Materi Ipa Kelas 8

0 views
Skip to first unread message

Niklas Terki

unread,
Aug 4, 2024, 5:30:40 PM8/4/24
to kalwamacdo
Penelitianini bertujuan untuk menelaah dan menganalisis mengenai: (1) Kemampuan komunikasi matematis menghubungkan benda nyata , gambar dan diagram kedalam ide matematika. (2) Kemampuan komunikasi matematis menjelaskan idea, situasi, tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar. (3) Kemampuan komunikasi matematis menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. (4) Kemampuan komunikasi matematis membuat model dari suatu situasi melalui tulisan, benda-benda konkret, gambar, grafik, dan metode-metode aljabar. (5) Kemampuan komunikasi matematis Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. Metode dalam penelitian ini menggunakan metodekualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Cimahi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis menghubungkan benda nyata , gambar dan diagram kedalam ide matematika tergolong rendah. Kemampuan komunikasi matematis menjelaskan idea, situasi, tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar tergolong sedang. Kemampuan komunikasi matematis menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika tergolong rendah. Kemampuan komunikasi matematis membuat model dari suatu situasi melalui tulisan, benda-benda konkret, gambar, grafik, dan metode-metode aljabar tergolong rendah. Kemampuan komunikasi matematis enjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari tergolong rendah.

Modul merupakan salah satu hal yang mendukung keberhasilan kegiatan pembelajaran. Modul yang selama ini digunakan di MAN 1 Jember merupakan modul berupa buku teks atau buku paket yang diterbitkan oleh penerbit dan disajikan dalam bentuk cetak. Buku paket tersebut diterbitkan secara umum tanpa memperhatikan karakteristik penggunanya. Untuk melengkapi modul yang digunakan oleh guru maka diperlukan E-modul. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan E-modul pembelajaran ekonomi materi pasar modal untuk siswa kelas XI IPS MAN 1 Jember. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Four D oleh Thiagarajan et al. Model pengembangan tersebut terdiri dari beberapa tahap yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develope) dan penyebaran (disseminate). Subyek uji coba dalam penelitian ini meliputi subyek uji coa kelompok terbatas yaitu 10 siswa kelas XI IPS 3 dan subyek uji coba kelompok luas yaitu seluruh siswa kelas XI IPS 2 MAN 1 Jember. Instrumen pengumpulan data meliputi lembar validasi E-modul, lembar hasil wawancara, angket respon siswa dan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa E-modul yang dikembangkan lebih menarik, lebih efisien dan lebih efektif. Kemenarikan E-modul dilihat dari hasil angket respon siswa, tingkat efisiensi E-modul diketahui dari hasil wawancara dengan guru dan siswa sedangkan efektifitas E-modul dilihat dari kenaikan hasil belajar siswa yang diketahui dari nilai pretest dan postest. Kesimpulan dari penelitian pengembangan ini adalah E-modul yang dikembangkan lebih menarik, lebih efisien dan lebih efektif dibandingkan dengan modul yang digunakan sebelumnya.


Pemecahan masalah diartikan sebagai metode pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan siswa dalam memecahkan suatu persoalan. Dalam proses penyelesaian soal dan pembelajaran, siswa menggunakan pengetahuan prasyarat yang didapatkan. Metode pemecahan masalah seperti yang dikatakan polya ada 4 langkah fase penyelesaian masalah, yaitu : (1) memahami masalah (2) menyusun rencana penyelesaian (3) melaksanakan rencana penyelesaian (4) memeriksa kembali hasil pengerjaannya. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa SMP kelas IX pada materi bangun datar. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan populasi seluruh siswa kelas IX SMPN 1 Cihampelas dan Subjek penelitian adalah Kelas IX A dan tempat penelitian dilaksanakan di SMPN 1 Cihampelas. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa pada indikator 3 dan 4 masih tergolong rendah pada materi bangun datar. Data didapat dengan cara memberikan soal tes pemecahan masalah dengan tahapan memberikan soal tes, siswa mengisi soal tes dan memeriksa hasil tes.


Arigiyati, T. A., & Istiqomah, I. (2016). Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Pembelajaran Learning Cycle dan Konvensional Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP UST. Union: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 4(1).


Abstrak: Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempermudah kemampuan siswa untuk memahami materi. Seiring berkembangnya teknologi informasi, pembelajaran matematika saat ini, khususnya pada materi mangurutkan pecahan, yaitu dengan memanfaatkan teknologi komputer untuk membuat dan mempresentasikan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran adalah multimedia interaktif.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan pembelajaran melalui multimedia interaktif dan melalui buku teks terhadap hasil hasil belajar siswa pada materi pecahan kelas IV, SDN Gadang 01 Malang. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas IV A dan IV B, SDN Gadang 01 Malang. Instrumen penelitian yang digunakan tes. Teknik analisis yang digunakan adalah uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antara pembelajaran melalui multimedia interaktif dan melalui buku teks terhadap hasil belajar siswa, dimana hasil yang diperoleh pada kelas eksperimen memiliki mean 65,89 dengan standar deviasi 18,878 lebih besar daripada kelas kontrol yang memiliki mean 53,33 dengan standar deviasi 32,471. Hasil gain score menunjukkan selisih antara nilai pretest dan posttest didapatkan pada kelas eksperimen dengan hasil rata-rata gain score yaitu 0,7 yang masuk dalam kategori tinggi. Sementara itu, hasil perhitungam uji t didapatkan t = 2,089; F = 15,285 dan signifikansi 2-tail 0,40/0,41 lebih kecil dari signifikansi 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada perbedaan yang signifikan pada penggunaan multimedia pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar siswa di SDN Gadang 01 Malang.


Pembelajaran IPA dituntut untuk mengembangkan kemampuan literasi sains siswa. Literasi sains dapat dikembangkan melalui pembelajaran inkuiri. Untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri, dibutuhkan perangkat pendukung berupa bahan ajar, salah satunya adalah buku siswa. Buku siswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran belum bisa melatih inkuiri siswa. Hal ini berakibat pada masih rendahnya kemampuan literasi sains siswa di Kota Sungai Penuh. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian desain yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk berupa buku siswa berbasis inkuiri pada materi IPA untuk siswa Kelas VIII SMP. Pengembangan buku siswa ini dilakukan dengan menggunakan model Plomp, yang terdiri dari tahap investigasi awal (preliminary research phase), tahap pengembangan atau tahap pembuatan prototipe (development or prototyping phase) dan tahap penilaian (assesment phase). Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 30 orang siswa Kelas VIII SMPN 10 Kota Sungai Penuh dan objek penelitian adalah buku siswa berbasis inkuiri pada materi IPA untuk siswa Kelas VIII SMP. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari data uji validitas dan praktikalitas yang dianalisis secara kuantitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dihasilkan produk berupa buku siswa berbasis inkuiri pada materi IPA untuk siswa Kelas VIII SMP. Hasil uji validitas memperoleh nilai rata-rata 84,26% dengan kriteria valid. Hasil uji praktikalitas memperoleh nilai rata-rata 86,47% dengan kriteria praktis. Berdasarkan hasil uji validitas dan praktikalitas dapat disimpulkan bahwa buku siswa berbasis inkuiri pada materi IPA untuk siswa Kelas VIII SMP yang dihasilkan memiliki kriteria valid dan praktis


Sebagai gambaran dasar, mata pelajaran yang tersaji di kelas 7 pastinya tak jauh berbeda saat Grameds masih di kelas 6 SD. Grameds akan belajar mata pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, IPA, dan lain sebagainya. Kendati demikian, materi yang disampaikan di SMP berbeda jauh dengan SD.


Grameds pasti tertarik dengan mata pelajaran yang satu ini. Yap, walau tampak sulit, beberapa orang malah menjadikan Matematika sebagai mata pelajaran terfavorit! Secara garis besar, materi Matematika SMP kelas 7 semester 1 terdiri dari bab-bab berikut:


Bilangan adalah konsep angka yang sangat berguna dan dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bilangan ialah bilangan nol. Meski demikian, macam-macam bilangan tak hanya itu. Yuk, cari tahu!


Bilangan pertama ialah bilangan nol yang juga disebut kosong maupun tak mengandung satu pun objek. Secara umum, bilangan nol digambarkan dengan angka 0. Di samping itu, bilangan nol juga merupakan salah satu angka istimewa karena semua bilangan yang dikalikan nol akan menghasilkan nol.


Bilangan berikutnya ialah bilangan bulat yang terdiri sejumlah bilangan positif, bilangan negatif, hingga bilangan nol. Untuk bilangan yang satu ini kerap digunakan dan merupakan variasi dari bilangan bulat.


Bilangan pecahan adalah dua bilangan bulat yang dipisahkan dengan garis serta disebut juga dengan garis pecahan. Angka yang terletak di atas garis dikenal dengan pembilang, sedangkan angka yang berada di bawah disebut dengan penyebut.


Bilangan rasional adalah bilangan yang ditulis menggunakan pecahan seperti bilangan bulat dibagi bilangan bulat lainnya. Bilangan rasional dapat dituliskan dalam bentuk pecahan sederhana seperti dengan penyebut buka dengan nol.


Bilangan irasional adalah kebalikan dari bilangan rasional, yang berarti bilangan rasional adalah bilangan yang tidak dapat ditulis memakai pecahan. Bila dituliskan memakai pecahan, hasilnya tidak akan berhenti dan berubah dari bilangan aslinya.


Dalam matematika, pengertian himpunan merupakan kumpulan objek yang sifatnya bisa didefinisikan dengan jelas atau pengertian lain dari himpunan adalah kumpulan dari sesuatu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Kumpulan objek dapat juga disebut sebagai himpunan jika memiliki nilai pasti.

3a8082e126
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages