Sampurasun para Mitra
Dinten ieu sim kuring bade nambihan kateranngan perkawis awan “TI” sareng
awalan “KA” dina basa Sunda sakumaha anu parantos didugikeun minggu anu
kalangkung.
Hari ini saya akan menambahkan keterangan tentang penggunaan awalan “TI”
dan awalan “KA” dalam Bahasa Sunda sebagaimana telah saya sampaikan minggu yang
lalu.
Minggu yang lalu saya menyebutkan bahwa saya tidak bisa menerangkan
perbedaan cara penggunaan awalan “TI” dan awalan “KA” dalam Bahasa Sunda yang
menunjukkan “ketidak sengajaan”. Tetapi setelah saya mendapatkan masukkan dari
Teh Endah sekarang saya bisa menerangkan perbedaan penggunaan awalan “TI’ dan
awalan “KA”. Awalan “TI” dipergunakan dalam kalimat “Subject focus dan
reflective” sedangkan awalan “KA” dipergunakan dalam kalimat “Object focus”.
Saya yakin anda akan bertanya:” Apa itu Subject focus dan Object focus?”
Dahulu waktu anda masih sekolah di Indonesia pernah belajar dalam pelajaran
Bahasa Indonesia tentang “kalimat aktif dan kalimat pasif”. Contoh kalimat aktif
: “Bu Ade ahli membuat bakso”. Dalam kalimat ini” Bu Ade” adalah
subject yang aktif melakukan aktifitas pembuatan bakso. Adapun “bakso” adalah
object. Jadi dalam kalimat aktif subjectnya yang aktif melalukan aktifitasnya.
Contoh kalimat pasif : “ Bakso buatan Bu Ade disukai oleh Bu Dewi”.
Dalam kalimat ini “Bakso buatan Bu Ade” adalah objectnya dan “Bu Dewi”
adalah pelengkap pelakunya. Dalam kalimat ini objectnya tidak aktif (pasif) yang
aktif adalah pelengkap pelakunya, karena itu kalimat ini disebut kalimat
pasif.
Sekarang dalam ilmu linguitics istilah “kalimat aktif dan kalimat pasif”
sudah tidak dipergunakan lagi karena dianggap kurang tepat. Mengapa dianggap
kurang tepat? Kalau kita mengatakan :”Saya tidur sendirian” atau
“Pak Dulah meninggal tadi malam” maka kedua kalimat itu tidak
bisa disebut kalimat aktif karena subject dari kedua kalimat ini tidak aktif.
Oleh karena itu istilahnya sekarang diganti menjadi “Subject focus” yang berarti
subjectnya ditempatkan di permulaan kalimat, demikian pula arti dari “Object
focus” artinya objectnya ditempatkan di permulaan kalimat.
Jadi awalan “TI” dipergunakan dalam kalimat subject focus. Contohnya:
Kuring tidagor = Kepala saya terbentur .Dalam kalimat ini ”kepala saya”
adalah subjectnya.
Kuring tisoledat = Saya terpeleset . Kuring =subject
Kabayan tikusruk = Kabayan terjerumus. Kabayan= subject
Sedangkan awala “KA” dipergunakan dalam kalimat object focus.
Contohnya:
Surat kapiceun ku kuring = Surat terbuang oleh saya. Surat =
object. Kuring =pelengkap pelaku
Gelas cai kopi Kang Hendra kasepak ku kuring = Gelas kopi Kang Hendra
tersepak olehku
Mobil kuring ka tinggal tangkal runtuh= Mobil saya tertimpa pohon
runtuh
Ada satu kekecualian dalam penggunaan awal “KA” sebagai penunjuk kata
benda. Saya sudah memberikan contoh awalan “KA” sebagai penunjuk kata benda
seperti :
Kabeungharan = Kekayaan
Kapinteran = Kepandaian
Kasaean = Kebaikan
Tetapi kalau awan “KA” ditempatkan di depan kata “beurat”= berat dan kata
“hampang’ =ringan dan diakhirin dengan akhiran “AN” ini tidak berarti
“Keberatan” dan”keringanan”. Kedua kata ini dalam bahasa Sunda adalah kata kerja
yang artinya “kabeuratan” adalah bentuk halus dari kata kerja “miceun” yang
berarti “buang air besar” dan kata”kahampangan” adalah bentuk halus dari kata
kerja “pipis” = buang air kecil.
Salam,
Dede
Dede