perkembangan histiografi

34 views
Skip to first unread message

srikand...@rocketmail.com

unread,
Feb 29, 2012, 12:10:14 AM2/29/12
to lovers of history
Perkembangan historiografi di Indonesia

a. Historiografi tradisional

Historiografi tradisional merupakan ekspresi cultural dari
usaha untuk merekam sejarah. Dalam historiografi tradisional ada
unsure-unsur yang tidak bisa lepas yaitu sebagai karya imajinatif dan
sebagai karya mitologi. Historiografi pada masa klasik diwarnai oleh
actor-aktor sentries. Menurut para sejarawan penulisan sejarah ( tidak
dalam bentuk prasasti ) di Indonesia dimulai oleh Mpu Prapanca yang
mengarang kitab NegaraKertagama. Seorang tokoh, yang menjadi actor
utama berperan sebagai pemimpin besar. Hasil karya historiografi
tradisional antara lain : Carita Parahyangan, Sajarah Melayu, dan
Babad.

Cerita Parahyangan memberikan gambaran mengenai peristiwa
sejarah yang pernah terjadi di daerah Jawa Barat. Di dalamnya
menceritakan kisah sanjaya yang mengalahkan banyak raja – raja di Asia
Tenggara. Sedangkan sejarah Melayu sendiri menceritakan tentang
Iskandar Zulkarnaen yang berkuasa di Mesopotamia selama tiga abad.
Dari beberapa cerita tadi bisa diambil kesimpulan bahwa :

1. Historiografi pada masa klasik diwarnai oleh aktor-aktor sentries.
Seorang tokoh, yang menjadi actor utama berperan sebagai pemimpin
besar.

2. Historiografi pada masa tersebut sulit dilepaskan dari mitos dan
hanya menceritakan kalangan istana saja ( Istana Centirs ).

3. kebanyakan karya-karya tersebut kuat dalam hal geneologi namun
lemah dalam hal kronologi.

Bentuk Historiografi Tradisional

1. Mitos

Bentuk ini pada dasarnya merupakan suatu proses internalisasi
dari pengalaman spiritual manusia tentang kenyataan lalu di ungkapkan
melalui kisah sejarah

2. Genealogis

Bentuk ini merupakan gambaran mengenai pertautan antara individu
dengan yang lain atau suatu generasi dengan generasi berikutnya. Sil
silah sangat penting untuk melegitimasikan kedudukan mereka.

3. Kronik.

Dalam penulisan ini sudah ada penulisan kesadaran tentang waktu,
Namun demikian juga masih di lingkungan kepercayaan yang bersifat
kosmosmagis

4. Annals.

Sebenarnya bentuk ini merupakan cabang dari kronik hanya saja
bentuk annals ini sudah lebih maju dan lebih jelas, Sudah berusaha
membeberkan kisah dalam uraian waktu.

5.Logis

Kisah yang di ungkapkan mengamdungh mitos, legenda, dongeng, asal
usul suatu bangsa, kisah disini merupakan merupakan kisah yang
merupakan suatu pembenaran berdasar emosi dan kepercayaan.

6. Supranatural

Dalam hal ini kekuatan kekuatan gaib yang tidak bias diterima
dengan akal sehat sering terdapat di dalamnya.

Ciri Historiografi Tradisional
1. Oral tradition

Historiografi jenis ini di sampaikan secara lisan, maka tidak dijamin
keutuhan redaksionalnya.
2. Anakronistik


Dalam menempatkan waktu sering terjadi kesalahan kesalahan, pernyataan
waktu dengan fakta sejarah termasuk di dalamnya penggunaan kosa kata
penggunaan kata nama dll.

3. Etnosentris

Penulisan selalu bersifat kedaerahan, Hanya terpaut pada suku
bangsa tertentu. Dan sangaty berpusat pada kedaerahan.



b. Historiografi Kolonial

Historiografi colonial sering di sebut sebagai Eropa Sentris,
Penulisan sejarah semacam ini memusatkan perhatiannya kepada belanda
sebagai tempat perjalanan baik pelayaran maupun pemukiman di benua
lain. Historiografi semacam ini di tulis oleh penulis-penulis orang
asing di dunia timur. Mereka kebanyakan tidak memiliki ferifikasi
kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena tulisan semacam ini banyak
kekurangannya.

Sumber-sumber historiografi kolonial berasal dari dokumen-dokumen
VOC, Geewoon Archief dan Gehem Achief, Wilde Vaart; catatan pelayaran
orang orang belanda di perairan, Koloniale Verslagen laporan tahunan
pemerintah belanda.

Penggunaan faham seperti ini dan sumber-sumber seperti ini
mempersempit pandangan internasional terhadap Indonesia, jika di pakai
sumber sejarah kekurangannya terletak pada;

Mengabaikan banyak peristiwa peristiwa dari aktivitas bangsa Indonesia
Terlalu sempit dan kurang lengkap
Terlalu berat sebelah
Untuk menghadapi karya semacam ini dapat menulis menggunakan dan
memperhatikan langkah langkah sebagai berikut;

Memperluas obyek dengan memperhatikan semua aspek kehidupan
masyarakat Indonesia
Menggunakan pendekatan multidimensional
Menggunakan konsep ilmu social sehingga memahami peristiwa peristiwa
yang terjadi
Menekankan mikro history subyek tidak terlalu luas tetapi dikerjakan
secara mendalam
Konsep yang digunakan adalah sejarah nasional
Menerapkan metode sejarah analitis.
Menjelang kemerdekaan Indonesia pada masa kemerdekaan telah muncul
karya karya yang berisi perlawanan terhadap pemerintah colonial yang
di lakukan oleh pahlawan nasional, Secara umum tulisan ini merupakan
ekspresi dan semangat nasionalistis yang berkobar kobar. Periode ini
disebut sebagai periode post Revolusi atau Historiografi pada masa
Pasaca Proklamasi. Tokoh tokoh nasional menjadi symbol kenasionalan
dan memberi identitas bagi bangsa Indonesia, Jenis sejarah semacam ini
perlu di hargai sebagai fungsi sosiopolitik, yaitu membangkitkan
semangat nasional

c. Historiografi Pasca Kemerdekaan

Penulisan sejarah pada masa pasca kemerdekaan didominasi oleh
penulisan mengenai peristiwa-peristiwa yang masih hangat waktu itu,
yaitu mengenai perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan dan
mempertahankan kemerdekaan. Pada masa ini penulisan sejarah meliputi
beberapa peristiwa penting, misalnya proklamasi kemerdekaan Indonesia
dan pembentukan pemerintahan Republik Indonesia. Kejadian-kejadian
sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia yang meliputi sebab-sebab
serta akibatnya bagi bangsa ini merupakan sorotan utama para penulis
sejarah.

Fokus penulisan sejarah pada masa ini juga mengangkat tentang
tokoh-tokoh pahlawan nasional yang telah berjasa dalam memperjuangkan
kemerdekaan dan bahkan banyak biografi-biografi tokoh pahlawan
nasional yang diterbitkan misalnya saja Teuku Umar, Pangeran
Diponegoro, atau Imam Bonjol. Selain biografi tentang pahlawan
nasional, banyak juga ditemui tulisan mengenai tokoh pergerakan
nasional seperti Kartini, Kiai Haji Wahid Hayim. Biografi-biografi
tersebut diterbitkan dimungkinkan karena alasan untuk menumbuhkan rasa
nasionalisme diantara kalangan masyarakat. Pada kondisi dimana sebuah
Negara beau berdiri, nasionalisme sangatlah penting mengingat masih
betapa rapuhnya sebuah Negara tersebut seperti bayi yang baru lahir,
sangat rentan terhadap penyakit baik dari dalam maupun dari luar. Dan
nasionalisme menjaga keutuhan sebuah Negara tersebut agar tetap tegar
dan tumbuh menjadi sebuah Negara yang makmur dikemudian hari.

Pada masa ini mulai muncul lagi penulisan sejarah yang Indonesia
sentris yang artinya penulisan sejarah yang mengutamakan atau
mempunyai sudut pandang dari Indonesia sendiri. Pada masa sebelumnya
yaitu masa colonial, penulisan sejarah sangat Eropa sentris karena
yang melakukan penulisan tersebut adalah orang-orang eropa yang
mempunyai sudut pandang bahwa orang eropa merupakan yang paling baik.
Pada masa kemerdekaan ini penulisan sejarah telah dilakukan oleh
bangsa sendiri yang mengenal baik akan keadaan Negara ini, jadi dapat
dipastikan bahwa isi dari penulisan tersebut dapat dipercaya.
Penulisan sejarah yang Indonesia sentris memang sudah dimulai jauh
pada masa kerajaan-kerajaan, tetapi kemudian ketika bangsa barat masuk
ke Indonesia maka era penulisan sejarah yang Indonesia sentris mulai
meredup dan digantikan oleh historiografi yang eropa sentris.

Penulisan sejarah tentu saja berisi mengenai peristiwa-peristiwa
yang terjadi di masa lalu, dan tentu saja sangat berkaitan erat dengan
tokoh yang menjadi aktor atau pelaku sejarah tersebut. Pada peristiwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia yang menjadi sorotan utama adalah
tokoh nasional yang sering disebut sebagai Dwitunggal yaitu Soekarno
dan Moh. Hatta. Dua tokoh inilah yang menjadi tokoh utama dalam
peristiwa proklamasi tersebut, disamping tentu saja sangat banyak
tokoh-tokoh lain yang turut berperan dalam peristiwa tersebut.

d. Historiografi Indonesia Modern

Historiografi Indonesia modern dimulai sejak diselenggarakannya
Seminar Sejarah Nasional Indonesia di Yogyakarta dimulai pada tahun
1957. Semenjak itu penulisan sejarah Indonesia mengenai peristiwa-
peristiwa yang terjadi di Indonesia ditulis oleh orang Indonesia
sendiri. Sehingga dengan demikian dapat dilihat perkembangan Indonesia-
sentris yang mulai beranjak. Tentu saja hal ini sangat berpengaruh
bagi perkembangan sejarah itu sendiri. Berbagai peristiwa yang terjadi
di Indonesia ditulis oleh orang Indonesia sendiri, dengan demikian
tentu saja objektivitasnya dapat dipertanggung jawabkan karena yang
menulis sejarah adalah orang yang berada pada saat peristiwa tersebut
terjadi atau setidaknya

Pada masa ini juga terdapat terobosan baru, yaitu munculnya
peranan-peranan rakyat kecil atau wong cilik sebagai pelaku sejarah
yang bisa dibilang diperopori oleh Prof. Sartono kartodirjo. Semenjak
itu khasanah historiografi Indonesia bertambah luas. Selama ini
penulisan sejarah boleh dikatakan didominasi oleh para tokoh-tokoh
besar saja seperti para pahlawan kemerdekaan, ataupun tokoh politik
yang berpengaruh. Hal tersebut tentu saja tidak jelek, karena pada
masa itu yaitu sekitar kemerdekaan, bisa dibilang historiografi
dipakai sebagai pemicu rasa nasionalisme ditengah-tengah masyarakat
yang baru tumbuh. Oleh karena itu pada masa itu historiografi hanya
berisi mengenai biografi dan penulisan tentang tokoh-tokoh besar saja.

Perpindahan pandangan penulisan sejarah yang semula Eropa-
sentris menuju Indonesia-sentris tentu saja sangat berpengaruh bagi
perkembangan historiografi selanjutnya. Karena pada masa penjajahan
Belanda historiografi Indonesia memiliki ciri Eropa-sentris yaitu
lebih memadang bangsa Eropa sebagai yang paling baik, dan bangsa
diluar tersebut adalah tidak baik. Tetapi dengan berubahnya pandangan
menjadi Indonesia-sentris memungkinkan bangsa Indonesia tidak lagi
dipandang sebagai bangsa rendahan. Perkembangan yang terlihat pada
penulisan sejarah Indonesia adalah kata-kata "pemberontakan" yang
dahulu sering ditulis oleh para sejarawan Eropa kini berganti menjadi
"perlawanan" atau "perjuangan" hal tersebut logis karena sebagai
bangsa yang terjajah tentu saja harus melawan untuk mendapatkan
kemerdekaan dan kebebasan.
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages