[Oil&Gas] preventive vs predictive maintenance

1,441 views
Skip to first unread message

nuklinda...@tokiomarine.co.id

unread,
Mar 23, 2006, 4:22:14 AM3/23/06
to migas_i...@yahoogroups.com

Dear milist-ers
Saya mohon pencerahan ttg
1.perbedaan preventive vs predictive maintenance
kalo bisa disertai contoh aplikasinya diindustri spt apa?
2.Konsep BCP --> business continous plan?!
Thanks a lot...

Best Regards,

Nuklindana D.K

--------------------------------------------------------------
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Daily Digest : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Administrator : Migas_Indo...@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
Migas_Indones...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/


Yeri Kurniawan

unread,
Mar 23, 2006, 7:28:39 PM3/23/06
to Migas_I...@yahoogroups.com
Pak Nuklidana,
Saya coba bantu dikit.
Preventive maintenance adalah tindakan pemeliharaan yang dilakukan secara
berkala sesuai dengan anjuran pada instruction manual atau pengalaman si
crew maintenance terhadap equipment ybs. Misalnya, penggantian oli yang
dilakukan setiap 6 bulan atau penggantian grease setiap 8000 running hours,
penggantian bucket gas turbine setiap 12000 running hours dst-nya.

Predictive maintenance adalah salah satu metode pemeliharaan yang didasarkan
pada kondisi equipment yang sedang dicheck. Predictive maintenance
membutuhkan bantuan alat-alat presisi seperti Vibration Analyzer, Oil
Analysis, Ultrasonic, dll. Dengan memakai Vibration Analyzer, kita misalnya
bisa mengetahui gejala kerusakan pada bearing, looseness, unbalance pada
kondisi yang paling dini, sehingga kita bisa melakukan persiapan untuk
shutdwon dengan lebih terencana. Pembelian atau pembuatan spare parts,
manpower, tools dapat dipersiapkan lebih awal sehingga kalaupun kita
melakukan shutdwon akan membutuhkan waktu dan biaya yang jauh lebih sedikit.

Mengenai Business continous plan mungkin yang lain bisa membantu.

Yeri
TPPI

>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Ilham B Santoso

unread,
Mar 23, 2006, 7:50:38 AM3/23/06
to Migas_I...@yahoogroups.com
Salam,

Saya akan mencoba membahas point 1, Perbedaan preventive maintenance
(PM) dan predictive maintenance (PdM)

Point ini sangat panjang untuk didiskusikan. Saya mulai dari sisi sudut
pandang saya sambil menunggu masukan dari etamn-teman lain.

Ada dua pandangan dalam melihat PM dan PdM. Ada yang melihat PM dan PdM
sebagai dua hal yang berbeda sama sekali, namun dalam pandangan
maintenance management modern ada yang memasukan maka PdM ini sebagai
bagian dari PM.

PM secara konservatif adalah melakukan aktifitas maintenance sebagai
aktifitas rutin, jadi ter schedule dengan baik. Jadi parameter
pengendalinya hanya waktu atau jam operasi dari suatu equipment. Contoh
sederhana..kita setiap 2000 km akan melakukan penggantian oli mesin
mobil pada 10 000 km ganti oli transmisi, dll, tanpa kita pernah
memeriksa jangan-jangan oili nya masih bagus..sehingga bisa cukup sampai
3000 km, atau malah jangan-jangan karena kondisi operasi dan lingkungan
2000 km kondisi oli sudah benar-benar jelek (ke basa an sudah turun
drastis, kekentalan naik, kontaminasi air, shoot dll), sehingga
seharusnya 1000 km harus sudah ganti. Pertimbangan2 itu tidak pernah
diambil..pokoknya hanya rutin fungsi waktu operasi saja.

Dalam manajeman maintenance, maka akan sangat baik bila semua aktifitas
itu dapat direncanakan sebelumnya dengan matang sebelum di eksekusi. PM
konservatif, kadang tidak dapat mencegah pekerjaan maintenance,
perbaikan secara mendadak (emergency work), tanpa terencana akibat
kerusakan mendadak dari mesin. Hal ini karena PM konservatif hanya
bekerja pada basis waktu tanpa pernah mengamati kondisi mesin. Emergency
work ini sangat dihindari karena membutuhkan cost yang sangat besar
(tenaga lembur, shutdown yang lama karena kurang spare part, tenaga ahli
sedang cuti, waktu produksi terganggu lama, dll). Emergency ini harus
dihindari, dan karena aktifitas rutin saja tidak bisa secara efektif
mencegahnya maka diperlukan aktifitas pemantauan kondisi mesin untuk
memprediksi kondisi mesin, PdM. Sehingga sebelum terjadi kerusakan,
dapat dipersiapkan/direncanakan aktifitas antisipasinya. Sehingga itu
menjadi aktifitas yang memang terencana (planned work), dengan demikian
diharapkan waktu shutdown bisa diminimalkan karena semuanya
dipersiapkan dengan matang.

Jadi jika dilihat dari aktifitas perbaikan nya PdM adalah termasuk
pekerjaan yang dieksekusi setelah melalui perencanaan dengan baik
berdasar kondisi mesin dan tidak semata-mata karena telah di schedulkan
(planned but not scheduled). Dan dari sisi aktifitas perbaikan maka PM
konservatif adalah aktifitas yang di eksekusi karena telah dischedulkan
(planned and scheduled). Maintenance yang baik tentu akan menurunkan
jumlah emergency shutdown untuk repair dengan cara menaikkan repair PM
dan repair PdM yang berarti kedua jenis aktifitas itu telah
direncanakan.

Inti dari PdM adalah pemantauan kondisi mesin (CONdition MONitoring),
hal ini bisa berupa pemantauan getaran mesin (ini yang sangat populer),
pemantauan kondisi oli, pemantauan parameter proses mesin, dll. Dalam
kondisi normal, aktifitas pemantauan kondisi ini dapat dischedulkan
secara rutin seperti halnya kegiatan PM rutin lainnya. Hal ini yang
membuat kadang-kadang, PdM ini diletakkan di dalam PM. Periode aktifitas
con mon dapat diadjust sesuai kondisi mesin. Jika trending kondisi
mesin menuju kondisi yang lebih buruk, maka aktifitas con mon bisa
dipersering sambil merencanakan (planning) waktu shutdown yang tepat
untuk repair dengan mempertimbangkan faktor sdm, beban produksi,
ketersedian spare part, dll.

Jadi dalam perkembangannya, PM ini tidak lagi konservatif hanya
pekerjaan rutin (scheduled)...tetapi PM adalah benar-benar aktifitas
maintenance untuk mencegah (prevent) terjadi nya kerusakan mesin.
Komponennya adalah aktifitas rutin (scheduled and planned) dan juga
termasuk didalamnya PdM (unscheduled but planned).

Silahkan teman-teman lain menambahkan.

Salam,


Ilham Budi Santoso
CBM Engineer
PT Wood Group Indonesia

Telp : +62 8370 2455 ext. 105
Mobile : +62 815 623 5084
e-mail : <mailto:ilham....@ptwoodgroup.co.id>
ilham....@ptwoodgroup.co.id
<mailto:santos...@yahoo.com> santos...@yahoo.com
skype-id : Ibsantoso

-----Original Message-----
From: Migas_I...@yahoogroups.com
[mailto:Migas_I...@yahoogroups.com] On Behalf Of
nuklinda...@tokiomarine.co.id
Sent: Thursday, March 23, 2006 4:22 PM
To: migas_i...@yahoogroups.com
Subject: [Oil&Gas] preventive vs predictive maintenance

Dear milist-ers
Saya mohon pencerahan ttg
1.perbedaan preventive vs predictive maintenance
kalo bisa disertai contoh aplikasinya diindustri spt apa?
2.Konsep BCP --> business continous plan?!
Thanks a lot...

Best Regards,

Nuklindana D.K

--------------------------------------------------------------


Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Daily Digest : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Administrator : Migas_Indo...@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------

SPONSORED LINKS

Petroleum
<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Petroleum+engineering+software&w1=P
etroleum+engineering+software&w2=Petroleum+engineering&w3=Petroleum+engi
neering+jobs&w4=Petroleum+engineering+jobs&c=4&s=127&.sig=46XsxRZpNyRlpY
4ckmKf5Q> engineering software
Petroleum
<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Petroleum+engineering&w1=Petroleum+
engineering+software&w2=Petroleum+engineering&w3=Petroleum+engineering+j
obs&w4=Petroleum+engineering+jobs&c=4&s=127&.sig=4IPuQp2fajRBSledK8m3Qg>
engineering
Petroleum
<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Petroleum+engineering+jobs&w1=Petro
leum+engineering+software&w2=Petroleum+engineering&w3=Petroleum+engineer
ing+jobs&w4=Petroleum+engineering+jobs&c=4&s=127&.sig=9tM9n3VKSuUuE94vsE
_iqQ> engineering jobs

Petroleum
<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Petroleum+engineering+jobs&w1=Petro
leum+engineering+software&w2=Petroleum+engineering&w3=Petroleum+engineer
ing+jobs&w4=Petroleum+engineering+jobs&c=4&s=127&.sig=9tM9n3VKSuUuE94vsE
_iqQ> engineering jobs



_____

YAHOO! GROUPS LINKS

* Visit your group "Migas_Indonesia
<http://groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia> " on the web.



* To unsubscribe from this group, send an email to:
Migas_Indones...@yahoogroups.com

<mailto:Migas_Indones...@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe>


* Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo!
<http://docs.yahoo.com/info/terms/> Terms of Service.

_____

rafael rajagukguk

unread,
Mar 23, 2006, 8:01:35 AM3/23/06
to Migas_I...@yahoogroups.com
mas Darma,

secara prinsip perbedaannya:

preventive menggunakan strategi schedule inspection (rusak maupun tidak rusak)
dalam melakukan tindak coreective/maintanance.Mesin atau equipment harus berhenti.
biasanya schedule tersebut di up-load kedalam CMMS system baik itu SAP,MIMS,dll
sehingga akan di issued secara berkala.

konsekuensi : work schedule sangat tinggi
memerlukan source yang banyak
breakdown masih tinggi
potensi adanya kerusakan baru karena prosedur yang tidak benar
memerlukan waktu yang lebih lama dalam menemukan root cause
dll

predictive menggunakan strategi base on condition sebelum melakukan tindakan corective/maintenance.Untuk strategi ini memanfaatkan vibration monitoring,oil analysis,performance monitoring,infra-red,dll tanpa harus memberhentikan peralatan.
(equipment tetap berjalan secara normal)

konsekuensinya: work schedule berkurang
mempercepat penyelesaian kerusakan
breakdown dapat diturunkan
investasi untuk teknologi cukup besar
mencegah secondary failure
manage source lebih baik

Dalam implementasi di lapangan,kedua-dua system ini diimplemaentasikan,karena predictive biasanya digunakan untuk melakukan maintanance pada peralatan dengan tingkat kritikal yang tinggi terhadap proses produksi sedangkan preventive lebih diarahkan pada tingkat kritikal yang lebih kecil terhadap proses produksi.

Pada perusahaan yang telah memiliki tingkat kemampuan penguasaan metodologi predictive maintanance yang sangat baik,predictive maintanance ini dapat digunakan untuk meningkatkan schedule antara untuk melakukan annual overhaul pada power plant equipment,yang biasanya 2 tahun bisa saja di extend hingga 4 dan 6 tahun.

Pada aplikasi vibration monitoring tingkat lanjut,bisa juga digunakan dalam meyempurnakan suatu hasil design engineering,pada fase ini vibration monitoring dapat dijadikan sebagai bahan/kajian empirik tentang keakuratan suatu hasil perhitungan design.

Dalam predictive maintennace kita bisa berbicara dan bergelut hal-hal yang menyangkut reliability dan availibility suatu peralatan dengan lebih teliti dan tentunya terukur karena memanfaatkan alat ukur yang cukup akurat.


Dalam banyak pengalaman dalam melakukan 'bisnis countinous plan' juga akan ditopang oleh tingkat efisiensi dari setiap perlatan produksi,yang dapat didekati dengan konsep predictive maintanance itu sendiri.

semoga bermanfaat,,,,,silahkan ditambahkan oleh teman-teman.............

salam,

rafael a. rajagukguk



nuklinda...@tokiomarine.co.id wrote:

Dear milist-ers
Saya mohon pencerahan ttg
1.perbedaan preventive vs predictive maintenance
kalo bisa disertai contoh aplikasinya diindustri spt apa?
2.Konsep BCP --> business continous plan?!
Thanks a lot...

Best Regards,

Nuklindana D.K

--------------------------------------------------------------
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Daily Digest : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Administrator : Migas_Indo...@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------

SPONSORED LINKS
Petroleum engineering software Petroleum engineering Petroleum engineering jobs Petroleum engineering jobs

---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS


Visit your group "Migas_Indonesia" on the web.



To unsubscribe from this group, send an email to:
Migas_Indones...@yahoogroups.com

Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.


---------------------------------


---------------------------------
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less.

[Non-text portions of this message have been removed]

--------------------------------------------------------------

Wilis Wirawan

unread,
Mar 23, 2006, 10:50:21 PM3/23/06
to Migas_I...@yahoogroups.com
Rekan-rekan milis yth,

Pertanyaan:


1.perbedaan preventive vs predictive maintenance
kalo bisa disertai contoh aplikasinya di industri spt apa?

Jawaban yang diberikan oleh rekan-rekan sebelumnya telah menjelaskan
definisi dan perbedaan antara PM dan PdM dan contoh aplikasinya. Saya ingin
sedikit saja menambahkan jawaban rekan-rekan sebelumnya untuk pertanyaan no.
1 dari sudut pandang strategi maintenance.

Dilihat dari trend pola kegagalan (kemungkinan kegagalan v.s waktu) ada
beberapa pola trend kegagalan yang dijumpai. Dua pola yang populer adalah
kegagalan berkaitan dengan umur (age-related failures) dan kegagalan acak
(random failures).

Pada age-related failure, sebagian besar komponen akan gagal setelah
melewati umur operasi tertentu dan sebagian kecil saja yang rusak sebelum
umur operasi tertentu tersebut. Dengan demikian dapat diperoleh patokan
useful life atau MTBF (mean time between failures) yang secara statistik
deviasinya kecil sekali sehingga hampir dapat dipastikan bahwa komponen ini
akan rusak setelah melewati useful life atau MTBF tersebut. Oleh karena itu
dilihat dari pola trend kegagalan, pada komponen ini cocok dilakukan PM yang
dapat berupa penggantian (discard) atau perbaikan (restoration) secara
periodik (tentu saja sebelum useful life atau MTBF-nya tercapai) tanpa
melihat kondisinya, karena telah yakin bahwa jika terus dioperasikan maka
komponen ini akan rusak. Saya jumpai di sebuah perusahaan penggantian oli
secara periodik dikategorikan sebagai PM karena oli ini diberi nomor
komponen, sehingga penggantian oli = penggantian komponen. Untuk menentukan
interval PM, petunjuk dari manufaktur dapat dijadikan referensi karena
seharusnya manufaktur telah memiliki banyak data yang cukup untuk menentukan
useful life atau MTBF.

Pada kegagalan acak, kemungkinan kegagalan komponen hampir sama di sepanjang
waktu. Artinya tidak ditemukan batas umur operasi tertentu dimana hampir
dapat dipastikan komponen ini akan gagal. Contoh yang populer adalah
kegagalan rolling bearing. Sebuah riset yang dilakukan pada 30 buah deep
groove ball bearing identik yang diuji secara run-to-failure pada kondisi
terkontrol membuktikan bahwa periode kegagalan bearing ini sangat bervariasi
sehingga waktu penggantian bearing (dimana bearing tidak akan rusak sebelum
diganti) dengan tingkat keyakinan 95% sulit ditentukan. Oleh karena itu
berdasarkan pola trend kegagalannya, pada komponen dengan kegagalan acak
tidak cocok diterapkan PM (seperti pengertian di atas) karena tidak adanya
batas umur yang secara statistik deviasinya kecil. Meskipun demikian,
komponen yang akan rusak biasanya akan memberikan 'tanda-tanda'. Nah, karena
ada 'tanda-tanda' ini maka kondisi komponen tersebut dapat diketahui. Oleh
karena itu, berdasarkan pola kegagalannya yang acak (random) dan adanya
'tanda-tanda' kegagalan, maka pada komponen ini cocok diterapkan PdM.

Selain dua pola trend kegagalan di atas masih ada beberapa pola lain. Selain
pola trend kegagalan, perbandingan antara ongkos maintenance dengan ongkos
kegagalan juga harus dipertimbangakan dalam menentukan strategi maintenance
(apakah PM, PdM, run-to-failure, failure finding task, dsb). Algoritma yang
dikenalkan dalam RCM (Reliability Centered Maintenance) dapat digunakan
untuk menentukan strategi maintenance.

Semoga dapat membantu dan memperjelas definisi dan perbedaan PM dan PdM.
Mohon koreksi/komentar dari rekan-rekan jika ada hal yang kurang tepat.

Salam,
Wilis Wirawan
PT. Sarana Ahli Sejati
www.sarana-ahli.co.id

ske...@klaras.co.id

unread,
Mar 23, 2006, 9:29:18 PM3/23/06
to Migas_I...@yahoogroups.com
Dear all

Berbicara mengenai preventive dan predictive sebenarnya
berbicara mengenai penerapan strategy. Artinya ada 2 strategi
yang dibicarakan dalam hal ini, strategi pencegahan
(preventive) dan strategi prediksi (predictive).
Oleh sebab itu, saya sependapat bahwa preventive dan predictive
maintenance bukanlah suatu "versus" (perlawanan) tetapi lebih
kepada improvement strategy.
Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang ada, maka filosofi
maintenance terbagi atas : 1) Breakdown maintenance, 2)
Preventive maintenance (PM), 3) Predictive maintenance (Pdm),
dan 4) Proactive maintenance (Pam). Banyak plant di Indonesia,
pada saat ini menggunakan metode pendekatan preventive
maintenance (PM) dengan alasan sebagai berikut :1. Mengurangi frekuensi breakdown dan repair.
2. Membuat penjadwalan dalam hal scheduling parts, para
pekerja, dan proses.3. Dapat dg mudah (base on schedule) mengestimasikan budget
maintenance.4. Mudah dilakukan.

Akan tetapi, berdasarkan pengalaman, pendekatan PM mempunyai
beberapa kekurangan yaitu :1. Periodic disassembly membutuhkan cost dan waktu yang cukup
menyita pekerjaan maintenance.2. Periode atau interval, cukup sulit untuk ditentukan.
3. Melakukan maintenance / repair, berdasarkan jadwal tanpa
mengetahui apakah ada atau tidak, suatu problem pada equipment
tersebut.4. Tidak adanya data trending atau data lainnya yang diperlukan
untuk justifikasi suatu failure pada equipment.
Oleh sebab itu, pada saat ini banyak plant yang sudah
mengoreksi pendekatan maintenancenya menjadi Predictive
Maintenance (Pdm).
Menambahkan comment dari rekan saya di TPPI, secara umum,
predictive maintenance merupakan suatu pendekatan yang
digunakan untuk memonitor pergerakan failure pada suatu mesin,
dengan menggunakan non-destructive test instrumentation,
misalnya Vibration Analyzer, Thermography Camera, Oil Analyzer,
etc.
Sehingga repair, terlebih dulu terjadwalkan sebelum equipment
benar-benar rusak (catastrophic) berdasarkan data.
Berdasarkan studi, menunjukkan bahwa penerapan Predictive
Maintenance yang benar akan mengurangi maintenance cost secara
keseluruhan sekitar 50%-70% dibanding penerapan Preventive
Maintenance.
Beberapa keuntungan penerapan Predictive Maintenance adalah :
1. Pentingnya tool untuk meyakinkan tingkat safety yang tinggi
dan meningkatkan reliability pada equipment.2. Mendeteksi sejak awal kerusakan equipment.
3. Mengurangi resiko kerusakan ekstrim pada equipment
(catastrophic failures).4. Mengurangi waktu repair dan down-time, yang berujung kepada
penghematan cost5. Meningkatkan efisiensi.

Satu hal yang menurut saya penting adalah adanya data /
dokumentasi yang jelas pada rotating equipment kita sehingga :1. Mempunyai laporan maintenance yang komprehensif, beserta
dengan analisa kondisi per rotating equipment baik itu
Trending, Spektrum, Timewave Form, Oil Analysis, Thermography.2. Analisa cost yang lebih jelas dan terarah, sebagai mekanisme
pelaporan kita kepada management.
Semoga membantu pak.

Best regards,
Sketska Naratama
Condition Monitoring Eng


= = =


___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id

Zainal Abidin

unread,
Jan 4, 2001, 5:42:17 PM1/4/01
to Migas_I...@yahoogroups.com
Pak Ilham dan Pak Sketsa Yth,

Menyambung diskusi kenapa PdM kadang-kadang
dimasukkan kedalam PM sebenarnya memang
klasifikasi orang (industri) terhadap penggolongan
tersebut memang 'campur aduk'.

Kalau mau terpisah harusnya penggolongannya
sebagai berikut:

1. Berdasarkan: apakah tindakan diambil setelah
kerusakan terjadi atau belum:
- Perawatan preventif (mencegah)
- Perawatan kuratif (memperbaiki)

2. Berdasarkan terjadual atau tidaknya kegiatan:
- Perawatan terjadual (shedule)
- Perawatan tak terjadual (unschedule)

3. Berdasar emergency tidaknya (waktu yang
tersedia)
- Perawatan mendesak (emergency)
- Perawatan tak mendesak (non emergency)

4. Berdasarkan: apakah ada tindakan untuk meramal
kapan kerusakan terjadi atau tidak:
- Perawatan prediktif
- Perawatan non prediktif (kegiatan inspeksi
dapat saja dilakukan tapi tidak digunakan untuk
trend/meramal kapan kerusakan bakal terjadi)

5. Berdasarkan ke'aktifan' nya (masalah dulu baru
tindakan atau tindakan baru masalah, masalah
belum berarti kerusakan lho)
- Perawatan proaktif
- Perawatan reaktif

6. Berdasarkan ada tidaknya inspeksi:
- Perawatan dengan inspeksi dulu
- Perawatan tanpa inspeksi dulu

7. Berdasar ada tidaknya tindakan maintenance
- Dengan perawatan
- Tanpa perawatan (Run to break down)

..................................dsb.

Nah terlihat jelas sekarang bahwa penggolongan
Prediktif Maintenance didasarkan adanya kegiatan
prediksi, sedang penggolongan preventif maintenance
didasarkan pada tindakan tsb dilakukan sebelum
kerusakan terjadi atau belum. (Ini mirip dengan Pak
Polisi yang dirumah digolongkan sebagai suami,
merangkap sebagai Bapak, dan mungkin merangkap
lagi sebagai Pak RT, .........sah2 saja toh. Jelas Pak Polisi
tidak dapat digolongkan menjadi Bukan polisi karena
penggolongannya secara tegas2 memisaghkan keduanya).

Industri jelas tidak akan fanatik terhadap satu metode
tetapi mengkombinasikan metode2 tersebut untuk
menekan biaya total (maintenance+operational cost).
Pemberian pelumasan (dikatagorikan preventif,
sekaligus termasuk perawatan yang ter-schedule, non
emergency, non prediktif/kecuali jika kegiatan
penggantian diprediksi melalui oil analisis, proaktif,
tanpa inspeksi dulu?, dengan perawatan) tidak akan
dihapuskan karena kita menerapkan metoda prediktif
maintenance yang canggih sekalipun karena dinilai
'sudah seharusnya' dan 'murah'.

Jadi saya setuju dengan Pak Sketsa, semua klasifikasi
di atas hand-on-hand satu sama lain untuk mencapai
minimum total (maintenance and operational) cost.

Salam,

ZA

> --
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.1.385 / Virus Database: 268.2.4/282 - Release Date: 3/15/2006

Anas Rosyadi

unread,
Mar 26, 2006, 7:21:57 PM3/26/06
to Migas_I...@yahoogroups.com
Salam,

Preventative maintenance adalah kegiatan yang terjadual secara teratur
untuk melakukan repair pada komponen dan equipment. Terdiri dari
inspeksi yang terjadual, cleaning, lubrication, penggantian spare
part, dan perbaikan komponen. Preventative maintenance merupakan
tindakan perawatan berbasis waktu sesuai jadual yang ada. Pada
umumnya acuan yang digunakan adalah manual yang dikeluarkan oleh pihak
pabrikan dan sejalan berjalannya waktu kemudian digabungkan dengan
maintenance history yang ada untuk melakukan improvement kegiatan PM.

Predictive Maintenance (PdM) adalah suatu proses yang membutuhkan
teknologi dan keahlian orang yang menggabungkan semua data diagnostik
dan performance yang ada, maintenance histories, data operasi dan
design untuk membuat keputusan kapan harus dilakukan tindakan
maintenance pada major / critical equipment. Berhasilnya kegiatan PdM
dipengaruhi oleh 2 hal : teknologi dan keahlian orang. Banyak yang
menganggap bahwa dengan membeli peralatan teknologi PdM seperti
vibration, tribologi dll, orang sudah menjalankan program PdM. Padahal
tidak.

Tujuan dari kegiatan PM dan PdM ini sebenarnya adalah untuk mencapai
maintanance mix dengan low cost producer. Untuk menjadi best cost
producer, survey dari Reliability Magazine 2002 sbb : porsi PM = 25 -
35%, porsi PdM = 45 - 55 %, di mana perhitungannya didasarkan pada
jumlah work order.

Untuk memutuskan apakah peralatan tersebut perlu tindakan PM atau PdM
atau lainnya, sebelumnya harus dilakukan FMEA, kemudian baru diketahui
maintenance task apa yang tepat untuk equipment tsb.

Tahapan kerusakan peralatan adalah sbb :
Conditional -->Incipient-->Impending-->Precipitous-->Catastrophic

Conditional -->Incipient-->Impending : termasuk manageable failure

Precipitous-->Catastrophic : termasuk unmanageable failure

PM dan PdM hanya bisa diterapkan pada manageable failure.

File attachment mengenai PdM Optimization dan Reliability Improvement
semoga bisa menambah wacana diskusi menarik ini.

Wassalam,
Anas Rosyadi
www.mts-indonesia.com

On 3/23/06, nuklinda...@tokiomarine.co.id

Ilham B Santoso

unread,
Mar 26, 2006, 8:19:39 PM3/26/06
to Migas_I...@yahoogroups.com

Salam,

Joel Levitt dalam bukunya "complete guide P & PdM", terbitan Indutrial
Press terbitan tahun 2003.
Menyatakan dengan jelas bahwa PdM adalah bagian dari PM. Menurut Levitt
satu (ke 5) dari 6 misconpception about PM adalah : " PM is series of
task list and inspection forms to be applied at specific interval (and
is obsolete)". Dan menurut dia seharusnya semua aktifitas proactive
adalah bagian dari PM dan ternasuk diantaranya seperti aktivitas
condition monitoring seperti vibration routes, infrared surveys, dan cbm
lainnya.

Jadi memang ada yang secara konsep menjadikan PdM dan Procative
Maintenance sebagai bagian dari PM. Dan secara praktis..banyak pula dari
beberapa industri besar (maksudnya dengan jumlah equipment besar dan
kiritical) menjadi kan aktifiitas con mon bagian dari task list dan
schedule pada PM list. Dan pada eksekusinya, aktifitas con mon (yang
merupakan inti dari PdM), dapat disesuaikan schedule nya dengan hasil
inpseksi dan analisis kondisi mesin.

Pada pendekatan levitt, aktifitas rutin (scheduled based..seperti pada
PM konservatif) ditijukan untuk life extentison dari equipment..dimana
aktifitasnya terdiri dari TLC (tighten, component/Lubrication
replacement, dan Clean). Dan dan yang berbasis inpseksi kondisi mesin
(scan, smell for, take reading, measure, take sample analysis..dll)
ditujukan untuk mendeteksi tanda-tanda kerusakan pada mesin..dan ini
adalah PdM.

Salam,

Ilham Budi Santoso
CBM Engineer
PT Wood Group Indonesia
skype-id : Ibsantoso

-----Original Message-----
From: Migas_I...@yahoogroups.com
[mailto:Migas_I...@yahoogroups.com] On Behalf Of Zainal Abidin
Sent: Friday, January 05, 2001 5:42 AM
To: Migas_I...@yahoogroups.com
Subject: Re: [Oil&Gas] preventive vs predictive maintenance

Pak Ilham dan Pak Sketsa Yth,

Menyambung diskusi kenapa PdM kadang-kadang
dimasukkan kedalam PM sebenarnya memang
klasifikasi orang (industri) terhadap penggolongan
tersebut memang 'campur aduk'.


_____

[Non-text portions of this message have been removed]

--------------------------------------------------------------

sondang siagian

unread,
Mar 26, 2006, 10:47:41 PM3/26/06
to Migas_I...@yahoogroups.com
Dear milisters.....
Di API 653 ada statement berikut:
"The initial RBI assessment shall be reviewed and approved by an authorized inspector and an engineer(s), knowledgeable and experienced in tank design (including tank foundations) and corrosion."
Apa ya, maksudnya?
- Kalo suatu provider / consultant RBI men-develop RBI di company kita, apa syarat tersebut diatas dikenakan ke dia? Atau harus ada pihak lain lagi yang melakukan review dan approval tersebut?
- Apakah syarat tersebut berlaku pada implementasi RBI secara umum, yaitu kepada equipment manapun?
Mohon sharing-nya.


Regards,
Mr. Sondang.


---------------------------------
Apakah Anda Yahoo!?
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

Zikri, Rafif

unread,
Mar 27, 2006, 8:48:17 AM3/27/06
to Migas_I...@yahoogroups.com
Dear milist Migas
Apa sih keunggulan Electric Actuator dengan Pneumatic Actuator ?

Terima kasih


-zikri-

Ramzy SA

unread,
Mar 27, 2006, 9:11:30 PM3/27/06
to Migas_I...@yahoogroups.com
Mas Sondang,
Saya mencoba menjawab, bahwadalam menimplementasikan RBI itu tidak dapat
dilakukan perorangan, biasanya team yang terdiri atas
a) Equipment inspector
b) Material/ Corrosion specialist
c) Process specialist
d) Operation & Maintenance
e) Management
f) Risk assessment
g) Environmental & safety
h) Financial
i) Ada coordinator yang tingkatannya tinggi sebagai wkil management yang
mendrive RBI

Nah biasanya team itu tidak bisa lengkap seperti maunya API nah posisi yang
kuruang itu di isi oleh authorized inspector (RBI expert) yang mempunyai
pengalaman. Ini untuk membantu saat dibuat RBI rule dan failure mode. Kalau
teamnya kurang maka nanti data yang dibuat juga kurang maka dampaknya ada
probability of failure yang tidak dievaluasi.
Kalau team sampeyan sudah merasa solid ya engga usah ada authorized RBI
inspector engga apa2.
Satu lagi yang diperlukan oleh RBI authorized Inspector di negri sono adalah
untuk melakukan audit atas implementasi RBI pada suatu perusahaan.
Kemudian adalagi RBI technician adalah diperlukan untuk memasukan data serta
mengolah data kedalam RBI software.
Kira2 itu mas Sondang, mudah2an menjawab
Wassalam
ramzy

-------Original Message-------

==============================================================Isi dari surat ini mungkin saja berisi pandangan dan pendapat pribadi pengirimnya dan tidak mewakili pandangan dan/atau pendapat perusahaan kecuali bila dinyatakan dengan jelas demikian.
Isi surat dan lampirannya mungkin saja berisi informasi rahasia yang hanya diperuntukan bagi orang atau pihak yg dituju langsung. Dilarang memperbanyak, menyebarkan dan menyalin informasi seperti ini ke pihak lain.
Bila anda menerima surat ini karena kesalahan, segera beritahu pengirimnya dengan mengirim balik surat ini serta menghapusnya beserta lampirannya dari komputer anda.


The content of this message may contain the private views and opinions of the sender and does not constitute a formal view and/or opinion of the company unless specifically stated.
The contents of this email and any attachments may contain confidential and/or proprietary information, and is intended only for the person/entity to whom it was originally addressed. Any dissemination, distribution or copying of this communication is strictly prohibited.
If you have received this email in error please notify the sender immediately by return e-mail and delete this message and any attachments from your system.


Radiant Utama Group

nuklinda...@tokiomarine.co.id

unread,
Mar 27, 2006, 8:08:33 PM3/27/06
to migas_i...@yahoogroups.com

Dear all,

Thanks a lot atas pencerahannya ttg preventive vs predictive maintenance.
Maklum masih belajar...

Best Regards,

Nuklindana D.K,

wahyu semedi

unread,
Mar 27, 2006, 9:35:43 PM3/27/06
to Migas_I...@yahoogroups.com
Dear All,
Mohon bantuannya, ada yang punya info fabricator pig launcher and pig
receiver, mohon diinformasikan via Japri, terimakasih banyak

Regard,
Wahyu
Phone : +6221-31938107
Fax : +6221-31931729
HP : 081381728035
Website : www.geocean.fr

Zainal Abidin

unread,
Mar 28, 2005, 5:00:20 AM3/28/05
to Migas_I...@yahoogroups.com
Pak Zikri Yth,

Elektrik aktuator umumnya digunakan untuk
menghasilkan gerakan putar sedang pneumatik
(dan hidrolik) aktuator umumnya digunakan u
menghasilkan gerakan lurus. Bila kita ingin
menghasilkan gerakan lurus padahal kita
menggunakan elektrik aktuator maka kita
memerlukan rack & pinion atau worm gear.
Akibatnya banyak daya yang hilang. Saat ini
telah tersedia linier elektrik motor yang langsung
menghasilkan gerakan lurus tetapi harganya
"mahal". Pneumatik aktuator juga dapat
digunakan untuk menghasilkan gerakan putar
(contoh bor dokter gigi, screw driver pneumatik,
motor hoist u crane dsb), namun aplikasinya
tidak sebanyak u gerakan putar.

Keunggulan elektrik aktuator dibanding dengan
pneumatik aktuator (u gerakan putar):
- Lebih cepat
- Lebih presisi/teliti
- Lebih mudah dikontrol (u daya menengah)
- Efisiensi energi baik

Salam,

ZA

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages