Pengakuan
terpidana kasus penyelundupan kokain senilai 1,6 juta poundsterling
atau sekitar Rp 25 miliar, Rachel Dougall, 40 mengenai bobroknya Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Kerobokan, Bali, bukan barang yang baru.
Pengakuan Rachel ini sangat mencoreng wajah Indonesia di mata dunia
internasional.
"Rachel Dougall yang membuka-buka bobrok
penjara Bali di media-media Inggris mencoreng muka Indonesia.
Sebenarnya apa yang diuangkapkannya bukanlah barang baru, sebuah kondisi
yang selama ini diyakini terjadi di Lapas namun selalu dibantah
keberadaannya oleh pemerintah," kata Anggota Komisi Hukum DPR, Aboebakar
Alhabsy, Senin (29/7).
Sebelumnya diberitakan, Rachel, warga
negara Inggris, yang bebas Mei lalu 2013, dari Lapas Kerobokan Bali
menceritakan kehidupannya selama di Lapas.
Ia mengaku kerap mengalami penyiksaan
oleh rekan satu selnya. Ia menceritakan pengakuan ini lewat Daily Mail.
Selama di dalam hotel prodeo, Rachel juga mengalami gangguan mental
setelah dikurung dengan pecandu narkoba, tahanan HIV-positif, dan
lesbian agresif secara seksual. "Saya hampir meninggal karena pneumonia
dan menghabiskan satu minggu di rumah sakit," kata Rachel seperti
dilansir Daily Mail.
Di selnya yang berukuran sempit, Rachel
harus berbagi dengan 13 narapidana lainnya. Sehari-hari, Rachel hanya
tidur beralaskan tikar tipis nan dingin. Belum lagi soal toilet yang
sangat jorok dengan satu lubang saja untuk digunakan bersama-sama. Nah,
jika hujan datang, maka sering kali penjara itu banjir dan bau toiletnya
menyengat luar biasa.
Selain itu, Rachel juga mengkritik
pemerintahan Indonesia yang dinilainya sangat munafik. Hal itu dikatakan
Rachel saat melihat sekelompok regu tembak yang menembak mati terpidana
kasus narkoba, sementara zat seperti sabu dan kokain dapat digunakan
bebas dalam sistem penjara. Bahkan Rachel menyebut, narapidana pria juga
bisa mendatangkan pelacur ke dalam selnya dengan menyogok penjaga.
Menurut Aboebakar, apa yang disampaikan
Rachel, sebenarnya klop dengan testimoni mantan isteri simpanan Freddy
Budiman, terpidana mati narkoba, tentang kondisi Lapas Cipinang Jakarta
Timur.
Menurutnya, bisa dikatakan apa yang terjadi di Cipinang terjadi pula di Denpasar, dan kemungkinan di tempat-tempat lain.
"Itu semua merupakan bukti adanya fakta
mafia hukum di Lapas, mereka memberikan fasilitas kepada para napi yang
bisa membayar untuk menikmati narkoba dalam lapas," katanya.
Aboebakar menyatakan tak heran bila
selama ini narkoba bebas beredar dalam Lapas, karena ada aparat yang
membekingi distribusi itu.
Ia melanjutkan, apa yang disampaikan
Rachel, mengungkap fakta bahwa napi bisa memasukkan perempuan dan
melakukan hubungan intim asalkan bayar kepada petugas.
Karenanya, Aboebakar meminta ada
tindakan tegas dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk
membenahi lapas. Tidak sekedar memecat atau mengganti Kepala Lapas yang
kedapatan ada penyimpangan dalam unit kerjanya.
"Namun harus ada desain makro untuk menyelesaikan perkara yang sudah kronis dan menyebar di berbagai lapas tersebut," terangnya.
Sehingga perbaikan lapas akan memiliki
arah yang jelas dalam sebuah blue print. "Tidak sekedar dengan melakukan
sidak insidentil di tengah malam,"
sangat miris dan memprihatinkan
--
Posting oleh sastram sayoga ke
Yogink Blog's pada 8/17/2013 10:34:00 PM