eddie sanyoto
unread,Mar 4, 2012, 3:50:01 AM3/4/12Sign in to reply to author
Sign in to forward
You do not have permission to delete messages in this group
Either email addresses are anonymous for this group or you need the view member email addresses permission to view the original message
to mediunan79
"Innalillahi wa innaillaihi roji'un"
Semua makhluk ciptaan yg berasal dari Allah SWT, kapanpun sesuai takdir Allah SWT, akan mati dan kembali kepadaNYA.
Ini pelajaran yg sangat berharga bagi kita-kita. Jangankan seperti kita yg saat ini telah berumur 1/2 abad lebih, bayi yg baru lahir beberapa hari pun, jika Allah SWT menghendaki, tidak ada siapapun yg mampu melawannya.
Nah, yg penting bagi kita sekarang adalah mengumpulkan
sebanyak-banyaknya amal shalih, sabar dan tawaqqal menerima cobaan Allah SWT, taat menjalankan ibadah baik yang berupa ibadah wajib maupun
ibadah-ibadah muamallah lainnya seperti yang dituntunkan dalam Al-Qur'an
dan As-Sunnah,
Baiklan, coba kita dengarlah sabda Rasulullah
berikut ini: ’Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata : ”Rasulullah saw
bersabda, tidaklah seorang muslim kematian tiga anaknya yang belum
baligh, kecuali, Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga berkat
kasih sayang-Nya kepada anak-anaknya tersebut, ”(HR Bukhori muslim).
Ada
beberapa hal yang mesti diketahui oleh orang tua pun kita, agar
kematian tersebut bisa menjadi berkah dan mengantarkan kita menuju surga
Allah. Diantaranya, seperti yang telah saya katakan diawal,
1. Sabar Dan Ikhlas
Orang
tua mesti sabar dan ikhlas menerima kepergian sang anak, tidak meratapi
kepergiannya secara berlebihan boleh menangis dan bersedih asal tidak
berlarut-larut sehingga dapat menimbulkan keburukan bagi kesehatanya.
2. Sadar dan memuja Allah
Yaitu
dengan mengucapkan kalimat istirja (innaa lillahi wainnailillaihi
roojiun) dan merenungi kandungan maknanya. Kita , anak kita, dan segala
sesuatu yang ada disekitar kita semuanya adalah milik Allah. Anak adalah
amanah, titipan dari Allah, yang mesti kita jaga dan pelihara dengan
sebaik-baiknya. Karena anak ibarat barang titipan tentu suatu saat jika
sang pemilik akan mengambil kembali miliknya tersebut kita harus
berlapang dada menyerahkan barang titipan tersebut kepada sang pemilik
3. Mengharap pahala atas kematian sang anak.
Seperti
yang telah saya katakan diawal, bahwa, kematian seorang anak bukanlah
suatu musibah melainkan himpunan berkah yang mesti dipetik oleh orang
yang di tinggalkan. Orang tua semestinyalah memohon pahala dan
keberkahan dari peristiwa tersebut, maka dengan senang hati Allah akan
melimpahkan banyak kebaikan dan pahala kepada hambanya yang meminta
dengan setulus hati.
Nah, bukankah hal ini merupakan kabar
gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh anak-anaknya yang belum
baligh dan janji Allah tersebut merupakan bukti karunia dan kemurahan
Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dan jika pun mendatangi neraka, itu hanya
bagian dari janji Allah yang telah menjadi ketetapannya.
Lho,
menetapi janji apa ? mungkin saudara bertanya-tanya akan hal ini. Janji
ini berkaitan dengan firman Allah dalam surat maryam (19) : 71 ”dan
tidak seorang pun dari kalian, melaikan dia pasti mendatangi neraka itu
”.
Belum jelas? Maksud mendatangi disini adalah menyeberanginya
di atas shiraat, yaitu sebuah jembatan yang di bentengkan di atas neraka
jahanam, bukanlah untuk mencapai pintu surga, seorang hamba mesti
melewati jembatan tersebut ? dan ketahuilah wahai para orang tua,
anak-anak anda yang telah meninggalkan anda terlebih dahulu tersebut,
kelak akan menunggu anda di pintu tersebut (surga-red).
Haruslah tiga anak ?
Apakah
mesti tiga atau 2 anak baru orang tua dapat menikmati kemewahan surga?
Kalau begitu bagaimana dengan orang tua yang kematian satu anak ? atau
malah tidak kematian sama sekali?
Sesungguhnya Allah Maha pemurah
lagi Maha Bijaksana, hal di atas ternyata tak hanya berlaku bagi orang
tua yang kehilangan 3 atau 2 anaknya, maka orang tua yang hanya
kehilangan satu anak pun dapat merasakan nikmatnya surga lalu bagaimana
dengan orang yang tidak kematian anak sama sekali dari umat Rasullullah ?
ingat ! Rasulullah adalah pemberi syafaat (pertolongan ). Dan syafaat
Rasulullah ini akan di bagikan bagi umatnya yang Rasulullah kehendaki,
jadi tenanglah orang tua yang tidak di tinggal mati oleh anaknya, karena
syafaat Allah akan menjadi penolong kita di akhirat kelak.
Meski
kematian anak membuka jalan bagi orang tua di taman surga, namun tidak
diperenankan orang tua kemudian mengharapkan agar anaknya meninggal
dunia. Surga ini hanya pengganti anaknya yang di minta oleh Allah.
Sesunguhnya anak merupakan ladang berkah, ketika masih hidup ataupun
telah mati, anak senantiasa memberikan manfaat bagi orang tua.
Menurut Hadits Qudsi:
Allah SWT berfirman pada harui kiamat kepada anak-anak:
"Masuklah kalian ke dalam surga!"
Anak-anak itu berkata: "Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah ibu kami
masuk."
Lalu mereka mendekati pintu syurga! tapi tidak mau masuk ke dalamnya. Allah
berfirman lagi: "Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian
kedalam surga!"
Mereka menjawab: "Tetapi (bagaimana) orang tua kami?" Allah pun berfirman:
"Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian."
(Hadits Qudsi Riwayat Ahmad dari Syurahbil bin Syua�ah yang bersumber dari
sahabat Nabi SAW)
Istilah "al-wildan" dalam Hadits Qudsi diatas adalah kata jama�, mufradnya
(kata tunggalnya) adalah "al-walid", artinya anak yang baru dilahirkan, yaitu
bayi atau anak kecil yang belum akil baligh. Jadi maksudnya ialah anak kecil
yang meninggal dunia. Hal itu diterangkan dalam Hadits lain yang diriwayatkan
Ibnul-Atsir sebagai berikut:
"Anak kecil (yakni yang meninggal dunia selagi kanak-kanak atau keguguran),
masuk syurga."
Maksud hadits diatas, termasuk salah satu di antara rentetan peristiwa yang
terjadi pada hari kiamat di padang masyar. Gambaran ringkas dari
peristiwa-peristiwa itu adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang dibangkitkan dari kuburannya masing-masing
2. Masing-masing digiringkan oleh malaikat Zabaniah kepadang Masyar. Setelah
itu mereka dikelilingi oleh hewan-hewan dan apa saja yang ada sangkut pautnya
dengan mereka. Juga dikelilingi oleh malaikat langit masing-masing tingkatan.
3. Matahari diciptakan kembali dan diletakkan di atas mereka pada jarak satu
mil, sehingga mereka selain berdesak-desakan dn berjubel-jubel (kaki diinjak
oleh seribu kaki-kaki diatasnya), juga dibakar oleh panasnya matahari,
berkeringat, lapar, haus dahaga tidak terperikan siksanya.
4. Ketika mereka mengalami lapar dan haus itulah anak-anak yang tadinya
meninggal selagi masih kecil dan dilepas oleh orang tuanya dengan sabar dan
tawakal, datang kepada orang tuanya masing-masing dengan membawa segelas air
untuk diminum, dan apabila sudah diminum, tidak akan lapar dan dahaga lagi
selama di alam Masyar itu. Demikian menurut beberapa Hadits.
5. Mulai hisab dengan menerima buku catatan harian masing-masing yang selama
hidupnya dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid.
6. Dilakukan mizan (penilaian timbangan) terhadap segala macam amalan setiap
orang, kecuali orang-orang masuk surga tanpa hisab.
7. Meniti shirat yang harus dilalui oleh keseluruhan yang ada di padang
Masyar itu. Meniti shirat yang kedua bagi mereka yang telah selamat meniti
shirat yang pertama.
8. Mana yang sudah bersih benar baru diidzinkan masuk syurga.
Pada saat itulah Allah memerintahkan kepada anak-anak (yang tadinya
meninggal dunia selagi belum akil baligh) untuk memasuki surga. Tetapi mereka
memohon syafa'at (pertolongan) kepada Allah agar kiranya dapat masuk surga
bersama orang tua mereka. Memang mereka juga penuhi perintah Allah, untuk
datang mendekati pintu syurga, tapi masih belum mau memasukinya, sehingga
Allah Yang Maha Mengetahui bertanya lagi: "Mengapa Aku lihat anak-anak itu
masih saja belum masuk syurga? Masuklah kalian ke dalam syurga itu". Pada
saat itu mereka mengulangi permohonannya bagi orang tua mereka. "Kami belum
mau masuk, sebelum orang tua kami yang menjadi asal pokok kami, dan ibu-ibu
kami yang telah mengandung kami sembilan bulan dan kemudian membesarkan kami
masuk juga bersama kami".
Demikianlah mereka berhenti dekat pintu surga, menunggu keputusan Allah SWT
dengan penuh harapan.
Akhirnya putusan yang dinanti-nantikan itu datang dengan segera, dengan
firman Allah Yang Maha Mengetahui: "Masuklah kalian ke dalam surga bersama
orang tua kalian".
Penegasan ini oleh Allah kira-kira dimaksudkan untuk menampakkan betapa
besar keutamaan anak-anak dan betapa besar pula pengaruh ridla qadla' dan
qadar Allah, sabar dan puji syukur kehadirat Nya.
Wallahu a'lam bishawab.