Halo all..
Mau diskusi aja nih, dengan topik biaya pengeluaran software house. Saya belum punya software house sih, jadi sekalian cari ilmu di sini. Kebetulan habis ikut kuliah entrepreneur di kampus, tentang biaya pengeluaran.
Nah, pengeluaran kalo di software house itu apa aja ya? Apa bisa dibagi dalam kategori biaya rutin dan biaya per project? Jika memang demikian, bagaimana pengaturan anggaran dan sebagainya?
Kalau di list, beberapa komponen biaya yang selalu ada:
- gaji karyawan
- akses internet
- operasional kantor (atk, listrik, air, dkk)
- hosting n domain
- bunga (kalo hutang)
Semoga para suhu berkenan sharing.. :)
--
haqqi
http://haqqi.net
*sent from my android phone*
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
Halo all..
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
kalo perusahaanya tidak memakai kantor fisik, tidak dibutuhkan biaya
operasional kantor + biaya akses internet
>
> http://haqqi.net
> *sent from my android phone*
>
> --
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT"
> dari Grup Google.
> Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke
> it-project...@googlegroups.com.
> Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke
> it-project-indon...@googlegroups.com.
> Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di
> http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
>
>
--
blog : http://adityakircon.blogsome.com
ym / twitter : kirconboy
skype : adit_skype
Be Nice. Treat others with the same respect you'd want them to treat
you. We're all here to learn together. Be tolerant of others who may
not know everything you know. BRING YOUR SENSE OF HUMOR
(stackoverflow.com)
Iya, saya juga gak mau kalo terus2an project. Mending produk atau saas yang dibahas di thread sebelah. Nah, maka dari itu, karena milis ini ada, jadi saya tnya komponen2nya, dari berbagai sudut pandang penghasilan.. :D
Nah kan beda antara cashflow project n produk, ap lg service..
--
haqqi
> --
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT"
> dari Grup Google.
> Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke
> it-project...@googlegroups.com.
> Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke
> it-project-indon...@googlegroups.com.
> Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di
> http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
>
>
--
"Bersemangatlah dalam perkara yang bermanfaat bagimu, minta tolonglah
kepada ALLAH, dan jangan bersikap lemah." (Hadits Riwayat Muslim).
Kurangi kelemahan anda, pupuklah kekuatan anda. Biidznillah.
Ini bicara startup ya, jadi mulai dari nol dan settingan minimalis.
Investment :
- sewa kantor (optional, bisa di kost, nebeng di warnet temen, nebeng di McD)
- laptop
- networking dan infrastruktur (minimal 3g modem, jaga2 kalo McD lagi
ada ultah anak2 sehingga gak bisa konsen coding)
Operasional Rutin :
- biaya internet
- listrik
- transport (pada waktu prospek, belum bisa dibebankan ke project)
- pulsa
- ATK
- colocation server, atau hosting website
- gajian
- beli french fries (kalo ngantornya di McD tapi lagi bikin proposal)
Biaya per project :
- transport
- pulsa
- beli french fries (kalo ngantornya di McD tapi lagi coding)
- makan2 setelah project
- beli gadget (misalnya projectnya bikin aplikasi Android, ya beli deh
tuh Galaxy Tab)
- bonus project
Itu kalo semua dikerjakan sendiri (inhouse).
Kalo gak ada network expert, ya untuk instalasi server client, mungkin
perlu outsource.
--
Endy Muhardin
http://endy.artivisi.com
Y! : endymuhardin
-- life learn contribute --
masalah perizinan, usahakan ga usah langsung buka PT/CV karena nanti
pajaknya agak gede, gunain aja dulu izin rt/rw setempat utk buka
usaha.
kalo cashflow udah baik dan customer juga udah bertambah, barulah
bikin perizinannya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
harusnya bikin produk atau bikin proyek yang sifatnya bagi hasil per
transaksi. Kalau proyekan terus susah bertahanya. Apalagi pemerintahan
harus punya dukungan politis dari beberapa orang yang tinggi, dan
harus bisa pegang yang punya wewenang mengambil keputusan, kalau nggak
ya bisa-bisa ditendang dan ga dibayar. :D.
> Banyak cerita mengenai project pemerintah , jarang dibayar full.
> Apakah lebih baik naik pelan2? takut nya ambil project besar akan merusak
> cash flow karena harus hire banyak developer.
Ini juga harus diperhatikan baik-baik, nggak cuma pemerintahan tapi
swasta yang projectnya besar punya sifat yang sama. Proyek initial 6
bulan bisa jadi 2 tahun dan kalau nggak cukup cashflow sebelum dibayar
setelah 2 tahun perusahaan bubar duluan.
Perlu juga diperhatikan arah visi perusahaan, jangan terus-terusan
proyek palu gada karena usaha yang dikeluarkan dan waktu yang
dihabiskan hanya untuk ngejar cashflow tanpa ada investasi yang
menumpuk. Kalau membuat produk kan usaha yang dikeluarkan semua
menjadi investasi kalau produknya terus menjadi lebih baik.
Sekarang lagi rame-rame startup, banyak kompetisi yang hadiahnya
jutaan seperti sparxup kemaren yang 110jt dan diplomat challange dari
wismilak yang sampai 500jt, atau indosat IWIC atau Blackbery developer
contest yang rata2 memang besar banged hadiahnya. Dari situ bisa
digunakan modal untuk meneruskan startupnya. Terutama yang masih
mahasiswa ya, sebaiknya energi dikerahkan untuk membuat website yang
banyak dikunjungi orang. Biaya awalnya pun sangat minim, sewa hosting
bisa mulai dari 250rb per tahun :D. Kalau menang kompetisi bisa juga
ketemu investor yang mendanai startupnya. :D.
regards
regards
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
Temanku @dhiku salah satu pemenang di startup award sparxup kategori
best social network www.kartumuu.com . Katanya biaya yang dikeluarkan
di awal cuma sewa hosting senilai 150rb/bulan ambil yang unlimted
bandwith. Trus selama ikut sparxup 3 bulan itu nggak ada satupun
founder atau karyawanya yang dibayar, ada sekitar 7 orang. Setelah ini
kira-kira yang akan dikeluarkan adalah membayar salah satu
developernya untuk kerja full, semua orangnya sampai sekarang masih
bekerja kantoran kok, jadi periuk ngebul tapi calon produk jalan
terus. Mungkin mereka juga akan terus seperti itu sampai @kartumuu
bisa self sustain, alias ada pemasukan.
regards
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
Hmm, ini tantangan yang besar banged, karena kalau keterusan jadi
palugada dan ngejar cashflownya terlalu menyita waktu maka produknya
nggak jadi-jadi. :D. Ya harus diseimbangkan loh ya.
regards
Ide itu cuma 5%, sisanya eksekusi, ambil satu konsep yang udah ada
tapi eksekusi dengan baik menjadi produk yang lebih baik dibanding
pesaingnya, atau setidaknya buat kondisi yang blue ocean instead red
ocean, dimana semua startup bisa terus hidup tanpa memakan yang lain.
Facebook ada setelah friendster, banyak ide facebook yang mencontek
friendfeed. Google juga bukan mesin pencari pertama. Kaskus juga
idenya cuma forum. Apa yang istimewa dari idenya? :D, yang berbeda
adalah eksekusinya.
Ambil satu contoh yang udah jalan bagus, eksekusi!!.
regards
Wah, thanks buat jawabannya yang panjang dan sangat bermanfaat. Buat pak aris, pak endi, pak ifnu, dan semuanya..
Ya, ini memang tentang startup. Saya default-nya sih mahasiswa IT, tp orientasi saya ke dunia wirausaha. Makanya sering ikutan seminar entrepreneur juga. Tapi dengan kondisi saya, sisi teknis belum bisa saya tinggal karena tim saya sendiri masih kurang explor dan gak jalan lancar kalo gak ada perintah. Timnya sih sepakat sama2 jalan tanpa dibayar dulu. Tapi akibatnya jelas gak bisa fokus, karena kuliah dan project pribadi masing2.
Selain itu, beberapa project terkadang membutuhkan developer yang berbadan hukum. Karena itu saya sekarang sedang merancang gmn badan hukum yg pas. Gmbaran awal saya sih dibuat
Ups, kepencet send.. :p
Rencananya mau saya bikin CV. Tapi mungkin rekan2 di sini tahu mana yg lebih tepat?
Masalah bkin produk, saya setuju untuk bkin riset dulu. At least biar tahu gmn peluangnya. Nah, lirik trit sebelah tentang marketing, saya juga sementara prefer ke mouth to mouth atau networking. Setidaknya jg bs nambah2 kenalan lah.
Balik lagi ke startup, untuk melancarkan semuanya kan alangkah baiknya dibuat plan yang matang, itu termasuk jg komponen pengeluaran, untuk ancer2 brp target pemasukan setiap bulannya..
Saran saya, dari pengalaman pribadi, cari cashflow operasional dari
project software development itu sebaiknya dijadikan pilihan terakhir,
bukan pilihan pertama.
Kenapa?
1. Mengelola project development itu sulit.
Bahkan perusahaan besar tempat saya kerja dulu juga masih struggling
untuk bisa ontime dan onbudget.
Apalagi kita yang masih belajaran.
Masalah utamanya ada di requirement. Analis startup biasanya belum
pengalaman, sehingga dia tulis 1 fitur, ternyata pas dicoding jadinya
10 fitur.
Masalah terbesar kedua ada di change management.
Sebagai perusahaan baru biasanya gak pede untuk menolak ataupun
nge-charge change request.
Change yang gak dikelola sama aja efeknya, requirement 1 bisa jadi 10.
2. After sales supportnya mahal.
Namanya aplikasi, pasti ada bugnya, bahkan bikinan Bill Gates dan
Linus Torvalds sekalipun.
Nah, setelah semua termin dilunasi, project closing, trus ada bug, mau gimana?
Mau disupport uangnya udah habis, gak disupport reputasi jadi jelek.
Saran saya, mendingan cari cashflow dari training.
Gampang dan cepat, gak ada after sales, paling cuma reply email aja
untuk menjawab pertanyaan.
Mendingan langsung PT, perbedaan biayanya gak signifikan, tapi
resikonya sangat berbeda.
CV itu kepemilikan pribadi sama perusahaan campur.
Artinya, kalo perusahaan ngutang, harta pribadi bisa ikut disita untuk
melunasi hutang.
Beda dengan PT, resiko kita hanya sebatas investasi.
Jadi misalnya kita punya uang 100 juta, inves ke PT 10 juta, nah kalo
PTnya ngutang, yang bisa disita cuma yang 10 juta aja.
> Masalah bkin produk, saya setuju untuk bkin riset dulu. At least biar tahu
> gmn peluangnya.
Jaman sekarang, udah gak musimnya riset berlama2.
Bikin aja produk kecil dulu, trus launching.
Begitu udah jalan dan keliatan ada hasilnya, baru tambah fitur dikit2.
Kalo ternyata gak laku, ya udah discard aja.
Yup, saya jg rncana bkin training kok.. *tp jd terkesan tiru2 artivisi.. hehe*
Owh, mslah PT atau CV saya memang belum perdalam banyak. Jadi gt ya perbedaannya.. oke2, saya coba cari info ttg mendirikan PT. atau kalo pak endy mau share lagi gpp, saya baca dengan seksama.. hehe..
Karena kurangnya pengalaman itu, saya ikutan milis ini untuk belajar sama yg sudah pengalaman.. hehe..
Bicara ttg change request, ap itu jg masuk komponen pengeluaran yg harus sudah direncanakan?
Cara bikin badan hukum ya sama aja di mana2.
Datang ke notaris, bawa KTP, minta dibikinin akta.
Nanti disuruh pilih bidang usahanya apa aja.
Setelah itu, jadi deh aktanya.
Abis akta, silahkan urus :
- NPWP ke kantor pajak
- SIUP dan TDP ke kotamadya atau kabupaten
- SK Menkeh lewat notaris
- Berita Negara (isunya sih sekarang udah gak perlu, tapi coba dicek
aja) via notaris juga.
SK Menkeh dan BN itu dientri ke Sisminbakum.
Dulu pas ArtiVisi ngurus, pas lagi kasus Sisminbakum meledak.
Ya udah deh apes, mangkrak hampir 1/2 tahun.
Tahap ketiga, setelah semua dokumen di atas selesai, bikin rekening
giro perusahaan.
Rekomendasi saya BCA, soalnya orang2 transaksi pakai itu semua.
Internet banking dan phone banking juga murah dan handal.
Mandiri internet banking korporat nya mahal.
>
> Bicara ttg change request, ap itu jg masuk komponen pengeluaran yg harus
> sudah direncanakan?
Change Request di thread baru aja.
Owh, ya ya.. berarti itu keluar berbagai macam cost untuk administrasi ya.. kira2 brp juta ya?
Err, yg saya bahas kan ttg apa change request masuk d pengeluaran jg ap nggak. Masih relevan sama judul.. :)
Kalo teknisnya, ntar bkin thread baru aja deh.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Iya sih, itu secara struktur memang di luar software house. Tapi salah satu manfaatnya itu nyari lulusan yang kompeten buat dijadikan karyawan.. :)
Apa yang kita kerjakan sehari2, itu yang kita trainingkan.
Misalnya :
- project management
- teknik requirement gathering
- bahasa pemrograman dan framework
- software testing
- dsb.
> Bukankah itu diluar core software house itu sendiri?
Ngga juga, ini kan yang kita lakukan sehari2.
Kalo kita ngadain training bagaimana cara mengisi laporan pajak
tahunan, tentu di luar core.
> Trus, trainer harus punya license kan?
Supaya training bisa jalan, harus ada trainer dan peserta, bukan harus
ada license.
> Bukankah itu jadi tambah cost?
Tapi kan juga tambah revenue?
Yang penting revenue > cost