emang yang dual boot pasti selalu pembajakan?
korslet tuh cara berpikirnya.
--
things left unsaid, http://ryosaeba.wordpress.com
maxgain scams, http://maxgain.wordpress.com
--
anda suka Open Sources dan kelestarian bumi ??
http://www.radithtux.blogspot.com
Yahoo Messenger : radith412
Handphone : +62 817 455 611
______________________________________
mau gak mau saya install single boot Ubuntu di laptop, saya harus tetap bekerja, dan mau gak mau saya pun berusaha bekerja bersama Ubuntu, setelah 1 tahun ini saya jalani... Saya tetap hidup, keluarga saya tetap makan seperti biasa, dan luar biasanya saya malah berani terima job-job yang berhubungan dengan server-server kantor swasta dan pemerintah, karena di dalam kota gak tersedia tenaga teknis yang ngerti linux (sedikit), yang ngerti windows sih bejibun di toko-toko komputer jadi tukang service dan bersih-bersih virus. Dalam 1 tahun ini ekonomi keluarga meningkat, usaha hotspot pun berkembang karena saya terpacu untuk selalu ngoprek demi kenyamanan user hotspot menggunakan jaringan saya. Misalnya saya tetap pake windows sampe sekarang,.................................................
Pakai dual boot ? malah bikin godaan bajakan makin besar.
> Pakai dual boot ? malah bikin godaan bajakan makin besar.
>
> 100 % Linux Ubuntu
ada bedanya antara zealotry dengan technical excellency.
silakan saja anda yang anti windows (saya cenderung melihatnya sebagai
anti windows, karena lebih fokus ke ANTI DUAL BOOT, bukannya ke anti
bajakan) menyuarakan suaranya, tapi salah alamat menjelek-jelekkan
dual boot hanya karena ada yang menanyakan caranya. itu namanya
bigotry, dan ikut menyumbang ke pembodohan.
saya jarang pakai windows, itu menyebabkan saya nggak punya pengalaman
banyak menangani virus. jadinya percuma pintar sendiri kalau teman
sekitar yang mayoritas pakai windows dan terkena virus tidak bisa kita
bantu. apalagi kalau ditangani dengan semangat zealotry dan bigotry
seperti di atas, itu bukannya membantu malah melecehkan.
dengan tahu bagaimana cara membuat dualboot, triple boot atau bahkan
quadboot dan seterusnya, itu membuat saya berpengalaman dalam hal
multiboot, dan bisa mencoba berbagai OS (gak mutlak cuma windows,
quadboot saya di rumah adalah leopard, snow leopard, jaunty dan
windows 7). pakai cara multiboot ini juga membantu para pengguna
windows untuk belajar dengan nyaman kelebihan ubuntu.
jadi, bagi anda anti dualboot, terserah kalian kalau memang mau
melecehkan orang lain, anda malah turut membantu menambah orang jadi
malas menggunakan ubuntu. :)
--
---- LIfE gOoD ----
saya setujuh, sedelapan, sesepuluh dengan anda. biasa2 saja deh.
kalau kita kacamata kuda terhadap windblows, apa bedanya kita dengan
mereka? (para pemakai kacamata kuda windblows?)
karena kita itu opensource-software user doesn't mean we are not openhearted.
anda yg benci banget sama windows, emang tidak pernah
bersentuhan/bersinggungan dengan dia? walau ketika pertama kali
menyentuh keyboard dalam hidup anda?
best regards,
/surel ini dikirim dengan chrome dengan os win7 7600 rtm download dari
torrent...
hei .. hanya lelaki jantan yang anti dual boot .. hi..hi.. j/k
Salam,
P.Y. Adi Prasaja
nah, ini giliran mas ryo untuk meng-counter tuduhan bahwa dualbooter
tidak jantan. xixixixi
kalo saya pribadi sih kembali ke masalah kebutuhan.
awal 2008 saya baru tertarik linux dan mulai belajar untuk menggunakan
software legal.
alasan menggunakan linux karena saya ndak punya uang untuk bayar
lisensi, dan ingin belajar lebih lanjut serta ingin ikut berkontribusi
jika sudah mampu (kebetulan di blankon yang ubuntu based).
kerjaan saya sekarang juga tidak banyak membutuhkan aplikasi windows
based, jadi di laptop ya simple pake linux saja. tidak ada os lain.
tapi, saya masih sempat-sempatkan untuk membuka windows, karena dari
awal 2008 kemarin saya kebetulan membantu proses migrasi di daerah Aceh
Tengah, sehingga dengan mempelajari windows, kita dapat membantu klien
agar lebih dekat dengan linux. otomatis dengan cara persuasif, bukan
semena-mena. (kadang juga sih perlu semena-mena).
mungkin nantinya jika pindah kerja dan sangat membutuhkan windows, apa
salahnya kalau menggunakan dual boot, tapi kembali ke konsep utama,
legal. :)
--
Palinukan - Komunitas Pengguna Linux/Open Source di Hulu Sungai
Flame ini emang nggak akan selesai kalau tidak distop, mungkin masih
belum begitu lama sang maestro linux aja pernah comment mengenai ini :
Linus Torvalds: "Microsoft hatred is a disease"
I'm a big believer in "technology over politics". I don't care who it
comes from, as long as there are solid reasons for the code, and as long
as we don't have to worry about licensing etc issues. I may make jokes
about Microsoft at times, but at the same time, I think the Microsoft
hatred is a disease. I believe in open development, and that very much
involves not just making the source open, but also not shutting other
people and companies out. There are 'extremists' in the free software
world, but that's one major reason why I don't call what I do 'free
software' any more. I don't want to be associated with the people for
whom it's about exclusion and hatred.
------------
Maaf kalau kurang berkenan dan terima kasih
Rgds,
Rony
Dari Ubuntu Code of Conduct "Be respectful. It's important to remember
that *a community where people feel uncomfortable or threatened is not
a productive one*. We expect members of the Ubuntu community to be
respectful when dealing with other contributors as well as with people
outside the Ubuntu project, and with users of Ubuntu"
--
Willy Permana
http://willypermana.wordpress.com
Sebenarnya dikembalikan ke kebutuhannya.
Dan Linux/Ubuntu pun juga menyediakan apapun kebutuhan kita.
nggak cuma Dual Boot.
Ada WUBI, Live CD, booting dari USB, Virtualisasi, semua untuk
mencukupi kebutuhan kita.
Mau pilih yang mana, terserah masing-masing.
isnawan
lah ini mah sama aja dengan real man don't do backups.
anyway, ada 6 komputer yang saya bersentuhan setiap harinya. dari
semuanya, 3 memang single boot ke ubuntu. 2 dual boot, dan 1 quadboot.
Setuju dengan om Ryo,
Sepertinya pola pikir bahwa "dual boot identik dengan pembajakan" harus
diperbaiki.
Masing2 orang punya pendapat sendiri untuk membuat komputernya menjadi
dual boot.
1. Ada yang ingin coba2/test software (os).
2. Ada yang ingin belajar dulu sebelum memilih mana yang terbaik untuk
digunakan untuk menjadi primary os.
3. Ada yang memang sukanya "mendua". Kalo lagi butuh yang Ubuntu, dia ke
Ubuntu, kalo ke os lain maka dia tinggal restart dan beralih ke yang lain.
Yang perlu diperhatikan adalah.
1. Jangan gunakan software bajakan.
==> Lho software asli kan mahal Mas kalo beli sendiri. Nah yang
bajakan kan gratis.
Kata siapa semua software asli mahal. Kalau untuk produk dari
perusahaan tertentu mungkin mahal. Tapi produk dari yang lain kan ada
yang murah.
==> Contohnya apa yang asli dan tidak mahal, Mas?
OS asli dari beberapa produsen yang asli dan murah, ada Ubuntu,
Debian, Fedora, OpenSUSE, FreeBSD, CentOS, dan beberapa lainnya.
Program Office asli : OpenOffice.Org, IBM Lotus Symphony, etc
Program Internet client asli: Mozilla Firefox, Opera, Google Chrome,
Mozilla Thunderbird, Evolution, etc.
2. Kalau ingin mengetahui lebih banyak -luar dan dalam- software yang
digunakan tersebut, gunakanlah Open Source software. Selain menggunakan
softwarenya, mempelajari source program Open Source akan menjadi nilai
tambah bagi yang mau belajar.
==> Apa manfaatnya belajar dalemannya, mas?
Kalo manfaat tergantung dari tiap individu.
- Ada yang sudah enggan untuk mempelajari. Tentunya isi program
tersebut tidak diketahuinya.
- Ada yang mau mempelajari tapi tidak mengerti. Artinya dia sudah
mulai tahu isi program tersebut. Semakin rajin dipelajari, maka akan
semakin mengerti
- Ada yang mempelajari dan mengerti. Semoga bisa memperbaiki
kekurangan2 program tersebut.
Udah dulu ah ngelantur nya.
Alternatif kalau mau coba2 OS lain atau hidup dengan multi OS. Gunakan
Virtual Machine. Bisa menggunakan Xen, VirtualBox, VMWare Server, dan
lainnya. Yang penting usahakan softwarenya bukan bajakan.
Cheers,
Ninth Ocean
__________ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature database 4541 (20091025) __________
The message was checked by ESET NOD32 Antivirus.
Yup, saya juga tidak membenarkan pembajakan, walaupun dengan alasan yang
sama jadi bersemangat mengikuti produk yang lebih bebas. Dulu saya
membandingkannya dengan UMR. UMR Jabotabek rata-rata Rp. 1 Jt sebulan.
Pendapatan lulusan S1 berkisar antara 1.5x UMR - 4x UMR, tergantung
bidang dan perusahaannya. Saya yakin, kalo WindowsXP di US atau Aust
harganya 1/10 UMR disana, di Indonesia juga di jual 1/10 UMR di
Jabotabek (termasuk tertinggi di Indonesia), yang beli Windows, office
dan photoshop original pasti banyak.
Vendor tetap mau untung gede karena pasar Indonesia cukup besar,
sementara Pemerintah tidak mau atau tidak bisa atau tidak peduli. Bukan
seperti pemerintah China...
Rakyatlah yang merasakan ketidakadilan..
Kenapa patokannya UMR? karena kalo kalangan menengah-atas, behaviournya
beda, beli Nokia Communicator, Black Berry, iPhone, dsb, sampai 9 jt pun
di jabanin.. walau nyicil karena beberapa kali gajinya..
Kalo saya kok lebih suka melihat semuanya secara obyektif. Pake
Windows mau apa, pake Ubuntu maunya gimana. Artinya lebih baik kita
belajar saja inti dari segala macam OS mau Windows ataupun Linux,
yakni PEMROGRAMAN. Kalo saya intip-intip --- semoga saja salah ---
yang sudah mulai bergumul sama Ubuntu tetap ga bisa lepas sama
kebiasaan lama di Windows; jadi konsumen, penikmat.
Buat saya belajar komputer --- mau Windows, Ubuntu, MacOS --- semuanya
hanya satu tujuan MENGUASAI PEMROGRAMAN. Sekedar ungkapan bodoh, kalo
kita punya lisensi Windows katakanlah, kita SEHARUSNYA mengikuti
segala perjanjian lisensinya termasuk TIDAK MEMBONGKAR KODE
PEMROGRAMANNYA. Bagaimana bisa belajar PEMROGRAMAN kalo lihat kodenya
saja tidak boleh. Tapi kalo OS itu dibajak, katakanlah --- barangkali
--- kita bisa lebih leluasa MELIHAT KODENYA. Tentu lebih mudah lagi
kalo kita pake OPEN SOURCE, tapi bukankah tidak ada salahnya kalo kita
tahu bagaimana Windows berpikir? Dengan begitu kita bisa menservice
segala macam problem komputer maun Windows, Ubuntu, ataupun MacOS.
Trims.
VIVA PROGRAMMING
wah, saya pakai Ubuntu tapi tidak ngerti programming, gimana donk?!
toh pake Ubuntu jg ngga bisa langsung lihat source kodenya karena yang
saya dapat semua paketnya sudah terkompilasi. saya hanya tinggal pakai
saja. kalau begitu saya termasuk user gimana donk? :P
--
Don't make it too easy, leave something for me and my imagination.
Linux User #484998, Ubuntu User #25025
Kalo saya kok lebih suka melihat semuanya secara obyektif. Pake
Windows mau apa, pake Ubuntu maunya gimana. ...
> Sedikit cerita;
> Sejak full boot Ubuntu hingga sekarang saya masih hidup dan belum mati
> kesepian karena saya mampu beli cd mp3 original seharga Rp.79rb (1 tahun
> berjalan total koleksi 63 cd)
ini yang dimaksud dengan cd mp3 original itu apa ya?
oh ya? lisensi apa ini om? kayaknya yg lisensinya begini ini biasanya
freeware deh, kl Windows kan bukan freeware. CMIIW.
2009/11/4 Ariel Yoseph <requi...@yahoo.com>:
> sbnrnya untuk penggunaan pribadi selama bukan untuk memperoleh penghasilanoh ya? lisensi apa ini om? kayaknya yg lisensinya begini ini biasanya
> dari penggunaan software bajakan kan masih di perbolehkan.
freeware deh, kl Windows kan bukan freeware. CMIIW.
Gua pindah 100% ke Linux karena OS tetangga seperti ini
1. Capek boo kalo kena virus ... mesti cek sana cek sini ... format
ulang dsb
2. Sedih kalo data ilang kena Virus , Windows system32 error dsb
3. Mesti Online kl mo update Patch... dan ga bilang bilang kalo
didonlod... tau tau bandwidth udah over quota ... terus kalo udah
ke-update pas shutdown ada tulisannya ... "Updating bla bla bla ......"
ampe lama ... dan ga boleh dimatiin langsung. :( ... ga ngerti apa ya
bandwidth terbatas ...ga ky disono)
4. Kl install ulang .. ya mesti update ulang lagi patchnya.... :D cape
bener.....
5. Nginstalnya luama banget.... XP sekitar 30 Mnt , Driver dll sekitar
30 Menit , plus Program yang lain sekitar 60 Menit... Bandingkan Ubuntu
yang jaunty aja deh ... paling lama juga cuman 20Menit ... itu udah
semua plus program yg lain paling 15menitan
Tapi benar ... buat pindah, butuh penyesuaian dan kesabaran tingkat
tinggi. Kl buat keperluan pribadi sih tidak ada yang bermasalah...
tetapi buat kebutuhan kantor itu yang cukup buat pusing... untuk ada
program semacam VirtualBox, VNCViewer, dan SQuirrelSQL yang membantu
banget.... Cuman masih terganjal soalnya masih ada virtualbox nih ..
pengennya sih cepet cepet dihilangin .. sebelum team SAM Microsoft
dateng .. wakakakakaka
Buat catetan , saya sempat installin ke beberapa user LinuxMint..
tanggapannya sangat positif ... apalagi setelah mereka lihat tampilan
Compiz. hanya terbentuk masalah program ERP yang masih harus menggunakan
Windows....
salam,
Andy Utomo
kayaknya ente salah bos. saya malah gak jadi konsumen dan penikmat
windows. 2 laptop saya pake linux, olpc anak juga linux, netbook istri
juga linux.
saya bener-bener bisa lepas kok dari windows. karena urusan kerjaan dan
bermain saya memang tidak mengharuskan menggunakan windows. :)
Emang semangat dari freedom open source itu ada mencakup urusan dual OS?
kalo dual os yang open source mungkin iya, kalo yang propretiary mmmmm
kayaknya enggak deh.
> Windows tetap menjadi OS utama, tapi di barengi dgn dukungan Ubuntu yg
> tentunya juga bukan skedar OS sampingan.
>
> lbh baik 2 dr pd 1 right? wkwkwk
>
1 konsisten, serius dan ikut andil didalamnya dan gak hanya penikmat
saja jauh lebih baik kok.
Emang semangat dari freedom open source itu ada mencakup urusan dual OS?
kalo dual os yang open source mungkin iya, kalo yang propretiary mmmmm
kayaknya enggak deh.
udah keseringen becanda nih... bosen. :D
> Maksud saya, semangat 'freedom'-nya, kebebasannya, bebas untuk
> menggunakan apa yang si pengguna mau, menjalankan apa yang dia mau
> (freedom to run the program, dan OS bukannya program juga?). Ini hanya
> semacam 'pelesetan' doang...
kalo mlesetkan, yang agak pas donk. :)
> Nah, ketika kita melarang2 (atau mungkin lebih tepatnya 'menekan') orang
> untuk HANYA menggunakan open source kan sudah mengkhianati konsep open
> source sendiri.
>
emang konsep open source itu begimana? beda lho dengan free software
serta freeware. ;)
Muhammad Riyansyah wrote:
> 2009/11/4 blade <spinni...@gmail.com <mailto:spinni...@gmail.com>>
emang konsep open source itu begimana? beda lho dengan free software
serta freeware. ;)
kok kayaknya ada yang salah baca ya. "kebiasaan lama di Windows; jadi
konsumen, penikmat."
ada titik koma di sana, kenapa kok malah diterjemahkan sebagai
"konsumen dan penikmat windows" ya? :))
Itu kalo mau ikutan jadi developer bos. Ingat sebagian besar tetap
saja kapasitasnya end-user biasa.
Dan sepengamatan saya ga ada masalah mau dual boot dengan propietary OS.
Lha wong nyatanya Ubuntu selalu dipackage dengan Wubi di cd installernya.
Padahal jelas-jelas itu fungsinya menginstall Ubuntu di dalam Windows,
salah satu bentuk dual boot yang justru difasilitasi oleh Ubuntu.
> Itu kalo mau ikutan jadi developer bos. Ingat sebagian besar tetap
> saja kapasitasnya end-user biasa.
kenapa ndak ikutan jadi developer bos? kan termasuk perbuatan baik. :)
> Dan sepengamatan saya ga ada masalah mau dual boot dengan propietary OS.
> Lha wong nyatanya Ubuntu selalu dipackage dengan Wubi di cd installernya.
> Padahal jelas-jelas itu fungsinya menginstall Ubuntu di dalam Windows,
> salah satu bentuk dual boot yang justru difasilitasi oleh Ubuntu.
>
saya kan bukan orang yang mempermasalahkan dualboot ataupun multi boot.
saya hanya mengkomentari statemen anda masalah 2 itu lebih baik dari
satu. coba kembali ke statemen awal anda. :)
anda tahu tujuan dibuat wubi?
> kok kayaknya ada yang salah baca ya. "kebiasaan lama di Windows; jadi
> konsumen, penikmat."
>
> ada titik koma di sana, kenapa kok malah diterjemahkan sebagai
> "konsumen dan penikmat windows" ya? :))
>
wah... emang ada arti tafsir lain ya? :))
coba tenangkan diri anda dulu dan pahami tulisan saya. pernah belajar
bahasa indonesia kan?
ini contoh lain andai masih belum mudeng juga:
"kebiasaan lama di sekolah; menunggu sampai saat terakhir, baru
mengerjakan tugas."
menurut anda, apakah kalimat di atas itu berarti masih sekolah terus
sampai tua, atau sebenarnya sudah lulus namun kebiasaan lama
menunda-nunda sesuatu masih terus berjalan?
> ??? (Ryo Saeba) wrote:coba tenangkan diri anda dulu dan pahami tulisan saya. pernah belajar
>
>> kok kayaknya ada yang salah baca ya. "kebiasaan lama di Windows; jadi
>> konsumen, penikmat."
>>
>> ada titik koma di sana, kenapa kok malah diterjemahkan sebagai
>> "konsumen dan penikmat windows" ya? :))
>
> wah... emang ada arti tafsir lain ya? :))
bahasa indonesia kan?
ini contoh lain andai masih belum mudeng juga:
"kebiasaan lama di sekolah; menunggu sampai saat terakhir, baru
mengerjakan tugas."
menurut anda, apakah kalimat di atas itu berarti masih sekolah terus
sampai tua, atau sebenarnya sudah lulus namun kebiasaan lama
menunda-nunda sesuatu masih terus berjalan?
freedom tersebut didapat user yg memakai program yg memang memberikan
freedom tersebut. klo freedom untuk jalanin software yg user mau itu
beda lagi (beda konteks)
> Nah, ketika kita melarang2 (atau mungkin lebih tepatnya 'menekan') orang
> untuk HANYA menggunakan open source kan sudah mengkhianati konsep open
> source sendiri.
>
> My bad... seharusnya free software... terima kasih sudah diingatkan...
>
hihi justru orang2 free software biasanya purist, sama ky BSD. solusi
non free (bahkan driver dan firefox flash plugin) dilarang diberikan
secara publik, dilarang di community guidelines biasanya
--
One has to see that one's personality is not what one is
kusut.web.id
hehehe... mudeng mas Ryo, tapi saya sebetulnya mengarah ke kata
'konsumen, penikmat' yang dipointkan ke wingdowsnya. :D
Ga semua orang sanggup jadi developer bos.
Kan ga semua orang belajar IT, tetap saja sebagian besar dari pengguna
komputer adalah end-user biasa, itu sudah hukum alam, sunnatullah kalo
pak ustadz bilang ^__^
>
> saya kan bukan orang yang mempermasalahkan dualboot ataupun multi boot.
> saya hanya mengkomentari statemen anda masalah 2 itu lebih baik dari
> satu. coba kembali ke statemen awal anda. :)
>
Silakan cek lagi bos, yang bikin statement 2 lebih baik dari 1 itu siapa..
yang jelas bukan saya
>
> anda tahu tujuan dibuat wubi?
>
Saya ga tau pasti, jadi mohon pencerahannya..
Kalau firasat saya, memang Wubi dibuat untuk menarik pengguna Windows
supaya mau mencoba/mencicipi Ubuntu dengan resiko seminimal mungkin,
syukur-syukur nantinya mau beralih 100% ke Ubuntu.
Tapi tetap saja, yang jelas Wubi memungkinkan, bahkan memfasilitasi
siapapun untuk menjalankan Ubuntu berdampingan dengan Windows.
Artinya si empunya Ubuntu pun ga ada masalah dengan proprietary OS
atau multiboot dengan berbagai macam OS dalam 1 mesin.
Perkembangan dunia IT memang memungkinkan kita untuk berinteraksi
dengan banyak platform, baik itu di level OS, Software, hingga level
data, dan semua itu tidak bisa kita paksakan untuk mengerucut pada 1
pilihan. Yang bisa kita lakukan adalah menjembatani, entah itu dengan
membuat standard yang diterima semua pihak, atau salah satu platform
mengalah untuk membuka akses ke platform yang berbeda. Kalo kata dosen
saya dulu ini namanya konsep Interoperabilitas.
CMIIW
>> menurut anda, apakah kalimat di atas itu berarti masih sekolah terus
>> sampai tua, atau sebenarnya sudah lulus namun kebiasaan lama
>> menunda-nunda sesuatu masih terus berjalan?
>
> hehehe... mudeng mas Ryo, tapi saya sebetulnya mengarah ke kata
> 'konsumen, penikmat' yang dipointkan ke wingdowsnya. :D
nggak relevan. :)
anda pikir masih banyakan mana duit yang mengalir di dunia development
windows vs dunia development linux?
i rest my case. :)
> anda pikir masih banyakan mana duit yang mengalir di dunia development
> windows vs dunia development linux?
>
> i rest my case. :)
>
gak ada perdebatan di sini.
saya akur. :)
Jadi developer gak melulu harus jago IT dan teknik kok. Jadi tim artwork
atau tester serta bug reporter juga. OK.
Tanpa end user, developer juga gak ada gunanya. :)
> Silakan cek lagi bos, yang bikin statement 2 lebih baik dari 1 itu siapa..
> yang jelas bukan saya
nganu bos, saya ngarahkan statement tersebut ke orang ini :
requi...@yahoo.com
maap kalo salah tuju. :)
>> anda tahu tujuan dibuat wubi?
>>
>
> Saya ga tau pasti, jadi mohon pencerahannya..
>
> Kalau firasat saya, memang Wubi dibuat untuk menarik pengguna Windows
> supaya mau mencoba/mencicipi Ubuntu dengan resiko seminimal mungkin,
> syukur-syukur nantinya mau beralih 100% ke Ubuntu.
menurut saya juga begitu. :)
> Tapi tetap saja, yang jelas Wubi memungkinkan, bahkan memfasilitasi
> siapapun untuk menjalankan Ubuntu berdampingan dengan Windows.
>
> Artinya si empunya Ubuntu pun ga ada masalah dengan proprietary OS
> atau multiboot dengan berbagai macam OS dalam 1 mesin.
hahaha.. itu kan kembali ke orangnya lagi pak bos.
> Perkembangan dunia IT memang memungkinkan kita untuk berinteraksi
> dengan banyak platform, baik itu di level OS, Software, hingga level
> data, dan semua itu tidak bisa kita paksakan untuk mengerucut pada 1
> pilihan. Yang bisa kita lakukan adalah menjembatani, entah itu dengan
> membuat standard yang diterima semua pihak, atau salah satu platform
> mengalah untuk membuka akses ke platform yang berbeda. Kalo kata dosen
> saya dulu ini namanya konsep Interoperabilitas.
>
Akur pak bos.
hahahihi
iya mana ada cdmp3 yg ori(sinal)
original ide membajaknya?
cdmp3 ga ada yg ori. kalau pun ada paling isinya cuma 10 mp3 (satu
album) @5MB rata rata. jadi cuma 50 mega total 1 cd. kalau cd penuh
mp3, artinya ada 120an lagu. pasti bukan orisinal. artisnya campuran.
jarang pula album berbentuk mp3. jadi istilah cdmp3 orisinal salah
kaprah.
Saya balik ya, orang IT juga boleh-boleh saja jadi end-user..
Saya orang IT, tapi saya belum pernah jadi developer untuk Linux.
Kalo tester & bug reporter sih jarang absen.
Huehuehue
>
> nganu bos, saya ngarahkan statement tersebut ke orang ini :
> requi...@yahoo.com
>
> maap kalo salah tuju. :)
>
Dimaapkan :P
>
> hahaha.. itu kan kembali ke orangnya lagi pak bos.
>
Kalo penggunaanya emang kembali ke penggunanya, tapi menurut saya
Canonical selaku pengembang Ubuntu sama sekali ga keberatan untuk
mendampingkan Ubuntu racikan mereka dengan Windows yang proprietary
OS.
>
> Akur pak bos.
>
Siip deh pak bos.
2009/11/4 冴羽獠 (Ryo Saeba) <ryos...@gmail.com>:
>hahahihi
> 2009/10/25 Iriyan Gunawan Amd.Kep <irguna...@gmail.com>:
>
>> Sedikit cerita;
>> Sejak full boot Ubuntu hingga sekarang saya masih hidup dan belum mati
>> kesepian karena saya mampu beli cd mp3 original seharga Rp.79rb (1 tahun
>> berjalan total koleksi 63 cd)
>
> ini yang dimaksud dengan cd mp3 original itu apa ya?
>
iya mana ada cdmp3 yg ori(sinal)
original ide membajaknya?
Rgds,
Rony
Kok gak habis-habis ya bahasannya ,
:P
--
Dedhi Purnama
STMIK AMIKOM Yogyakarta
-------------------------------------------------------------------------------
YM : ohdediku
Gtalk : ohdediku
FB : www.facebook.com/ohdediku
Plurk : www.plurk.com/utekubuntu
Ada yang Baru di,
http://ohdediku.wordpress.com
http://ohdediku.wordpress.com
http://ohdediku.wordpress.com
Saya rasa untuk membuat orang migrasi ke Ubuntu (bukan Linux, sebab
banyak sekali Linux yang jelek. Jadi di sini sebagai kata ganti sistem
operasi alternatif saya gunakan istilah Ubuntu, sebab menurut saya
Ubuntu adalah distro Linux yang boleh dibilang sekelas dengan Windows.
Selebihnya hanya sekelas dengan MS DOS) yang diperlukan adalah
promosi, bahwa Ubuntu adalah sistem operasi alternatif terbaik. Yang
sering saya lakukan adalah memesan CD installer Ubuntu lalu
membagikannya kepada rekan-rekan saya yang masih menggunakan Windows.
Lalu saya ajak untuk sedikit menjelajah Ubuntu -- ada OpenOffice, ada
Gimp, ada Movix, ada Totem, dan tentu saja Synaptic (btw 1x pun sudah
pakai Hardy Heron, ternyata ada loh tukang komputer [bukan maestro
Ubuntu seperti rekan-rekan di sini] yang mendownload updatean pake
sudo apt-get). Tapi yang perlu dijelaskan pada para Windowser adalah
bagaimana membuat partisi ext3 dan swap pakai partman terus mulai
menginstal Ubuntu. Sebab sebagian Windowser yang saya kenal bisa
dibagi 2:
1. Windowser sejati; menguasai seluk belum Windows dari instal sampai
membersihkan registry
2. Windowser biasa; menguasai cara menjalankan Windows sampai negprint
file pake OpenOffice for Windows
Trims
> gak bisa gitu dong pak.
> Membajak ya membajak, salah ya salah pak. Dan setahu saya tidak ada
> didalam eula windows yang menyebutkan bahwa untuk penggunaan pribadi
> diperbolehkan dibajak.
> Ini kalau asumsi yang bapak bilang windows/OS ya pak karena bahasan ini
> bermula antara dual OS ubuntu dengan windows.
> Memang ada software (bukan OS) yang bebas dipergunakan (terkadang dengan
> batasan-batasan tertentu) untuk kepentingan pribadi atau development.
> Tapi sependek pengetahuan saya, tidak ada statemen tersebut dalam eula
> windows. Wong kalau diperhatikan dari eula windows saya sendiri merasa
> meminjam OS saja. Bisa disebutkan dasar statemen bapak?
> Maaf apabila kurang berkenan
--
---- LIfE gOoD ----
menurut gue gini : Walaupun gue udah ngga pake wingdus lagi, tapi gue
tetep menghargai pengguna wingdus, kalo si dianya ngga bisa 100%
Linux, ya dengan senang hati gue installin linux dibalik windowsnya
(windowsnya seh ga diformat), ntar kalo si dia udah menguasai dan
ingin mengganti Windows dengan Linux, baru gue salut...
Dari murid-murid gue ini, yg pake 100% Linux hanya 2 orang, selebihnya
masih dualboot, jadi apa salahnya dualboot? ini buat promosiin linux?
ya dualboot dulu atuh baru kemudian 100% Linux
Plis dong ah bagi pembuat tret ini, jangan mengejek dual boot, karena
pastinya anda juga dulu dual boot bukan?
DEAL? kalo DEAL ya tutup tret ini, daripada tret ini makin panjang dan
makin tak berujung...
Dual boot atau tidak tergantung kebutuhan masing-masing. Tidak bisa
dipaksakan untuk mengikuti salah satunya. Saya sendiri di rumah pakai
dual boot Ubuntu dengan Win**** (bajakan) sudah hampir setahun.
Awal kenalan saya dengan Linux (Ubuntu) adalah karena
penasaran/keingintahuan tentang OS gratisan. Alasan kedua karena
katanya Linux lebih aman terhadap serangan virus dan memang terbukti
sampai sekarang komputer jarang sekali rusak kena virus (bisa dibilang
malah tidak pernah) sejak memakai Ubuntu, beda sekali dibandingkan
waktu masih pake single OS Win**** (bentar2 kena virus dari
flashdisk). Dan ketiga saya melihat feature2 aplikasi (paket) bawaan
dari Linux makin bagus, sebagai contoh adalah game-gamenya lebih
mendidik (anak saya malah senang sekali dengan game2 ini). Alasan
kedua dan ketiga itulah yang membuat saya keterusan pakai Ubuntu
sampai sekarang, hehe..
Sementara pemakaian Win**** tidak bisa ditinggalkan karena ada
aplikasi2 tertentu bawaan dari pekerjaan yang mintanya pake Win****.
Meski saya bukan workaholic, tapi sekali2 mesti buka file di rumah
karena tuntutan pekerjaan. Gak lucu jadinya kalau ada problem di
lapangan trus bingung cari jawaban buat bos.
Paling tidak saya pakai OS bajakan cuma sekali2, hehe... Mau beli yang
berlisensi, duitnya sayang mm....
Saya masih bermimpi suatu saat semua aplikasi bisa pakai Linux.
Salam
New Linux user