Saya baru memaklumi bahwa menulis sebuah karya ilmiah populer itu ternyata jauh lebih sulit daripada menulis tulisan ilmiah serius dibidang sendiri. Jadi buat saya, melakukan riset, berpikir, mengolah data dan semua yang diperlukan dibidang aerodinamika sampai menulis hasilnya, itu walaupun tak mudah tetapi ternyata tidaklah sesulit menulis tulisan ilmiah diluar bidang saya, yaitu bidang umum populer. Untuk kasus saya, ternyata tidak cukup hanya membaca dan mencoba memahami apa yang telah ditulis periset lain, kemudian merangkumnya dengan gaya populer. Membaca dan mencoba memahami tulisan ilmiah diluar bidang saya ternyata tidak mudah. Saya tidak bisa mengerti tentang hukum gravitasi Einstein, kecuali bila saya sudah benar2 paham tentang hukum gravitasi Newton. Secara umum hukum gravitasi Newton memang mudag yaitu gaya gravitasi sebanding dengan perkalian massa dari 2 benda yang dipelajari dibagi dengan kwadrat dari jarak antara pusat massa dari kedua benda. Konstanta perbandingan itu diberi simbol G dan disebut Universal Gravitational constant (yang juga dipakai dalam rumus gravitasi Einstein).
Itu semuanya dapat dengan mudah dimengerti siapapun juga.
Tetapi sekarang cobalah terapkan rumus itu untuk mempelajari pergerakan dari 2 benda yang massa masing2nya diketahui, jarak antara ke 2 titik massa diberikan dan kecepatan (besaran dan arah) benda A relatif terhadap benda B diberikan. Untuk lebih memudahkan masalah, anggaplah bahwa benda B itu dipaku diam tak bergerak dan yang dicari adalah bagaimana benda A bergerak relatif terhadap B (kasus yang lebih umum adalah baik A maupun B dua2nya bergerak relatif terhadap titik pusat massa gabungan benda A dan B).
Ini adalah masalah klasik 2 body problem, yang diselesaikan oleh Newton dan selama ber-tahun2 sebelumnya tak seorang ilmuwanpun mampu menyelesaikannya. Newton pun butuh waktu panjang untuk menyelesaikan masalah. Dia terpaksa mengembangkan matematika baru yang sekarang kita kenal sebagai kalkulus.
Nah mau tak mau saya harus mempelajari masalah itu, walaupun tidak berpikir sendiri tetapi cuma mengikuti cara penyelesaiannya yang sudah dilakukan orang lain. Akhirnya dengan susah payah saya bisa mengerti dan sekarang saya memahami mengapa kalau yg dteliti adalah interaksi antara 3 benda (bukan cuma 2) masalah menjadi tak bisa dicari solusi analitisnya dan hanya bisa dihitung secara numerik dengan bantuan komputer. Padahal matahari kita kan punya 8 planet, dan matahari hanya salah satu dari ratusan milyar bintang dalam gugus bintang Bima Sakti. Bagaimana solusinya bisa dihitung??
Apalagi kalau yang digunakan adalah rumus gravitasi Einstein yang memang lebih akurat tetapi jauh lebih rumit, ya kan? Itulah yg digunakan untuk memprediksi pergerakan galaxi satu relatif terhadap yang lain. Konsep penyedehanaan yang bagaimana yang dapat diterapkan sehingga solusi bisa diperoleh dan solusi itu tidak ngawur sama sekali?
Cobalah anda coba selesaikan masalah 2 body problem dengan hukum gravitasi Newton dan mungkin anda akan dapat memahami mengapa saya mendapat kesulitan yang sangat besar dalam mencoba memahami apa saja yg telah dikerjakan para ahli dibidang Kosmologi dan dibidang Fisika Quantum. Itulah sebabnya mengapa penulisan saya sedang tertuda, terhenti karena harus belajar dulu :-)
Namun demikian saya telah memanfaatkan waktu yg ada untuk berusaha memperbaiki,membersihkan tulisan saya yg dulu supaya tak ada kesalahan ketik apalagi kesalahan konsep. berikut disampaikan terlampir tulisan saya yang telah di edit supaya sedikit lebih baik, untuk bab 1, 2 dan 3
salam
Hadi Winarto