Pak Fachmi,
Saya coba menjawab sedikit:
1. River/Road Crossing pipeline ada 2, dgn pipa ditanam (underground) dan diatas tanah (aboveground). Pipa ditanam dgn metode open cut atau HDD. Untuk yg tidak ditanam menggunakan bridge.
2. Resiko terbesar adalah third party damage misalnya fatigue karena cyclic stress.
3. Maaf, saya belum menemukan statistik data sebagai referensi, namun yg umum dijumpai adalah HDD dan bridge.
Salam,
Sidiq K.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Pak Fachmi,
Salam kenal sebelumnya, saya coba jawab berdasarkan pengalaman ya.
Perihal River dan Road Crossing Pipeline, biasanya dibagi menjadi 2 bagian: Underground Methods + Above Ground Methods.
Underground Methods biasa menggunakan metoda boring, sedangkan untuk Above Ground Methods biasa menggunakan Pipe Racks maupun Bridges. Dari kedua Methods tersebut tentu banyak kelebihan dan kekurangannya baik dilihat dari sisi Engineering, Constructibility/Schedule maupun Cost/Budget.
Jikalau Rekan Fachmi bertanya 'Apa resiko terbesar dari masing2 metoda tersebut', sebenarnya kedua metoda tersebut memiliki tingkat resiko yg sama. Dulu kita sempat menyarankan untuk menggunakan Underground Method untuk river crossing, akan tetapi Client kita belum memiliki sertifikasi untuk pekerjaan tersebut sehingga diputuskan menggunakan alternative Above Ground Method menggunakan Brdige tadi. Saya pribadi jikalau memungkinan, lebih memilih methoda Above Ground, dilihat dari 'Rumitnya' infrastructure2 underground di Indonesia, terlebih lagi di Jakarta dan sekitarnya.
Well, mungkin segini dulu yg bisa saya sharingkan saat ini. Semoga bermanfaat.
Salam hangat,
Cahyo
Jakarta
Dear all,saya mau bertanya seputaran river/road crossing pipeline,1. ada berapa macam metoda/teknologi yang dipakai untuk proses tersebut?2. apa resiko terbesar dari masing-masing metoda/teknologi tersebut?3. metoda/teknologi apa yang sering di pakai untuk proses river/road crossing? dan mengapa yang sering digunakan adalah metoda/teknologi tersebut?Terima kasih atas perhatiannya, saya tunggu jawaban kawan-kawan semua.salam,Fachmi
pak sidiq,
terima kasih pak jawabannya, mau nanya lagi nih pak, metode open cut apakah sama dengan metode trenching dengan menggunakan water jetting? lalu kalau tidak ditanam menggunakan bridge apakah bisa digunakan untuk sungai atau jalan yang high traffic??
mohon pencerahannya pak.
salam,
Fachmi
--- In Migas_Indonesia@yahoogroups.com, "Sidiq K." <sidiq2k1@...> wrote:
>
> Pak Fachmi,
> Saya coba menjawab sedikit:
> 1. River/Road Crossing pipeline ada 2, dgn pipa ditanam (underground) dan diatas tanah (aboveground). Pipa ditanam dgn metode open cut atau HDD. Untuk yg tidak ditanam menggunakan bridge.
> 2. Resiko terbesar adalah third party damage misalnya fatigue karena cyclic stress.
> 3. Maaf, saya belum menemukan statistik data sebagai referensi, namun yg umum dijumpai adalah HDD dan bridge.
>
> Salam,
> Sidiq K.
Pak Fachmi, saya masih hijau dalam hal ini, tetapi saya mencoba untuk berbagi pengalaman.
pak sidiq,
terima kasih pak jawabannya, mau nanya lagi nih pak, metode open cut apakah sama dengan metode trenching dengan menggunakan water jetting? lalu kalau tidak ditanam menggunakan bridge apakah bisa digunakan untuk sungai atau jalan yang high traffic??
mohon pencerahannya pak.
salam,
Fachmi
--- In Migas_Indonesia@yahoogroups.com, "Sidiq K." <sidiq2k1@...> wrote:
>
> Pak Fachmi,
> Saya coba menjawab sedikit:
> 1. River/Road Crossing pipeline ada 2, dgn pipa ditanam (underground) dan diatas tanah (aboveground). Pipa ditanam dgn metode open cut atau HDD. Untuk yg tidak ditanam menggunakan bridge.
> 2. Resiko terbesar adalah third party damage misalnya fatigue karena cyclic stress.
> 3. Maaf, saya belum menemukan statistik data sebagai referensi, namun yg umum dijumpai adalah HDD dan bridge.
>
> Salam,
> Sidiq K.
Pak Fachmi,
pak sidiq,
terima kasih pak jawabannya, mau nanya lagi nih pak, metode open cut apakah sama dengan metode trenching dengan menggunakan water jetting? lalu kalau tidak ditanam menggunakan bridge apakah bisa digunakan untuk sungai atau jalan yang high traffic??
mohon pencerahannya pak.
salam,
Fachmi
--- In Migas_Indonesia@yahoogroups.com, "Sidiq K." <sidiq2k1@...> wrote:
>
> Pak Fachmi,
> Saya coba menjawab sedikit:
> 1. River/Road Crossing pipeline ada 2, dgn pipa ditanam (underground) dan diatas tanah (aboveground). Pipa ditanam dgn metode open cut atau HDD. Untuk yg tidak ditanam menggunakan bridge.
> 2. Resiko terbesar adalah third party damage misalnya fatigue karena cyclic stress.
> 3. Maaf, saya belum menemukan statistik data sebagai referensi, namun yg umum dijumpai adalah HDD dan bridge.
>
> Salam,
> Sidiq K.
Pak Fachmi,
pak sidiq,
terima kasih pak jawabannya, mau nanya lagi nih pak, metode open cut apakah sama dengan metode trenching dengan menggunakan water jetting? lalu kalau tidak ditanam menggunakan bridge apakah bisa digunakan untuk sungai atau jalan yang high traffic??
mohon pencerahannya pak.
salam,
Fachmi
--- In Migas_Indonesia@ yahoogroups. com, "Sidiq K." <sidiq2k1@...> wrote:
>
> Pak Fachmi,
> Saya coba menjawab sedikit:
> 1. River/Road Crossing pipeline ada 2, dgn pipa ditanam (underground) dan diatas tanah (aboveground) . Pipa ditanam dgn metode open cut atau HDD. Untuk yg tidak ditanam menggunakan bridge.
> 2. Resiko terbesar adalah third party damage misalnya fatigue karena cyclic stress.
> 3. Maaf, saya belum menemukan statistik data sebagai referensi, namun yg umum dijumpai adalah HDD dan bridge.
>
> Salam,
> Sidiq K.
maaf nimbrung Pak,
Mungkin Pak Syamsuddin mengacu kepada Kepmentamben no. 300.K/38/M.pe/1997, tentang Keselematan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi, pasal 7 ayat 2, dimana dinyatakan bahwa:
'Pipa Transmisi Gas dan Pipa Induk yang digelar di daratan wajib ditanam, dengan kedalaman minimum 1 (satu) meter dari permukaan tanah'
demikian Pak. Please CMIIW.
terima kasih & salam,
--- On Sat, 5/8/10, Dafi <karangterjal@yahoo.com> wrote:
From: Dafi <karangterjal@yahoo.com>
Subject: Re: [Oil&Gas] Re: river /road crossing
To: Migas_Indonesia@yahoogroups.com
Date: Saturday, May 8, 2010, 9:22 AM
maaf pak syamsuddin,
apa ada referensi/regulasi dan ketentuan ttg pipeline Gas yg bagaimana yg tdk boleh above ground ?
terima kasih
best regards,
[kadafi]
Dear all,saya mau bertanya seputaran river/road crossing pipeline,1. ada berapa macam metoda/teknologi yang dipakai untuk proses tersebut?2. apa resiko terbesar dari masing-masing metoda/teknologi tersebut?3. metoda/teknologi apa yang sering di pakai untuk proses river/road crossing? dan mengapa yang sering digunakan adalah metoda/teknologi tersebut?Terima kasih atas perhatiannya, saya tunggu jawaban kawan-kawan semua.salam,Fachmi
Dear all,saya mau bertanya seputaran river/road crossing pipeline,1. ada berapa macam metoda/teknologi yang dipakai untuk proses tersebut?2. apa resiko terbesar dari masing-masing metoda/teknologi tersebut?3. metoda/teknologi apa yang sering di pakai untuk proses river/road crossing? dan mengapa yang sering digunakan adalah metoda/teknologi tersebut?Terima kasih atas perhatiannya, saya tunggu jawaban kawan-kawan semua.salam,Fachmi
Pak Cahyo,
salam kenal juga pak, terima kasih tanggapannya, saya mau bertanya lagi nih pak Cahyo, apakah karakteristik sungai menjadi suatu perhitungan juga dalam menentukan above or under ground? lalu kalau resiko dari segi man power bagaimana pak? mengingat kalau pengerjaan underground, harus memiliki sertifikasi untuk pengerjaan tsb.
maaf pak, saya banyak nanya nih, maklum belum tau apa2..hehe
terima kasih pak
salam,
Fachmi
--- In Migas_Indonesia@yahoogroups.com, Cahyo Laksono Hadinoto <cahyo.hadinoto@...> wrote:
>
> Pak Fachmi,
> Salam kenal sebelumnya, saya coba jawab berdasarkan pengalaman ya.
> Perihal River dan Road Crossing Pipeline, biasanya dibagi menjadi 2 bagian:
> Underground Methods + Above Ground Methods.
> Underground Methods biasa menggunakan metoda boring, sedangkan untuk Above
> Ground Methods biasa menggunakan Pipe Racks maupun Bridges. Dari kedua
> Methods tersebut tentu banyak kelebihan dan kekurangannya baik dilihat dari
> sisi Engineering, Constructibility/Schedule maupun Cost/Budget.
>
> Jikalau Rekan Fachmi bertanya 'Apa resiko terbesar dari masing2 metoda
> tersebut', sebenarnya kedua metoda tersebut memiliki tingkat resiko yg sama.
> Dulu kita sempat menyarankan untuk menggunakan Underground Method untuk
> river crossing, akan tetapi Client kita belum memiliki sertifikasi untuk
> pekerjaan tersebut sehingga diputuskan menggunakan alternative Above Ground
> Method menggunakan Brdige tadi. Saya pribadi jikalau memungkinan, lebih
> memilih methoda Above Ground, dilihat dari 'Rumitnya' infrastructure2
> underground di Indonesia, terlebih lagi di Jakarta dan sekitarnya.
>
> Well, mungkin segini dulu yg bisa saya sharingkan saat ini. Semoga
> bermanfaat.
> Salam hangat,
> Cahyo
> Jakarta
ada 2 kemungkinan, pertama itu pipa existing pak. sebelum ada peraturan kepmen 300k 1997. pipa2 yang dibangun setelah berlakunya kepmen tersebut wajib ditanam. saya kutipkan peraturannya sbb:
pasal 7 ayat (2) Pipa Transmisi Gas dan Pipa Induk yang digelar di daratan wajib ditanam, dengan kedalaman minimum 1 (satu) meter dari permukaan tanah.
kemungkinan kedua, pipa tersebut sudah ada sebelum ada jalan/sungai/saluran air/irigasi.
Salam,
Sidiq K.
Pak Hadi gak salah lihat pak Sam wong kita2 yang mengerjakan. Semua kan ada methodenya dan etungan safetynya. Jadi yang harus itu yang mana?
________________________________
From: Muhammad Syamsuddin <m_samsudin@yahoo.com>
To: Migas_Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Tue, May 11, 2010 5:40:50 AM
Subject: Re: [Oil&Gas] Re: river /road crossing
Kenapa bisa begitu ya..
Padahal standar dan peraturannya ada.
Pipa gas bertekanan tinggi bisa amat sangat berbahaya di above ground kalau terjadi leak.
mudah2 an bapak salah lihat..
Salam
Sam
Pak Hadi gak salah lihat pak Sam wong kita2 yang mengerjakan. Semua kan ada methodenya dan etungan safetynya. Jadi yang harus itu yang mana?
____________ _________ _________ __
From: Muhammad Syamsuddin <m_samsudin@yahoo. com>
To: Migas_Indonesia@ yahoogroups. com
Sent: Tue, May 11, 2010 5:40:50 AM
Subject: Re: [Oil&Gas] Re: river /road crossing
Kenapa bisa begitu ya..
Padahal standar dan peraturannya ada.
Pipa gas bertekanan tinggi bisa amat sangat berbahaya di above ground kalau terjadi leak.
mudah2 an bapak salah lihat..
Salam
Sam
Pak Hadi gak salah lihat pak Sam wong kita2 yang mengerjakan. Semua kan ada methodenya dan etungan safetynya. Jadi yang harus itu yang mana?
____________ _________ _________ __
From: Muhammad Syamsuddin <m_samsudin@yahoo. com>
To: Migas_Indonesia@ yahoogroups. com
Sent: Tue, May 11, 2010 5:40:50 AM
Subject: Re: [Oil&Gas] Re: river /road crossing
Kenapa bisa begitu ya..
Padahal standar dan peraturannya ada.
Pipa gas bertekanan tinggi bisa amat sangat berbahaya di above ground kalau terjadi leak.
mudah2 an bapak salah lihat..
Salam
Sam
Pak Fachmi,
Pertanyaan yg sangat baik Pak Fachmi,
Tentu river karakteristik juga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan, baik dalam metoda apa yg akan digunakan maupun dalam designs maupun constructibility itu sendiri. Sebagai contoh, biasanya seorang engineer sebelum membuat design2 river crossing tersebut melakukan investigasi/survey baik lapangan maupun mencari data2 lebih lanjut dari Pemda/Dinas Pengawasan Lokal setempat (peruntukan aliran sungai, bentangan, section crossing profile, debit aliran, abrasi dasar sungai, etc). Selain itu jikalau kita memutuskan untuk menggunakan metoda Underground River Crossing tersebut, kita harus benar2 sdh mengetahui infrastructure2 apa yg sudah terinstall disana.
Berbicara tentang Faktor Keamanan terkait dalam hal pengerjaan/installation terhadap manpower seperti Pak Fachmi tanyakan, tentu itu tergantung dari pengetahuan kita terhadap kondisi underground tersebut; untuk itulah biasanya kita melakukan Test Pit di beberapa titik untuk mengetahui infrastructure2 apa saja yg sdh terinstall didalamnya. Contoh sederhana saja, pada saat installasi river crossing di daerah Jawa Barat di tahun 2006 - 2008, beberapa pekerja menjadi korban sengatan listrik tegangan tinggi pada saat jacking pipa dibawah tanah (6 pekerja meninggal seketika). Kesalahan utama pada saat ini adalah kurang pengetahuan terhadap infrastructures apa saja yg telah terinstall didalamnya.
Pak Fachmi, mungkin segini dulu yg bisa saya sharingkan saat ini. Semoga dapat menjawab pertanyaan2 Pak Fachmi disana.
Salam hangat,
Cahyo
Jakarta
Kenapa bisa begitu ya..Padahal standar dan peraturannya ada.Pipa gas bertekanan tinggi bisa amat sangat berbahaya di above ground kalau terjadi leak.mudah2 an bapak salah lihat..SalamSam
Rekan Milist yang terhormat,
Kami membutuhkan informasi yang berkaitan dengan jalur pipa gas di Jawa barat khususnya didaerah Balongan.
1. Apakah tersedia jalur pipa gas yang menghubungkan Balongan dengan Cirebon? kalau ada berapa diameternya & kira -kira berapa tekanan kerjanya.
2. Sewaktu kami jalan-jalan di Pantai Tirtamaya Junti, Indramayu disitu terlihat ada beberapa jalur pipa, kalau tidak salah ada pipa crude dan pipa gas. Pertanyaan saya pipa itu menguhubungkan Balongan Cirebon atau Balongan Mundu?
Mungkin kawan-kawan ada yang pernah mengerjakan project disana bisa sharing sebagai bahan masukan
Demikian, atas bantuannya kami ucapkan banyak terimakasih.
Salam,
Spt
Mas Suprianto,
Kalau boleh saya sarankan Anda langsung ke Pertamina Cirebon dan hubungi pihak terkait dengan menjelaskan maksud dan tujuannya, maka biasanya mereka memberi penjelasannya.
Dalam situasi seperti sekarang ini dimana musin Terrororisme, sangat riskon memberi informasi vital secara umun di millis terbuka seperti ini.
Maaf kalau terlalu protektif,
Wass,
Anpan
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Rekan Milist yang terhormat,
Kami membutuhkan informasi yang berkaitan dengan jalur pipa gas di Jawa barat khususnya didaerah Balongan.
1. Apakah tersedia jalur pipa gas yang menghubungkan Balongan dengan Cirebon? kalau ada berapa diameternya & kira -kira berapa tekanan kerjanya.
2. Sewaktu kami jalan-jalan di Pantai Tirtamaya Junti, Indramayu disitu terlihat ada beberapa jalur pipa, kalau tidak salah ada pipa crude dan pipa gas. Pertanyaan saya pipa itu menguhubungkan Balongan Cirebon atau Balongan Mundu?
Mungkin kawan-kawan ada yang pernah mengerjakan project disana bisa sharing sebagai bahan masukan
Demikian, atas bantuannya kami ucapkan banyak terimakasih.
Salam,
Spt
Kalau tidak salah ada pipa gas Mundu Balongan 12" Pak.
Salam
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Rekan Milist yang terhormat,
Kami membutuhkan informasi yang berkaitan dengan jalur pipa gas di Jawa barat khususnya didaerah Balongan.
1. Apakah tersedia jalur pipa gas yang menghubungkan Balongan dengan Cirebon? kalau ada berapa diameternya & kira -kira berapa tekanan kerjanya.
2. Sewaktu kami jalan-jalan di Pantai Tirtamaya Junti, Indramayu disitu terlihat ada beberapa jalur pipa, kalau tidak salah ada pipa crude dan pipa gas. Pertanyaan saya pipa itu menguhubungkan Balongan Cirebon atau Balongan Mundu?
Mungkin kawan-kawan ada yang pernah mengerjakan project disana bisa sharing sebagai bahan masukan
Demikian, atas bantuannya kami ucapkan banyak terimakasih.
Salam,
Spt
Kalau untuk gambaran rute secara general, pak Suprianto bisa browsing website pt. Pertamina Gas (Pertagas). Disana bapak bisa temukan peta rute dan jalur pipa gas yg mereka kelola. Detilnya juga silahkan menghubungi pt. Pertagas.
Salam,
Sidiq K.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Kalau tidak salah ada pipa gas Mundu Balongan 12" Pak.
Salam
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Rekan Milist yang terhormat,
Kami membutuhkan informasi yang berkaitan dengan jalur pipa gas di Jawa barat khususnya didaerah Balongan.
1. Apakah tersedia jalur pipa gas yang menghubungkan Balongan dengan Cirebon? kalau ada berapa diameternya & kira -kira berapa tekanan kerjanya.
2. Sewaktu kami jalan-jalan di Pantai Tirtamaya Junti, Indramayu disitu terlihat ada beberapa jalur pipa, kalau tidak salah ada pipa crude dan pipa gas. Pertanyaan saya pipa itu menguhubungkan Balongan Cirebon atau Balongan Mundu?
Mungkin kawan-kawan ada yang pernah mengerjakan project disana bisa sharing sebagai bahan masukan
Demikian, atas bantuannya kami ucapkan banyak terimakasih.
Salam,
Spt
Kalau untuk gambaran rute secara general, pak Suprianto bisa browsing website pt. Pertamina Gas (Pertagas). Disana bapak bisa temukan peta rute dan jalur pipa gas yg mereka kelola. Detilnya juga silahkan menghubungi pt. Pertagas.
Kalau boleh di share Pak Dafi,mengenai government regulation dan international codes/standard yang mengizinkan pipa gas di above ground. (yang di refer waktu HAZID, HAZOP dan QRA).Terima kasih sebelumnya Pak.SalamSam
Sent: Mon, May 17, 2010 7:55:45 AM
Subject: Re: [Oil&Gas] Re: river /road crossing
hehehe....betul mas sam, HAZID, HAZOP, QRA dll di develop pasti merefer ke gouverment regulation, International Codes/std, jg project spec & company spec, jadi bukan mendevelop hazop/hazid dg melanggar gouverment regulation, codes, dll.kalo di company sampeyan sedang ada hazop/hazid study, mungkin sampeyan bisa ikut terlibat (biasanya semua disiplin dilibatkan dg seorang chairman yg memimpin diskusi) atau rekan2 process safety di milis ini mungkin bisa menjelaskan lebih detil bagaimana study hazop/hazid develop (maklum bukan disiplin saya, saya di piping/pipeline)soal keberadaan LBCV/Sectional valve pada pipeline onshore jg mengacu ke ASME B31.8 kok mas sam, coba sampeyan buka di para.846.11 ttg aturan valve ini (ASME B31.8 menyebutnya sbg sectionalizing block valve) dan sesuai dg project/company spec jg hazop/hazid studies, ditentukanlah tipe valve bagaimana yg harus dipasang. cmiiwmohon tambahan dan koreksi dari rekan2 yg lain. terima kasihsalamdafi
Kalau boleh di share Pak Dafi,mengenai government regulation dan international codes/standard yang mengizinkan pipa gas di above ground. (yang di refer waktu HAZID, HAZOP dan QRA).Terima kasih sebelumnya Pak.SalamSam