SIMPONI ALAM DI LUSI YANG SULIT DICARIKAN TANDINGANNYA DI SELURUH DUNIA SEKALIPUN:
Dikontribusikan Oleh: Prof. Dr. Hardi Prasetyo
8 Juli 2015
8 Tahun tanpa Jeda Menemani Lusi suatu semburan mud volcano yang semakin cantik dan menawan, bukan lagi menakutkan dan menjikkan seperti dulu tahun 2006-2009
Tumpang susun yang luar biasa hanya dapat dilihat dari arah utara LUSI.
Gryphon lusi AKTIF di zona glagah masih memperlihatkan morfologi kerucut landai.
Di selatannya batas Kaldera Glagah, Kawah Luar diisi lumpur (Danau Kaldera lumpur).
Dua (2) titik semburan Gyser Lusi, yang besar di tenggara, yang kecil barat laut. Gawir Watukosek, dan dikejauahan Gunung magmatik Penanggungan (kerucut).
Sejak tahun 2011 telah diidentifikasikan bahwa semburan Lusi mempunyai hubungan mesra dengan sistem hidrotermal dalam (deep hydrothermal) gunung magmatik Welirang-Arjuno.
PERUBAHAN MENDASAR:
2006-2009, Lusi dengan semburan Liar yang Merusak, Lumpur panas menerus dengan mud kick dan gelombang (wave) yang sulit dan tidak layak disentuh, hembusan gas metan dan H2S yang menyengat menyebabkan banyak yang menggunakan masker, geohazard bubble dengan gas metan sampai menimbulkan kebakaran, amblesan, patahan dan retakan. Kawah masih dilindungi dengan Tanggul Cincin, pada akhir 2008 Jebol dan Mei 2009 dinyatakan lenyap/hilang 'akhir dari hikayat Tanggul Cincin yang fenomenal".
2010-Sekarang, Lusi berkembang sembagai suatu mud volcano yang alami karena tanggul cincin sudah tenggelam. Morfologi secara bertahap dari sedikit kerucut manjadi kubah dengan kawah lebar diisi lumpur. Semburan Geyser yang indah menawan, terutama uap air, sedikit CO2, lumpur dialirkan melalui kali-kali radial. Sekali-kali diselingi even semburan liar diikuti banjir bandang lumpur encer sampai lumpur pekat tipe hawai. Intensitas kecepatan semburan menurun drastis menjadi 20.000m3/hari, amblesan berkurang menjadi cm/tahun, udara sudah tidak terciup bau gas metan atau H2S hampir tidak ada yang menggunakan masker, air panas dan lumpur encer dingin dapat digunakan mud spa, sangat mudah lumpur yang dipegang dicuci dengan air tanpa meninggalkan bau.
Tahun 2015 lumpur semakin padu, sehingga mobil sudah bissa merapat di Kaldera utara.
Catatan:
Lus semakini cantik dan menawan dengan semburan bersiklus Geyser didominasi uap air dan sedikit CO2, material yang dikeluarkan terutama air dan lumpur encer melalui Kali-kali utama trutama di selatan.
Namun masih diselingi interval Semburan Liar dan Merusak, menunjukkan Lusi masih bertenaga.
Pembentukan Kaldera Radial Mei-Juli telah memberikan implikasi antara lain pembentukkan struktur Crop Circle indikasi kawah semakin luas dan mengalami penurunan, dan puncak tertinggi kawah sudah mengalami penurunan sekitar 2 m selama 1,5 tahun.
Masih memberikan Risiko Bahaya Geohazard, perlu pengamatan intensif.
Memahami postur semburan dari Gryphon atau mud volcano kerdil/mini
Morfologi kerucut datar mulut kawah kearah selatan seperti Lusi sekarang
Gryphon dengan morfologi swamp lake aliran menyebar ke selatan dengan pita di utara
Grypon yang indah namun langka, berkembang di Zona Tumbukan Punggungan Himalaya, Utara Lusi (zona kompresif).
Foto Santai di Hulu Kali Siring sebelum berkembangnya Kaldera Lusi, kali mati suri.
September 2011 Ir Andiani dari Badan Geologi KESDM berhasil menjelajah Lusi dari Pos Pantau (selatan) ke P 67 (utara), Dianugrahi Lusi Library, Penghargaan SRIKANDI LUSI no. 1 diikuti Prof. Dr. Amanda Clarke dari Arizona State University, USA, LUSI SEMAKIN INDAH DAN MENAWAN, WALAUPUN MASIH BERTENAGA, SEBAGAI BAGIAN DARI MESIN BUMI YANG LUAR BIASA. Foto Bocah Cilik dari Kota Depok, Ibrahim Hasan Prasetyo, Aku Datang, Aku Melihat dan Aku Senang dapat melihat sendiri Lusi sebagai suatu keajaiban dunia (the World's natural mystery