Fw: Re: Renungan Malam Idul Fitri : Kasih dan Keadilan Tuhan

5 views
Skip to first unread message

Vincent Liong

unread,
Oct 6, 2008, 3:04:03 AM10/6/08
to vincen...@yahoogroups.com, r-m...@yahoogroups.com, komunika...@yahoogroups.com, komunika...@googlegroups.com, kompat...@yahoogroups.com, x69x...@yahoo.com, isti...@yahoo.com, ferret...@yahoo.com, ant...@hotmail.com
Vincent Liong answer:

Kita sering kali lupa bahwa manusia itu bisa mempunyai kemampuan, hak, dan rasa keadilan itu semua karena pemberian Tuhan. Tanpa diberi kita tidak memiliki semua itu.

Tentang pernyataan-pernyataan saya di tulisan ini berkaitan dengan perjalanan yang saya lalui dari tahun 2007 – 2008 ini yang saya proses ulang waktu demi waktu hingga saat ini sampai pemahaman ini. Silahkan membaca secara urut dari yang terakhir tulisan saya di e-link: http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/msearch?query=vincentliong%40yahoo.co.nz&submit=Search&charset=ISO-8859-1 (note: ke tulisan selanjutnya klik next di bagian bawah layar)

From: hadi suwarno <hsuw...@yahoo.com>
Subject: Re: Renungan Malam Idul Fitri : Kasih dan Keadilan Tuhan
To: vincen...@yahoo.co.nz
Received: Monday, 6 October, 2008, 11:32 AM

--- On Mon, 6/10/08, hadi suwarno <hsuw...@yahoo.com> wrote:


Terima kasih Om Vincent atas kiriman "Renungan Malam Idul Fitri".
Namun, izinkan saya berkomentar atas tulisan Om, boleh kan?


--- On Tue, 9/30/08, Vincent Liong <vincen...@yahoo.co.nz> wrote:

> Date: Tuesday, September 30, 2008, 9:05 AM
> Renungan Malam Idul Fitri : Kasih dan Keadilan Tuhan
>
> Ditulis oleh: Vincent Liong
> Tempat, Hari & Tanggal: Jakarta, Senin, 29 September
> 2008
>
> Tujuan dibuatnya agama-agama dan berbagai ilmu pengetahuan
> yang berkaitan dengan ranah kemanusiaan adalah; untuk
> membebaskan manusia dari gangguan-gangguan manusiawi
> manusia, baik yang dibawa sejak lahir dan yang tumbuh dalam
> perjalanan hidup si manusia.
Apa dasar pemikiran yang Om Vincent gunakan sehingga bisa menyimpulkan demikian?
>
> Yang dibawa sejak lahir misalnya iri dan dengki Yang tumbuh
> dalam perjalanan hidup si manusia misalnya trauma dan
> berbagai kemelekatan pada hal-hal di sekitar dirinya.
Ah.. masak sih? Lagi-2 aku bertanya: apa referensinya sih Om?

>
> Sayangnya dalam mempelajari agama dan ilmu pengetahuan yang
> berkaitan dengan ranah kemanusiaan, manusia menyalahartikan
> tujuan tersebut dengan menganggap bahwa; bilamana telah
> mengerti dan menguasai agama dan berbagai ilmupengetahuan
> tersebut, maka ada suatu kepastian bahwa dirinya telah
> terbebas dari gangguan-gangguan manusiawi manusia.
Nah, ini juga repot. Kalau pemahamannya seperti itu .... ya jelas salah. Sepanjang kita masih bernafas, kita tak akan terbebas dari, aku terpaksa pinjam istilah Om, "gangguan manusiawi manusia".
>
> Kondisi merasa memiliki kepastian bahwa dirinya telah
> terbebas dari gangguan-gangguan manusiawi manusia, membuat
> manusia merasa memiliki hak untuk memenuhi dorongan rasa
> keadilan dengan menghakimi pihak lain; sebagai yang benar
> terhadap pihak yang salah, sebagai yang sadar terhadap yang
> belum sadar. Masalah yang serupa, yaitu ‘merasa
> diperlakukan tidak adil’ (dorongan keadilan) juga tumbuh
> di pihak yang merasa diperlakukan tidak adil, oleh mereka
> yang merasa memiliki kepastian bahwa dirinya telah terbebas
> dari gangguan-gangguan manusiawi manusia. Baik di pihak
> pelaku maupun penderita mengalami kondisi yang sama.
Nah, kalau pemahamannya seperti itu ...... dunia pasti ndak pernah tenteram Om!!
>
> Dulu saya sendiri selalu menuntut keadilan karena merasa
> diri saya diperlakukan tidak adil, saya bisa melihat
> kekurangan di pihak yang telah memperlakukan saya tidak adil
> tanpa bisa melihat ke diri saya sendiri.
Nah luh, ego Om mulai dominan nih. Untunglah itu doeloe. Sekarang udah nggak kan Om?.
>
> Sesuatu dapat disebut adil bilamana; siapa yang diberi
> kebebasan lebih dituntut lebih dan siapa yang diberi
> kebebasan kurang dituntut kurang, keadilan juga dihubungkan
> dengan prilaku yang sama di hadapan hukum yang adalah
> kesepakatan yang dibuat bersama.
Kalau memahami kata"adil" dengan pemahaman yang kayak gini ... repot dehhh.

> Bilamana Tuhan Yang Esa itu
> adil kepada saya dengan menimbang segala baik dan buruk saya
> tentunya saya hanya pantas terbuang dengan tinggal di kolong
> jembatan.
Waduh, ini juga susah dipahami Om. Aku ndak mau kalau tinggal di kolong jembatan. Gimana Om bisa menyimpulkan bahwa pantesnya Om tinggal di kolong jembatan?????

> Untungnya Tuhan Yang Esa itu maha pengasih.
Aku setuju berat. Kasih Tuhan kepada siapa saja yang DIA kehendaki. Anda jadi perampok, tapi ngrampoknya dengan strategi yang huebat, pasti Tuhan merestui. Polisi, Jaksa and KPK ndak akan bisa ngendus perbuatan Om sampai kapanpun.

> Orang menuntut keadilan dan diberi keadilan akan menemukan
> bahwa menurut takaran yang adil dirinya hanya pantas
> terbuang dengan tinggal di kolong jembatan.
??????????????? Cumi deh ..... cucah memahaminya ... tolong dieksplor lebih rinci dong Om.

> Orang yang menyadari bahwa dirinya masih terikat dengan
> gangguan-gangguan manusiawi manusia dan merasa tidak
> memiliki nilai apa-apa bilamana dinilai dengan aturan
> keadilan, maka dia bisa menikmati dan mensyukuri kasih Tuhan
> Yang Esa, yang tidak mengadili tetapi mengasihi.
Kalau ndak pengin dapat "gangguan-2 manusiawi" (wah istilah yang Om pakai agak cucah diterima telingaku) ya hidup sendiri saja Om. Kalau merasa tidak punya nilai .... ngapain hidup Om? Mensyukuri Kasih Tuhan ..... ini aku setuju berat. Tuhan tidak mengadili? Wah aku tak setuju Om. Selain Mengasihi, Tuhan juga mengadili Om. Keadilan Tuhan terjadi, baik di dunia maupun setelah kita mati lho Om. Repotnya, memahami keadilan setelah kita mati rumusannya agak kompleks, literatur(kitab suci) kadang-2 tak cukup membuat kita percaya, nah luh repot kan?

> Kita sebagai manusia hanya hidup berdasarkan belas kasihan Tuhan
> tanpa memiliki nilai atas hak keadilan apa-apa.
Wah kalau pemahamannya kayak gini repot deh. Buat apa kita hidup? Keadilan tetap menjadi hak kita lho Om. Kita bisa tuntut Tuhan dong kalau Tuhan nggak adil!!

>
> Tuhan Yang Esa itu seorang tuan yang bijaksana. Seorang
> yang bijaksana tahu kapan harus berlaku kasih dan kapan
> harus berlaku adil.

Yang ini ...... aku setuju.
>

Salam kenal ya Om Vincent Liong

hadis


Get the latest headlines with Yahoo!Xtra News - http://nz.news.yahoo.com

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages