Bang Donal,
Kirim saja terus cv-nya kebanyak tempat, jangan putus asa. Tanya sama alumni kampus anda yg sudah pasti ada banyak sekali di industri ini. Kompetensi keilmuan selama kuliah adalah satu hal, bagaimana anda menjual diri dan mencari kerja melalui berbagai channel adalah hal lain.
Salam,
MAS
Aus meinem Brombeer(n)®
Waalaikumsalam Wr Wb,
Selain dari hal yang mas sampaikan, tentunya perusahaan akan melihat experiences dari mas. Terkadang jurusan memang menjadi entry point untuk yang fresh graduated, namun untuk experienced level yang dilihat adalah pengalamannya. Banyak mas yang jurusannya bukan dari perminyakan, namun dapat bekerja di industri Migas ini. Kembali, rejeki, jodoh, dan mati adalah Hak dari Alloh SWT.
best regards,
Ardiansah
sepakat dengan mas agus.. channel adalah salah satu hal yang penting. saya yakin seiring dengan jam terbang saudara di dunia proyek2 migas akan memberikan link yang lebih luas..,bahkan mungkin tidak perlu lagi mengikuti seleksi formal dengan berbekal reputasi yang baik selama mengerjakan proyek2 tsb. Barangkali salah satu jaln lainnya adalah dengan berpatipasi aktif di milis ini. salam, --- Pada Sen, 17/1/11, agussihotang <mas_agu...@yahoo.com> menulis: |
Bang Donal,
Benar yg di bilang pak agus, mungkin bapak belum terlalu banyak mengirim lamaran.
Kuncinya jangan berhenti sampai akhirnya mendapatkan apa yg diinginkan.
Janganlah melihat sesuatu sbg hambatan, background pendidikan bapak sudah sangat bagus, saya sendiri dari t.perkapalan tetapi bs bekerja di pertambangan jauh sekali, bukan?
Salam,
Iwan
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Bang Donal,
Kirim saja terus cv-nya kebanyak tempat, jangan putus asa. Tanya sama alumni kampus anda yg sudah pasti ada banyak sekali di industri ini. Kompetensi keilmuan selama kuliah adalah satu hal, bagaimana anda menjual diri dan mencari kerja melalui berbagai channel adalah hal lain.
Salam,
MAS
Aus meinem Brombeer(n)®
Saya melihat, belum banyak di perusahaan minyak yg beroperasi di Indonesia yg menghire seorang fresh grad reservoir engineer (salah satu job type lulusan teknik perminyakan) dengan background yg bukan dari teknik perminyakan. Sedangkan di perusahaan2 asing di luar Indonesia, banyak sekali RE yg berasal dari background bukan PE. Saya beberapa kali berjumpa lulusan electrical engineering, chemical engineering etc yg menjadi RE di Shell, Saudi Aramco dll.
Tetap semangat saja, kerja di dosen kan menambah pengalaman serta daya jual :)
Joko
Mantan "projektor" dosen :)
Sent via BlackBerry from Maxis
Kata Ciputra yang pernah saya baca, kesalahan arahan pendidikan kita di Indonesia mencetak sarjana yang siap mencari kerja di perusahaan orang lain. Tidak menciptakan lapangan kerja buat dirinya apalagi orang lain. Memang relatif dan juga bergantung keberuntungan setiap orang. Keberuntungan dapat didefinisikan setiap orang berbeda. Beruntung karena saat kesempatan ada dan saat itu kita siap. Juga soal kompetensi. Elemennya adalah knowledge, skill dan behaviour/attitude.Sarjana kita kebanyakan adalah hanya (jago ilmu teori) knowledge saja karena tidak dibarengi link-match (seperti dianjurkan dulu salah seorang
menteri Dikbud). Kalau attitude sih rasa-rasanya bisalah. Jadi kalau belum memiliki itu maka belum bisa dianggap kompeten. Dan harus introspeksi diri, jangan-jangan hanya diri kita yang menilai diri sendiri sebagai manusia kompeten. Sedangkan di luar sana kita masih abu-abu. Karena itu coba pertegas garis itu. Bahwa kita betul-betul kompeten. Dan saya sudah mengalami beberapa interview dengan orang bule baik di Batam maupun di Singapore. Semua menerima saya. Dan walaupun bahasa Inggris saya tidak jago-jago amat. Kata orang bule bahasa Inggris anda lebih baik ketimbang bahasa Indonesia mereka. Wou.... hehehe... Saya bukan Sarjana. Kalau saya ditanya pendidikan saya maka saya jawab S3. Maksud saya tamat SD, SMP dan SMA. Lalu ada sedikit plusnya. Dan walau bukan sarjana, saya punya anggota di level bawah saya yang sarjana. Ini bukan kebetulan yang instan tetapi proses yang memakan waktu. Itulah yang
disebut Indjati Sidi sewaktu masih Purek di ITB bahwa kita (ITB) tidak boleh menciptakan sarjana siap pakai. Karena kalau demikian tidak ada bedanya antara sarjana dan panci. Panci tidak dinamis menyesuaikan bentuk barang yang akan dimasukkan. Kita harus beradaptasi berdasar kesiapan kita. Karena kita diberi ilmunya. Katanya lagi, kita menciptakan manusia yang siap menghadapi tantangan. Saya keluar dari ITB tidak menyandang gelar itu - dan saya siap menempuh pendidikan lebih lanjut untuk meraih "S3 Plus" di luar sekolah formal. Siap menghadapi tantangan makanya saya resign dari sekolah formal. Itu nasib saya. Tetapi saya tidak kalah dengan rekan-rekan saya yang sarjana. Mereka ada yang belum menjadi Manager. Ini bukan bermaksud menyombongkan diri. Sekedar sharing saja. Memang tidak dipungkiri dengan pendidikan S1 apalagi S2 bisa dengan cepat menduduki posisi management di usia muda. Saya meraihnya umur lebih dikit 40 tahun. Gelar S1 / S2
dalam arti sebenarnya bukan jaminan 100%. Sangat bergantung pada potensi diri. Potensi untuk menjual diri kita dan bisa laku. Kalau belum dapat pekerjaan sesuai dengan passion kita, maka jangan menyerah. Kata Om saya bahwa katanya lebih baik jadi menganggur intelek ketimbang tidak intelek (maksudnya Sarjana). Dengan ijazah kita bisa menyodorkannya. Dan saat dipanggil interview adalah kesempatan pertama untuk menjual diri kita. Kalau gagal berarti belum beruntung. Mungkin ada yang tidak pas. Harus di-improve agar diri kita bisa laku. Kalau mentok dan terus-terus gagal maka cari jalan lain. Ikuti arahan Ciputra untuk menjadi wirausahawan. Berbisnislah. Ciptakan lapangan kerja sendiri. Banyak orang yang berhasil dari latar belakang pendidikan yang tidak sama. Ada sarjana teknik yang bebisnis makanan. Dan berhasil. Pandang suatu hal dari sisi lain jika mentok dari satu sisi.
Barangkali dengan cara itu anda bisa meraih keberuntungan. Demikian sharing saya. Mohon maaf jika ada tidak berkenan. Wassalam, Abdul Majid Pemerhati dan Praktisi K3L Bekerja di Galangan Kapal Tinggal di Batam --- On Tue, 1/18/11, William Sibarani <william....@gmail.com> wrote: |
Donal.
Kalau saya yg menginterview anda maka saya berpikir anda seorang
sarjana lingkungan yg memiliki pengkayaan ilnu dalah petroleum
engineering.
Seperti yg saya tulis kemarin, bahwa kebanyakan S2 di Indonesia ini
lebih bernuansa pengkayaan ketimbang pendalaman. Sehingga sulit
menganggap orang yg mengambil S2 adalah berganti profesi sesuai S2nya.
Memang ada yg berisi pendalaman ilmu S1nya.
Jadi saya kira bukan berarti anda tidak berkompeten dalam T
perminyakan. Tetapi mungkin lebih dilihat anda sebagai seorang sarjana
libgkungan yang memiliki ilmu tambahan ttg perminyakan. Tentunya akan
berbeda kompetensi S2-nya Perminyakan dari seorang lulusan T
Perminyakan juga.
Apakah berarti anda tidak bisa menjadi sarjana perminyakan ? Tentu
tidak. Profesi ahli perminyakan dan segala profesi apapun bisa saja
dimasukin dari banyak sisi. Hanya probabilitas terbaik utk menjadi
Petroleum Engineer akan diperoleh seorang alumni T perminyakan.
Salam
Rdp
--
Sent from my mobile device
*"Success is a mind set, not just an achievement"*
Wah terima kasih banyak Pak Abdul Majid, Saya newbie di milis ini. kebetulan saya juga bukan seorang sarjana. Tapi banyak yang bisa saya ambil dari tulisan bapak. Minta ijin juga buat di-share ke temen2 termasuk buat semangat saya.
Buat mas Donal, tetep semangat. Saya juga sudah setaun mencari2 pekerjan di bidang OnG. tapi blon ada yang nyangkut. dan masih semangat. (mungkin mas bisa nerusin S3 jadi dosen ITB :-) , ga harus jadi karyawan
Salam,Haudi
--- Pada Rab, 19/1/11, Abdul Majid <amaj...@yahoo.com> menulis:
Dari: Abdul Majid <amaj...@yahoo.com>
Judul: Re: [Oil&Gas] Kompetensi Lulusan S2 Teknik Perminyakan
Kepada: Migas_I...@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 19 Januari, 2011, 12:49 PM
Kata Ciputra yang pernah saya baca, kesalahan arahan pendidikan kita di Indonesia mencetak sarjana yang siap mencari kerja di perusahaan orang lain. Tidak menciptakan lapangan kerja buat dirinya apalagi orang lain. Memang relatif dan juga bergantung keberuntungan setiap orang. Keberuntungan dapat didefinisikan setiap orang berbeda. Beruntung karena saat kesempatan ada dan saat itu kita siap.
Juga soal kompetensi. Elemennya adalah knowledge, skill dan behaviour/attitude.Sarjana kita kebanyakan adalah hanya (jago ilmu teori) knowledge saja karena tidak dibarengi link-match (seperti dianjurkan dulu salah seorang
menteri Dikbud). Kalau attitude sih rasa-rasanya bisalah. Jadi kalau belum memiliki itu maka belum bisa dianggap kompeten. Dan harus introspeksi diri, jangan-jangan hanya diri kita yang menilai diri sendiri sebagai manusia kompeten. Sedangkan di luar sana kita masih abu-abu. Karena itu coba pertegas garis itu. Bahwa kita betul-betul kompeten. Dan saya sudah mengalami beberapa interview dengan orang bule baik di Batam maupun di Singapore. Semua menerima saya. Dan walaupun bahasa Inggris saya tidak jago-jago amat. Kata orang bule bahasa Inggris anda lebih baik ketimbang bahasa Indonesia mereka. Wou.... hehehe...
Saya bukan Sarjana. Kalau saya ditanya pendidikan saya maka saya jawab S3. Maksud saya tamat SD, SMP dan SMA. Lalu ada sedikit plusnya. Dan walau bukan sarjana, saya punya anggota di level bawah saya yang sarjana. Ini bukan kebetulan yang instan tetapi proses yang memakan waktu. Itulah yang
disebut Indjati Sidi sewaktu masih Purek di ITB bahwa kita (ITB) tidak boleh menciptakan sarjana siap pakai. Karena kalau demikian tidak ada bedanya antara sarjana dan panci. Panci tidak dinamis menyesuaikan bentuk barang yang akan dimasukkan. Kita harus beradaptasi berdasar kesiapan kita. Karena kita diberi ilmunya. Katanya lagi, kita menciptakan manusia yang siap menghadapi tantangan. Saya keluar dari ITB tidak menyandang gelar itu - dan saya siap menempuh pendidikan lebih lanjut untuk meraih "S3 Plus" di luar sekolah formal. Siap menghadapi tantangan makanya saya resign dari sekolah formal. Itu nasib saya. Tetapi saya tidak kalah dengan rekan-rekan saya yang sarjana. Mereka ada yang belum menjadi Manager. Ini bukan bermaksud menyombongkan diri. Sekedar sharing saja. Memang tidak dipungkiri dengan pendidikan S1 apalagi S2 bisa dengan cepat menduduki posisi management di usia muda. Saya meraihnya umur lebih dikit 40 tahun. Gelar S1 / S2
dalam arti sebenarnya bukan jaminan 100%. Sangat bergantung pada potensi diri. Potensi untuk menjual diri kita dan bisa laku.
Kalau belum dapat pekerjaan sesuai dengan passion kita, maka jangan menyerah. Kata Om saya bahwa katanya lebih baik jadi menganggur intelek ketimbang tidak intelek (maksudnya Sarjana). Dengan ijazah kita bisa menyodorkannya. Dan saat dipanggil interview adalah kesempatan pertama untuk menjual diri kita. Kalau gagal berarti belum beruntung. Mungkin ada yang tidak pas. Harus di-improve agar diri kita bisa laku.
Kalau mentok dan terus-terus gagal maka cari jalan lain. Ikuti arahan Ciputra untuk menjadi wirausahawan. Berbisnislah. Ciptakan lapangan kerja sendiri. Banyak orang yang berhasil dari latar belakang pendidikan yang tidak sama. Ada sarjana teknik yang bebisnis makanan. Dan berhasil. Pandang suatu hal dari sisi lain jika mentok dari satu sisi.
Barangkali dengan cara itu anda bisa meraih keberuntungan.
Demikian sharing saya. Mohon maaf jika ada tidak berkenan.
Wassalam,Abdul MajidPemerhati dan Praktisi K3LBekerja di Galangan KapalTinggal di Batam
Kompetensi itu bukan hanya pengetahuan, tetapi juga termasuk keterampilan
(skill) dan pengalaman serta attitude yang digunakan untuk memperlihatkan
hasil sebuah kerja/tugas. Bagaimana bisa lulusan S1 dan S2 Teknik
Perminyakan sudah dapat dikatakan memiliki kompetensi sebagai seorang
Petroleum Engineer ? Padahal kan belum pernah bekerja pada profesi itu
walaupun sudah punya pengetahuan.
Jangan-jangan ada banyak di antara kita yang salah memahami definis
kompetensi.
Sori, hanya sedikit meluruskan. Diskusinya silahkan lanjut lagi ke inti.
Salam,
d'Art.
2011/1/18 William Sibarani <william....@gmail.com>
> Mas Donal,
>
> Byk oil n gas company yg mempunyai Drilling Waste Management Engineer. Saya
> rasa itu cocok skali dgn background saudara. Oil company tsb biasanya
> drilling dgn menggunakan oil base mud shg mnghasilkan limbah cutting yg byk
> dan notabene hal ini merupakan bahan B3. Jd pengolahan limbah cutting tsb
> merupakan tanggung jawab sang waste engineer.
>
> Dan posisi HSEQ engineer jg merupakan hal yg cocok utk background saudara.
> Klo posisi ini ada di semua PSC maupun service company.
>
> Demikian sedikit info dr saya.
>
> Salam,
> WS
------------------------------------
--------------------------------------------------------------
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Daily Digest : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Administrator : Migas_Indo...@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR
--------------------------------------------------------------Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
Migas_Indon...@yahoogroups.com
Migas_Indonesi...@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
Migas_Indones...@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Hi all,
Sekedar menambahkan tentang kompetensi.
Mengutip ISO 9001-2008, par 6.2.1, disebutkan bahwa personel yang kompeten itu
harus punya pendidikan, training, ketrampilan,dan pengalaman yang sesuai bidang
pekerjaan yang dilakukan.
Dengan tambahan di ISO 17020, personel itu harus mempunyai integritas.
Wassalam,
Doni Afrizal
________________________________
From: Dirman Artib <dir...@gmail.com>
To: Migas_I...@yahoogroups.com
Sent: Wed, January 19, 2011 11:15:27 PM
Subject: Re: [Oil&Gas] Kompetensi Lulusan S2 Teknik Perminyakan
sebenarnya lulusan S2 mempunyai kompetensi yang sama bahkan lebih karena
mempunyai pengetahuan dibidang ilmu yang lain.
Kompetensi itu bukan hanya pengetahuan, tetapi juga termasuk keterampilan
(skill) dan pengalaman serta attitude yang digunakan untuk memperlihatkan
hasil sebuah kerja/tugas. Bagaimana bisa lulusan S1 dan S2 Teknik
Perminyakan sudah dapat dikatakan memiliki kompetensi sebagai seorang
Petroleum Engineer ? Padahal kan belum pernah bekerja pada profesi itu
walaupun sudah punya pengetahuan.
Jangan-jangan ada banyak di antara kita yang salah memahami definis
kompetensi.
Sori, hanya sedikit meluruskan. Diskusinya silahkan lanjut lagi ke inti.
Salam,
d'Art.
sekalian mau tanya di univ mana aja ada jurusan teknik perminyakan
baik S2 maupun S1
Setahu saya adalah ITB, Trisakti dan UPN Yogya
Apa masih ada dari kampus yg lain
Apakah bisa mengambil kuliah S2 teknik perminyakan sistem kuliah jarak jauh or spt Univ Terbuka
--- On Wed, 1/19/11, Rovicky Dwi Putrohari <rov...@Gmail.com> wrote:
From: Rovicky Dwi Putrohari <rov...@Gmail.com>
Subject: Re: [Oil&Gas] Kompetensi Lulusan S2 Teknik Perminyakan
To: Migas_I...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, January 19, 2011, 9:04 Am
Donal.
Kalau saya yg menginterview anda maka saya berpikir anda seorang
sarjana lingkungan yg memiliki pengkayaan ilnu dalah petroleum
engineering.
Seperti yg saya tulis kemarin, bahwa kebanyakan S2 di Indonesia ini
lebih bernuansa pengkayaan ketimbang pendalaman. Sehingga sulit
menganggap orang yg mengambil S2 adalah berganti profesi sesuai S2nya.
Memang ada yg berisi pendalaman ilmu S1nya.
Jadi saya kira bukan berarti anda tidak berkompeten dalam T
perminyakan. Tetapi mungkin lebih dilihat anda sebagai seorang sarjana
libgkungan yang memiliki ilmu tambahan ttg perminyakan. Tentunya akan
berbeda kompetensi S2-nya Perminyakan dari seorang lulusan T
Perminyakan juga.
Apakah berarti anda tidak bisa menjadi sarjana perminyakan ? Tentu
tidak. Profesi ahli perminyakan dan segala profesi apapun bisa saja
dimasukin dari banyak sisi. Hanya probabilitas terbaik utk menjadi
Petroleum Engineer akan diperoleh seorang alumni T perminyakan.
Salam
Rdp
Selamat Siang Saya bukan ingin berkomentar tapi ingin bertanya. Kenapa mas Donal tidak melanjutkan S2 di bidang teknik lingkungan? Kenapa harus S2 di bidang petroleum? Apakah tidak ada peluang sama sekali bagi lulusan teknik lingkungan untuk masuk dunia migas? --- Pada Sen, 17/1/11, Donal Marta <donal...@yahoo.com> menulis: |
|
Tanggal: Senin, 17 Januari, 2011, 9:14 AM |
Kenyataan dilapangan berbicara sangat berbeda, saya pernah lihat orang dengan
lulusan SE, tetapi bisa
bekerja didunia WI utk oil&gas yg harusnya menjadi lahan orang teknik, jadi
analoginya..yg bukan dari
teknik bisa masuk,apalagi bapak yg dari latarbelakang teknik logikanya pasti
dong..masuk, mungkin isi
CVnya kurang menggigit/komersil..seperti sales gitu lho pak, mesti banyak
berpantun sehingga user..
senang utk meng-hire bapak.
Salam,
FHP
________________________________
From: Rovicky Dwi Putrohari <rov...@Gmail.com>
To: Migas_I...@yahoogroups.com
Sent: Wed, January 19, 2011 9:04:08 PM
Subject: Re: [Oil&Gas] Kompetensi Lulusan S2 Teknik Perminyakan
Donal.
Kalau saya yg menginterview anda maka saya berpikir anda seorang
sarjana lingkungan yg memiliki pengkayaan ilnu dalah petroleum
engineering.
Seperti yg saya tulis kemarin, bahwa kebanyakan S2 di Indonesia ini
lebih bernuansa pengkayaan ketimbang pendalaman. Sehingga sulit
menganggap orang yg mengambil S2 adalah berganti profesi sesuai S2nya.
Memang ada yg berisi pendalaman ilmu S1nya.
Jadi saya kira bukan berarti anda tidak berkompeten dalam T
perminyakan. Tetapi mungkin lebih dilihat anda sebagai seorang sarjana
libgkungan yang memiliki ilmu tambahan ttg perminyakan. Tentunya akan
berbeda kompetensi S2-nya Perminyakan dari seorang lulusan T
Perminyakan juga.
Apakah berarti anda tidak bisa menjadi sarjana perminyakan ? Tentu
tidak. Profesi ahli perminyakan dan segala profesi apapun bisa saja
dimasukin dari banyak sisi. Hanya probabilitas terbaik utk menjadi
Petroleum Engineer akan diperoleh seorang alumni T perminyakan.
Salam
Rdp
Selain PT yg disebutkan, Jurusan T. Perminyakan juga ada di Universitas
Islam Riau, Pekanbaru (S1). Dosen2 pengajarnya bbrp merupakan engineer CPI
(Chevron Pacific Indonesia).
Utk Univ Terbuka, sependek pengetahuan saya belum ada yg membuka jurusan
ini.
Salam
Fajri
2011/1/20 Johannes Sidabutar <johannes...@yahoo.com>
> sekalian mau tanya di univ mana aja ada jurusan teknik perminyakan
> baik S2 maupun S1
> Setahu saya adalah ITB, Trisakti dan UPN Yogya
> Apa masih ada dari kampus yg lain
> Apakah bisa mengambil kuliah S2 teknik perminyakan sistem kuliah jarak jauh
> or spt Univ Terbuka
------------------------------------
--------------------------------------------------------------
Portal Industri : http://www.migas-indonesia.com
No E-mail (Web) : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Daily Digest : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Individual Mail : Migas_Indon...@yahoogroups.com
Administrator : Migas_Indo...@yahoogroups.com
Mirror : http://groups.google.com/group/Migas-Indonesia-Google
HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK DIPERLUKAN SEWAKTU REPLY
PENGIRIMAN ATTACHMENT KE MILIS HARUS MELEWATI ADMINISTRATOR