Atau ada juga yg
lebih ekstrim. Dia naik haji lalu berhitung bahwa sholat di Masjidil
Haram nilainya 100 ribu kali daripada di tempat lain. Otomatis, dia
berkesimpulan tidak perlu sholat lagi karena masih punya tabungan.
Berharap surga
Mirip
dengan di atas, motivasi ini juga sudah menjadi ‘makanan’ dan tujuan
bagi kebanyakan orang. Terlebih jika para ulama dan da’i ikut
‘mengompori’ dengan dalil2 ttg imbalan surga. Klop sudah!
Saya
tidak menyalahkan saudara2 saya yg masih menggunakan kedua motivasi
atas utk ibadah. Hanya saja, menurut saya, orang yg beribadah karena
kedua motivasi di atas mirip dg anak TK/SD yg berharap mendapat imbalan
usai berbuat kebaikan.
Motivasi lain yg bisa kita temukan adalah:
Takut neraka
Ada
juga orang yg beribadah karena takut dengan neraka. Dia sholat karena
takut masuk neraka Saqor. Dia beriman (menjadi muslim) karena takut
neraka jahanam.
Orang yg beribadah seperti ini, menurut saya,
seperti budak/pembantu. Dia beribadah karena takut dihukum majikannya.
Sama seperti motivasi di atas, saya tidak menyalahkan orang yg
beribadah karena alasan ini.
‘Berdagang’ dengan ALLOH SWT
Motif
ini mirip dg motif mencari pahala. ‘Landasan’ mereka melakukan ini
karena menurut mereka ALLOH SWT sendiri ‘menawarkan’ hal ini.
“Hai
orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan
yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? - (yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan
harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu
mengetahuinya, - niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan
memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn.
Itulah keberuntungan yang besar.” (Ash Shaff(61):10-12)
“Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqarah(2):261)
“Siapakah
yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan
melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan
memperoleh pahala yang banyak,” (Al Hadiid(57):11)
“Sesungguhnya
orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan
meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat
gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang
banyak.”(Al Hadiid(57):18)
Adapun menurut saya, motif yg ‘baik’ dan sebaiknya diikuti adalah motif CINTA dan BUKTI BERSYUKUR KEPADA ALLOH SWT.
Jika
kita melihat kepada kehidupan Rasululloh SAW, hamba-Nya yg ma’sum dan
dijamin masuk surga, beliau tetap banyak beribadah (dan sholat malam).
Ketika ditanya oleh istrinya (Aisyah), beliau menjawab bahwa ibadah
tersebut dilakukan karena rasa syukur kepada ALLOH SWT.
Jadi, apa motif ibadah anda?
http://tausyiah275.blogsome.com/category/hikmah/" Manusia yang berakal adalah yang suka meminta dan merima nasehat "
-.Umar Ibn Al-Khatab.-
Wassalam
Tim Moderator IsDi
Email : islam.dia...@yahoo.com
Blog : http://www.islam-dialog.blogspot.com
Milis : Islam-...@googlegroups.com
Url : http://groups.google.com/group/islam-dialog
untuk berhenti mendaptkn kiriman e-mail, kirim email ke ISLAM.DIA...@YAHOO.COM,
dg isi subjek "STOP/UNSCRIBE/BERHENTI"
--- Dikirim
dgn menggunakan server milist
ISLAM.DIAL...@GOOGLEGROUPS.COM---