srikand...@rocketmail.com
unread,Apr 4, 2012, 1:14:57 AM4/4/12Sign in to reply to author
Sign in to forward
You do not have permission to delete messages in this group
Either email addresses are anonymous for this group or you need the view member email addresses permission to view the original message
to lovers of history
1. Manfaat penulisan sejarah yaitu:
penulisan sejarah sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan
masa kini dan masa depan.Kehidupan masa lalu tidak berbeda dengan
kehidupan masa kini dan kehidupan masa yang akan datang.Perbedaan yang
ada hanyalah tata cara, tata guna, tata letak dan tata fikir saja.Tapi
bahwa manusia berusaha untuk membuat hidup lebih mudah, lebih cepat,
lebih makmur, lebih segalanya, adalah sifat awal manusia dari awal
penciptaannya.Dengan mengetahui sifat akibat yang telah terjadi, orang-
orang masa kini diharapkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama
sehingga sejarah jelek tak berulang.Besarnya mamfaat mempelajari
sejarah itulah yang membuat para sejarawan berusaha membuat penulisan
sejarah lebih sistematik, fokus, dan penuh hikmah. Sejarah tidak hanya
berisi nama, tanggal kejadian, tempat kejadian tapi juga makna dibalik
kejadian.Semua informasi itu dapat dijadikan bahan renungan dan bahan
acuan sebelum membangun sesuatu. Penulisan sejarah tentang
pemerintahan dan politiklah yang sering kali menimbulkan polemik dan
kontroversi. Bila penulisan sejarah itu benar, maka prediksi masa
depan pun bisa dilakukan. Prediksi ini memungkinkan kehidupan masa
kini digunakan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin akan
terjadi. Misalnya prediksi letusan gunung berapi. Informasi siklus 100
tahunan didapatkan dalam mempelajari sejarah. Dengan kata lain,
penulisan sejarah yang benar dapat dijadikan bahan guna memprediksi
kehidupan masa depan. Dengan memprediksi kemungkinan yang ada, kita
bisa mempersiapkan diri dengan baik.
2. Fase-fase histiografi Barat yaitu:
Historiografi Yunani
Periode Yunani dalam aspek historiografi berawal dari
tatanan pemerintahan yang ada pada saat itu. Para sejarawan Yunani
pada umumnya berasal dari lingkungan orang berada atau yang secara
material berasal dari kalangan masyarakat yang posisi ekonominya baik.
Mereka nampaknya telah menjalani masa kehidupan sebagai pengarang,
atau bahkan sebagai ilmuwan. Akan tetapi kebanyakan dari mereka
adalah para politikus, pegawai negeri, militer, dokter (tabib) atau
guru, dan pada waktu yang sama atau sesudahnya juga masih tetap
menjalankan pekerjaan penulisan sejarah.Dalam ruang lingkup zaman
Yunani, penulisan sejarah hanya sebatas pada cerita mitos dan legenda
belaka. Unsur objektivitas dalam sejarah sebagai sebuah peristiwa yang
benar-benar nyata terjadi belum mengalami internalisasi. Orientasi
mythe lebih dominan ketimbang logika realitas.
Dalam mengkisahkan sejarah masa lampau yang jauh ke belakang,
para sejarawan Yunani pada umumnya mendasarkan pada cerita rakyat dan
kisah-kisah yang disampaikan secara turun menurun atau atas karya para
penulis terdahulu, yang sesungguhnya juga berasal dari para penulis-
penulis yang mendahuluinya. Namun demikian sejauh bisa diketahui,
tradisi penulisan sejarah yang paling awal pada jaman Yunani kuno
adalah apa yang disebut dengan istilah tradisi Homerus, kemudian
disusul dengan munculnya para Logograaf, dan yang terakhir zaman
keemasan historiografi Yunani kuno.
Historiografi Romawi
Periode historiografi Romawi tidaklah jauh berbeda dengan
periode Yunani. Para sejarawan memiliki orientasi terhadap
kesusastraan. Lebih banyak yang menceritakan sejarahnya hanya sebatas
pengalaman, perasaan, mitos, legenda, ketimbang peristiwa sejarah
sesungguhnya yang lebih besar. Mungkin karena pada dua zaman ini para
sejarawan adalah sebagai pegawai pemerintahan, guru, pedagang, dlsb.
Oleh karena itu, mereka menceritakan sejarah (historiografi lisan)
hanya sebatas ruang lingkup retoris.
Ada kebisaaan para penulis sejarah zaman Romawi,
bahwa publikasi sejarah harus didahului atau diawali dengan pembacaan
naskah secara terbuka untuk umum. Demikian juga terjadi pada zaman
Herodotus, dan masih tetap terjadi 8 abad kemudian pada sejarawan
Ammianus Maecellinus.Historiografi pada zaman Romawi adalah sejalan
dengan kerajaan Romawi itu sendiri. Oleh karena itu, histoiografi
Romawi lebih banyak menghasilkan karya-karya sejarah yang bersifat
Rome-Oriented.Dalam ikhtisar dari sejarah Romawi yang berawal dari
“absolute” yaitu dengan pendirian kota Roma, tetapi juga dengan
perhatian yang besar untuk masa Romawi yang terbaru, bisa ditemukan
bentuk-bentuk annalistic yang luas, sedangkan bentuk kronik relatif
jarang ditemukan. Ikhtisar itu bisaanya berakhir pada jamannya sendiri
(si penulis). Sejarah umum yang universal yang tidak hanya dalam
kerangka sejarah Romawi hanya bisa ditemukan pada karya Trogus. Untuk
masa-masa yang terbaru Romawi, banyak ditemukan studi monografi,
misalnya memoires (tulisan peringatan) dan historien (cerita yang
lebih detail mengenai kejadian-kejadian masa kini) atau kadang
disebut dengan istilah annalen.
Historiografi Abad Pertengahan
Sejarah Eropah Barat Abad Pertengahan ditandai dengan
berakhirnya kerajaan Romawi, sebagai akibat terjadinya perpindahan
bangsa2 sejak abad V di Eropa oleh karena desakan suku2 Mongolia di
Asia tengah, khususnya suku Huns. Salah satu penyebab utama
perpindahan bangsa2 itu adalah iklim atau cuaca di Asia Tengah yang
mengalami musim kering dan panas berkepanjangan. Sebagai akibatnya
adalah semakin menipis atau langkanya sumber dan bahan pangan penopang
kehidupan, sehingga suku2 pengembara di wilayah itu mengalami
kesulitan yang besar dalam mempertahankan hidup mereka.
Salah satu suku terpenting yang mendiami
Asia Tengah adalah suku Mongol, yang pada abad IV mulai meninggalkan
wilayah mereka menuju Tiongkok Utara, dan bahkan pada tahun 308 –352
berhasil mendirikan kerajaan Siung-Nu. Namun demikian suku Mongol ini
kemudian dihalau oleh suku Toba We, yang oleh karena itu mereka mulai
bergerak untuk mengembara lagi menuju India dan bahkan ke Eropa Barat.
Di India Suku Mongol melakukan penyerangan terhadap kerajaan Gupta,
kemudian juga bergerak menyerbu Raiput di India Utara, dan bahkan
menetap di wilayah itu.
Historiografi Zaman Renaissance
Pada tahun 1000an telah terjadi suatu perang besar dan
berkepanjangan yang terkenal dengan sebutan Perang Salib. Sebagai
penyebabnya adalah karena “tanah suci” (Israel sekarang) secara silih
berganti diduduki atau dikuasai oleh raja-raja Islam. Masyarakat Barat
yang Kristen dan yang menganggap tanah suci itu sebagai milik mereka
berusaha merebutnya dari para penguasa Islam. Dalam perang tersebut
para prajurit Kristen memang menggunakan tanda-tanda salib pada
pakaian dan persenjataan mereka, disamping juga memang dipimpin oleh
para raja Kristen.
Perang salib tersebut berlangsung berkepanjangan,
bahkan bangsa-bangsa Barat yang datang ke Indonesia pada akhrir abad
16 masih diliputi oleh suasana perang tersebut. Sebagai akibatnya
adalah terjadinya konflik-konflik dengan pedagang-pedagang Islam dari
Timur Tengah yang telah terlebih dahulu datang ke Indonesia dan juga
dengan para penguasa Islam setempat. Namun demikian juga terdapat
dampak positip dari perang tersebut, yaitu terjadinya kontak
kebudayaan, dan lebih dari itu bangsa Eropa mulai terbuka dan mengakui
ketinggian kebudayaan Timur Yengah dan Asia. Mereka menyaksikan
kemewahan-kemewahan yang tidak dijumpai di Eropa, komoditi-komoditi
baru seperti rempah-rempah, lada, cengkeh dan lain sebagainya. Mereka
akhirnya juga mengakui bahwa bahwa dalam bidang kerajinan, kesenian,
tehnologi , bangsa Timur Tengah dan Asia ternyata tidak kalah maju
dibandingkan dengan bangsa-bangsa Eropa.
Perkembangan selanjutnya adalah terjadinya kontak
perdagangan antara Barat dan Timur yang sangat menguntungkan bangsa-
bangsa Barat. Muncullah kota-kota dagang di Eropa Barat seperti
Venesia, Leevant, Bologna dan sebaginya. Kota-kota dagang tersebut
terus berkembang dengan segala kekayaan dan kemewahannya, akan tetapi
juga saling berdiri sendiri (otonom) seperti kota-kota di Yunani .
Persaingan antar kotapun tak dapat dihindarkan, bahkan jika perlu
dengan menggunakan kekuatan militer untuk merebut dan menguasai kota-
kota di sekitarnya. Oleh karena itulah setiap kota berusaha untuk
paling tidak mempertahankan diri dengan menggunakan tentara sewaan.
Hal inilah yang akhirnya mendorong munculnya kesatuan-kesatuan militer
komersial yang bisa disewa oleh siapapun yang mampu membayarnya, yang
disebut dengan istilah mercenary (Condittier).
Historiografi Modern.
Dilihat dari sudut perkembangan kebudayaan, renaissance
sesungguhnya merupakan tonggak sejarah atau awal jaman modern dari
sejarah Eropa Barat, yang ditandai dengan munculnya para tokoh pemikir
humanis, termasuk di dalamnya adalah Machiavelli. Mereka itu terdiri
dari para kaum intelektual, sastrawan, filosof, ilmuwan, seniman dan
sebagainya. Walaupun hanya terdiri dari kelompok kecil saja, namun
demikian gagasan-gagasan mereka benar-benar telah membangkitkan
semangat (jiwa) baru dan jaman baru, sehingga mereka itu juga sering
disebut dengan istilah kelompok minoritas kreatif. Gagasan-gagasan
mereka itu juga menimbulkan semangat kewiraswastaan (enterpreneurship)
dalam arti luas, baik dalam bidang keilmuan, perdagangan, sastra,
seni, politik, filsafat dan lain sebagainya, sehingga masa itu disebut
dengan istilah sebagai jaman kebangkitan. Sebagai contoh yang paling
menonjol dalam hal itu adalah munculnya seorang pemikir Rene des
Cartes yang terkenal dengan ucapannya “cogito ergosum” yang artinya
“saya tahu jadi saya ada.” Maksudnya adalah bahwa pangkal dari
eksistensi manusia adalah karena adanya kesadaran dari manusia itu
sendiri, dimana segala sesuatunya bersumber dari pada rasio
(rasionalisme).
Dalam bidang kebudayaan, menurut J. Romein seorang filosof
Belanda menyatakan bahwa sampai kira-kira tahun 1500an di dunia ini
terdapat 3 kebudayaan besar yang bergerak sejajar yaitu kebudayaan
India, Asia dan Barat. Namun demikian setelah jaman renaissance dan
humanisme peradaban Eropa mengalami penyimpangan dari pola umum, yaitu
berkembang dengan pesat meninggalkan peradaban lainnya di muka bumi
ini. Sebagai hasilnya adalah bahwa pada abad 19-20 kebudayaan Barat
mampu menunjukkan superioritasnya terhadap kebudayaan Timur.
4. Perbedaan histiografi timur tengah dan histiografi barat yaitu:
Histiografi Barat :
1.1 Munculnya Ilmu Sejarah
Dalam beberapa kesempatan di forum diskusi kelas, penulis sering
mendapatkan informasi mengenai konsep sejarah sebagai suatu ilmu atau
kajian tentang masa lalu. Sejarah sebagai ilmu adalah ketika nilai
(value) yang terkandung dalam peristiwa sejarah itu bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah berdasarkan fakta primer yang ada.
Keaslian sumber sejarah dalam realitas keilmuwan, bersifat urgent atau
penting. Hal ini menyangkut tentang produk sejarah itu sendiri, yakni
tulisan. Historiografi sebagai kajian penulisan sejarah memegang peran
penting dalam kualitas produk sejarah ini.
Berdasarkan babak atau periodisasinya, terdapat historiografi Barat.
Jenis ini dalam konsep sejarah sebagai ilmu ditentukan oleh latar atau
background sang sejarawan. Barat dalam entitas geo-politik mencakup
wilayah eropa dan sekitarnya.
1.2 Penulisan Sejarah (Historiografi)
Sejarah merupakan bagian internal yang tak bisa dilepaskan dari segala
aspek kehidupan manusia. Internalisasi kesadaran akan sejarah
mendorong umat manusia untuk melakukan proses pendefinisian sejarahnya
masing-masing. Dalam kajian ilmu pengetahuan, sejarah adalah bagian
dari ilmu kemanusiaan. Pengkajian ilmu sejarah akan menghantarkan kita
pada aspek dimana tuntutan produk sejarah, yakni informasi dan berita
bisa dihasilkan dengan penuh tanggungjawab. Proses produksi sejarah
inilah yang selanjutnya kita kenal dengan istilah HISTORIOGRAFI.
Dalam Poespoprodjo (1987 : 1) disebutkan bahwa historiografi adalah
titik puncak dari seluruh kegiatan penelitian sejarah yang dilakukan
oleh seorang atau lebih sejarawan. Dalam metodologi sejarah,
historiografi merupakan bagian terakhirnya, bagian pamungkasnya, atau
bagian penentu dari bagus tidaknya suatu nilai dari peristiwa sejarah
masa lampau. Munculnya ide menuliskan sejarah sebenarnya sudah ada
sejak zaman dimana manusia belum memasuki babak atau periode sejarah
itu sendiri. Kita bisa melihat, Julius Caesar (100-44 SM), seorang
penguasa kerajaan Romawi, pernah menyuruh kepada bawahannya untuk
menuliskan semua hasil sidang senat pemerintahan kedalam sebuah papan
pengumuman (Acta Diurna).
1.3 Perkembangan Historiografi Barat
Dalam sebuah tatanan keilmuwan, semua aspek yang dikaji secara ilmiah
akan memiliki suatu model perkembangan kea rah yang lebih up to date.
Perkembangan ilmu sejalan dengan perkembangan zaman dan tuntutan
zaman. Karunia akal yang dimiliki oleh umat manusia telah memberikan
sebuah konsep terbaik untuk mendinamiskan kehidupan dunia.
Historiografi sebagai salah satu aspek kajian dalam ilmu sejarah
(humaniora) telah mengalami beberapa perkembangan struktur dan konsep.
Secara geo-histori, Historiografi Barat mengalami periodisasi
perkembangannya sendiri, yakni:
a) Historiografi Yunani Kuno;
b) Historiografi Romawi;
c) Historiografi Abad Pertengahan;
d) Historiografi Zaman Renaissance; serta; dan
e) Historiografi Modern.
Kelima periode diatas adalah bagian dari perjalanan sejarah penulisan
sejarah bangsa barat. Namun, penulis hanya akan menyoroti kajian
mengenai dua poin teratas, yakni historiografi Yunani dan
historiografi Romawi.
Histiografi timur tengah
Historiografi Islam adalah karya sejarah yang ditulis oleh
penganut agama Islam dari berbagai aliran.. Adanya buku “Sejarah
Peradaban Islam” karya Syalabi, yang isinya memaparkan mengenai
keadaan bumi Arab sebelum masuknya Islam dapat dikatakan sebagai
fenomena Hegemoni dari bangsa Arab dan terlahirnya Islam di Bumi Arab
membuat penganut aliran agama Islam ditemukan di Jazirah tersebut.
Namun demikian, tidak semua karya Historiografi Islam selalu identik
dengan bahasa Arab. Hal ini bisa kita lihat dengan adanya penggunaan
bahasa lainnya seperti bahasa Persia (pada awal abad kesepuluh), dan
bahasa Turki (pada abad ke-16). Selain itu kita bisa temukan pula
adanya golongan minoritas yang berada di bawah kekuasaan Islam,
terutamanya adalah aliran Kristen Timur yang menulis karya sejarah
sama dengan karya muslim. Adanya hasil karya sejarah yang hasil
tulisan, bentuk, teknik dan nilainya telah menjiwai historiografi
Islam sejak abad pertengahan hingga abad ke-19, perlahan-lahan kini
telah ditinggalkan