Saat ini saya sedang perlu mencetak kartu nama ke percetakan.
Awalnya saya coba ke Snappy. Tapi, ternyata hasilnya jelek.
Lalu saya coba ke percetakan lainnya, tapi, hasilnya juga belum terlalu bagus.
Akhirnya saya menemukan sebuah percetakan yang hasil cetaknya bagus.
Tapi, ternyata dia cuma menerima format file sbb :
1. Adobe Illustrator
2. Freehand
3. CorelDraw.
Ada ide kira-kira bagaimana format file / resolusi yang perlu di setting, agar :
(1) Hasil cetak bagus, tidak seperti di percetakan2 sebelumnya
(2) Bisa di resize / scale tanpa pecah / rusak kualitasnya - format
file vector ?
(3) Bisa dibuka dengan baik walaupun di komputer percetakan tsb tidak
ada font nya (yang dipakai di file desain tsb)
Saya lihat di Inkscape, kelihatannya yang akan bisa dibuka oleh
percetakan tsb adalah format WMF (Windows Metafile), karena setahu
saya Freehand / CorelDraw tidak bisa membuka file SVG.
Tapi, terakhir saya coba save ke format WMF ini - isinya kemudian
berubah ketika dibuka kembali / ada obyek2 yang hilang (ups...)
Ada ide solusi / pernah mengalami hal serupa sebelumnya ?
Thanks, HS
kenap tidak diexport saja file nya ke format gambar (jpg, png) ?
dengan resolusi yang besar.
nanti tinggal orang percetakan yang menurunkan kualitas resolusi
sesuai kebutujan.
--
Asri Rachman
GTalk : kidx13
YM : kid...@ymail.com
Plurk / twitter : kidx13
asrirachman.web.id
kidx13.wordpress.com
makassar.linux.or.id
> --
> ---------------------------------------------------------
> Info Milis: http://wiki.ubuntu-id.org/Milis
> Etika Milis: http://wiki.ubuntu-id.org/EtikaMilis
> Daftar Hitam Anggota Milis: http://wiki.ubuntu-id.org/Milis/HallOfShame
> Milis: http://groups.google.com/group/id-ubuntu
>
--
nana isnawan
- Format file = Vector
- Set DPI ke 300dpi
- Font nya di convert ke curve, atau sertakan font nya ketika mau dicetak.
-inv-
digicam 1.3mp, dgn hasil jpg 1280x1024, apabila dicetak ke foto ukuran
standard 4R
(satu level dibawah jumbo), itu hasilnya sudah lumayan.
jadi harusnya resolusi segitu kalo dicetak jadi ukuran kartu nama yg
lebih kecil dari 4R,
hasilnya lumayan juga.
atau, harusnya dihitung menggunakan satuan dpi? minimum berapa dpi yang
bagus?
1280/300 = 4.26inch = sktr 10.5 cm
1024/300 = 3.4inch = sktr 8.3 cm
kartu nama ukurannya 9 x 5.5 cm.
thanks.
anto
Untuk percetakan offset, yang terpenting adalah format CMYK. Umumnya
file yang dicetak menjadi plat [atau menjadi film, kemudian jadi plat]
adalah .pdf.
Mungkin link ini bisa membantu:
https://wiki.archlinux.org/index.php/CMYK_support_in_The_GIMP
Salam,
Effendi
Saya sering melakukan (dengan Inkscape), mencetak di percetakan maupun
pakai digital printing untuk brosur, pamflet, poster, sampai banner
(spanduk). Kiat yang saya lakukan (berdasarkan saran dari teman-teman
yang di dunia percetakan):
1. Buat desain/gambar dengan ukuran sebenarnya, contoh spanduk 5m x
1m, maka ukuran halaman di Inkscape dibuat 5m x 1m juga.
2. Eksport ke bitmap (JPG) dengan resolusi minimal 150 dpi (lebih
besar lebih baik).
Kalau di Inkscape, standar eksport-nya ke format PNG. Tinggal ubah ke
JPG dengan GIMP.
Bisa juga pakai format PDF, tapi kadang-kadang ada yang berubah
seperti font karena bisa jadi di komputer percetakan tidak ada font
yang kita punya.
--
Salam,
Arief A. Yudanarko
==============
yudanarko.tk
darulfikri.com
jsit-jatim.org
Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah masalah ukuran, karena
kadang ada customer yg memberikan file yang sudah jadi tapi ukurannya
tidak standar (atau memang menginginkan ukurang yg tidak standar).
> Ada ide solusi / pernah mengalami hal serupa sebelumnya ?
cobalah bikin pakai corel draw. atau vector based software lainnya.kalau pakai font, apabila sudah final, dikonversi saja (font tsb) ke ke shape, agar tidak terjadi isyu font truetype yang tidak tersedia di pencetak.save sebagai .ps (postscript). atau sebagai .cdr atau .aifile .ps kalau tidak salah hanya bisa di print di printer yang punya postscript capability. atau dibaca oleh pdf creator jadi pdf.
Astaga, saya lupa mengabarkan hasil dari percobaan ini :-# mohon maaf.
Alhamdulillah, akhirnya saya kini sudah bisa lancar mencetak di
percetakan, hasilnya pun bagus. Caranya yaitu menyimpan file dari
Inkscape / dll menjadi format JPG, dengan resolusi 300 dpi - wusss,
langsung masuk ke mesin cetak :D
Kelebihan format JPG daripada PDF di percetakan : kemarin sempat ada
brosur yang baru ketahuan ada kekeliruannya ketika sudah sampai di
percetakan.
No problem, karena JPG, maka bisa langsung di edit oleh petugas
percetakan tsb dgn Photoshop.
Demikian untuk informasi.
Terimakasih banyak untuk semua masukan dari kawan-kawan sekalian.
Salam, HS
Alhamdulillah, selamat Mas Harry.
Brosur sekolah saya juga baru selesai pekan lalu, seperti yang saya
tampilkan di www.darulfikri.com itu, saya buat dengan GIMP untuk olah
fotonya, kemudian Inkscape yang di-save dalam format JPG. Hasilnya
cetakannya memuaskan, apalagi diberi finishing laminasi doff.
Alhamdulillah, selamat Mas Harry.
Brosur sekolah saya juga baru selesai pekan lalu, seperti yang saya
tampilkan di www.darulfikri.com itu, saya buat dengan GIMP untuk olah
fotonya, kemudian Inkscape yang di-save dalam format JPG. Hasilnya
cetakannya memuaskan, apalagi diberi finishing laminasi doff.
2011/3/8 Arief A. Yudanarko <yuda...@darulfikri.com>
Alhamdulillah, selamat Mas Harry.
Brosur sekolah saya juga baru selesai pekan lalu, seperti yang saya
tampilkan di www.darulfikri.com itu, saya buat dengan GIMP untuk olah
fotonya, kemudian Inkscape yang di-save dalam format JPG. Hasilnya
cetakannya memuaskan, apalagi diberi finishing laminasi doff.
kalo untuk cetak mencetak saya lebih pilih TIF ketimbang JPG, tapi kalo kebentur dengan requirement dari percetakan harus AI, FH, CD saya coba akali dengan menginstall windows di virtualbox... emank bukan solusi simple sih, tapi saya emank sengaja mempersiapkan virtualbox dengan program2 jendela terinstall disana..
saya penasaran, apakah ada hal *teknis* yg membuat 3 produk di atas
lebih unggul dibanding aplikasi lainya (termasuk inkscape). kalau
orang percetakan ngga punya aplikasi lainnya (misalnya inkscape), itu
bukan hal teknis. tapi kalau gimp yang cuma support rgb 32 bit dan
tidak support cmyk, nah ini baru hal teknis.
--
Fajran Iman Rusadi-
http://fajran.web.id http://dahsy.at
2011/3/16 randy <beast...@gmail.com>:
> Saya kebetulan kerja di percetakan bagian design setting,saya penasaran, apakah ada hal *teknis* yg membuat 3 produk di atas
>
> Untuk hasil yang bagus, lebih baik anda buat di Adobe In Design,
> Illustrator, Corel Draw.
lebih unggul dibanding aplikasi lainya (termasuk inkscape). kalau
orang percetakan ngga punya aplikasi lainnya (misalnya inkscape), itu
bukan hal teknis. tapi kalau gimp yang cuma support rgb 32 bit dan
tidak support cmyk, nah ini baru hal teknis.
Saya pribadi pernah pakai CorelDraw dari versi 3 s/d 11, dan menurut
saya tidak terlalu signifikan perbedaannya dengan Inkscape (untuk
pekerjaan sehari-hari).
Begitu pula dengan Illustrator (sejak v6), InDesign (sejak v1.x).
Photoshop sejak 2.x, membantu sepupu saya yang kuliah desain grafis,
sehingga jadi ikutan (terpaksa) tahu sampai ke jerohan2nya.
Pengalaman saya sejauh ini, kalaupun ada kekurangan fitur antara satu
software dengan lainnya, mayoritas bisa diatas dengan skill design
grafis dari pengguna ybs.
> Itupun dengan berbagai ketentuan cetak, seperti foto sebaiknya diubah
> dari RGB ke CMYK.
Saya pernah coba, tapi hasil cetaknya tetap berbeda - monitornya juga
perlu dikalibrasi, agar tampilannya bisa lebih persis dengan hasil
cetaknya. Kalau tidak, percuma juga.
> dpi untuk foto sebaiknya 1200dpi, minimal 300dpi. Mungkin file akan
> menjadi besar (1Gb lebih), tapi itu lebih baik untuk percetakan.
> Kalau anda memiliki format lain, sebaiknya anda convert dulu ke PDF di
> set ke high quality printing.
Setahu saya, file PDF itu tidak bisa di edit lagi, kecuali dengan
software khusus.
Jadi terakhir kemarin ke percetakan, saya justru bawa dalam format PNG
& JPEG. Dan ini jadi menghemat waktu saya - ketika sudah mau dicetak,
saya baru sadar ada perlu revisi. Dan revisi tersebut jadi bisa
dilakukan oleh staf percetakan ybs dengan mudah di Photoshop.
Kalau saya bawa dalam format PDF, mungkin saya terpaksa akan harus
kembali lagi ke kantor dan mengambil file aslinya, karena tidak semua
percetakan punya software editor untuk PDF.
Salam, HS
> Setahu saya, file PDF itu tidak bisa di edit lagi, kecuali dengan
> software khusus.
>
> Jadi terakhir kemarin ke percetakan, saya justru bawa dalam format PNG
> & JPEG. Dan ini jadi menghemat waktu saya - ketika sudah mau dicetak,
> saya baru sadar ada perlu revisi. Dan revisi tersebut jadi bisa
> dilakukan oleh staf percetakan ybs dengan mudah di Photoshop.
>
> Kalau saya bawa dalam format PDF, mungkin saya terpaksa akan harus
> kembali lagi ke kantor dan mengambil file aslinya, karena tidak semua
> percetakan punya software editor untuk PDF.
PDF itu punyanya adobe. photoshop (yang juga buatan adobe) bisa buka
PDF as image dan diedit langsung (as image juga). saya sering
melakukannya, misalnya untuk setting kontras tiket pesawat yang
dikirim ke saya dalam bentuk PDF.
--
http://ryosaeba.wordpress.com ~ things left unsaid
Betul, tapi dengan pakai software Open Source, seperti Inkscape, maka
kita tidak perlu lagi membayar lisensi software proprietary.
Karena Inkscape & Gimp tersedia juga versi Windowsnya, maka kita cukup
membayar lisensi Windows saja.
Saya cek barusan :
Adobe InDesign: Rp 6,9 juta
http://www.bhinneka.com/products/sku00609878/adobe_indesign_cs5.aspx
Adobe Illustrator: Rp 5,9 juta
http://www.bhinneka.com/products/sku00608781/adobe_illustrator_cs5.aspx
Adobe Photoshop: Rp 6,1 juta
http://www.bhinneka.com/products/sku00509954/adobe_photoshop_cs5.aspx
CorelDraw: Rp 3,3 juta
http://www.bhinneka.com/products/sku00003060/corel_draw_x5.aspx
Padahal saya lihat di berbagai percetakan, _setiap_komputer mereka
terpasang _semua_ software tersebut di atas :-) total biayanya bisa
kita hitung sendiri jadinya.
Tapi kendalanya memang bukan hanya sebatas driver saja - mereka juga
harus training ulang staf mereka. Juga potensi komplain customer, yang
ogah mengubah dulu file proprietary mereka menjadi format yang lebih
terbuka (SVG, PNG, dst), dst.
Salam, HS
> saya penasaran, apakah ada hal *teknis* yg membuat 3 produk di atas
> lebih unggul dibanding aplikasi lainya (termasuk inkscape). kalau
> orang percetakan ngga punya aplikasi lainnya (misalnya inkscape), itu
> bukan hal teknis. tapi kalau gimp yang cuma support rgb 32 bit dan
> tidak support cmyk, nah ini baru hal teknis.
Setahu saya, inkscape tidak mendukung halaman (page). Dan fitur
blendingnya tidak semudah di corel draw (yang ini relatif juga sih).