Stem cell adalah sel induk yang berada dalam tubuh kita sendiri yang memiliki kemampuan memperbaharui dan memulihkan. Dalam kondisi seperti ini, ia dapat dikelompokkan sebagai sel multifungsi. Prinsip metode stem cell terhadappenyakit gagal ginjal : Stem cell melalui injeksi pada pembuluh atau metode intervensi lainnya dimasukkan ke ginjal, dapat membantu regenerasi sel pada ginjal yang rusak, menghambat proses kerusakan ginjal, hingga memulihkan fungsi ginjal tersebut.
Stem cell dapat mengobati glomerulonefritis kronik, kerusakan ginjal yang disebabkan oleh metabolisme yang tidak normal, nefropati pada pembuluh darah, penyakit ginjal turunan, Infeksi pada Ginjal, Penyakit sistemik, Nefropati Beracun, Nefropati obstruktif, dan penyakit ginjal yang disebabkan oleh faktor lainnya. Metode pengobatan ini sangat efektif bagi pasien penderita gagal ginjal stadium I, II, III, maupun IV (uremia).
Teknologi stem cell adalah bioteknologi klinis yang digunakan di abad 21 ini, metode pengobatan ini memiliki kelebihan-kelebihan seperti, tingkat risiko yang rendah, efeknya cepat terlihat, rasa sakit yang dirasakan sedikit, dan sangat efektif, dan bila dibandingkan dengan metode cuci darah, metode obat-obatan serta pencangkokkan ginjal, metode ini lebih menonjolkan kelebihan dari bioteknologi.
Hasil bisa terlihat setelah 1 minggu terapi, sebagian besar pasien yang telah melakukan terapi tahap ke 2, fungsi ginjalnya kembali normal, urin yang berkurang, pembengkakan, hipertensi, anemia, serta gejala-gejala lainnya pun berkurang atau bahkan hilang.
Sedangkan untuk metode obat-obatan dan cuci darah, ini hanya terpusat pada gejala yang terlihat saja, tidak menyembuhkan pusat kerusakan pada ginjal. Dalam pencangkokkan ginjal, ginjal yang sehat dimasukkan ke dalam tubuh pasien, terdapat risiko dan kemungkinan penolakan dari tubuh, ditambah dengan tuntutan dari pendonor, sehingga pemulihannya tergolong lambat.
Stem cell tidak memiliki efek samping, kecil kemungkinannya terjadi penolakan dari tubuh, kecil kemungkinan terjadi respon yang tidak diinginkan, tindakan dilakukan dengan teknologi minimal invasif, tidak dilakukan pembedahan, tidak ada rasa sakit, dan efeknya dapat terlihat dalam waktu singkat.
Pengobatan dengan metode obat-obatan dapat menimbulkan perlawanan dari penyakit, menambah beban pada organ ginjal. Metode cuci darah dapat menimbulkan reaksi ketidakseimbangan serta reaksi merugikan lainnya, selain itu pasien yang memiliki gangguan pada pembuluh darah, tidak dapat melakukan cuci darah. Setelah pasien melakukan pencangkokkan ginjal, risiko terkena penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, kolesterol, hiperurikemia, dan penyakit lainnya akan bertambah.
Stem cell umumnya terdapat pada sebagian besar organ yang ada pada tubuh manusia, yang utama meliputi, sel induk pada sum sum tulang, sel induk pada darah perifer, sel induk pada tali pusat, dsb. Karena stem cell memiliki kemungkinan penolakan yang kecil, autologous, dan berbagai sel induk yang diperlukan tersedia.
Pencangkokkan ginjal adalah salah satu metode baik yang bisa digunakan untuk mengobati penyakit ginjal, tetapi ginjal yang tersedia sangat terbatas, dan pendonornya pun sedikit. Menurut data yang diterbitkan oleh WHO, lebih dari 80% penderita gagal ginjal sedang menunggu donoran ginjal yang cocok.
Metode pengobatan stem cell sangat efektif untuk gagal ginjal yang disebabkan oleh berbagai hal, efektif untuk pasien penderita gagal ginjal stadium I, II, III, maupun IV (uremia).
Metode stem cell sangat efektif untuk gagal ginjal stadium I, metode cuci darah biasa digunakan untuk penderita stadium lanjut. Pencangkokan ginjal, adalah salah satu metode pengobatan yang tidak bisa dihindari untuk mengobati penyakit ginjal yang sudah berkembang menjadi gagal ginjal
Pemeriksaan sebelum dilakukan tindakan→dipastikan apakah cocok untuk menjalani terapi stem cell→memastikan persiapan sebelum tindakan→Menentukan jenis sel yang akan digunakan, memberitahu pihak lab mengenai pemisahan, penetralan, dan prosedur ketat lainnya sebelum dilakukan tindakan→Masuk ke ruang bedah→Hari selanjutnya, pasien sudah dapat beraktivitas dengan normal→Hari ke 5 dilakukan pemeriksaan untuk pengecekan respon tubuh terhadap stem cell, sekitar hari ke 7 pasien diperbolehkan pulang.