Psoriasisvulgaris (PV) adalah kelainan kulit inflamasi kronis diperantarai sistem imun. Peranan mediator inflamasi (Th-1, TNF-, IL-6,IL-7, IL-8, IL-17, dan IL-23) pada PV menyebabkan penghambatan reseptor insulin dan uptake glukosa sehingga terjadi resistensi insulin, mengakibatkan peningkatan kadar glukosa, dimana rerata kadar glukosa selama 3 bulan dinyatakan kadar HbA1c (Hemoglobin glikosilasi), yaitu ikatan glukosa darah pada hemoglobin.
Metode penelitian ini adalah cross sectional. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan derajat keparahan PV terhadap kadar HbA1c. Pemeriksaan kadar HbA1c dengan pengambilan darah vena, menggunakan metode kromatografi. Pengambilan sampel secara consecutive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Dari total subyek 51 orang, subyek bukan PV 18 orang, subyek PV 22 lelaki, 11 perempuan, usia 15- 65 tahun. Derajat keparahan PV menggunakan skor Psoriasis Area Severity Index (PASI), dikategorikan ringan (skor PASI 12). Sebagian besar (19 subyek) termasuk kelompok ringan. Nilai minimum kadar HbA1c subyek penelitian 4.6%, maksimum 12.1 %, dan nilai tengah 5.4%. Berdasarkan konsensus Perkeni, nilai HbA1c normal 6,5%. Kadar HbA1c subyek PV lebih tinggi dibanding bukan PV (p=0,019). PV menyebabkan peningkatan kadar HbA1c, dengan Prevalence Ratio (PR) 6,55; berarti subyek PV berisiko lebih tinggi 6,5 kali lipat untuk mengalami peningkatan kadar HbA1c dibanding bukan PV. Korelasi derajat keparahan dan kadar HbA1c berarah positif signifikan, kekuatan korelasi sedang (Korelasi Spearman; r = 0.490, p=0,004). Simpulan penelitian ini kadar HbA1c darah subyek PV lebih tinggi dibanding bukan PV, dan derajat keparahan PV berkorelasi positif terhadap peningkatan kadar HbA1c.
Diabetes Mellitus (DM) atau lebih dikenal luas dengan penyakit kencing manis merupakan penyakit menahun (kronis) yang ditandai oleh kadar gula darah yang melebihi normal. Berdasarkan konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), nilai normal gula darah puasa adalah Terdapat dua kelompok faktor resiko diabetes mellitus yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain :
Faktor tersebut diatas merupakan faktor yang memang sudah ada pada seseorang dan tidak dapat lagi dimodifikasi. Sedangkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi dengan perubahan gaya hidup antara lain :
Modifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya diabetes ini antara lain dengan meningkatkan aktivitas fisik yang sesuai dengan kemampuan dan kegemaran pasien serta mengatur pola makan.
Ada beberapa bahan makanan yang diperbolehkan pada diabetes mellitus antara lain lauk hewani dan nabati dalam jumlah yang cukup sesuai yang dianjurkan, berbagai macam sayuran untuk memberikan rasa kenyang dan kandungan serat tinggi, buah-buahan dalam jumlah yang cukup serta minyak dan garam dalam jumlah yang tidak berlebihan.
Anda menderita diabetes namun sulit mengatur pola makan? Yuk, berkunjung ke Poliklinik Gizi RSUD Kota Mataram, agar tetap bisa hidup sehat meski dengan diabetes mellitus. Kami tunggu ya!
Pada pasien dengan stroke akut, tanpa riwayat diabetes sebelumnya, didapatkan GDS >200, pada konsensus diabetes PERKENI 2015 dikatakan penggunaan insulin sliding scale pada penyakit kritis tidak disarankan (lebih disukai penggunaan yang menyerupai pola sekresi endogen). Lalu masih pada konsensus yang sama, target GDS pada stroke di kisaran 110-140mg/dl.
Menurut literatur, saat ini belum ada konsensus yang definitif tentang manajemen hiperglikemia pada pasien stroke akut, yang diperkirakan terjadi karena respons tubuh terhadap stres (stroke). Ada beberapa studi yang masih menyarankan sliding scale subkutan, tetapi ada studi yang menyarankan pemberian insulin intravena (drip) untuk kasus ini. Belum ada patokan dosis dan target yang seragam antar studi. Beberapa studi menyarankan target glukosa 140-180 mg/dL seperti konsensus PERKENI. Studi-studi tersebut menyatakan bahwa insulin intravena (drip) disarankan selama 24-48 jam pertama rawat inap untuk pasien stroke yang kritis atau menjalani terapi trombolitik. Namun, pemberian drip insulin IV ini harus disertai monitor ketat glukosa darah (untuk mencegah hipoglikemia) dan monitor elektrolit darah (terutama kalium). Bila terjadi hipoglikemia, dekstrosa harus segera diberikan. Untuk lebih detailnya mengenai manajemen hiperglikemia pada stroke akut bisa ditinjau di sumber berikut ya, Dok:
Pemeriksaan ini mengukur konsentrasi apo-B di dalam darah. Apo-B merupakan kendaraaan bagi kolesterol, sehingga melakukan pengukuran apo-B dapat melengkapi pemeriksaan kolesterol secara menyeluruh. Pemeriksaan apo-B sudah direkomendasikan oleh konsensus PERKENI pengelolaan dislipidemia di Indonesia 2021 untuk dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan kolesterol lainnya, guna mengetahui risiko kardiovaskular secara menyeluruh
Masyarakat saat ini, memiliki kecendurungan memilah makanan yang menawarkan efek baik bagi kesehatan. Dimana konsumen menjajakan produk selain enak dan dapat memberikan dampak baik bagi kesehatan. Berdasarkan Riskesdas (2018), persentase masyarakat yang memiliki riwayat Diabetes Mellitus berdasarkan konsensus Perkeni tahun 2011 yaitu 8,5% dan mengalami peningkatan sebersar 10,9 % pada tahun 2015. Faktor dominan penyebab terjadinya Diabetes Mellitus yaitu pengaturan makan yang salah.
Bakpia merupakan salah satu jenis kue yang terdiri atas kulit dan isi. Kulit bakpia terbuat dari adonan tepung terigu yang dipipihkan. Sedangkan isi bakpia pada umumnya adalah adonan kacang hijau. Namun saat ini dikembangkan isi bakpia antara lain, keju, coklat, durian, dan ubi ungu. Ada dua jenis bakpia berdasarkan teksturnya yaitu bakpia basah dan bakpia kering. Bakpia basah menggunakan waktu pemanggangan yang singkat, sedangkan bakpia kering dipanggang dengan waktu yang lebih lama. Hal tersebut menyebabkan tekstur dari bakpia basah lebih lembut dan bakpia kering lebih keras. Citarasa dari bakpia basah cenderung lebih disukai oleh konsumen daripada bakpia kering karena bakpia basah dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan mulai dari balita hingga lansia. Namun masa simpan bakpia basah lebih rendah dibandingkan dengan bakpia kering. Berdasarkan survei, masa simpan bakpia basah hanya 3 hari sedangkan masa simpan bakpia kering sampai beberapa bulan. Singkatnya masa simpan bakpia basah memberikan hambatan pada produsen dalam perdagangan dan pendistribusian. Selama ini bakpia basah hanya didistribusikan secara lokal. Jika didistribusikan antar pulau memerlukan waktu yang lama sehingga dikhawatirkan bakpia sampai pada konsumen dalam keadaan tidak layak konsumsi, karena mengalami kerusakan.
Kerusakan bakpia dapat disebabkan oleh kadar air dan aktivitas air (aw) yang tinggi. Menurut Muchtadi (2013) kadar air yang cukup merupakan media yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri, kapang, dan khamir karena air dapat membantu pertumbuhan mikrobia. Selain kadar air yang tinggi pertumbuhan mikrobia juga didukung oleh tingginya aw pada produk pangan (aw > 0,90). Indraswati (2016), menjelaskan bahwa aktivitas air (aw) pada bahan pangan mempengaruhi jenis mikroorganisme yang akan tumbuh. Kondisi aw yang optimal untuk pertumbuhan mikroorganisme adalah 0,95-0,99. Pada keadaan tersebut semua jenis mikroorganisme dapat tumbuh dalam bahan pangan. Pertumbuhan bakteri lebih cepat dari kapang dan khamir, yang menyebabkan kerusakan bahan pangan banyak disebabkan oleh bakteri.Upaya memperpanjang masa simpan bakpia telah kami lakukan melalui penelitian dengan perlakuan variasi suhu pemanggangan yaitu suhu 175 oC, 200+150 oC, dan 200 oC masing-masing selama 25 menit. Hasilnya menunjukan bahwa aktivitas air dari bakpia selama penyimpanan masih sangat tinggi yaitu sekitar 0,8-0,9. Meskipun masa simpannya dapat diperpanjang hingga 7 hari.
3a8082e126