You do not have permission to delete messages in this group
Copy link
Report message
Show original message
Either email addresses are anonymous for this group or you need the view member email addresses permission to view the original message
to Hulasko Group
Apa kabar Hulasko ?
Jumat 26 Aug 2016, 12:56 WIB
Demo Rusuh Berujung Maut di Meranti, Polda Riau: Hari ini Situasi Kondusif
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Suasana demo di Mapolres Meranti, Kamis kemarin (Foto: Istimewa)
Pekanbaru - Pasca kericuhan di Polres Meranti, kini situasi telah kondusif. Masyarakat sudah beraktivitas seperti biasa.
Demikian
disampaikan Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo dalam jumpa
pers di Polda Riau, Jumat (26/8/2026). Guntur menjelaskan, setelah
kerusuhan yang terjadi kemarin, kini situasi masyarakat sudah berjalan
normal.
"Situasi sudah aman dan terkendali, yang nelayan sudah
melaut. Ya pokoknya semua aktivitas masyarakat sudah berjalan normal.
Tidak ada lagi kumpulan-kumpulan massa," kata Guntur.
Dia
menyebutkan, saat ini Kapolda Riau Brigjen Supriyanto serta jajaran
sejak kemarin hingga hari ini masih di Selatpanjang, Ibukota Kab
Kepulauan Meranti. Pihak Polda Riau juga sudah mengunjungi keluarga yang
tewas saat melakukan aksi demo. Korban tewas itu inisial NR (45)
seorang nelayan.
"Tadi malam jajaran Polda Riau mengunjungi pihak
keluarga. Kita juga sudah melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat
dan agama yang ada di Meranti," kata Guntur.
Guntur kembali menjelaskan, bahwa warga inisial NR meninggal saat melakukan aksi demo.
"Korban
tewas karena kena lemparan batu. Karena saat itu adanya penyerangan ke
Mapolres Meranti dengan lemparan batu dan kayu," kata Guntur.
Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo
Kendati demikian, dalam kerusuhan tersebut tidak ada warga yang dijadikan tersangka.
"Memang
kemarin ada 4 orang warga yang diamankan. Namun kembali dilepaskan.
Dalam aksi demo tersebut, tidak ada kita menetapkan sebagai tersangka,"
kata Guntur.
Sebagaimana diketahui, aksi demo 1.000-an warga
menuntut penjelasan atas kematian Apri (24) tersangka pembunuh Brigadir
Adil. Apri ditangkap setelah membunuh Adil dalam keributan soal asmara.
Saat
ditangkap, Apri hanya dilumpuhkan tembakan di kakinya. Namun belakangan
Apri tewas diduga dianiaya rekan-rekan Brigadir Adil.
"Untuk
kasus dugaan itu, Kapolda Riau sudah menurunkan Propam untuk mengusut.
Begitu juga Kadiv Propam Mabes Polri juga akan ke Meranti," kata Guntur.
(cha/try)
Polres Dilempari, Satu Warga Tewas
PEKANBARU, KOMPAS
— Kerusuhan pecah di Selat Panjang, ibu kota Kabupaten Kepulauan
Meranti, Riau, pada Kamis (25/8) siang. Seorang warga tewas dalam
peristiwa itu. Bangunan kantor Kepolisian Resor Meranti juga dilempari
batu oleh sekitar seribu warga yang marah terhadap polisi yang dituduh
menganiaya pegawai honorer Dinas Pendapatan Daerah Meranti, Apriadi
Pratama (24), hingga tewas.
Apriadi adalah tersangka kasus
pembunuhan terhadap anggota polisi Brigadir Adil S Tambunan (32) pada
Rabu malam. Warga meyakini Apriadi tewas akibat penganiayaan polisi yang
menangkapnya pada Kamis dini hari di tempat persembunyiannya di Pulau
Merbau.
Pada saat dibawa ke Selat Panjang, Kamis pagi, beberapa
warga melihat Apriadi masih hidup. Hanya dia sudah tidak dapat berdiri
lagi. Ia berjalan dipapah beberapa polisi saat dibawa ke polres.
Beberapa jam di tempat itu, Apriadi lalu dibawa ke rumah sakit umum
daerah (RSUD) di Selat Panjang dalam kondisi tidak bernyawa.
Ratusan warga lalu berkumpul di depan RSUD. Warga mendapat informasi Apriadi dianiaya polisi dari foto-foto di media sosial.
Kepala
Polres Meranti Ajun Komisaris Besar Asep Iskandar, yang berada di RSUD
Meranti, sempat mencoba mendinginkan kemarahan warga. Di hadapan warga
dan sejumlah tokoh masyarakat Selat Panjang, seperti Ketua Lembaga Adat
Melayu Ridwan Hasan dan beberapa anggota DPRD Meranti, Asep menyatakan
anggotanya sudah menjalankan langkah sesuai prosedur dalam penangkapan
Apriadi. Menurut dia, Apriadi terpaksa ditembak karena melawan dan
mencoba melarikan diri.
Pertemuan di RSUD itu tidak membuahkan
hasil. Warga yang jumlahnya sekitar 1.000 orang mengepung kantor
polres. Terjadilah aksi lempar batu ke gedung, yang kemudian dibalas
polisi dengan menggunakan tembakan peringatan ke udara dan gas air mata.
Warga mundur.
Setelah jeda, seorang warga, Isrusli (45),
tergeletak di jalan dengan kepala berlumur darah. Warga pun membawa
Isrusli ke RSUD, tetapi tak tertolong lagi.
Mendengar kematian
seorang warga lagi, sekitar seribu warga kembali mengepung kantor Polres
Meranti. Warga membakar dan melempari gedung itu.
Sekretaris
Daerah Meranti Iqaruddin tak dapat menenangkan massa. Warga Meranti yang
tinggal di beberapa pulau di sekeliling Selat Panjang juga malah
berdatangan dengan menggunakan perahu.
Di Pekanbaru, Kepala
Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tedjo
menuturkan, kerusuhan di Meranti sudah bisa diredam. Pemicu kejadian itu
hanya salah paham. Polisi sudah melakukan prosedur dalam mengambil
tindakan, termasuk penembakan Apriadi yang menyebabkan kematiannya.
Kasus
Apriadi, kata Guntur, bermotif cemburu. Brigadir Adil yang datang
bersama seorang perempuan bertemu Apriadi di tempat parkir Hotel Furama
di Selat Panjang. Mereka lalu bertengkar, disusul penikaman Apriadi
terhadap Adil, yang mengakibatkan korban tewas. (sah)