- Pengisian saldo Hutang & Piutang, sebenarnya bisa diinput sebagai product. Namun saya rasa akan lebih mempersulit diri sendiri, karena jurnal PRODUCT REVENUE & PRODUCT EXPENSE akan otomatis terbentuk.
Jumlah product yang digunakan di transaksi tentunya bervariasi, yang artinya kemungkinan besar Revenue & Expense yang terbentuk akan bervariasi juga.
Kembali ke tujuan awal, kita hanya ingin mengisi saldo Hutang & Piutang, untuk itu Revenue & Expense yang bervariasi tersebut harus di jurnal manual sehinga 0 nilainya. Kita harus agak repot membuat jurnal manual dengan multiple line Revenue & Expense.
Oleh karena itu cara yang lebih mudah adalah menggunakan Charge OPENING AR / OPENING AP. Memang kita perlu create charge baru, dan juga account baru untuk Opening tsb. Tapi di laporan keuangan, account Opening tsb akan langsung dijurnal balik sehingga 0 nilainya.
Dan biasanya setelah semua OB naik, saya langsung non aktifkan Charge dan account Openingnya, jadi user tidak akan salah input juga.
Alasan lain adalah proses import-nya juga lebih gampang pak. Saat buat template import, di Invoice line tidak perlu di listing detail product-nya, dan semua dipukul rata diisi charge Opening, meminimasi kerja keras merekap data.
- pengisian saldo Inventory, betul pak, memang langsung mengisi onhand secara detail di warehouse dan locator mana. Itu kan baru onhand-nya, sedangkan untuk nilai productnya bisa menggunakan cost adjustment.
- setahu saya untuk mengisi saldo awal di ERP memang perlu buat data transaksi. Contohnya yang Hutang dan Piutang ya. Saldo OB Hutang / Piutang akan berkurang melalui transaksi Payment, dan agar payment bisa di-allocate, maka Hutang / Piutang perlu dinaikkan sebagai transaksi.
Demikian sedikit sharing dari saya pak :)