Jawaban Ujian Mid Semester

45 views
Skip to first unread message

Muller Pakpahan

unread,
Apr 4, 2012, 5:20:04 AM4/4/12
to lovers-o...@googlegroups.com

NAMA            : MULLER P PAKPAHAN

NIM                : 308321049

KELAS           : B / EKSTENSI 08

M.KULIAH    : HISTORIOGRAFI

 

1.  Seorang Sejarawan Wajib Mempelajari Hasil Penulisan Sejarah,
Mengapa? Dan Apa Manfaatnya.

Karena Sejarah adalah ilmu mengenai kisah-kisah perkembangan manusia yang unik pada waktu dan tempat tertentu. Kisah–kisah yang terjadi dalam sejarah dapat dibedakan menjadi dua arti antara sejarah dalam arti objektif dan sejarah dalam arti subjektif. Sejarah dalam arti objektif, adalah kejadian atau peristiwa yang sebenarnya (History of Actually). Sejarah dalam arti subjektif (History of Record) adalah pengkisahannya, dalam pengkisahannya harus menggunakan secara benar sumber-sumber bukti peninggalan peristiwa itu terjadi yang bersifat akurat dan kredibel, baik berupa benda-benda (artifact) maupun dokumen-dokumen tertulis. Bahan-bahan ini menjadi sumber sejarah. Hanya dengan mencari sumber-sumber informasi inilah, kegiatan mencari sumber sejarah dalam ilmu sejarah disebut heuristik, sejarawan dapat membuat rekontruksi peristiwa masa lampau dan menulis uraian sejarah sering disebut juga History as written atau Historiografi.Dalam sebuah penulisan seorang sejarawan tentunya memiliki sebuah latar belakang yang melingkupinya dalam sebuah penulisan sejarah. Sejarawan dalam penulisannya dipengaruhi oleh keadaan zaman dan lingkungan kebudayaan di tempat sejarawan itu hidup. Sehingga dalam sebuah historiografi dipengaruhi oleh lingkungan zaman dan kebudayaan semasa sejarah itu ditulis.

Dalam sebuah historiografi yang dapat dipadupadankan dengan mempelajari sejarahnya penulisan sejarah. Yang berarti bahwa setiap zaman penulisan sejarah akan berbeda, menurut perspektif seorang sejarawan pada saat penulisan tersebut. Sehingga dalam sebuah penulisan atau historiografi terdapat perkembangan penulisan sejarah dengan pengaruh zaman, lingkungan, kebudayaan pada setiap penulisan sejarah, perkembangan penggunaan teori dan metodologi dan seni pengungkapan serta penyajian sejarah.

Historigrafi yang selalu berkembang dan menurut jiwa zaman seorang sejarawan, menjadikan historiografi diklarifikasikan. Dalam sebuah historiografi Indonesia terutama dibagi atas dua historiografi besar yaitu, historiografi tradisional dan historiografi Indonesia modern. Historiogarafi Indonesia tradisional dipengaruhi oleh jiwa zaman yang banyak mengandung unsur-unsur mitos atau mitologi.Sedangkan dalam historiografi Indonesia modern unsur tersebut tidak diketahui, namun bila dalam penulisan masih terdapat mitos, hal itu dapat dikategorikan dalam historiografi Indonesia tradisional. Historiografi tidak dipengaruhai oleh kapan historiografi atau penulisan sejarah itu ditulis.

Yang menjadi Manfaat dari suatu penulisan sejarah adalah seorang sajarawan mampu membedakan antara data-data yang bersifat fakta atau fiksi, yang sangat perlu untuk mnyempurnakan karya penulisan sejarah. misalnya ketika seorang sejarawan mempelajari penulisan sejarah yang bersifat magis, seperti cerita rakyat. Seperti legenda benteng Putri Hijau. sorang sejarawan akan mengkritik dan mencoba untuk menggali lebih dalam lagi tentang fakta-fakta yang belum ditemukan, sehingga seorang sejarawan harus mampum memilah data-data yang ada pada suatu tulisan sejarah. sehingga nanti para pembaca akan diberikan data-data sejarah yang objektif dan analisis tanpa mengurangi esensi dari suatu penulisan sejarah, serta penulisan sejarah kedepan dapat sepenuhnya dipertanggung jawbkan secara ilmiah.

2.  Fase-fase Historiografi Barat.

a. Historiografi Yunani Kuno  Para sejarawan Yunani pada umumnya berasal dari lingkungan orang  berada atau yang secara material berasal dari kalangan masyarakat yang posisi ekonominya baik. Disamping itu beberapa sejarawan nampaknya telah menjalani masa kehidupan mereka sebagai pengarang, atau bahkan sebagai ilmuwan. Akan tetapi kebanyakan dari mereka  adalah para
politikus, pegawai, militer, dokter (tabib) atau guru, dan  pada waktu
yang sama atau sesudahnya juga masih tetap menjalankan pekerjaan
penulisan sejarah. Sejarawan Yunani nampaknya juga memiliki atau
menikmati status  yang relatif bebas.  Kadang-kadang kebebasan intelektual itu lebih banyak mengakibatkan pengusiran atau pengasingan, akan tetapi pengasingan itu pada gilirannya memberikan jalan bagi kebebasan mereka. Para sejarawan Yunani  juga menulis mengenai  kemunculan atau sejarah
lama dari negeri-negeri dan kota-kota. Namun demikian mereka lebih
mengutamakan kejadian-kejadian masa  lampau yang belum lama terjadi
(kontemporer) atau sejarah jamannya sendiri.  Atau apabila ruang
lingkup temporalnya jauh ke belakang, kisah sejarah yang diceritakan
akan berlanjut dan berakhir sampai pada jamannya sendiri. Sedangkan
lingkup geografisnya terutama ditujukan untuk negerinya sendiri yaitu
Yunani, episode-episode dari sejarahnya sendiri atau  sejarah local,
khususnya sejarah Attica. Lingkup geografis itu bisa meluas misalnya ketika terjadi konflik  dengan Persia, pendudukan atau penguasaan Macedonia dan lain-lain, yang berarti juga mengkisahkan sejarah dari negeri-negeri tetangga .

 

b. Historiografi Romawi

Sejarah umum yang universal yang tidak hanya dalam kerangka sejarah
Romawi hanya  bisa ditemukan pada karya Trogus.Untuk masa-masa yang
terbaru Romawi atau kejadian-kejadian pada jamannya para penulis
Romawi, banyak ditemukan studi monografi, misalnya memoires (tulisan
peringatan) dan historien (cerita ysang lebih detail mengenai kejadian-
kejadian masa kini) atau  kadang disebut dengan istilah annalen.
Secara umum dapat dikatakan bahwa perkembangan dari historiografi
Romawi itu sejalan dengan  sejarah perkembangan kekaisaran Romawi.
Oleh karena itulah karya-karya terpenting pada jaman ini banyak
berkaitan dengan sejarah Romawi, sejak kemunculan kemudian melalui
pertumbuhan, kejayaan dan akhirnya sampai kepada keruntuhannya.

 

c. Historiografi Abad Pertengahan

Zaman Abad Pertengahan Eropa juga lazim disebut dengan istilah
“abad gelap dan juga  “abad kebodohan”.Istilah itu mempunyai konotasi
bahwa masyarakat pada masa itu berada dalam kegelapan atau kebodohan.
Istilah abad gelap atau kebodohan itu sesunguhnya diberikan oleh  kaum
rasionalis Eropa abad 18, yang tela mengalami abad pencerahan,
Enlightement atau Aufklarung. Mereka ini memandang  masyarakat abad
pertengahan (8-13) berdasarkan sudut pandang atau perspektif  mereka
sebagai manusia rasionalis. Sebaliknya bertolak belakang dengan
mereka,  masyarakat abad pertengahan yang peranan rasionya  tidak
menonjol dan kurang berperan dalam perkembangan kebudayaan manusia,
sehingga kebudayaannya tidak berkembang (rendah) atau mengalami
keterbelakangan dan kebodohan. Keadaan kebudayaan semacam itu tentu
saja juga dipengaruhi oleh “jiwa jaman” yang bisa diketahui dari
pandangan dunia (hidup) dari masyarakat Abad Pertengahan yaitu:

1. Theosentrisme, yaitu pandangan hidup yang berpusat pada Tuhan,
dalam arti bahwa kehidupan manusia itu berpusat pada Tuhan, dan
Tuhanlah yang mengatur hidup manusia baik per individu maupun
masyarakat. Dalam hal ini Tuhan uga ber peran mengatur sejarah manusia.

2.Providensi, yaitu pandangan hidup yang mengangap bahwa segala
sesuatu di dunia dan seisinya ini berjalan menurut brencana Tuhan (God
Plan). Sengsara merupakan peringatan terhadap manusia. Faktor Tuhan
selalu dikaitkan dengan segala hal, demikian juga sejarah selalu
dikembalikan kepada Tuhan.

3.Yenseitigheit, yaityu pandangan hidup yang mementingkan kehidupan di
alasm baka atau akhirat. Atinya yang terpenting dalam hidup ini adalah
untuk mempersiapkan diri demi kehidupan di dunia (alam) baka.
    Demikianlah bisa dikatakan bahwa  jiwa jaman masyarakat Abad
Pertengahan adalah bersifat spiritual. Dalam hal ini semua kehidupan
masyarakat bersumber dan berpedoman pada ajaran agama (Kristen). Dalam
bidang historiografi dan filsafat sejarah pada waktu itu terjadi
kesimpangsiuran, karena historiografi Abad Pertengahan di pengaruhi
oleh agama, sedangkan filsafat sejarah ditandai oleh jiwa agama. Oleh
karena itulah karya sejarah yang dihasilkan pada waktu itu pada
umumnya berupa sejarah agama, sejarah orang-orang suci, sejarah
penciptaan dan sebagainya.


d.Historiografi Zama Renaissance

Pengertian yang paling umum dan sederhana dari renaissance adalah:
penemuan kembali atau kelahiran  kembali (‘renasci’ dari bahasa Latin
yang berarti dilahirkan kembali)  dari kebudayaan antik (Yunani kuno),
termasuk di antaranya para sejarawannya. Dibandingkan dengan  jaman
Abad Tengah bisa dikatakan tidak terdapat studi yang sungguh-sungguh
atas sejarah kuno, dan pengetahuan akan  jaman kuno di Barat pada
waktu itu sangat terbatas. Walaupun terdapat pengaruh penulisan
sejarah Yunani terhadap sejarah Abad Tengah, akan tetapi pengaruh itu
hanya terbatas pada beberapa penulis atau sejarawan saja. Pada jaman
Renaissance paling tidak sebanyak ¾ karya sastra Latin ditemukan
kembali. Artinya lebih dari cukup kesusasteraan dan historiografi
Yunani dilahirkan kembali. Hal itu teruitama juga sehubungan dengan
masdih adanya kontak-kontak dengan Kerajaan Yunani Bisantium.
Pada jaman renaissance pendidikan yang berdasarkan pada karya-karya
sastra antik, termasuk penulisan sejarah dan filsafat moral, disebut
dengan istilah ‘humanitas’ (sementara istilah humanisme baru muncul
pada abad 19), sementara guru dalam studi “humanistis” sejak akhir
abad 15 disebut dengan istilah ‘umanista’. Berbeda dengan penulis-penulis jaman Abad Pertengahan, para humanis ingin mempelajari semua para pengarang antik. Bahkan mereka ingin mengambilalih ita rasa gaya antik dan keindahan antik. Gerakan untuk menemukan kembali dan penghargaan terhadap kebudayaan kuno dengan melakukan  pemeliharaan sumber-sumber lama sehingga bisa ditata seperti keadaan semula pada awalnya memang hanya terjadi di Itali pada awal abad 14. Baru pada awal abad 15 hal itu juga dilakukan di  negeri-negeri lain seperti Ingris, Jerman, Belanda dan sebagainya.


e.  Historiografi Modern

Dilihat dari sudut perkembangan kebudayaan, renaissance
sesungguhnya merupakan tonggak sejarah atau awal  jaman modern dari
sejarah Eropa Barat, yang ditandai dengan munculnya para tokoh pemikir
humanis, termasuk di dalamnya adalah Machiavelli. Mereka itu terdiri
dari para kaum intelektual, sastrawan, filosof, ilmuwan, seniman dan
sebagainya. Walaupun hanya terdiri dari kelompok kecil saja, namun
demikian gagasan-gagasan mereka benar-benar telah membangkitkan
semangat (jiwa) baru dan jaman baru, sehingga mereka itu juga sering
disebut dengan istilah kelompok minoritas kreatif. Gagasan-gagasan
mereka itu juga menimbulkan semangat kewiraswastaan (enterpreneurship)
dalam arti luas, baik dalam bidang keilmuan, perdagangan, sastra,
seni, politik, filsafat dan lain sebagainya, sehingga masa itu disebut
dengan istilah sebagai jaman kebangkitan. Sebagai contoh yang paling
menonjol dalam hal itu adalah munculnya seorang pemikir Rene des
Cartes yang terkenal dengan ucapannya “cogito ergosum” yang artinya
“saya tahu jadi saya ada.” Maksudnya adalah bahwa pangkal dari
eksistensi manusia adalah karena adanya kesadaran dari manusia itu
sendiri, dimana segala sesuatunya bersumber dari pada rasio
(rasionalisme).
    Dalam bidang kebudayaan, menurut J. Romein seorang filosof Belanda
menyatakan bahwa sampai kira-kira tahun 1500an di dunia ini terdapat 3
kebudayaan besar yang bergerak sejajar yaitu kebudayaan India, Asia
dan Barat. Namun demikian setelah jaman renaissance dan humanisme
peradaban Eropa mengalami penyimpangan dari pola umum, yaitu
berkembang dengan pesat meninggalkan peradaban lainnya di muka bumi
ini. Sebagai hasilnya adalah bahwa pada abad 19-20 kebudayaan Barat
mampu menunjukkan superioritasnya terhadap kebudayaan Timur.

Faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan dari pola umum itu
adalah sebagai berikut:

1. Rasionalisme, yaitu suatu aliran pemikiran yang menganggap bahwa
rasio merupakan kekuatan utama, mendasar atau sumber dari peradaban
manusia. Rasionalisme timbul sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan
yang didasarkan atas daya pikir manusia.

2. Reformasi, yaitu suatu gerakan religius (Kristen) yang dahsyat dan
didorong oleh perkembangan rasionalisme dan humanisme. Sampai tahun
1500an Eropa masih disatukan dalam payung agama Kristen di bawah
pimpinan Vatikan di Roma. Menurut ajaran gereja Romawi disebutkan
bahwa tidak semua orang boleh dan dapat membaca Injil karena merupakan
hak (monopoli) kaum rohaniawan. Sebaliknya kaum rasionalisme
mengajarkan bahwa semua orang  dibekali  rasio, sehingga bila
mengehendaki dan dengan cara belajar juga memiliki kemampuan membaca
Injil. Sehubungan dengan hal itu muncul tokoh-tokoh reformasi yang
memprotes monopoli agama oleh gereja Romawi antara lain M Luther King,
Zwingli, Calvin, Melanchton dan sebagainya.  Mereka berpendapat dan
berjuang bahwa setiap individu boleh membaca dan menterjemahkan Kitab
Suci (Injil). Di sinilah nampak penonjolan individu yang dinilai
tinggi, sehingga dalam perkembangan selanjutnya memunculkan faham
individualisme.

 

3. Pada Fase lebih Maju Perkembangan Historiografi dipengaruhi oleh
Literati (Pujangga) dan Dipelihara Oleh Penguasa, Menurut Saudara factor apa yang melatar belakangi Fase tersebut dan apa pentingnya Historiografi Bagi Penguasa?

 

Menurut saya pada fase perkembangan historiografi dipengaruhi oleh
Literati atau pujangga dan dipelihara oleh penguasa dilatarbelakangi
oleh adaya suatu peristiwa yang penting untuk generasi yang akan
datang. Namun perkembangan selanjutnya, para penguasa memerintahkan
kepada para pujangga untuk menuliskan suatu peristiwa-peristiwa
penting pada suatu periode kekuasaan, misalnya pada zaman kerajaan
Majapahit, ada banyak pujangga yang terkenal seperti Empu Tantular,
Prapanca,dan lain-lain. Disini para penguasa kerajaan tidak
sembarangan menyuruh orang untuk menuliskan suatu peristiwa yang
penting. sebagai catatan, tidak semua orang bisa dan mampu menuliskan
suatu penulisan sejarah pada waktu itu, hanya orang-orang tertentu
saja. Namun perkembangan selanjutnya terjadi subjektifitas dari para
pujangga yang didorong oleh para penguasa shingga kadar
keobjektifitaannya berkurang, mengingat para penguaasa mencoba untuk
terkadang membuat penulisan sejarah tidak berdasaarkan fakta, dan
ceandaerung melebih-lebihkan,sehingga mendorong para pujangga
memainkan perannya dan subjekitfitasanya lebih jauh yang pada akhirnya
akan mengurangi keobjetifatasan daari suatu penilisan sejarah.Arti
pentingnya historiografi bagi para paenguasa adalah agar generasi
selanjutnya dapat mengetahui telah terjadi suatu peristiwa -peristiwa
penting di masa lau, dan agar generasi pada masa yang akan datang
mampu belajar dari peristiwa-peristiwa yang penting tersebut, dari
sisi kemanusiaannya adalah para penguasa ingin dikenang oleh generasi
yang akan datang dan dihargai oleh generasi yang akan datang,
sehingga, generasi yang akan datang mengetahui ada peristiwa yang
penting telah terjadi pada masa pemerintahan sang penguasa tersebut.

 

 

4. Faktor yang Signifikan  Membedakan Historiografi Timur Tengah
Dengan Historiografi  Barat, Jelaskan.

 

Faktor yang  membedakan Historiograafi Timur Tengah dengan Historiografi Barat adalah didalam penulisannya, historiografi Timur Tengah pertumbuhan historiografi Islam sejak fase-fase awal, harus diakui, banyak berkaitan dengan dan dipengaruhi oleh perkembangan siyasah di antara kaum Muslimin. Perkembangan historiografi partisan ini seperti bisa diduga, terus
berlanjut pada masa Abbasiyah. Tulisan-tulisan sejarah yang muncul
pada masa generasi pertama Dinasti Abbasiyah ditandai dengan beberapa
fase perkembangan: koalisi antara kekuatan Abbasiyah dan kelompok
Syiah dan kemudian pertarungan hebat antara Dinasti Abbasiyah dengan
kelompok Syiah.perbedaannya yang signifikan adalah penulisan
Hisoriografi Timur Tengah dipengarui oleh Sejarah Islam meskipun untuk
periode selanjutnya ada gagasan yang para ahli untuk membuat
historiografi yang bersifat universal, sedangkan pada historiografi
Barat, Penulisan sejarah bersifat tantangan dari suatu masa atau
periode yang terjadi diawilayah Barat, penuisan ini menurut saya
adalah berisikan hubungan manusia didalam menafsirkan kaebudayaan
mereka dalam suatu periode, misalnya adalah pada waktu penulisan
Yunani, penulis sejarah menuliskan tentang segala saesuatu
berdasaarkan perkembangan akal dan pikiran manusia pada waktu itu, dan
kemudian berkembang taraf pemikiran manusia hingga sampai zamam modern
sekarang. Jika pada penulisan sejarah Timur Tengah berisiskan agama
Islam dengan segala kompleksitasannya yang juga dipengaruhi oleh zaman
Abbasiah dan zaman lainnya yang membawaa islam mencap puncak
historiografinya, sedangkan Historiogrfi Barat meliskan penulisan
sejarah berdasarkan pola perkembangan kebudayaan manusia yang disertai
pearkembangan intelektualitas pada zamanya atau periodenya.

Jawaban Ujian Mid-Semester Muller Pakpahan.docx
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages