Sejarah Asia Barat Daya zaman kuno: Kerajaan Mesopotamia;
Sumeria, Babylonia, Assyria.
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
YOSI MARDIANA SIAHAAN
SHERLI VANI SIBUEA
RITA HARYANI
NURUL AMALIA
GADIS
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
IRAK sesungguhnya adalah bangsa besar karena sejarahnya dimulai dari
Mesopotamia, dataran amat subur antara Sungai Eufrat dan Tigris.
Merekalah yang berjasa meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
peradaban. Nenek moyang bangsa Irak menempati Mesopotamia sejak tahun
7000 sebelum masehi (SM). Kira-kira tahun 3500 SM, hiduplah bangsa
Sumeria di daerah rawa-rawa bagian selatan. Merekalah pengembang
peradaban yang amat mengagumkan. Manakala wilayah lain di muka bumi
ini masih berada dalam kegelapan, Mesopotamia sudah menjdi pusat
peradaban manusia yang sudah mengenal dan menguasai pengetahuan dan
teknologi logam, ilmu pemerintahan dan kemasyarakatan, ilmu perang,
mengembangkan sistem irigasi serta membuat karya-karya arsitektur yang
amat mengagumkan.Di sana, ilmu pengetahuan maju pesat, para ahli
perbintangan merancang kalender berdasarkan pergerakan bulan, pemikir
mengembangkan konsep matematika kompleks dan bahasa tulis baik untuk
perdagangan maupun sastra. Masa keemasan Mesopotamia, terjadi ketika
adanya peleburan suku pendatang Amorit dengan Sumeria dengan Babylon
sebagai ibukotanya. Raja yang paling menonjol di zaman ini adalah
Hammurabi (1792-1759 SM), yang menyatukan kota-kota penting di seluruh
Mesopotamia dan menerapkan undang-undang yang dikenal dengan Code
Hammurabi, merupakan produk hukum tertua yang pernah dibuat manusia.
Pada 689 SM, Babylon dihancurkan oleh bangsa Asiria. Tapi kemudian
dibangun kembali oleh Raja Nebuchadnezzar II (605 - 562 SM) menjadi
kota terindah dan termodern pada zamannya. Raja ini pula yang
membangun "Taman Gantung Babylonia", satu dari tujuh keajaiban dunia
yang telah hancur. Konon, Taman Gantung Babylon (The Hanging Gardens
of Babylon) dibangun Raja Nebuchadnezzar II dalam rangka menyenangkan
istrinya, Amytis yang kerap rindu pada kampung halamannya, Media yang
dikenal hijau, dikelilingi bukit dan pegununganKerajaan Mesopotamia
kuno berakhir ketika Kerajaan Persia di bawah Raja Cyrus tahun 539 SM
menduduki Babylonia, dan menjadikannya sebagai provinsi terkaya di
Kerajaan Persia.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Mesopotamia; Sumeria, babylonia, Assyria?
Bab II
Pembahasan
• MESOPOTAMIA
Mesopotamia dalam pengertian geografis adalah wilayah yang terletak
antara sungai Tigris dan Eufrat, terbentang dari kaki bukit Taurus-
Armenia di utara sampai ke Teluk Persia. Wilayah ini di bagian barat
dibatasi oleh padang pasir Syria, dan di bagian timur dibatasi oleh
pegunungan Zagros. Wilayah Mesopotamia secara alami dibagi ke dalam
dua bagian, yaitu Mesopotamia atas dan Mesopotamia Bawah atau
Babilonia (dataran endapan tanah subur yang ada di selatan Bagdad
modern. Pada masa itu Mesopotamia Atas memiliki dua pusat peradaban
utama, satu berada di wilayah Eufrat Atas yang meliputi kota kota-kota
tua, seperti Carchemish, Harran, Gozan, Khabur, dan Mari. Di wilayah
ini berdiri kerajaan Hurrian di Mittani (abad 15 SM) dan kerajaan
Amorite di Mari (abad 18 SM). Pusat-pusat yang lain adalah Tiggris
Atas dekat kuala (tempat pertemuan air sungai Zab. Wilayah ini
merupakan kerajaan Assyria dengan kota-kota utamanya, Assur, Ninevah,
Calah, dan Dur Sharrukin.
Mesopotamia Bawah, yang merupakan situs bangsa Sumeria dan Akkadia
kuno, secara alami juga terbagi menjadi bagian utara dan selatan.
Bagian utara terpusat di sekitar Babilon, yang meliputi kota-kota,
seperti Eshnunna di Diyala, Sippar, Kutha, Kis, Borsippa, dan Isin di
Eufrat. Di bagian selatan dalam terdapat kota-kota Sumeria lama, yaitu
Eridu dan UR, yang memiliki akses ke Teluk Persia. Jauh ke utara
terdapat kota-kota seperti Larsa, Uruk, Lagash, dan Umma. Nippur, yang
berada di pusat negeri adalah sebagai pusat keagamaan Sumeria dan
Akkadia. Tanah bagian selatan ini keadaannya berawa-rawa. Bangsa ini
hidup 4000 SM dan dapat bertahan dengan melakukan drainase dan
instalasi irigasi.
Peradaban Mesopotamia
Usaha-usaha yang pada mulanya merupakan usaha keluarga kini berkembang
menjadi masyarakat kecil yang segala kegiatannya terutama terikat pada
tempat. Bergesernya keterikatan dari keluarga kepada kelompok,
merupakan penyesuaian social yang ada dalam proses kelahiran kota.
Semakin bertambahnya kemakmuran dan perluasan masyarakat di daerah
Mesopotamia bagian selatan, bertambah banyak pula peternakan dan
perladangan dibuutuhkan, demikian pula terusan waduk yang diperlukan
untuk menunjang ekonomi pertanian, karena disana hampir tidak pernah
mendapatkan hujan.
Terusan dan waduk penampungan yang cukup besar perlu digali,
dibersihkan dan dirawat. Hak penggunaan air perlu dibagi secara
merata, batas-batas perlu ditandai dan disahkan, perselisihan perlu
diajukan ke pengadilan dan diselesaikan, semua factor tersebut
menyebabkan berdirinya organisasi yang mendorong pertumbuhan kota.
Organisasi tersebut adalah pemerintahan sekuler yang mula-mula terdiri
dari beberapa orang yang ditunjuk, tetapi akhirnya menjadi birokrasi
yang besar.dari pemerintahan desa atau kota Mesopotamia pada awalnya
adalah demokratis. Akan tetapi selanjutnya pertikaian antara desa-desa
atau kota di Mesopotamia dalam memperebutkan wilayah dan kekuasaan
membutuhkan salah seorang warganya yang paling mampu dan berani untuk
memimpin mereka agar memperoleh kemenangan atas lawannya.
Dengan demikian lahirlah lembaga kerajaan yang mula-mula menunjuk
“orang besar” yang bersifat sementara dan terbatas kekuasaannya. Orang
besar yang dalam kata Sumeria adalah “Lugal”, berarti raja, setelah
krisis militer berlalu ia meninggalkan kekuasaannya dan kembali
menjadi warga biasa yang dihormati masyarakatnya. Akan tetapi
pertikaian melahirkan pertikaian yang lain yang berkelanjutan dan
akhirnya keberadaan seorang Lugal menjadi dibutuhkan secara terus
menerus, tidak bersifat sementara lagi. Kedudukan Lugal seterusnya
diwariskan mengikuti garis kebangsaan serta kekuasaan yang mutlak.
Inilah pergeseran dari demokratis yang theokratis menjado otokratis.
Kota pertama yang berhasil menegakkan kekuasaan atas seluruh Sumeria
adalah kota Kish, yang reruntuhannya kurang lebih 88km disebelah
selatan Bagdad (Irak).
• SUMERIA
Sistem Sosial
Pada awalnya, kekuasaan kolektif orang-orang Sumeria bukanlah sebuah
negara politik ekumenis (mewakili seluruh dunia) yang menguasai
seluruh domain tanah genting Tigris-Eufrat yang telah menjadi milik
mereka sendiri. Langkah pembukaannya dilakukan oleh sejumlah komunitas
Sumeria yang terpisah dan saling independen secara politik, yang
berdatangan ke tanah genting itu dari titik-titik yang berbeda. Selama
lima atau enam abad pertama dalam sejarah peradaban Sumeria (Sekitar
3100-2500 SM), negara-negara kota muncul berdampingan tanpa saling
bersatu. Tidak diragukan lagi, tanah genting Tigris-Eufrat dibuka
secara bertahap. Dalam jangka waktu yang panjang sawah-sawah yang
diairi dan padang-padang rumput yang berair yang dibuat oleh para
pendiri masing-masing kota menjadi oasis. Selama fase pertama dalam
peradaban Sumeria, luas rawa perawan yang dimiliki setiap komunitas,
di luar ujung teritori yang telah dibuka oleh setiap komunitas, tak
terhingga. Lebih dari itu, setiap komunitas dapat menguasai air di
dalam rawanya masing-masing tanpa perlu bersaing dengan komunitas
lainnya yang menguasai petak-petak lain secara kontemporer.
Pada fase selanjutnya, sekitar paro milinium ketiga SM, ciri yang
menonjol bukanlah terpeliharanya status istimewa “perusahaan” di
setiap negara kota, tetapi perseteruan antar negara kota. Negara kota
bangsa Sumeria yang berkuasa setelah Umma adalah Urukagina. Urukagina
mencaplok bukan hanya Lagash tetapi juga seluruh negara kota Sumeria.
Selanjutnya ia meluaskan kerajannya melampaui batas-batas Sumeria
hingga kerajaan ini membentang dari laut ke laut, yaitu dari ujung
kepala teluk Persia sampai pantai Mediterrania di Syria bagian utara.
Dalam proses sejarah selanjutnya, Raja Lugalzaggisi (2371-2347 SM)
menaklukkan kerajaan Urukagina. Prestasi Lugalzaggisi dalam menyatukan
Sumeria adalah secara politik, dan kemudian meluaskan kerajaannya ke
arah barat laut untuk menghasilkan kontrol tunggal atas air di Tigris
dan Eufrat. Selanjutnya, penguasa Sumeria ini memiliki sumber kayu
Sumeria di Gunung Amanus, dan kemungkinan juga sumber-sumber tembaga
yang lebih jauh.
Sistem Mata Pencaharian dan Religi
Walaupun berdekatan dengan jazirah Arab, orang-orang Sumeria bukanlah
berasal dari jazirah Arab, karena bahasa mereka tidak memiliki
afinitas dengan bahasa-bahasa keluarga Semitik. Mereka berbeda dengan
para migran berurutan yang berasal dari Arab ke daerah-daerah Asia dan
Afrika yang semuanya berbahasa Semitik. Pelayanan publik pokok sebagai
tugas penguasa adalah administrasi komunitas dengan sebuah nukleus
urban yang lebih besar dibanding komunitas-komunitas desa Neolitik.
Penguasa juga menghabiskan sebagian kekayaan dan waktu luangnya
sebagai kemewahan pribadi, pelayanan pribadi dari para pembantu dan
karya seni yang kini sejajar dengan peralatan dari logam. Otoritas
penguasa didukung oleh sanksi supranatural. Selain mengatur sistem
irigasi yang merupakan sarana publik yang sangat penting, penguasa
juga melayani komunitas sebagai mediator antara komunitas itu dan dewa-
dewa. Kepercayaan bersama pada kekuatan dan kearifan dewa-dewa adalah
kekuatan spiritual yang menggerakkan para partisipan di sebuah negara
kota Sumeria. Sebagian dari dewa-dewanya masih menggambarkan kekuatan-
kekuatan alam yang mempunyai fungsi secara ekslusif. Akan tetapi,
sebelumnya sebagaian dewa tersebut adalah memiliki peran ganda, dan
masing-masing dewa menggambarkan kekuasaan kolektif manusia di suatu
negara kota Sumeria. Pada saat dewa-dewa Sumeria pertama kali
tergambar dalam pikiran masyarakat Sumeria, mereka bersikap ramah
kepada alam. Namun, dengan dikuasainya tanah genting untuk diolah dan
ditempati secara bersama-sama, kekuatan antara manusia dan alam
bergeser sehingga manusia menjadi lebih berkuasa. Orang-orang Sumeria
yang berhasil menjinakkan tanah genting itu telah menanamkan perubahan
masa depan dengan cara memaksa dewa-dewa alam nenek moyang mereka
untuk menjadi pelindung suci, atau pelayan suci. Jadi, sebagaimana
masyarakat kuno pada umumnya, orang-orang Sumeria adalah polytheistic,
yang memuja banyak dewa. Dewa-dewa ini ide untuk menkontrol setiap
aspek kehidupan, khususnya kekuatan-kekuatan alam. Orang-orang Sumeria
percaya bahwa dewa-dewa dan dewi-dewi berprilaku layaknya manusia.
Mereka makan, minum, menikah, dan keluarga yang terkumpul. Disamping
para dewa berprilaku adil dan benar, mereka juga bertanggungjawab
terhadap kekejaman dan penderitaan.
Bagi orang-orang Sumeria, kewajiban tertinggi adalah melanggengkan
kesenangan manusia dan dengan demikian harus menjaga keselamatan
negara kota mereka. Masing-masing negara kota mempunyai dewa dan dewi
tersendiri, yang mereka sembah dengan mengorbankan hewan-hewan, padi,
dan anggur. Masyarakat merayakan banyak hari-hari besar dengan upacara
dan dan arak-arakan. Acara yang terpenting terjadi pada yahun baru
ketika sang raja mencari dan menginginkan hadiah dari dewi Inanna,
yang memberikannya kehidupan dan cinta. Sang raja berpartidipasi dalam
pernikahan secara simbolik dengan para dewi. Orang-orang Sumeria
meyakini bahwa ritual ini akan membuat tahun beru menjadi bermanfaat
dan makmur. Seperti orang-orang Mesir kuno, orang-orang Sumeria
percaya pada alam baka (akherat). Ketika mati mereka percaya,
seseorang singgah di neraka yang suram yang tanpa pembebasan.
Pandangan orang-orang Sumeria yang suran tentang alam baka adalah
kebalikannya orang Mesir yanitu tentang The Happy Field of Food.
Kemungkinan perbedaan secara geographi inilah yang menjadikan
perbedaan pandangan. Banjirnya sungai Tigris dan Euphrates menjadikan
kurang teratur dan lebih merusak dibanding dengan banjirnya sungai
Nil. Akibatnya, orang-orang Sumeria mungkin telah mengembangkan
pandangan yang lebih pesimistik tentang dunia.
Peradaban Sumeria
Peradaban Sumeria ini merupakan peradaban regional paling awal yang
terletak di Mesopotamia Bawah. Pembentukan peradaban ini terjadi pada
masa Protoliterate (3200-2850 SM). Peradaban ini juga satu-satunya
yang pasti tidak berasal dari sebuah masyarakat atau masyarakat-
masyarakat pra-peradaban, dan bukan tiruan dari, atau bahkan terilhami
oleh masyarakat yang telah ada sebelumnya. Orang-orang Sumeria asli
adalah penemu pertama tulisan mereka. Penemuan tulisan Sumeria adalah
sebuah karya agung dan jenius kreatif. Tulisan ini dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat secara keseluruhan, dan pada saat
bersamaan tulisan tersebut menegaskan kuasa pengaruh para pemimpin
yang melek huruf atas mayoritas anggotanya yang buta huruf.
Tulisan yang paling awal dikenal dalam bentuk pahat (inscription),
kepingan tanah liat dalam bentuk pictographic (penggunaan gambar
sebagai lambang huruf yang berbentuk gambar-gambar orang, benda,
peristiwa dan tindakan), yang ditemukan di kuil Uruk pada kira-kira
3200 SM. Kepingan-kepingan yang paling awal yang dapat ditafsirkan
sepenuhnya adalah teks-teks kuno dari UR, kira-kira 2800 SM. Langkah
kreatifnya adalah penciptaan ideogram (yakni tanda-tanda konvensional
yang sudah tidak terlihat secara jelas bekas-bekasnya sekalipun, yang
memiliki sebuah makna yang identik bagi semua anggota masyarakat
Sumeria yang melek huruf). Fase terakhir adalah penciptaan fonem-fonem
(yakni tanda-tanda konvensional yang memiliki bunyi-bunyi yang
digunakan sebagai bahasa tutur.
Tulisan tersebut sering disebut juga dengan Cuneiform Writing. Jadi
pada tahun 3200 SM, mereka telah menciptakan tulisan yang disebut
dengan Cuneiform, yaitu sistem tulisan yang kira-kira sejaman dengan
hieroglyphics yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Mesir kuno.
Orang-orang Mumeria menggunakan alat yang ditunjukkan secara jelas,
yang disebut dengan stylus, untuk menuliskan karakter-karakter yang
terbentuk dari penggalan kecil pada lempengan tanah liat yang lembut,
yang kemudian diperkeras dengan membakarnya. Membaca dan menulis
tulisan Cuneiform adalah sulit, karena alpabhetnya terdiri dari 550
karakter. Para ahli menulis tuliasan Sumeria harus melelui beberapa
tahun pendidikan dengan tekun untuk mendapatkan kemahiran. Namun
demikian, Cuneiform digunakan secara luas di Timur Tengah selama
ratusan tahun. Orang-orang Sumeria juga mengenalkan sistem penomeran.
Mereka mengembangkan sistem penomeran yang didasarkan pada 60 unit.
Mereka membagi jam ke dalam 60 menit dan lingkaran ke dalam 360
derajat, sebagaimana yang masih kita gunakan sekarang. Mereka juga
mengembangkan dasar aljabar dan geometri. Di samping itu orang-orang
Sumeria juga sudah mengembangkan sastra. Syair orang-orang Sumeria
yang berbentuk cerita, yang sering disebut dengan The Epic of
Gilgamesh, adalah satu karya yang tertua dari bentuk sastra di dunia
ini. Syair kepahlawanan ini adalah koleksi cerita tentang seorang
pahlawan yang disebut Gilgamesh. Satu dari perjalanan Gilgamesh di
dunia adalah mencari keabadian hidup. Dalam perjalanannya, dia
menemukan satu orang yang selamat dari banjir yang besar yang merusak
dunia. Dalam akhir cerita, Gilgamesh telah belajar kebenaran yang
terbesar tentang keseluruhannya, bahwa pahlawan pasti mati karena
pertempuran, dan membutuhkan peranakan keledai untuk membawa barang-
barang.
• BABYLONIA
Sebagaimana telah disinggung, bahwa kebesaran Akkadia runtuh dengan
datangnya orang-orang Amoriah yang sama-sama Semit. Jadi Amoriah
merupakan kelompok kedua bangsa Semit yang berhasil merebut supremasi
politik di wilayah lembah Tigris dan Eufrat di bawah kepemimpinan
Hammurabi (1792-1750 SM). Hammurabi dikeal sebagai penguasa Babylonia
dan penguasa dunia terbesar sepanjang sejarah kuno. Melalui sejumlah
peperangan dan penaklukan, ia berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya. Setelah berhasil menyatukun seluruh wilayah bekas
kekuasaan Sumeria-Akkadia, dia menamakan negeri ini Babylonia.
Hamurabi adalah seorang administrator dan sekaligus legislator yang
ulung. Dia berhasil merumuskan dan mengkondifikasikan hukum-hukum yang
berlaku di Babylonia. Pada tahun 1901-1902, seorang ahli arkeolog
Perancis yang bernama M. De. Morgan menemukan susa. (sebuah lempengan
batu yang di atasnya bertuliskan hukum-hukum yang dirumuskan
Hammurabi. Lempengan ini lalu disebut sebagaikitab hukum tertua. Kitab
hukum ini berisi ketentuan mengenai hak-hak dan kewajiban seluruh
warga masyarakat kerajaan Babylonia. Prinsip hukum yang terdpat di
dalamnya adalah “hukuman mata untuk mata dan gigi untuk gigi”. Kitab
hukum ini sangat besar pengaruhnya dalam penyusunan hukum bangsa
Romawi, sedang hukum bangsa Romawi merupakan dasar penyususnan hukum
bangsa Eropa modern.
Undang-undang Hamurabi ini menunjukkan adanya struktur pemerintahan.
Undang-undang ini diterapkan di sejumlah negara-kota Mesopotamia. Kira-
kira pertengahan abad ke-17 SM, Hamurabi mengumpulkan beberapa kode
hukum yang ada, kemudian dikompilasikan menjadi undangt-undang yang
seragam dan digunakan di seluruh wilayah Imperium Babilonia. Sekalipun
ada beberapa hukum yang tidak cocok menurut ukuran manusia modern,
karena adanya perlakuan yang kasar terhadap hukum, namun undang-undang
Hamurabi merupakan tahapan yang penting dalam perkembangan umat
manusia.
Dalam perjalanannya, kerajaan Hammurabi terancam oleh orang-orang
pegunungan di Gutium. Hammurabi berusaha mencegah ancaman dari Gutium
dengan cara menyerang, namun strategi ini tidak efektif. Hanya
sepeuluh tahun seusai penaklukkan-penaklukkan Hamurabi, pada tahun
kedelapan kekuasaan penerusnya, Samsuilun (pada tahun 1743 SM), orang-
orang barbar Kassite yang turun dari Gutium untuk pertama kalinya
melanggar batas Babylonia. Orang-orang barbar Kassite tampaknya telah
mendirikan rezim di Babylonia sekitar tahun 1732. Setelah kematian
Hammurabi, sejarah politik bangsa Babylonia tidak dikenal orang. Suku-
suku kecil kemudian menguasai wilayah ini secara bergantian, sampai
pada akhirnya seluruh wilayah ini ditaklukkan oleh bangsa Assyria. 2.
Sejarah peradaban dunia mencatat, bahwa bangsa Babylonia sangat besar
peranannya. Bangsa ini melahirkan banyak pakar dan tenaga ahli dalam
bidang pertanian. Mereka menggali sejumlah sungai unruk keperluan
pengairan pertanian di musim kemarau. Selain itu, mereka juga membuat
bendungan untuk melindungi pertanian mereka dari ancaman banjir di
musim hujan. Dalam bidang industri dan perdagangan, bangsa ini telah
mencapai kemajuan. Para pedagang ini menciptakan sistem timbangan dan
takaran. Lebih kurang selama dua ribu tahun, negeri Babylonia menjadi
pusat perdagangan dan perniagaan wilayah lembah sungai Tigris-Eufrat.
Pada saat itu bangsa Babylonia telah mengenal ragam tulisan yang
dinamakan cuneiform. Sistem ini dipandang lebih maju daripada tulisan
bangsa Mesir Kuno. Bangsa Babylonia menggunakan 400-500 simbol suku
kata. Tidak diketahui apakah mereka telah menggunakan kertas, tetapi
biasanya menggunakan lempengan-lempengan sebagai media tulis. Dalam
bidang ilmu pengetahuan, Bangsa babylonia telah banyak mencapai
kemajuan. Kemajuan mereka dalam ilmu astronomi mengungguli kemajuan
bangsa Mesir. Pengetahuan mereka dalam bidang astronomi berawal dari
hasrat mereka dalam bidang astrologi. Mereka membagi zodiak ke dalam
dua belas simbol dan menyebutkan kedudukan masing-masing. Mereka mampu
meramalkan terjadinya gerhana matahari dan juga bulan. Demikian pula
mereka menggunakan sistem kalender yang lebih maju dibanding bangsa
Mesir. Mereka membagi bilangan tahun menjadi dua belas bulan, membagi
malam dan siang menjadi bilangan jam, dan membagi tujuh bilangan hari
dalam satu minggu. Dalam bidang matematika peran mereka juga sangat
besar. Hitungan inilah yang pada akhirnya dijadikan sebagai rujukan
sistem hitungan modern.
• ASSYRIA
Sistem Sosial
Munculnya bangsa Assyria merupakan kisah baru dalam sejarah Iraq. Jadi
bangsa Semit lainnya yang kekuasaannya mendominasi bagian utara
wilayah Mesopotamia adalah bangsa Assyria. Negara kota baru yang
tumbuh dan disuplai air dari sungai Tigris meliputi Ashur, Arbela,
Nimrud (atau Calah), dan Nineveh. Sejarah Assyria pada dasarnya
merupakan kisah raja-raja. Melalui pertumpahan darah, mereka
menaklukkan negara demi negara, dan akhirnya mereka berhasil
mendirikan kerajaan Assyria yang kuat. Lantaran kekejaman mereka dalam
medan peperangan, membuat mereka sering dijuluki sebagai momok atau
hantu. Dalam setiap peperangan, mereka selain menjarah juga membantai
kehidupan, dan dengan cara demikian ini mereka merasakan kepuasan.
Diketahui, Assyria muncul pada abad ke-14 SM sebagai sebuah kekuasaan
militer. Sekitar tahun 932-745, Assyria mulai melancarkan agresinya
terhadap tetangga-tetangganya. Selama tahun 932-859 SM, Assyria
menaklukkan komunitas-komunitas Aramaen yang telah hidup mapan di
sebelah timur sungai Eufrat, persis di ambang pintu barat wilayah
Assyria. Pada tahun 858-856 SM, Shalmaneser III membawa tentara
Assyria memasuki Syria dengan menaklukkan Bit Adini, sebuha negara
Aramaen yang mengangkangi tonjolan barat sungai Eufrat.
Pada tahun 853 SM, Shalmaneser III menderita kekalahan dari koalisi di
Qarqar di sungai Orontes sebelah utara Hamath (Hamah). Dia kembali
menginvansi Syria pada tahun 849, 848, dan 845 SM. Karena lemahnya
koalisi anti-Assyria, maka pada 841 SM dapat memukul Damaskus dan
memaksa bekas sekutu Damaskus untuk mengakui kekuasaan Assyria. Namun
demikian, Shalmaneser III menderita kekalahan di Urartu, dan pada
tahun 831 SM dia digulingkan oleh sebuah pemberontakan dalam negeri,
dan akhirnya meninggal pada tahun 824 SM. Demikian pula, pemberontakan
ini melumpuhkan penerusnya. Shamshi-Adad V, sampai tahun 822 SM. Orang-
orang Urartu yang telah bersatu dalam sebuah negara yang kuat berhasil
menyaingi Assyria selama kekuasaan Raja Argistis I (785-753 SM) yang
memerintah Syria utara dan Sisilia timur. Pada tahun 745 SM, daerah-
daerah penting dan strategis ini berada di bawah kendali orang-orang
Urartu, bukan Assyria.
Dalam proses sejarah diceritakan bahwa pada pergolakan tersebut,
penguasa kota Assyria, Nineveh dan Arbela memberontak bersama dengan
beberapa propinsi. Pada 746 SM, ibukota Kalkhu bergolak yang
mengakibatkan Raja Asshurnirari V terbunuh, dan tahta ditempati pada
tahun 745 oleh seorang pria yang tak dikenal asal-usulnya dab berpura-
pura bernama Tiglath-Pileser III. Selanjutnya, Shalmaneser V,
pengganti Tiglath-Pileser II, telah digantikan oleh seorang raja dari
keluarga yang berbeda, yang dikenal dengan nama Sargon II. Pada masa
Sargon II inilah kerajaan Assyria mendapatkan pencerahan kembali.
Sargon II (722-705 SM) merupakan salah seorang raja yang kejam. Pada
tahun 722 SM, dia menaklukkan Samaria, ibukota kerajaan Israel, dan
menahan pembesar-pembesar dari sepuluh bangsa Israel. Para tahanan ini
dikenal sebagai “sepuluh tahanan yang hilang”, karena keadaan nasib
mereka tidak pernah diketahui lagi. Sennacherib, putra Sargon II,
merupakan raja penakluk ulung. Ia berhasil menaklukkan Babylonia,
menguasai Mesir dan Syria. Asshurbanipal (668-626 SM), sebagai cucu
Sargon II, merupakan raja Assyria yang terbesar. Hampir seluruh Asia
Barat tunduk pada kekuasaannya. Setelah kematiannya kerajaan Assyria
menurun secara drastis.
Bangsa Assyria asli musnah disebabkan oleh perang yang terjadi terus
menerus dan karena wajib militer bagi tenaga laki-laki sebagai pekerja
di koloni bangsa Assyria dan menjadi pasukan yang ditempatkan di dalam
suatu negara yang telah ditaklukkan. Kekosongan di wilayah tempat
tinggal penduduk Assyria dipenuhi oleh pengungsian orang asing yang
masuk, sampai jumlah penduduk dari Assyria menjadi semi orang-orang
Armenia. Selain itu, ketegangan sosial yang terjadi memaksakan
penduduk Assyria untuk terus menerus berpindah untuk meningkatkan
jarak yang akan memancing ketidak teraturan politik dalam negeri. Pada
akhirnya di tahun 612 SM Nineveh, ibu kota kerajaan Assyria diserbu
dan ditaklukkan oleh Aryan Medes dari Persia. Dengan peristiwa ini
berakhirlah kekuasaan kerajaan Assyria.
Sistem Mata Pencaharian
Basis ekonomi Assyria adalah sabuk tanah agrikultural yang kaya di
wilayahnya sendiri antara tepi kiri sungai Tigris dan kaki barat daya
dataran Zagros. Jantung Assyria ynag subur ini lebih luas daripada
tanah agrikultur di sekitar Napata yang menjadi basis ekonomi bagi
kekuasaan militer Kush, namun jauh lebih kecil dibandingkan dengan
tanah pertanian di Babylonia. Tidak seperti Babylonia dan Kush,
Assyria sangat bergantung pada bukan irigasi, tetapi curah hujan untuk
tanaman agrikultur.
Peradaban Assyria
Peradaban Assyria banyak terpengaruh oleh peradaban Babylonia. Dengan
mengambil peradaban bangsa lain, bangsa Assyria mengembangkan
peradabannya hingga hampir ke seluruh penjuru dunia. Sekalipun
demikian, mereka tidak sekedar menjiplak peradaban bangsa lain.
Sumbangan peradaban mereka yang asli adalah dalam bidang seni pahat,
arsitektur, dan seni lukis. Sennacherib telah merubah ibukota Nineveh
menghiasinya menjadi kota yang sangat indah, sehingga berkat
keindahannya menjadikan kota ini dijuluki sebagai kota matahari.
Sebagian raja-raja Assyria adalah kaum terpelajar dan sangat mencintai
kepustakaan. Ashurbanibal merupakan seorang raja yang mendirikan
sebuah perpustakaan dengan berbagai kumpulan buku-buku yang luar
biasa. Perpustakaan ini dipandang sebagai satu-satunya peninggalan
bangsa Semit yang terpenting.
Seringkali bangsa Assyria dipandang sebagai bangsa “Romawinya-Asia”.
Lantaran sebagaimana bangsa Romawi, Assyria juga berhasil mendirikan
kekuasaan yang luas. Jika bangsa Romawi mengambil peradaban Yunani
yang ditaklukkannya kemudian mengembangkan dan menyebarkannya ke
seluruh penjuru dunia, demikian juga bangsa Assyria. Mereka mengambil
alih peradaban Babylonia, mengembangkannya dan kemudian menyebarkannya
ke seluruh wilayah kekuasaannya. Sebagaimana bangsa Romawi, Assyria
juga memperkenalkan sistem sentralisai administrasi pemerintahan.
Wilayah-wilayah propinsi dikuasakan kepada seorang kepala wilayah yang
bergelar gubernur yang bertanggung jawab secara langsung kepada raja.
Mereka membangun sejumlah jalan raya untuk memperlancar perhubungan
wilayah-wilayah kekuasaannya yang berjauhan. Warisan kerajaan Assyria
berupa alfabet Phoeic dan bahasa versi Armenia. Dalam hal ini alfabet
Phoeic sebagai sarana bahasa Armenia. Untuk menulis alfabet dan bahasa
armenia labih mudah dan lebih cepat karena ditulis di atas daun lontar
dibanding menuliskan di lembaran tanah liat versi Sumeria pada masa
Akkadia. Sebuah bas-relief dari istana Sennacherib pada Nineveh
melukiskan dua pelajar Assyria berdiri berdampingan.
Bab III
Kesimpulan
Mesopotamia dalam pengertian geografis adalah wilayah yang terletak
antara sungai Tigris dan Eufrat, terbentang dari kaki bukit Taurus-
Armenia di utara sampai ke Teluk Persia. Wilayah ini di bagian barat
dibatasi oleh padang pasir Syria, dan di bagian timur dibatasi oleh
pegunungan Zagros. Wilayah Mesopotamia secara alami dibagi ke dalam
dua bagian, yaitu Mesopotamia atas dan Mesopotamia Bawah atau
Babilonia (dataran endapan tanah subur yang ada di selatan Bagdad
modern. Pada masa itu Mesopotamia Atas memiliki dua pusat peradaban
utama, satu berada di wilayah Eufrat Atas yang meliputi kota kota-kota
tua, sepertiCarchemish, Harran, Gozan, Khabur, dan Mari. Di wilayah
ini berdiri kerajaan Hurrian di Mittani (abad 15 SM) dan kerajaan
Amorite di Mari (abad 18 SM). Pusat-pusat yang lain adalah Tiggris
Atas dekat kuala (tempat pertemuan air sungai Zab. Wilayah ini
merupakan kerajaan Assyria dengan kota-kota utamanya, Assur, Ninevah,
Calah, dan Dur Sharrukin.
Mesopotamia Bawah, yang merupakan situs bangsa Sumeria dan Akkadia
kuno, secara alami juga terbagi menjadi bagian utara dan selatan.
Bagian utara terpusat di sekitar Babilon, yang meliputi kota-kota,
seprti Eshnunna di Diyala, Sippar, Kutha, Kis, Borsippa, dan Isin di
Eufrat.
Peradaban Mesopotamia melahirkan undang-undang Hammurabi yang
merupakan undang-undang pertama didunia. Usaha-usaha yang pada mulanya
merupakan usaha keluarga kini berkembang menjadi masyarakat kecil yang
segala kegiatannya terutama terikat pada tempat. Bergesernya
keterikatan dari keluarga kepada kelompok, merupakan penyesuaian
social yang ada dalam proses kelahiran kota. Semakin bertambahnya
kemakmuran dan perluasan masyarakat di daerah Mesopotamia bagian
selatan, bertambah banyak pula peternakan dan perladangan dibuutuhkan,
demikian pula terusan waduk yang diperlukan untuk menunjang ekonomi
pertanian, karena disana hampir tidak pernah mendapatkan hujan.
Terusan dan waduk penampungan yang cukup besar perlu digali,
dibersihkan dan dirawat.
DAFTAR PUSTAKA
• Ahmad, Akbar S, Living Islam; Tamasya Budaya Menyusuri Samarkand
Hingga Starnowy, (Bandung: Mizan, 1997).
• Hitti, Philip K., Sejarah Ringkas Dunia Arab, (Yogyakarta: Pustaka
Iqra, 2001).____________, History of The Arabs, (Jakarta: Serambi,
2006).
• Magneti, Donald, and Mary Ann Sigler, An Introduction To The East,
(Indiana: Our Sunday Bisitor, 1973).
• Roaf, Michael, Culture Atlas of Mesopotamia and The Ancient Near
East, (New York: Oxford Ltd, 1990). “Sumerians”,
•
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://home.cfl.rr.com/crossland/mesopotamia_map.
• Toynbee, Arnold, Sejarah Umat Manusia; Uraian Analitis, Kronologis,
Naratif, dan Komparatif, terj. Agung Prihantoro dkk, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004).
• Wikipedia, The Free Encyclopedia,