Keragaman Memperkaya Nurani

7 views
Skip to first unread message

Rumah Pelangi

unread,
Mar 30, 2012, 6:14:00 AM3/30/12
to kawasa...@googlegroups.com
Kawan...
berikut kukirimkan agenda tahunan anak-anak Merapi
monggo kalo pas hari-hari itu lego dan ada di sekitar lokasi, silahkan mampir
ada kehangatan teh..canda.. dan riang anak-anak merapi..
tertarik info lebih lanjut / atau ingin berpartisipasi, hubungi saya
gunawan (081802723030) yaa..

maturnuwun

===================================
FESTIVAL SENI TRADISI ANAK MERAPI KE 6
===================================


Berawal pada tahun 2004, TLATAH BOCAH (bhs Jawa: Area Ramah Anak) beserta
komunitas–komunitas di lereng Merapi bermimpi mewujudkan area ramah anak,
sebuah ruang fisik dan psikologis yang memberikan kesempatan anak
berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat. Jejaring ini
menumbuhkembangkan kepekaan anak terhadap realita sosial, alam lingkungan,
dan relasi antar manusia yang diwujudkan dalam program kegiatan dimana
salah satu media pembelajaran menggunakan kesenian tradisi yang mengandung
nilai–nilai kepedulian, solidaritas, dan keberagaman.

Pada tahun 2007 jaringan komunitas bersama–sama mengkampanyekan hak anak
dalam bentuk festival bertemakan transformasi nilai–nilai pendidikan
melalui kesenian tradisi. Kegiatan ini kemudian rutin diadakan setahun
sekali selama liburan kenaikan sekolah dengan nama Festival Seni Tadisi
Anak Merapi / Tlatah Bocah yang selalu mengusung isu berkaitan dengan anak.
Berikut adalah tema yang diangkat dari tahun ke tahun:
2008 Nandur Woh, Ngangsu Kawruh (Menanam Benih, Menimba Ilmu)
Mengangkat pemenuhan hak tumbuh–kembang anak
2009 Bocah Dudu Dolanan, Bocah Kudu Dolanan (Anak Bukanlah Mainan, Anak
Wajib Bermain)
Mengangkat pemenuhan hak perlindungan anak
2010 Tutur Tinular: Tuturing Ati Tinular ing Pakarti (Suara Hati Bermakna
pada Pekerti)
Mengangkat pemenuhan hak pendidikan anak
2011 Wayah Gumregah (Saatnya Anak–anak Merapi Bangkit)
Mengangkat pemenuhan hak berpartisipasi anak

Festival Tlatah Bocah telah mampu menggerakkan masyarakat memperhatikan
anak dengan berdirinya 22 komunitas anak di 3 kabupaten (Magelang,
Boyolali, dan Kulonprogo) yang berlokasi di lereng gunung Merapi, gunung
Sumbing dan pelosok perbukitan Menoreh. Tercatat pula bahwa festival ini
semakin semarak dengan keterlibatan komunitas dari kabupaten Pariaman
(Sumatra Barat), DKI Jakarta, Surabaya, Grobogan, Salatiga, Surakarta,
Kulonprogo, Jogja serta dukungan partisipan dari berbagai penjuru tanah air.

TEMA

Masyarakat Merapi mempunyai pola pikir sederhana yang mengedepankan
kebersamaan, gotong royong, tepo seliro, dll dimana terlihat dalam
pengelolaan tradisi setiap dusun seperti upacara adat dan kesenian. Selain
itu, masyarakatnya juga mentolerir adanya kepercayaan dan berbagai agama
untuk hidup rukun berdampingan menjadi sebuah akulturasi budaya. Hal
tersebut merupakan pencerminan negara Indonesia yang terdiri dari berbagai
bahasa, tradisi, suku, dll. Namun demikian, dalam dua dekade ini, banyak
kejadian luar biasa bernuansa kekerasan atas nama suku, agama, ras, dan
golongan di beberapa wilayah Indonesia tanpa penyelesaian tuntas yang dapat
memicu disintegrasi kebangsaan.

Keprihatinan terhadap permasalahan tersebut disikapi dengan kampanye
KEBERAGAMAN dalam Festival Tlatah Bocah ke 6 ini dengan mengangkat kekayaan
budaya masyarakat Merapi serta keterlibatan komunitas daerah lain dalam
rangka mengukuhkan persatuan untuk menjaga keharmonisan dan toleransi
sebagai pondasi pembangunan bangsa.

JUDUL

KERAGAMAN MEMPERKAYA NURANI

GALANG SOLIDARITAS

Festival Tlatah Bocah selain digagas untuk kampanye tentang hak anak juga
digunakan sebagai upaya membangun solidaritas warga Merapi pada khususnya
dan Indonesia pada umumnya. Hal ini dilakukan untuk pembelajaran bahwasanya
menguatnya nilai-nilai individu/egosentris seiring dengan globalisasi dapat
diantisipasi dengan nilai-nilai gotongroyong/komunal yang telah terbukti
mempersatukan masyarakat dalam membangun dusun dan Negara Indonesia.

Festival Tlatah Bocah dari tahun ke tahun menggalang masyarakat untuk
mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan dengan cara mengajak mereka
berpartisipasi mensukseskan festival tersebut. Masyarakat pendukung
komunitas anak di Merapi mengkontribusikan waktu, tenaga, dan pikirannya
dalam persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi festival. Komunitas di luar
Merapi berpartisipasi dalam bentuk mengirimkan kelompok keseniannya
menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Masyarakat luas juga sangat
berpengaruh atas penyelenggaraan festival dengan suka rela memberikan
sumber daya yang mereka miliki.

Festival Tlatah Bocah dirancang melibatkan semakin banyak pihak sehingga
festival ini semenjak awal tidak dapat diklaim oleh individu/lembaga
manapun. Pada pelaksanaan tahun 2012 ini, penggalangan sumber daya di
masyarakat dilakukan dengan:

1. Posko Solidaritas
Pelaksana : Individu / Lembaga
Peserta : Simpatisan
Hari – Tanggal : Kamis, 1 Maret – Sabtu, 7 Juli 2012
Lokasi : Kota–kota di Indonesia

Posko Solidaritas merupakan individu atau organisasi yang secara terbuka
mendukung Festival Tlatah Bocah dalam bentuk penyediaan lokasinya sebagai
tempat penitipan barang layak pakai dari partisipan di berbagai daerah.
Barang layak pakai tersebut dijual di pasar murah untuk penggalangan sumber
daya yang dibutuhkan festival. Pada tahun 2010 tercatat 43 posko tersebar
di Jakarta, Bandung, Semarang, Salatiga, Solo, Klaten, Magelang, dan
Muntilan.

2. Pasar Murah
Pelaksana : Komunitas dusun setempat
Peserta : Masyarakat dusun setempat
Hari – Tanggal : Minggu, 15 April – Minggu 8 Juli 2012 (2 minggu sekali di
hari Minggu)
Lokasi : Dusun–dusun dalam jejaring Tlatah Bocah

Pasar Murah merupakan kegiatan penjualan pakaian layak pakai yang terkumpul
dari simpatisan dengan harga murah untuk masyarakat lereng Merapi. Pasar
murah ini diadakan marathon di beberapa dusun yang terlibat dalam jejaring
Tlatah Bocah. Keuntungan dari kegiatan ini digunakan dusun yang
bersangkutan untuk mendukung kegiatan anak-anak setempat dalam
mempersiapkan festival. Pasar murah mempunyai makna pembelajaran bahwa
semua orang dapat berpartisipasi tanpa memerlukan kemampuan ekonomi yang
tinggi dengan keterlibatan orang dari luar daerah merelakan barang layak
pakai yang kemudian dijual di dusun–dusun.

3. Turnamen Volley Merapi Cup
Pelaksana : Bangun Budaya
Peserta : 32 Klub Volley di Kecamatan Dukun
Publik : Penonton (tiket)
Hari – Tanggal : Sabtu, 2 Juni – Rabu, 20 Juni 2012
Lokasi : Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang

Turnamen volley merupakan kompetisi yang melibatkan 32 dusun di Kecamatan
Dukun. Volley di lingkungan kecamatan ini merupakan salah satu olahraga
populer. Hampir setiap dusun mempunyai klub volley namun turnamen yang
mempertemukan antar klub tidak berlangsung berlangsung. Setiap kali
diadakan turnamen, klub peserta yang merupakan perwakilan dusun
mendatangkan pemain profesional sebagai pemicu pemain lokal untuk
berprestasi. Turnamen juga mampu mendatangkan ribuan penonton dari
dusun–dusun di sekitarnya.

Selain  sebagai sarana mengasah bakat pemain-pemain volley di dusun-dusun,
turnamen ini merupakan salah satu bentuk penggalangan sumber daya untuk
kesuksesan Festival Tlatah Bocah.

FESTIVAL SENI TRADISI

4. Merti Jiwo
Pelaksana : Panitia Tlatah Bocah VI
Peserta : Simpatisan terbatas (pendaftaran)
Publik : Masyarakat dusun setempat (gratis)
Hari – Tanggal : Sabtu, 9 Juni – Minggu, 10 Juni 2012
Lokasi : Dusun Gligir Pasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang,
 Kabupaten Klaten

Merti Jiwo berarti bersih diri mengembalikan pada fitrah nurani. Tlatah
Bocah memaknainya untuk pembukaan festival dengan ritual untuk menyatukan
persepsi para penggiatnya. Agenda yang dilakukan berupa karawitan untuk
kontemplasi dilanjutkan doa antar iman di Gligir Pasang dan diteruskan
perjalanan hening beberapa jam menuju sebuah situs di Merapi untuk
eksplorasi gerak (tari) di lokasi yang jauh dari keramaian untuk memahami
kehidupan.

Gligir Pasang merupakan sebuah dusun di lereng Merapi pada ketinggian +-
1250 meter dari permukaan laut yang dipisahkan oleh jurang dari dusun
tetangga dan hanya ditinggali oleh 10 Keluarga (32 jiwa). Merti Jiwo selalu
dilakukan di salah satu dusun paling Merapi yang paling atas dimana identik
dengan keheningan. Pada tahun 2010 laku ini dilaksanakan di dusun Stabelan
(Kabupaten Boyolali), 2009 di dusun Ngandong (Kabupaten Magelang).

5. Laku Lampah
Pelaksana : Komunitas Nglinggo Muda
Peserta : Komunitas / Simpatisan
Publik : Penonton (gratis)
Hari – Tanggal : Sabtu, 23 Juni – Minggu, 24 Juni 2012
Lokasi : Dusun Nglinggo, Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh,
 Kabupaten Kulonprogo

Laku Lampah mengandung arti proses spiritual dengan melakukan perjalanan ke
tempat lain. Agenda berupa anjangsana komunitas–komunitas Merapi ke wilayah
lain untuk mendukung keberlangsungan komunitas setempat serta
mengkampanyekan hak anak dengan menyajikan pertunjukan beberapa kesenian
lokal / mini festival menyikapi berdirinya komunitas-komunitas anak di luar
Merapi yang tergabung dalam jejaring Tlatah Bocah.

Pada tahun 2011 Laku Lampah dilakukan di huntara Jumoyo (Kabupaten
Magelang) untuk masyarakat pengungsi lahar hujan, huntara Cangkringan
(Kabupaten Sleman) yang menghuni lingkungan ini dikarenakan awan panas dan
juga di Deles sebuah dusun di pinggiran Merapi wilayah Kabupaten Klaten
yang diapit Sungai Gendol dan Sungai Woro. Pemilihan 3 tempat ini untuk
memberikan dukungan psikologis masyarakat setempat atas dampak erupsi
Merapi di tahun 2010.

6. Srawung Gunung
Pelaksana : Bangun Budaya
Peserta : Individu / kelompok (pendaftaran)
Hari – Tanggal : Sabtu, 23 Juni – Minggu, 8 Juli 2012
Lokasi : Dusun Sumber, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang

Srawung Gunung berarti berinteraksi ala gunung. Sebuah program pembelajaran
tentang kehidupan dengan mengajak anak–anak dari luar Merapi berkolaborasi
dengan anak–anak setempat. Kegiatan yang dijalankan berupa pembelajaran
tentang seni dan lingkungan untuk menyikapi isu–isu berkaitan dengan dunia
anak yang difasilitasi oleh anak setempat. Semenjak dua tahun lalu, Srawung
Gunung telah diikuti anak–anak dari Sulawesi, Padang Pariaman, Jakarta,
Salatiga, Jogja, dan beberapa daerah lain, bahkan juga melibatkan Australia.

7. Lokakarya Seni
Pelaksana : Panitia Tlatah Bocah VI
Peserta : Individu / Kelompok (pendaftaran)
Hari – Tanggal : Sabtu, 1 Juli – Jumat, 6 Juli 2012
Lokasi : Dusun Gejiwan, Desa Dukun, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang

Anak–anak selalu dituntut belajar ilmu–ilmu eksak (Matematika, Fisika,
Kimia) namun kurang dikenalkan dengan pendidikan humaniora maupun seni yang
berhubungan langsung dengan kehidupan bermasyarakat. Lokakarya seni
merupakan sebuah program pendidikan seni untuk menggali nilai kepedulian,
solidaritas, dan keberagaman melalui karya instalasi yang dihasilkan untuk
mendukung kemeriahan hajat seni.

8. Hajat Seni
Pelaksana : Singo Mudo Bangun Jiwo
Peserta : Komunitas
Publik : Penonton (gratis)
Hari – Tanggal : Sabtu, 7 Juli – Minggu, 8 Juli 2012
Lokasi : Dusun Gejiwan, Desa Dukun, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang

Hajat seni merupakan sebuah perayaan kesenian tradisi untuk mengkampanyekan
secara bersama tentang hak anak (hak hidup, tumbuh kembang, pendidikan,
partisipasi). Puluhan komunitas yang terlibat dalam kampanye ini terdiri
dari komunitas anak lereng Merapi, Sumbing, dan perbukitan Menoreh serta
beberapa daerah lain di Jawa (Jakarta, Surabaya, Grobogan, Salatiga,
Surakarta, Kulonprogo, dan Jogja).

Pada tahun 2012 ini Hajat Seni dilaksanakan selama dua hari dua malam
dengan mengagendakan: karnaval, sarasehan, orasi, pentas seni tradisi,
pameran karya komunitas luar daerah, dan pasar rakyat. Komunitas luar
daerah selain yang disebut di atas tertarik pula terlibat dalam pelaksanaan
hajat seni ini.

9. Larung Sukerta
Pelaksana : Panitia Tlatah Bocah VI
Peserta : Komunitas
Publik : Penonton (gratis)
Hari – Tanggal : Sabtu, 14 Juli – Minggu, 15 Juni 2012
Lokasi : Sendang Widodari, Desa Ampel, Kecamatan Boyolali,
 Kabupaten Boyolali

Larung Sukerta merupakan suatu tradisi menghilangkan unsur negatif dalam
kehidupan disimbolkan dengan melepas benda sebagai gambaran unsur tersebut.
Prosesi ini biasanya dilakukan di sungai, sendang, maupun laut yang
bersifat mengalir. Selain itu, larung juga menggambarkan kehidupan baru
dengan berpikir positif atas segala yang terjadi.

Pada tahun 2011 dilaksanakan di Trisik (Muara Sungai Progo – Kabupaten
Kulonprogo), serta 2010 di Wonolelo (pertemuan sungai Pabelan dan Apu –
Kabupaten Magelang).


=========================


Kontak:
Gunawan Julianto
BB              : 241AADD3
Telpon  : 0818 – 0272 3030

Facebook        : Tlatah Bocah
Twitter : @TlatahBocah
Website : www.TlatahBocah.org
Email   : Tlata...@gmail.com

Alamat:
RUMAH PELANGI
Jl. Talun km 1 no. 57 – Patosan
Muntilan – Jawa Tengah 56412


Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages