Kang JSU,
Sepertinya SKK Migas dalam memberikan keterangan ke media di bawah ini tidak dilakukan di hotel (super) eksklusif, Darmawangsa, seperti yang dilakukan oleh IPA dengan pongahnya.
Menurut kabar yang bisa dipercaya, bukan hanya tidak ada bonus dan / atau pencabutan tunjangan beserta fasilitas lainnya, bahkan ada para pekerja dari sejumlah KPS yang bersedia dipotong gaji bulanannya dengan persentase tertentu (proporsional) terhadap setiap golongan upah (skala upah) sebagai bagian dari langkah upaya tetap hidup (minimum) perusahaan, termasuk TPC.
Itu pun tak jarang, upah itu terpaksa dibayarkan di antara tanggal 35 - 45, yang biasanya, payroll date dilakukan setiap tanggal 25 bulan berjalan (keringat pekerja belum habis terkuras).
Bersyukur, kita tidak pernah mengalaminya saat mengabdi, juga saat kita purnabakti, segala sisa hak kita sebagai pekerja KPS telah dibayarkan penuh dan tepat waktu. Bagaimana dengan teman - teman yang akan purnabakti di masa sesulit ini ?
Masih bisakah diandalkan program "pay as you go", ataukah pesangonnya harus dicicil beberapa kali sampai lunas dalam jangka waktu tak jelas ?
Salam dan doa kami, semoga teman - teman di EMP MS tetap semangat dan senantiasa mendapatkan keberkahanNYA. Aamiin YRA.
psh
Perusahaan Minyak di RI Berhemat, Pangkas Bonus Hingga Biaya Rapat
Michael Agustinus - detikfinance
Rabu, 20/04/2016 15:10 WIB
Foto: Budi Hartadi
Jakarta -Berbagai cara dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan migas yang menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS), untuk tetap bertahan di tengah harga minyak yang rendah.
Efisiensi
mau tak mau dilakukan, karena harga minyak terjun dari level US$ 100
pada 2014 hingga di bawah US$ 40/barel saat ini. Penerimaan
perusahaan-perusahaan migas pun anjlok hingga 60%-70%.
"Pasti
harus efisiensi, kalau nggak nanti nggak bisa bertahan," kata Kadiv
Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK
Migas),
Elan Biantoro, saat dihubungi detikFinance di Jakarta, Rabu (20/4/2016).Ada
macam-macam langkah efisiensi yang dilakukan oleh para KKKS. "Misalnya
Conoco Philips, tahun ini tidak ada kenaikan gaji, tidak ada bonus. Tapi
mereka tidak melakukan pengurangan karyawan," ujar Elan.
KKKS
juga memangkas biaya-biaya untuk perjalanan dinas, rapat, dan kegiatan
operasional lainnya. "Kalau dulu biasanya pergi-pergi rapat, sekarang
cukup teleconference saja untuk menggantikan pergi-pergi," tukas dia.
Selain
itu, KKKS juga mengurangi biaya investasi (capex) untuk pengembangan
lapangan. Proyek-proyek yang keekonomiannya rendah ditunda (reschedule).
Elan menambahkan, kegiatan pengeboran berkurang drastis akibat
penghematan yang dilakukan KKKS. Biasanya, setiap tahun ada 1.000
pengeboran. "Sekarang cuma 450, kurang dari separuhnya," ungkapnya.
Bila
semua langkah-langkah efisiensi itu sudah dilakukan namun keuangan
perusahaan masih merah, mau tak mau dilakukan pengurangan jumlah
karyawan, seperti yang dilakukan PT Chevron Pacific Indonesia baru-baru
ini.
"Efisiensi itu tidak harus mengurangi tenaga kerja.
Pengurangan karyawan itu langkah terakhir kalau langkah lain sudah tidak
cukup," tandas Elan.
Untuk membantu supaya keuangan para KKKS
tetap sehat, SKK Migas bersama Kementerian ESDM menyiapkan sejumlah
insentif, seperti perpanjangan masa eksplorasi, bagi hasil yang lebih
fleksibel, dan sebagainya. "Kita juga mencoba membantu revisi budget,"
tutupnya.(wdl/wdl)