. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit kuning.
Apabila penyakit kuning tidak mendapatkan penanganan dalam waktu yang tepat, risikonya adalah berkembang menjadi kernikterus. Agar risiko komplikasi dari penyakit kuning tidak berlanjut menjadi kernikterus, penting untuk mengenali gejala dan tanda-tandanya dengan segera.
Kernikterus adalah suatu kondisi medis yang memiliki dampak serius pada perkembangan bayi dan anak-anak. Penyebab utama terjadinya kernikterus adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah zat yang dihasilkan saat sel darah merah pecah dan diolah oleh hati sebelum akhirnya dikeluarkan dari tubuh.
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah, yang dikenal sebagai hiperbilirubinemia, menjadi pemicu utama kernikterus. Kadar bilirubin yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf pusat, termasuk otak.
Penyakit kuning (jaundice) adalah kondisi di mana kulit dan mata bayi menguning akibat peningkatan bilirubin. Jika tidak diobati dengan cepat, penyakit kuning yang parah dapat berkontribusi pada terjadinya kernikterus.
Faktor genetik juga dapat memainkan peran dalam rentan atau tidaknya seorang bayi terhadap kernikterus. Jika ada riwayat keluarga yang memiliki masalah dengan metabolisme bilirubin, risiko kernikterus pada bayi dapat meningkat.
Dalam terapi ini, bayi ditempatkan di bawah lampu khusus yang menghasilkan cahaya biru atau hijau. Cahaya ini membantu mengubah bilirubin yang tidak terkonjugasi menjadi bentuk yang mudah dikeluarkan melalui urin dan tinja.
Pemberian makan atau susu kepada bayi juga memiliki peran dalam mengatasi kadar bilirubin yang tinggi. Semakin banyak bayi mengonsumsi makanan, semakin banyak pula tinja yang dihasilkan, sehingga jumlah bilirubin yang dikeluarkan juga bertambah.
Dalam prosedur ini, sejumlah kecil darah bayi diambil dan digantikan dengan darah donor yang memiliki kadar bilirubin yang lebih rendah. Ini membantu mengurangi kadar bilirubin dalam darah bayi secara cepat, menghindarkan risiko komplikasi lebih lanjut.
Akan tetapi, pengobatan dapat mencegah kerusakan otak yang lebih parah. Karena itu, pemantauan ketat pada bayi yang baru lahir sangat penting. Selain sebagai bentuk pencegahan, pemantauan akan membuat bayi ditangani lebih cepat bila kadar bilirubin semakin tinggi.
3a8082e126