Itu satu sisi. Sisi lainnya ternyata sikap brengsek itu merupakan bentuk dari ketegasan dan integritas pada apa yang ingin dicapai. Jika anda menerapkan kontrol atas produk dan aktivitas perusahaannya, seperti yang telah Jobs lakukan, mungkin anda bisa lebih berhasil dari sekarang ini. Ingat kontrol, sensor, dan ketegasan tidak selamanya buruk.
Bahkan Apple memiliki agen keamanan yang pernah menggeledah rumah orang di San Fransisco terkait dengan hilangnya prototipe iPhone yang belum beredar. Tidak hanya itu agen keamanan tersebut juga mengancam keluarga orang terkait dengan masalah imigrasi. Artinya ada kemungkinan orang itu, dan keluarganya, didepak keluar dari Amerika Serikat. Ini mimpi buruk bagi para imigran..
Namun apakah itu semua hal buruk? Coba perhatikan bahwa di dalam bisnis, semua bentuk kejutan, terutama kejutan yang menyebalkan, harus sedapat mungkin dikontrol. Semua hal terkait dengan produk dari perusahaan, apapun perusahaannya, harus dikontrol secara cermat.
Hal yang menyenangkan tentang berbicara adalah tidak ada cara yang benar dan tidak ada cara yang salah. Yang ada adalah cara yang lebih baik dan cara yang lebih buruk. Tetapi, tidak ada satu cara yang benar.
Studi ini mengungkapkan bahwa pengusaha yang berusia di bawah 25 tahun cenderung berkinerja buruk. Kemungkinan untuk sukses meningkat ketika seseorang mencapai usia 25, setelahnya kinerjanya cenderung stabil antara umur 25 hingga 35. Kemungkinan untuk sukses akan mulai melonjak pada umur 35, kembali melonjak pada umur 46 lalu terus stabil hingga usia 60.
Battery health iPhone yang dalam kondisi buruk akan mempengaruhi kinerja perangkat itu sendiri. Bahkan tidak menutup kemungkinan, iPhone dengan battery health buruk bisa tiba-tiba mati padahal masih ada daya.
Steve Jobs memiliki gaya kepemimpinan yang unik, dia menerapkan apa yang menurutnya benar. Tidak menerapkan gaya yang umum seperti yang diterapkan banyak perusahaan besar lainnya. Contohnya dia tidak menggunakan general manager untuk mengatur semuanya, sebagaimana perusahaan umum terapkan. Karena baginya hasil pekerjaan akan jauh lebih maksimal jika dikerjakan secara spesialisasi, diserahkan pada ahlinya untuk mengatur dan memutuskan pelaksanaan kerja, tidak diserahkan pada general manager. Selain itu, caranya yang kasar dalam mendorong para pekerja. Apapun yang dia inginkan, pekerja harus mampu memenuhi. Namun dilihat dari sisi positif, dengan caranya inilah dapat membawa Apple mencapai kesuksesan. Andai jobs tidak menerapkan gaya yang demikian, apakah Apple bisa sebesar saat ini. Gayanya yang kasar dan menuntut dapat menjadikan motivasi pekerjanya. Membuat pekerja bekerja lebih cepat dan lebih maju. Jika Jobs tidak menuntut banyak kepada para pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yang bagi pekerjanya adalah ketidakmungkinan, maka sampai saat ini akan tetap menjadi hal yang mustahil dilakukan. Tindakan keras ini memotivasi dan menuntut pekerja untuk menyelesaikan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin dilakukan karena desakan dari jobs. Hal inilah yang membuat Steve Jobs bias mewujudkan visinya, membawa Apple menjadi perusahaan yang mengagumkan di dunia. Produk - produk yang dihasilkan merupakan produk unggulan, dimana sebagian besar orang di dunia mengetahui dan menggunakannya.
Dari sudut pandang negatif, tindakan keras Steve Jobs memiliki dampak yang buruk, baik bagi pekerja maupun kinerja. Dengan caranya yang kasar, membuat beberapa pekerja menjadi takut padanya. Karena setiap pekerja memiliki latar belakang dan sifat yang berbeda. Tidak semua pekerjadapatmemahamibahwatindakan Jobs memiliki arti positif. Beberapa pekerja yang tidak dapat mengikuti serta menyesuaikan sikap Jobs, akan membenci bahkan mengundurkan diri, tidak ingin bekerja dengannya. Selain itu, tindakan Jobs dapat membuat pekerja tidak nyaman dalam bekerja, merasa tertekan, bahkan menghasilkan kinerja yang buruk.
Steve jobs selalu memikirkan masa depan dan selalu memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang ingin dia lakukan. Kecintaannya terhadap komputer mendorong mewujudkan visinya. Dan visi ini membantu Jobs menarik timnya bersama dan membantu mereka bekerja menuju tujuan bersama setiap kali dia memiliki ide baru untuk masa depan Apple.
Steve jobs percaya bahwa pekerjaan yang dilakukan secara tim akan memberi hasil yang brilian daripada pekerjaan yang dilakukan secara individu. Pekerjaan yang dilakukan secara individu juga dapat memberi hasil yang baik, namun tidak sebaikhasil yang dilakukan secara tim.
Pada tahun 1983, Apple mempekerjakan eksekutif PepsiCo, Inc. John Sculley sebagai CEO-nya. Di tahun awal semuanya berjalan lancar. Namun kemudian visi masa depan mereka berbeda arah dan menyebabkan perselisihan diantaranya. Dan dewan direktur memihak kepada Sculley. Jobs yang memiliki sifat visioner, dia yang tetap berpegang teguh pada visinya. Akhirnya jobs memilih tetap pada visinya dan mengundurkan diri secara terbuka dengan membawa beberapa karyawan Apple bersamanya.
Namun kegagalan ini tidak membuat jobs berhenti. Dia terus berusaha dan kembali pada kecintannya terhadap komputer. Jobs dan kejeniusannya berhasil membuat komputer dengan mengembangkan teknologi sebelumnya yang pernah ia buat dan berhasil menciptakan komputer yang canggih, dia mendirikan NeXT. Ini adalah mesin mahal dengan sistem operasi yang mewakili upaya terbaik namun membuat kekuatan UNIX sesuai dengan antarmuka pengguna grafis. Ketika Tim Berners-Lee menciptakan World Wide Web, dia melakukannya dengan menggunakan mesin NeXT. Dari dua kesepakatan ini, NeXT terbukti paling penting, karena ternyata Apple sedang mencari untuk menggantikan sistem operasinya. Apple membeli NeXT pada tahun 1996 untuk sistem operasinya, membawa Steve Jobs kembali ke perusahaan pertama yang ia dirikan, Apple. Dia membangun kembali Apple,berusaha bagaimana agar produk yang dia ciptakan menjadi produk terdepan.
Kegagalan bukanlah alasan untuk berhenti menekuni apa yang telah dicintainya. Kegagalan menjadikan motivasi jobs untuk memperbaiki dan menjadi yang lebih baik. Ketika dia keluar dari Apple, dengan kejeniusannya ia kembali membuat komputer yang lebih canggih. Produk yang dihasilkannya dan kecintaannya pada Apple membuat ia kembali pada perusahaan tersebut.
Steve Jobs salah satu dari beberapa tokoh pemimpin organisasi besar di dunia. Yang membedakan dirinya dengan pemimpin lainnya adalah gaya kepemimpinan yang dia terapkan di perusahaanya. Gaya kepemimpinan yang diterapkannya termasuk dalam gaya kepemimpinan visioner yang mengarahkan dan mendorong para pekerja bekerja keras yang didasari visi yang jelas. Jobs tidak hanya memiliki visi, ia juga memiliki kemampuan untuk mewujudkan visinya. Ia mendorong karyawannya untuk bertindak sesuai visi dan memastikan semua para pekerja dalam peusahaan membeli visi itu. Apapun halangan dan kegagalan yang dihadapi Jobs, tidak membuatnya mundur sedikitpun untuk mewujudkan visinya. Selainjenius, Jobs sangat inovatif terhadap produknya. Dia tidak pernah berhenti mengembangkan produk miliknya agar lebih canggih dan praktis. Di sisi lain, jobs adalah sosok pemimpin yang keras, menuntut karyawannya untuk bekerja cepat dan mampu mengerjakan semua yang jobs inginkan. Meskipun terkesan negatif, kepemimpinan yang seperti inilah yang membawa Apple dan Pixar menjadi perusahaan yang hebat di dunia.
Singkat cerita, pada tahun 1985 atau 9 tahun setelah mendirikan Apple, Jobs bertengkar dengan CEO Apple saat itu, John Sculley. Masalah utamanya adalah gara-gara penjualan Lisa dan Macintosh yang buruk dan menumpuk di gudang sehingga membuat perusahaan rugi.
Keempat, EQ yang bagus membuat produktivitas kerja tidak dipengaruhi oleh mood Anda. Setiap orang pasti akan mengalami jatuh dan bangun dalam pekerjaannya. Ada kalanya, ada banyak masalah. Ada kalanya, mood lagi bagus. Nah, ada banyak karyawan yang kerjaannya berkualitas tinggi ketika moodnya lagi baik tetapi produktivitasnya turun tatkala moodnya lagi buruk. Ini tidaklah professional. Seorang yang professional tidak membiarkan mood kerjanya mempengaruhi kualitasnya. Karena itulah, kita perhatikan banyak karyawan dan pimpinan STAR yang kualitas kerjanya luar biasa, meskipun kita tahu bahwa ia baru punaya masalah, baru saja punya problem besar di keluarga, dll.
Perasaan dan intuisi adalah hal yang sangat spesial yang dimiliki oleh manusia. Ketika Anda sudah memiliki perasaan yang baik atau buruk mengenai perjalanan bisnis dan Anda bingung dengan keputusan yang tepat untuk diambil, maka disinilah perasaan dan intuisi bisnis Anda akan memberikan sinyal.
Richard Branson. Dilansir dari media yang sama, dia pernah mengatakan, jika saja dia kehilangan seluruh 'kekaisaran' Virgin, dia hanya akan melanjutkan hidup dan pergi ke Bali. Tapi kalau memiliki kesehatan yang buruk, barulah ini yang namanya masalah. Jadi, berhentilah berpikir masalah apa yang paling membuatmu stres. Pikirkan apa yang paling penting dalam hidup; kesehatan dan keluarga.
Steve Jobs merupakan pribadi yang sangat unik. Disatu waktu pendiri perusahaan Apple ini bisa menjadi seorang yang mengesankan, membicarakan berbagai visi-visi di masa depan. Tetapi, diwaktu lain ia juga bisa menjadi pribadi yang menyeramkan, arogan dan tak sungkan memaki maki kinerja bawahannya yang dinilai buruk. Tidak jarang Steve meninjau pekerjaan bawahannya lalu berkomentar " Ini Sampah! Aku tidak suka!"
Namun, pada tahun 2003, Jobs didiagnosis menderita kanker pankreas. Dia terus bekerja di Apple selama beberapa tahun, tetapi pada tahun 2009, ia mengundurkan diri karena kesehatannya yang semakin buruk. Pada tanggal 5 Oktober 2011, Jobs meninggal dunia di usia 56 tahun.
Kisah jatuh bangun Bill Gates juga mencakup kegagalan dalam bisnisnya. Pada tahun 2000, Microsoft meluncurkan produk yang disebut "Windows ME" yang dianggap sebagai salah satu produk yang paling buruk dan tidak stabil yang pernah dirilis oleh perusahaan. Ini menyebabkan banyak masalah bagi pengguna, dan menghasilkan banyak kritik negatif. Kegagalan ini tidak hanya menimbulkan kerugian finansial besar bagi perusahaan, tetapi juga merusak reputasi Microsoft.
aa06259810