Njajag deso milang kori merupakan ungkapan bahasa jawa yang berarti dari desa ke desa menghitung pintu. Maknanya adalah gambaran sebuah perjalanan dari wilayah yang satu ke wilayah yang lain.
nJajag Deso Milang Kori merupakan pengembangan objek wisata yang sudah ada sebelumnya di Desa Wisata Kampoeng Sedjarah Kelor. Dulu hanya sekedar ngontel (bersepeda) keliling dusun, sekarang diperluas sampai di dusun-dusun di lereng Merapi.
Pengunjung dapat memilih rute yang cenderung mendatar atau menanjak ekstrim. Jika menginginkan rute menurun, tinggal memilih start dari dusun di sebelah atas. Start dapat dimulai dari Turgo melewati beberapa dusun di lereng barat daya Merapi.
Minggu 3 Juni 2011 , sebuah komunitas sepeda melakukan nJajag Deso Milang Kori. Menempuh jarak 12,5 km dengan rute Turgo – Tritis – Ngandong – Tunggularum – Gondoarum – Tlatar – Sempu – Balerante – Ledoklempong – Manggungsari – Banyuurip – Jambusari – Punthuk – Becici – Dadapan – dan finish di Kelor. Rute tersebut juga melewati barak pengungsian Ngandong, ruang lindung darurat Tunggularum dan Barak Wonokerto. Perjalanan diakhiri dengan wisata kuliner berupa Sompil (menu yang biasanya ada di saat lebaran).
Dengan rute dan objek-objek tersebut, kita akan lebih memahami mengapa warga lereng Merapi merasa berat hati meninggalkan kampung halaman – bahkan disaat Merapi menunjukkan tanda-tanda bahayanya. Penghidupan warga petani di lahan yang subur serta hawa pegunungan yang sejuk dan bebas polusi merupakan jawaban yang mungkin tak pernah mereka ungkapkan. Pemahaman kita akan hal ini sangat mungkin menimbulkan rasa emphati yang lebih mendalam kepada saudara-saudara kita di lereng Merapi.
http://dewikadjar.com/2011/07/04/njajag-deso-milang-kori/