|
SLEMAN (KRjogja.com) - Korban banjir lahar dingin Kali Gendol yang terjadi Sabtu (19/3) kemarin, hingga kini masih banyak yang belum mendapatkan bantuan. Warga yang rumahnya diterjang material Merapi kini terlantar di halaman rumahnya.
Salah satu korban banjir yang rumahnya ambrol, Sri Sumiyati warga Tambakan, Sindumartani, Ngemplak mengaku belum 'diaruhke' oleh pemerintah. "Satupun bantuan belum ada, padahal sudah 2 hari kami luntang-luntung seperti ini. Rumah tidak bisa dipakai, alat-alat masak juga tidak bisa digunakan karena hancur semua," terangnya saat ditemui di sela mencari barang-barang yang masih bisa dipakai di rumahnya, Senin (21/3).
Bantuan yang mendesak bagi para korban lahar dingin tersebut ialah berupa makanan. Selain itu, huntara atau shelter juga sangat dibutuhkan. "Kami kan sudah tidak bisa memasak lagi. Dan kalau mau makan ya harus beli. Kadang juga dikasih sama saudara. Yang bingung ini, kami harus tidur dimana. Harus pindah-pindah ke rumah saudara," imbuh Sumiyati.
Sampai saat ini belum ada pengumuman maupun pendataan dari pemerintah. Warga sudah melapor ke perangkat desa namun belum mendapatkan tanggapan. "Seharusnya kan dikoordinasikan untuk berkumpul di suatu tempat atau mengungsi di balai desa supaya mudah jika ada bantuan. Namun, itu juga tidak dilakukan. Kasihan jika yang sanak saudaranya itu jauh dan kurang mampu," ungkapnya.
Di Dusun Tambakan sendiri ada 8 KK yang rumahnya diterjang material Merapi. Masuknya material Merapi ke dusun tersebut karena tanggul yang jebol. Padahal, jarak antara tanggul dengan wilayah ini lumayan jauh. "Biasanya daerah sini itu tidak pernah diterjang banjir dari Gendol. Terakhir itu tahun 1969 lalu," jelas Sumiyati. (Dhi)