Groups keyboard shortcuts have been updated
Dismiss
See shortcuts

Tanya organisasi artifak proyek di tempat kerja

46 views
Skip to first unread message

Daud Mukadar

unread,
Feb 24, 2016, 5:30:03 PM2/24/16
to it-project...@googlegroups.com
Semangat Pagi, kawan2

Pingin survei singkat, gimana ya best practice temen2 untuk mengelola
dokumen2, source code atau artifak lain yg berhubungan dalam 1 proyek.
Asumsi kantornya bisa multiple project (mungkin tidak dalam 1 waktu
bersamaan tapi bergantian).

yg kami (akan) kerjain di internal sini:
a. masing2 proyek dapat 1 folder di google, isinya:
* daftar fitur/backlog dimasukkan di google docs
* coret2an yg bisa discan & perlu eg. wireframe
* screenshot prototype
* user manual
b. issue tracker untuk mencatat Change Request / Bug Report yg perlu dikerjain
c. wiki untuk summary aplikasi secara umum + penjelasan modul2nya
d. repository untuk source code

dengan begitu semua informasi yg berhubungan per proyek tidak
tercecer. Memudahkan anggota tim yg baru join, atau ada anggota tim yg
sementara diassign ke kerjaan lain dan balik lagi kapan2.
Dan favorit saya, menyamakan komunikasi, sewaktu2 klien gak sepakat
ama tim soal fitur yg ternyata pernah diubah di iterasi tertentu bisa
dengan gampang ditrack dari repo + issue tracker.

ada tambahan? atau alternatif lain, pendekatan yg lebih praktis mungkin?
model pengaturan di atas cocok kalau 1 proyek hanya ada 1 aplikasi,
seandainya proyeknya cukup kompleks: ada backoffice berbasis web, API
backend, dan front end masing2 untuk android & ios mungkin model di
atas kurang efektif.

Thanks,
Daud Mukadar

Mocha

unread,
Feb 25, 2016, 8:09:57 AM2/25/16
to Manajemen Proyek IT
Dear Daud,

Sepertinya seperti itu sudah cukup ya, bisa di atas dari berbagai project itu ada folder NAMA_CLIENT jadi misalnya:
CLIENT_A
- erp web
- erp datawarehouse
- scm web
- scm backend
- scm android
- scm ios
CLIENT_B
- ...

gitu ya gambaranya? atau jika ada ide yang lebih ok sila di elaborate.

regards,
Nasrull

Endy Muhardin

unread,
Feb 25, 2016, 9:21:08 AM2/25/16
to it-project...@googlegroups.com

Kalo di tempat saya sekarang cuma pakai Trello sama Gitlab  aja. Task list sama UI mockup ditaruh di Trello.

Untuk dokumen lain (misalnya spec messaging, contoh report, dsb) masuk ke Git semua.
Kalo ada dokumen bisnis non teknis (invoice dkk) ditaruh di git juga tapi beda repo sama source code dan dokumen teknis.

-
Endy Muhardin
http://software.endy.muhardin.com/about

--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Kunjungi grup ini di https://groups.google.com/group/it-project-indonesia.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Daud Mukadar

unread,
Feb 25, 2016, 12:39:52 PM2/25/16
to it-project...@googlegroups.com
@mas nasrul
kebetulan kalo dikelompokkan per klien belum perlu, bro.
soalnya klien kita nggak banyak, repeat ordernya juga belum tentu di
tahun yg sama.
agak lebih melebar, biasanya kita bagi lagi foldernya, ada
* quotation,
*running, sama
* done
Biar nggak ganggu fokus proyek2 yg lagi berjalan, dokumen berupa
proposal penawaran kita masukin di quotation kalo nanti ada follow up
positif baru dipindah ke running dan seluruh dokumen lain yg menyusul
dimasukin situ.
lalu proyek yg udah selesai dipindah ke done. masing2 folder
dikelompokkan per tahun.
jadinya, lebih ngarah2 ke lifehack

@mas endy
saya pernah baca tulisan Ifnu, kayaknya modelnya mirip ya, kalo
dokumentasi juga masuk di source control. Dulu sih belum kebayang,
hanya pakai 1 repo untuk semuanya. Jadi gimana pengaturannya?dibedain
folder antara src sama docs, gitu aja? lalu docs isinya bukan cuma
user manual ya, dokumen2 perancangan juga masuk?

terus, kalo misalnya ada lebih dari 1 aplikasi per proyek handlenya
gimana, apa masuk 1 repo juga? misalnya bikin aplikasi PPOB,
kebutuhannya:
* API sendiri buat bungkus request ke vendor, java
* widget PPOB, HTML & JS
* android front end

soalnya, kadang programmer web, dikasih akses ke source code API masih
mau setup sendiri, tapi beberapa programmer nggak mau (dan kayaknya
juga nggak perlu), lebih efektif dari API-nya langsung dideploy di
development server (mungkin pake git hook), jadi programmer lain
tinggal konsumsi aja.

Thanks,
Daud Mukadar
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" di
> Google Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim
> email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
> Untuk mengeposkan ke grup ini, kirim email ke
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Tiur Lumban Gaol

unread,
Feb 25, 2016, 6:16:41 PM2/25/16
to it-project...@googlegroups.com
Dear Pak Daud,

Di kantor kami memakai redmine sebagai task management, dan Alfresco sebagai document repository. Alfresco memiliki folder project yang di bagi per tahun, dan juga folder tersendiri utk urusan kontrak dan invoice.

Thanks and Regards,
 

Tiur Lumban Gaol
------------------------------------------------
Tiur Lumban Gaol  |  PT Softbless Solutions  | Mobile & Whatsapp : +62-818-181183  |  * tiurlum...@gmail.com 


Endy Muhardin

unread,
Feb 27, 2016, 8:55:08 AM2/27/16
to it-project...@googlegroups.com


On Feb 26, 2016 00:39, "Daud Mukadar" <daudm...@gmail.com> wrote:
>
> @mas endy
> saya pernah baca tulisan Ifnu, kayaknya modelnya mirip ya,
> kalo
> dokumentasi juga masuk di source control

Tulisan Ifnu itu kalo gak salah rangkuman jawaban orang2 di milis, salah satunya jawaban saya.

> Dulu sih belum kebayang,
> hanya pakai 1 repo untuk semuanya. Jadi gimana pengaturannya?dibedain
> folder antara src sama docs, gitu aja? lalu docs isinya bukan cuma
> user manual ya, dokumen2 perancangan juga masuk?

Makanya bilangnya jangan source control, tapi version control ;)

Ya folder dibagi sesuai kebutuhan aja. Bisa pakai saran Nasrul atau ya terserah aja. Yang penting konsisten antar project satu dan lainnya.

Yang dipisah itu repo buat dokumen manajemen project (penawaran, invoice, progress report, dsb) dengan file2 aplikasi yang dibikin (requirement, spec teknis, design docs kalo ada, source code, deployment script, migration script, dsb).

Kenapa dipisah ya karena audiencenya beda. Jangan sampai bagian akunting ngedit file XML, dan jangan sampai programmer ngedit invoice :D

>
> terus, kalo misalnya ada lebih dari 1 aplikasi per proyek handlenya
> gimana, apa masuk 1 repo juga? misalnya bikin aplikasi PPOB,
> kebutuhannya:
>  * API sendiri buat bungkus request ke vendor, java
>  * widget PPOB, HTML & JS
>  * android front end
>

Pemisahan repo itu diliat lifecycle developmentnya. Apakah mereka rilis bareng atau sendiri2. Misalnya apakah rilis API *harus selalu* bareng sama android?
Atau android rilis sendiri (misal dia cuma fix tampilan trus rilis) dan API rilis sendiri (nambah fitur, tapi client versi lama masih bisa connect)

Lebih detail tentang rilis bisa dibaca di sini:
http://software.endy.muhardin.com/manajemen/release-management/

> soalnya, kadang programmer web, dikasih akses ke source code API masih
> mau setup sendiri, tapi beberapa programmer nggak mau (dan kayaknya
> juga nggak perlu), lebih efektif dari API-nya langsung dideploy di
> development server (mungkin pake git hook), jadi programmer lain
> tinggal konsumsi aja.

Ini terserah kebijakan aja. Yang jelas antara setup sendiri sama development server:
- konsisten cara deploynya (coba pelajari configuration management seperti puppet/chef/ansible)
- konsisten environmentnya. Jangan yang satu centos yang satu ubuntu. Kalo perlu otomasi pakai docker atau vagrant.
- jelas versi yang digunakan. Jangan yang satu pakai versi terbaru, yang lain pakai versi sebelumnya

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages