----- Original Message -----From: Gunareko Sarkowi
----- Original Message -----Sent: Tuesday, January 19, 2010 2:41 PMSubject: RE: [Oil&Gas] apakah sektor migas msh berprospek cerah?Kalau menurut saya, range salary juga dipengaruhi dengan hukum Supply & Demand ( CMIIW ).Jika demand untuk suatu profesi tetap namun supply manpower di pasaran terlalu banyak, akan mempengaruhi range salary tersebut ( terbukti di Batam ).Tidak semua profesi yang ada hubungannya di Oil & Gas itu salarynya lebih tinggi daripada di Electronic manufaturing. Penyebabnya salah satunya ya seperti yang saya katakan di atas. Sehingga tidak heran kalau salary untuk beberapa profesi di bidang Oil & Gas cenderung untuk yang baru start awal ( fress ) sangat rendah. Semoga aja meskipun diterima dengan gaji yang lebih rendah ( misal sebelumnya kerja di Electronic Mfg), kualitas kerjanya tidak menurun dan selalu berusaha untuk mencari yang lebih baik.Hal ini belum ditambah dengan masuknya TKA yang biasanya berkemampuan sama, namun punya kelebihan kemampuan bahasa Inggrisnya lebih bagus dan cenderung jarang yang berpindah-pindah tempat kerja ( mungkin terikat dg kontrak kerja juga ). Saya beharap para HRD officer yang membaca paham/mengerti dengan kondisi seperti ini dan lebih nasionalis.Improvement bukan selalu dg mendapatkan harga murah kualitas sama, namun bisa berupa sesuatu yang membuat hidup itu lebih bermakna.RgdsRio
From: Migas_Indonesia@yahoogroups.com [mailto:Migas_Indonesia@yahoogroups.com] On Behalf Of Indra Prasetyo
Sent: Tuesday, January 19, 2010 2:10 PM
To: Migas_Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Oil&Gas] apakah sektor migas msh berprospek cerah?
Range salary yang ditunjukkan dalam tabel di website migas-indonesia saya kira merupakan range atau rata-rata salary untuk industri secara umum. Untuk oil & gas menurut saya range-nya diatas itu, misalnya untuk fresh grad engineer di tempat kerja saya dulu sudah dihargai sekitar Rp. 4 jt-an, utk yg experience bisa jauh diatas itu. Untuk perusahaan oil & gas asing, biasanya range-nya lebih tinggi lagi. atau kalo ditempatkan di luar kota (spt di balikpapan misalnya) biasanya ada allowance tersendiri. Jadi wajar aja kalo gaji teman anda yg di chevron jauh lebih tinggi daripada gaji anda, meskipun jam terbangnya sama dengan anda.Indra Prasetyo
This e-mail and any attachment are confidential and may be privileged or otherwise protected from disclosure. It is solely intended for the person(s) named above. If you are not the intended recipient, any reading, use, disclosure, copying or distribution of all or parts of this e-mail or associated attachments is strictly prohibited. If you are not an intended recipient, please notify the sender immediately by replying to this message or by telephone and delete this e-mail and any attachments permanently from your system.
wah, pak waluya ngirim japri nih.
Saya bantu forward ya pak.
Rio, di O&G juga engga gampang tergantung CV dan lagi2 nasib.Powered by Telkomsel BlackBerry®
Rio, di O&G juga engga gampang tergantung CV dan lagi2 nasib.Powered by Telkomsel BlackBerry®
----- Original Message -----Sent: Tuesday, January 19, 2010 2:41 PMSubject: RE: [Oil&Gas] apakah sektor migas msh berprospek cerah?Kalau menurut saya, range salary juga dipengaruhi dengan hukum Supply & Demand ( CMIIW ).Jika demand untuk suatu profesi tetap namun supply manpower di pasaran terlalu banyak, akan mempengaruhi range salary tersebut ( terbukti di Batam ).Tidak semua profesi yang ada hubungannya di Oil & Gas itu salarynya lebih tinggi daripada di Electronic manufaturing. Penyebabnya salah satunya ya seperti yang saya katakan di atas. Sehingga tidak heran kalau salary untuk beberapa profesi di bidang Oil & Gas cenderung untuk yang baru start awal ( fress ) sangat rendah. Semoga aja meskipun diterima dengan gaji yang lebih rendah ( misal sebelumnya kerja di Electronic Mfg), kualitas kerjanya tidak menurun dan selalu berusaha untuk mencari yang lebih baik.Hal ini belum ditambah dengan masuknya TKA yang biasanya berkemampuan sama, namun punya kelebihan kemampuan bahasa Inggrisnya lebih bagus dan cenderung jarang yang berpindah-pindah tempat kerja ( mungkin terikat dg kontrak kerja juga ). Saya beharap para HRD officer yang membaca paham/mengerti dengan kondisi seperti ini dan lebih nasionalis.Improvement bukan selalu dg mendapatkan harga murah kualitas sama, namun bisa berupa sesuatu yang membuat hidup itu lebih bermakna.RgdsRio
From: Migas_Indonesia@ yahoogroups. com [mailto:Migas_ Indonesia@ yahoogroups. com] On Behalf Of Indra Prasetyo
Sent: Tuesday, January 19, 2010 2:10 PM
To: Migas_Indonesia@ yahoogroups. com
Subject: Re: [Oil&Gas] apakah sektor migas msh berprospek cerah?
Range salary yang ditunjukkan dalam tabel di website migas-indonesia saya kira merupakan range atau rata-rata salary untuk industri secara umum. Untuk oil & gas menurut saya range-nya diatas itu, misalnya untuk fresh grad engineer di tempat kerja saya dulu sudah dihargai sekitar Rp. 4 jt-an, utk yg experience bisa jauh diatas itu. Untuk perusahaan oil & gas asing, biasanya range-nya lebih tinggi lagi. atau kalo ditempatkan di luar kota (spt di balikpapan misalnya) biasanya ada allowance tersendiri. Jadi wajar aja kalo gaji teman anda yg di chevron jauh lebih tinggi daripada gaji anda, meskipun jam terbangnya sama dengan anda.Indra Prasetyo
This e-mail and any attachment are confidential and may be privileged or otherwise protected from disclosure. It is solely intended for the person(s) named above. If you are not the intended recipient, any reading, use, disclosure, copying or distribution of all or parts of this e-mail or associated attachments is strictly prohibited. If you are not an intended recipient, please notify the sender immediately by replying to this message or by telephone and delete this e-mail and any attachments permanently from your system.
Kalau di migas, 4-5 jt itu masih basicnya pak kayaknya, kalau take home pay sih lebih...
Dimanapun kita bekerja, yang penting menunjukkan kualitas, dan bekerja dengan sungguh sungguh maka semua akan cerah.
RadityaJokoAryanto™ 2008
Seperti kata pak admin disini, yang lebih tinggi ada, start dibank freshgrade MT bumn 5 juta , start di MT bank swasta 6 jutaan, start di telco 5 jutaan dengan 20 kali gaji, start dilawfirm 10jutaan, start di FMCG 6 jutaan..
Balik ke topik, menurut saya masih cerah juga,walaupun shiftingnya ke arah terbarukan.. kalau mau aman masuk perusahaan 'energi', macam 'sh*ll' dia ga mau lagi disebut oil and gas company..disebutnya "energy company"..
Cmiiw
Masgus®
Setuju dengan mas Raditya, saya kira itu undervalue..
10 tahun lalu saja saya bisa bawa pulang hampir 7 juta per bulan... itu kerja di Jakarta lho.. belum dibandingkan teman teman yang kerja di Site atau teman teman reservoir/drilling/well service yang merupakan core employee, tentunya jauh lebih tinggi
Tapi sekali lagi GAJI bukanlah segalahnya Pak, meski banyak tawaran dari Timur Tengah dan Eropa, so far saya masih bertahan di Indonesia, karena saya masih mencintai keindahan negeri ini, di mana saya bisa diving kapan saja bertemu ikan ikan dan karang yang indah.. gaji besar tapi kalau menikmatinya pas hari tua menurut saya PERCUMA.. tapi ini pendapat pribadi.. bagi yang bersitahan dengan pendapat itu yah monggo...
Oh iya, kalau anda memang berkualitas dan kerjanya IKHLAS, uang dengan sendirinya akan menyesuaikan
rgrds
DAM
PADI Divemaster
|
|
|
|
|
Kalau di migas, 4-5 jt itu masih basicnya pak kayaknya, kalau take home pay
sih lebih...
Dimanapun kita bekerja, yang penting menunjukkan kualitas,
dan bekerja dengan sungguh sungguh maka semua akan cerah.
RadityaJokoAryanto™ 2008
This e-mail and any attachment are confidential and may be privileged or otherwise protected from disclosure. It is solely intended for the person(s) named above. If you are not the intended recipient, any reading, use, disclosure, copying or distribution of all or parts of this e-mail or associated attachments is strictly prohibited. If you are not an intended recipient, please notify the sender immediately by replying to this message or by telephone and delete this e-mail and any attachments permanently from your system.
This e-mail and any attachment are confidential and may be privileged or otherwise protected from disclosure. It is solely intended for the person(s) named above. If you are not the intended recipient, any reading, use, disclosure, copying or distribution of all or parts of this e-mail or associated attachments is strictly prohibited. If you are not an intended recipient, please notify the sender immediately by replying to this message or by telephone and delete this e-mail and any attachments permanently from your system.
Setuju dengan mas Raditya, saya kira itu undervalue..
|
10 tahun lalu saja saya bisa bawa pulang hampir 7 juta per bulan... itu kerja di Jakarta lho.. belum dibandingkan teman teman yang kerja di Site atau teman teman reservoir/drilling/ well service yang merupakan core employee, tentunya jauh lebih tinggi |
Tapi sekali lagi GAJI bukanlah segalahnya Pak, meski banyak tawaran dari Timur Tengah dan Eropa, so far saya masih bertahan di Indonesia, karena saya masih mencintai keindahan negeri ini, di mana saya bisa diving kapan saja bertemu ikan ikan dan karang yang indah.. gaji besar tapi kalau menikmatinya pas hari tua menurut saya PERCUMA.. tapi ini pendapat pribadi.. bagi yang bersitahan dengan pendapat itu yah monggo...
Oh iya, kalau anda memang berkualitas dan kerjanya IKHLAS, uang dengan sendirinya akan menyesuaikan
rgrds
DAM
PADI Divemaster
Certificate No. 256075
|
|
|
Mas Rio,
ada beberapa kategori company di dunia oil & gas :
1. Oil & Gas Subcontractor/Vendor
Schneider, Puspetindo, Honeywell, Powell, Solar Turbines/Indo
Turbines, HEI, Profab, Klaras Pusaka, Southern Tristar, SAS, Dresser
Rands, Rolls Royce. Mafitrench (Atlas Copco), Petrotech, Geographe,
Edgen Murray, Voest Alpine, Arcelor Mittal, Kim Seng Huat, Paradise
Perkasa, Sanggar Sarana Baja (SSB), Kota MInyak Internusa, dll
2. EPC Oil & Gas
Multinational : McDermott, Nisconi, Saipem, JGC, KBR, Technip, Worley
Parsons, Mitsubishi Heavy Industries Ltd, Samsung & Hyundai Heavy
Industries Ltd, dll
Domestic/Local : IKPT, Truba, SAE, Tripatra, Rekind, Adhi Karya,
Gunanusa, Istana Karang Laut, Citra Panji Manunggal (CPM), Kelsri, dll
3. OIl & Gas Service Company
Subsea Installation : Aker Solution, Cameron, FMC Technologies
Drilling & Logging Service : Halliburton, Schlumberger, Weatherford, Baker Huges
4. Oil & Gas Owner/Operator/Client/KKKS under BP Migas
Multinational : ExxonMobile, Shell, BP, Chevron, ENI, Total E&P,
Tately NV, Petronas, Petrobras, RasGas, Adnoc, Saudi Aramco, Kufpec,
ConocoPhillips, CNOOC, Kodeco Energy, Star Energy, Santos Oil, Husky
Oil, Hess, PTTEP, Woodside Energy, Genting Oil, dll
Domestik/Local : Medco E&P, Pertamina E&P, Pertamina Hulu Energi,
Energi Mega Persada, Kangean Energy, Golden Spike, Lapindo Brantas
Inc, dll
Mudah2 an ini bisa sedikit memberi kita gambaran akan beberapa
kategori di dlm dunia OIl & Gas
Salam,
DL
2010/1/20 <rio.hendiga@akersolutions.com>
>
>
>
> Memang ada yang pindahan dari shipyard, tapi mereka dari drafter semua ( 2 orang )
> Dan selama saya kerja di Aker (4 th) baru mereka aja yang saya temukan mantan Shipyard oh iya ditambah orang safety 1 orang jadi total 3 orang.
> Saya tahu dan kenal orang2 di Aker yang kerja di lapangan maupun di Office, karena saya pernah kerja di kedua lokasi itu.
>
> Tapi terus terang,....setelah membaca tread ini, saya jadi ragu apakah memang benar PT Aker ini adalah termasuk perusahaan Migas yang dimaksud kawan2, karena saya sendiri setelah membaca postingan kawan2 di millis migas merasa kalau Aker itu bukan termasuk perusahaan migas.
>
> Rgds
> Rio
Setelah 5-10 tahun bekerja, apakah besarnya gaji menjamin kebahagiaan dan bagaimana kita mengisi hidup ini?
Just a thought.
Cheers.
Nurul Kahir
-----Original Message-----
From: mas_agus_cakep@yahoo.com
Date: Tue, 19 Jan 2010 09:54:22
To: Indra Prasetyo<indra.prasetyo@gmail.com>; <Migas_Indonesia@yahoogroups.com>
Cc: <KMI_Batam@yahoogroups.com>; <ikbal-cogii-ix@googlegroups.com>
Subject: Re: [Oil&Gas] apakah sektor migas msh berprospek cerah?
Seperti kata pak admin disini, yang lebih tinggi ada, start dibank freshgrade MT bumn 5 juta , start di MT bank swasta 6 jutaan, start di telco 5 jutaan dengan 20 kali gaji, start dilawfirm 10jutaan, start di FMCG 6 jutaan..
Balik ke topik, menurut saya masih cerah juga,walaupun shiftingnya ke arah terbarukan.. kalau mau aman masuk perusahaan 'energi', macam 'sh*ll' dia ga mau lagi disebut oil and gas company..disebutnya "energy company"..
Cmiiw
Setuju dengan mas Raditya, saya kira itu undervalue..
10 tahun lalu saja saya bisa bawa pulang hampir 7 juta per bulan... itu kerja di Jakarta lho.. belum dibandingkan teman teman yang kerja di Site atau teman teman reservoir/drilling/ well service yang merupakan core employee, tentunya jauh lebih tinggi |
Tapi sekali lagi GAJI bukanlah segalahnya Pak, meski banyak tawaran dari Timur Tengah dan Eropa, so far saya masih bertahan di Indonesia, karena saya masih mencintai keindahan negeri ini, di mana saya bisa diving kapan saja bertemu ikan ikan dan karang yang indah.. gaji besar tapi kalau menikmatinya pas hari tua menurut saya PERCUMA.. tapi ini pendapat pribadi.. bagi yang bersitahan dengan pendapat itu yah monggo...
Oh iya, kalau anda memang berkualitas dan kerjanya IKHLAS, uang dengan sendirinya akan menyesuaikan
rgrds
DAM
PADI Divemaster
Certificate No. 256075 |
Setuju dengan mas Raditya, saya kira itu undervalue..
10 tahun lalu saja saya bisa bawa pulang hampir 7 juta per bulan... itu kerja di Jakarta lho.. belum dibandingkan teman teman yang kerja di Site atau teman teman reservoir/drilling/ well service yang merupakan core employee, tentunya jauh lebih tinggi |
Tapi sekali lagi GAJI bukanlah segalahnya Pak, meski banyak tawaran dari Timur Tengah dan Eropa, so far saya masih bertahan di Indonesia, karena saya masih mencintai keindahan negeri ini, di mana saya bisa diving kapan saja bertemu ikan ikan dan karang yang indah.. gaji besar tapi kalau menikmatinya pas hari tua menurut saya PERCUMA.. tapi ini pendapat pribadi.. bagi yang bersitahan dengan pendapat itu yah monggo...
Oh iya, kalau anda memang berkualitas dan kerjanya IKHLAS, uang dengan sendirinya akan menyesuaikan
rgrds
DAM
PADI Divemaster
Certificate No. 256075 |
setuju pak crootth..crootth..., utk apa kita bekerja diluar negeri sementara di tanah air kita masih banyak yg harus digali,
hanya utk mengejar gaji, tapi yang terpenting
dari semua itu adalah apakah kita bisa enjoy dan bertahan sesuai dgn target kita
regards
From: Crootth Crootth <yangfana_adalahwaktu...@yahoo.com> Sent: Wed, January 20, 2010 7:31:47 AM
Subject: Re: Bls: [Oil&Gas] apakah sektor migas msh berprospek cerah?
Setuju dengan mas Raditya, saya kira itu undervalue..10 tahun lalu saja saya bisa bawa pulang hampir 7 juta per bulan... itu kerja di Jakarta lho.. belum dibandingkan teman teman yang kerja di Site atau teman teman reservoir/drilling/ well service yang merupakan core employee, tentunya jauh lebih tinggiTapi sekali lagi GAJI bukanlah segalahnya Pak, meski banyak tawaran dari Timur Tengah dan Eropa, so far saya masih bertahan di Indonesia, karena saya masih mencintai keindahan negeri ini, di mana saya bisa diving kapan saja bertemu ikan ikan dan karang yang indah.. gaji besar tapi kalau menikmatinya pas hari tua menurut saya PERCUMA.. tapi ini pendapat pribadi.. bagi yang bersitahan dengan pendapat itu yah monggo...Oh iya, kalau anda memang berkualitas dan kerjanya IKHLAS, uang dengan sendirinya akan menyesuaikanrgrdsDAMPADI DivemasterCertificate No. 256075
Setuju bosss...
Biarlah pemasukan pas2an... Tak usah bermewah2... Selalu bersama keluarga, melihat anak2 tumbuh dari lahir ampe remaja, dateng ke sekolah ngambl rapor sama piala penghargaan...waah... Anugeruah yang tak ternilai... Mungkin hal itu tak akan saya nikmati jika kerja ke luar.... ^¤^
-----Original Message-----
From: Crootth Crootth <yangfana_adalahwaktu...@yahoo.com>
Date: Tue, 19 Jan 2010 16:31:47
To: <Migas_Indonesia@yahoogroups.com>
Subject: Re: Bls: [Oil&Gas] apakah sektor migas msh berprospek cerah?
Setuju dengan mas Raditya, saya kira itu undervalue..
10 tahun lalu saja saya bisa bawa pulang hampir 7 juta per bulan... itu kerja di Jakarta lho.. belum dibandingkan teman teman yang kerja di Site atau teman teman reservoir/drilling/well service yang merupakan core employee, tentunya jauh lebih tinggi
Tapi sekali lagi GAJI bukanlah segalahnya Pak, meski banyak tawaran dari Timur Tengah dan Eropa, so far saya masih bertahan di Indonesia, karena saya masih mencintai keindahan negeri ini, di mana saya bisa diving kapan saja bertemu ikan ikan dan karang yang indah.. gaji besar tapi kalau menikmatinya pas hari tua menurut saya PERCUMA.. tapi ini pendapat pribadi.. bagi yang bersitahan dengan pendapat itu yah monggo...
Oh iya, kalau anda memang berkualitas dan kerjanya IKHLAS, uang dengan sendirinya akan menyesuaikan
rgrds
DAM
PADI Divemaster
Certificate No. 256075
hehehe.. OOT,.
maaf, nimbrung.
Kalau menurut saya, oil and gas sekarang sdh tidak prospek lagi...
Mungkin di bid lain lebih menjanjikan...Yang lain jangan di pandang sebelah mata.
Rejekikan di tangan Allah, kalau sdh rejekinya, pasti ga kemana.
So, never give up, never surrender...
|
|
|
|
|
|
dear rekan2
saya berikan apresiasi dan terima kasih atas tanggapannya
dr sini sy dapatkan banyak info dan pengalaman.
dan hal yg paling penting sy gembira krn punya teman yg berwawasan luas dan tdk materialis.
terbukti banyak opini yg scr tdk langsung menyatakan bhw gaji bukan segalanya...
dan gaji tidak bisa ditetapkan sbg tolok ukur keberhasilan.
namun sy tetap semangat mencoba melamar dan melamar.
demi tantangan baru dan kehidupan yg lebih baik.
tentu sy berusaha utk tdk meniru tetangga anda yg keluarganya carut-marut itu..
tetapi tetap ingin lbh baik dr tetangga anda yg penjual siomay itu.
________________________________
From: adi purbo <adi_d25@yahoo.com>
To: Migas_Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Wed, January 20, 2010 10:08:37 PM
Subject: Re: Bls: [Oil&Gas] apakah sektor migas msh berprospek cerah?
hehehe.. OOT,.
maaf, nimbrung.
Kalau menurut saya, oil and gas sekarang sdh tidak prospek lagi...
Mungkin di bid lain lebih menjanjikan. ..Yang lain jangan di pandang sebelah mata.
Rejekikan di tangan Allah, kalau sdh rejekinya, pasti ga kemana.
So, never give up, never surrender...
semangat.... .....!!!! !!!!
Membaca judul di atas, saya jd teringat sebuah tulisan di Liputan6.com yg berjudul "Kado pahit di awal tahun". Ada juga tulisan dari Bung Andi Suruji di edisi Kompas Sabtu 9 Januari yg membahas hal ini. Saya jd menghubungkan tulisan2 tersebut dengan judul bahasan di atas. Yg ingin saya garis bawahi adalah, kesiapan industri migas nasional utk mengantisipasi dgn hebat kado tahun baru yg pahit tersebut. Secara sederhana, siapkah Pertamina menghadapi persaingan global, ketika semua hambatan ditiadakan, dan yg berbicara hanya kualitas semata. Siapkah SPBU Pertamina bersaing dgn SPBU Shell, Total, dan Petronas ketika hambatan2 di bidang SPBU ditiadakan. Siapkah Pertamina ketika pengadaan LPG bukan monopolinya lagi. Dan, terakhir siapkah Pertamina ketika ternyata nanti yg terjun di bidang pengadaan SPBU dan LPG adalah perusahaan migas China, India, dan Brazil (3 negara besar yg tengah menggeliat dan akan meruntuhkan dominasi US dan Europe dalah kancah ekonomi
global). Di manakah posisi Indonesia (Pertamina) saat itu?
Warm Regards,
Muamar
ACFTA, Kado Pahit di Awal Tahun
Liputan6.com, Jakarta: Tahun Baru tentu dengan harapan-harapan baru. Tapi, tak demikian dengan kalangan pengusaha, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM). Pemberlakukan perdagangan bebas yang disebut ASEAN-China Free Trade Agreement atau ACFTA yang dimulai per 1 Januari 2010 seolah bagaikan kado pahit bagi mereka.
Penerapan ACFTA dikhawatirkan bakal menghancurkan industri nasional. Sebab, tarif bea masuk barang-barang dari Cina ke ASEAN, khususnya Indonesia menjadi nol persen. "Kondisi itu, akan mengancam industri kita karena produk Cina yang terkenal murah akan menjadi saingan terberat produk kita," kata pengamat ekonomi Faisal Basri.
Tak hanya itu. Penerapan ACFTA juga akan memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. "Seperempat dari 30 juta tenaga kerja akan kehilangan lapangan kerja, yaitu 7,5 juta pekerja," ujar Djimanto, ketua Asosiasi Penguasa Indonesia.
Faisal sempat meminta DPR agar mengajukan hak angket atas penerapan ACFTA. Menurut dia, nilai kerugian pemberlakuan ACFTA bisa mencapai lebih dari Rp 6 triliun, alias lebih besar dari kasus Bank Century. Pasalnya jelas, ratusan ribu pegawai terancam tidak bekerja. "Harusnya yang seperti ini (ACFTA), yang dijadikan hak angket. Jangan hanya Century," ucap Faisal, dalam seminar Kebijakan ACFTA di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Permintaan tersebut direspons DPR. "Kalau ini (ACFTA) akan mempengaruhi sistem perekonomian dan kepentingan nasional tak bisa dilindungi, kita (DPR) akan mengarah ke situ (penggunaan hak angket)," jelas Mukhamad Misbakhun, anggota Komisi VI DPR.
Menurut Faisal, Indonesia belum siap menghadapi perdagangan bebas karena memiliki daya saing yang rendah. Berdasarkan catatan International Institute for Managemenet Development dalam World Competitiveness Yearbook 2006-2008, daya Indonesia merosot ke peringkat 52 dari 55 negara. Bahkan, versi World Economic Forum menyebutkan daya saing Indonesia berada di peringkat 54, lebih rendah dari Singapura, Malaysia, dan Thailand. "Bagaimana mau bersaing, kalau daya saing kita saja menempati posisi nomer dua dari belakang," ujar Faisal.
Sri Adiningsih menyarankan pemerintah menegosiasi ulang kesepakatan perdagangan bebas, terutama untuk sektor-sektor yang belum siap. Di sisi lain, tambah Kepala Pusat Studi Asia Pasifik Universitas Gadjah Mada itu, pemerintah harus menyiapkan industri domestik agar bisa lebih kompetitif dengan produk Cina. Termasuk di antaranya, Sri menambahkan, memberikan kemudahan dalam bentuk pendanaan atau lainnya.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengakui banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah guna meningkatkan daya saing industri nasional. Ia juga mengakui banyak industri—terutama industri tekstil serta produk tekstil—terancam dengan penerapan ACFTA. "Terus terang saja (bersaing) dengan Cina kita ragu, khususnya di sektor produksi tekstil. Sekarang saja produksi tekstil kita sudah kalah bersaing," kata Hidayat.
Ketidaksiapan itu, Hidayat menggambarkan, dapat dilihat dari merosotnya kinerja industri nasional. Hingga Juli 2009, nilai ekspor industri tekstil sudah merosot sekitar US$ 520 juta. Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia turut menjerit. Sejak 2000, ketika bea masuk masih diberlakukan, industri baja Indonesia terus mengalami defisit perdagangan karena kalah bersaing dengan produk impor. Defisit ini dipastikan membengkak, jika bea masuk jadi nol persen.
Lebih Murah
Membanjirnya barang-barang impor dari Cina menggembirakan bagi para konsumen. Kenapa? Selain menambah pilihan harganya juga terjangkau. Soal kualitas?Mungkin jadi pertimbangan kedua. Tengok saja di Pasar Pagi Mangga Dua, Jakarta Barat, serta Pasar Tanahabang, Jakarta Pusat. Sepatu, tas, pakaian, atau kain asal Cina bisa ditemui di sana.
Lantas, bagaimana produk Cina bisa lebih murah? Menurut Ketua Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesori Indonesia Poppy Susanti Dharsono, murahnya produk Cina karena didukung kebijakan pembiayaan perbankan. Pengusaha di Cina, kata Poppy, bisa mendapatkan kredit dengan bunga cuma tiga persen setahun. Di Indonesia, meski sudah negosiasi, pengusaha menengah besar mendapatkan kredit dengan bunga 12 persen. Pengusaha menengah kecil justru lebih besar, 15 persen. "Saya juga tidak tahu, mengapa justru semakin kecil usahanya bukan dibantu malah mendapat bunga kredit lebih besar," ucap Poppy.
Selain itu, Pemerintah Cina berusaha menempatkan diri sebagai pelayan dengan menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan industri. Mulai dari pengurusan izin usaha yang diproses dengan mudah dan cepat. Tidak ketinggalan infrastruktur penunjang guna memacu ekspor, seperti jalan raya, pelabuhan angkut, dan ketersediaan tenaga listrik.
Di Cina, hingga 2007, jarak jalan raya untuk lalu lintas yang telah dibuka totalnya mencapai 3,57 juta kilometer. Sedangkan untuk pelabuhan, Cina setidaknya memiliki 3.800 pelabuhan angkut, 300 di antaranya dapat menerima kapal berkapasitas 10.000 megaton. Soal listrik, pada tahun lalu, Cina kabarnya bakal mengoperasikan PLTA terbesar di dunia yang mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 84,7 triliun Kwh.
Sementara di Indonesia, panjang jalan raya pada 2007 hanya sekitar 34.000 kilometer. Dari angka itu, 28 persen di antaranya dinyatakan sangat baik dan lebih dari 50 persen layak. Selebihnya, dalam keadaan rusak. Ditambah lagi operasional jalan, harga bahan bakar minyak yang mahal. Belum lagi listrik yang "byar-pet" menjadi fenomena tersendiri di negeri ini.
Dari sisi produktivitas, kata Poppy, satu produk di Indonesia membutuhkan tiga tenaga kerja dibanding Cina. Soal sumber daya manusia, Cina memang tak tanggung-tanggung. Sejak 1990-an, Cina telah mengirimkan ribuan tenaga muda terbaiknya untuk belajar ke beberapa universitas terbaik di Amerika Serikat, seperti Harvard, Stanford, dan Massachusetts Institute of Technology, kampusnya para unggulan di Negeri Paman Sam.
Tak hanya itu, Pemerintah Cina juga membujuk para sarjana yang berada di luar negeri serta profesional, terutama yang sedang dan pernah bekerja di pusat-pusat riset di bidang teknologi di seluruh dunia, agar mau pulang kampung. Mereka ditawari untuk membuka perusahaan baru di Cina. Tentu saja bujukan itu dilakukan dengan iming-iming kemudahan serta fasilitas untuk memulai usaha, seperti insentif pajak, kemudahan dalam perizinan, dan suntikan modal. Hal yang tentu kurang atau mungkin sama sekali, belum dilakukan pemerintah Indonesia.(EPN/dari berbagai sumber)
--- In Migas_Indonesia@yahoogroups.com, Gunareko Sarkowi <gunarekosarkowi@...> wrote:
>
> dear rekan2
> saya berikan apresiasi dan terima kasih atas tanggapannya
> dr sini sy dapatkan banyak info dan pengalaman.
> dan hal yg paling penting sy gembira krn punya teman yg berwawasan luas dan tdk materialis.
> terbukti banyak opini yg scr tdk langsung menyatakan bhw gaji bukan segalanya...
> dan gaji tidak bisa ditetapkan sbg tolok ukur keberhasilan.
> namun sy tetap semangat mencoba melamar dan melamar.
> demi tantangan baru dan kehidupan yg lebih baik.
> tentu sy berusaha utk tdk meniru tetangga anda yg keluarganya carut-marut itu..
> tetapi tetap ingin lbh baik dr tetangga anda yg penjual siomay itu.
>
Pemanasan global? Apa sih itu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com
----- Original Message -----From: ari widodoSent: Wednesday, January 20, 2010 8:47 AMSubject: Bls: Bls: [Oil&Gas] apakah sektor migas msh berprospek cerah?Wah... berarti saat ini gaji saya termasuk rendah dunk...?? hehee...
Saya sependapat dgn Mas DAM, yg penting berusaha utk merasa "cukup" dgn apa yg didapat, dengan tetap improve kemampuan dan pengalaman. Nanti rezeki-nya pasti ditambah dengan sendirinya. Tuhan saya menjanjikan itu...
Jujur saja, sulit sekali utk selalu merasa "cukup", krn seringkali mata memandang tetangga sebelah renovasi rumah, teman sekantor beli laptop baru, hp baru, motor baru, mobil baru, sampai istri juga baru...
Saya ingin memperdalam diskusi kita dgn mengutip pertanyaan2 dari mas Gunareko yg mengawali subject ini:
1.benarkah rankingisasi gaji di atas?
2.apakah rankingisasi gaji di atas masih relevan utk 10 ato20th ke depan?
3.apakah masa depan migas msh cerah? bagaimana persediaan migas dunia, masih banyakkah ato mo habis? bgm di indonesia?
4.apakah jika ditemukan energi alternatif misal, mobil tenaga surya, pdhl minyak belum habis, trus orang langsung berhenti mengkonsumsi
migas dlm kehidupan shg sektor ini tutup?
Nah, pertanyaan 1 dan 2 sudah dibahas. Tapi masih ada pertanyaan 3 dan 4, yg berhubungan dengan prediksi industri migas di masa depan. Saya berharap ada anggota milis yg bisa menjawab dgn gambar dan angka, bagaimana perencanaan pengelolaan migas di Indonesia. Berapa cadangan migas kita, berapa persen bisa mensuplai kebutuhan domestik, dsb yg nantinya bermuara pada "apakah sektor migas masih mampu memenuhi hajad hidup rakyat Indonesia?"
Saya ingin konfirm ke Mas Budhi, apakah ada data2 cadangan migas Indonesia di situs migas indonesia? Mohon link-nya, sekaligus sebagai jawaban utk pertanyaan No. 3.
Saya cari di folder "Buku Pintar Migas Indonesia" dan "Industri Minyak dan Gas Bumi" koq belum ketemu, atau saya sudah melewatkan?
Utk pertanyaan No. 4, justru menambah pertanyaan baru. Bagaimana mau membahas energi alternatif, sedangkan yg ada saat ini pun tidak dikelola dengan perencanaan yg baik. Yang ada dibenak saya saat ini adalah ketidaksinkronan negeri ini dalam mengelola logistik. Contohnya, kita diminta berhemat2 listrik dlm rangka hemat BBM, tapi kendaraan yg diproduksi cc-nya malah besar2, bahkan para pemimpin kita menggunakan mobil dinas 3000 cc. Tapi terbukti tdk efektif karena tetap saja ada menteri yg terjebak macet pdhl harus ketemu menteri Jepang utk membicarakan soal gas. Nah, menyangkut gas, entah diekspor atau dijual ke PLN atau pabrik pupuk pun seolah2 tidak ada perencanaan yg matang. Lain lagi soal LPG, pemerintah meminta kita menggunakan LPG, tidak lagi minyak tanah. Tapi LPG sulit didapat. Kalaupun ada, harganya jauh lebih mahal dari harga agen. Lalu mau dibawa kemana arah kehidupan rakyat negeri ini?
Oya, bukankah ada Dewan Energi Nasional. Bisakah mereka menjawab?
Saya berharap mudah2an saya saja yg kurang baca berita, dan semoga pengelola negeri ini memang mempunyai planning yg matang... tidak seperti dugaan saya saat ini.
salam,
ari
"Tuhan selalu bersama-sama orang orang yang optimis"
|
|
"Tuhan selalu bersama-sama orang orang yang optimis"the Garonk
Mungkin link berikut bermanfaat untuk komparasi salary:
(ACFTA, Kado Pahit di Awal Tahun)Tepatkah migas diberi nama Industri Migas ? (hal yang sama adalah untuk istilah Industri Pariwisata)Samakah dunia migas dengan industri sepatu, industri alat-alat rumah tangga, industri otomotif, industri tusuk gigi, industri textile, industri makanan ringan, industri daging olahan ?Kayaknya ramalan fenomena dalam tulisan tersebut masih jauh dari fenomena-fenomena ekonomi di area migas.Persaingan Pertamina sebagai penyalur SPBU sangat jauh untuk disamakan dengan fenomena persaingan penyaluran celana kolor buatan China VS celana kolor buatan Cipulir.Sama dengan membandingkan E&P migas China vs E&P migas Brazil, tidaklah bisa dengan mengambil metode untuk menganalisa persaingan pabrik obeng Cikarang VS pabrik obeng Fu Jian.Migas punya dunia hukum ekonomi sendiri, walaupun teori ekonomi klasik tetap menjadi landasan, tapi globalisasi, intervensi politik pemerintah bahkan militer serta kepentingan sang super majors, poltak siraja minyak, arisan Opec dan Non-opec ikut andil dalam mewarnai fenomena persaingan.Salam,d'Art.