Salaam,
Pak Hadi dan Sahabat-sahabat HULASKO,
Syair dalam gendhing itu begitu indah.
Artinya dalam banget.
Walaupun bahasanya Jowo Ngoko, alias bukan Kromo Inggil, tapi pilihan kata-kata yang digunakan sangat halus.
Dari hasil googling, gendhing itu adalah Ketawang Subakastawa.
"Ketawang Subakastawa iki nggambarake asrine alam pagunungan lan pasawahan kang subur, banyune sing bening tansah mili menyang sawah, gawe subur kabeh kang sarwa tinandur, ana pari, jagung, tela pohung, kacang lan canthel. Lan akeh maneh gegambaran kang asri lan ngresepake ati… ‘
Mohon maaf kepada sahabat HULASKO yang tidak mengerti Bhs Jawa. Ojo nesu, berikut ini terjemahannya dlm Bhs Indonesia.
Betapa indah lukisan yang digambarkan gendhing Ketawang Subakastawa ini.
Bait pertama menggambarkan hiasan pegunungan (lekuk jurangnya) yang apabila dipandang dari jauh, warna birunya samar-samar, bebatuannya, hutannya yang berwarna kuning berselaput hijau, membuat indah dipandang, lama-lama membuat rasa bahagia di hati.
Reff :
E… betapa indah meganya,
putih berkilau memayungi pegunungan,
salurannya terlihat bening airnya mengalir ke sawah tak ada yang bocor,
padi, jagung, ketela pohon kacangnya, gandumnya, air terjunnya (sor-sor),
sah-sah, suara menghalau burung (per-per), per-kleper burungpun terbang.
Geropak suara menghalau burung (prak-prak-prak suaranya), sebagai hiasan sawah bergoyang-goyang hantu sawah (yut-siyut, bergoyang), karena ditarik dan tertiup angin e e ternyata sungguh berguna, lho-lho lama-lama membuat burung pun takut.
Tanaman subur air pun mengalir (sor-sor-sor, gemericik), menggenangi sawah-sawah para petani mengolah tanah (net-net-net, dhet-dhet-dhet), pematang dibuat padat dan kuat, e e bertambah lauk tumbuhl di sawah, lho-lho, lama-lama muncul kepiting, belut, kodok hijau.
Dipancing dan diobori (yot-theyot, prêt-cepret), ikan wader dan cethul yang mengikuti para penggembala bebek dan kambing (dengan tongkat gembalanya) untuk menunjuk dan menggiring ternakny, e e, di tanggul pinggir jalan lho-lho, lama-lama betah istirahat di pinggir kali.
Syair di atas adalah karya Ki Nartosabdo (alm). Di website lainnya, Pak Ramli Sastrodimulyo menambahkan ilustrasi dlm Bhs Inggris sbb:
“It’s so beautiful, the white clouds over the mountain. Clear running water flowing through the rice fields, watering the rice plants, corn, cassava, beans and sorghum. The sound of water flowing. Sah…Sah…Sah, The farmers are making noises to frighten away the birds from eating the plants.”
In the pedalangan (shadow puppet) world, this tune accompanies the delicate and subtle nature of Janoko’s (Arjuna’s) movement. But, the one before, which used the kendang ciblon, is for accompanying Semar, Petruk and Bagong. The repertoire is very alive. It includes male and female vocals which are sung in turn. This is a Nartosabdo creation. It shows a western influence. At that time in the 60s, this type of presentation of a tune in Java was still very rare. Now it is quite common.
Saya kagum syair dan tembang2/gendhing2 Ki Nartosabdo. Tembang/gendhing karya beliau lainnya, a.l. "Aja Lamis"; Lumbung Desa"; "Swara Suling"; Lesung Jumengglung", dst, semuanya mantabs!. Pak Bambang Sadarta, panjenengan yang lebih mendalami, monggo tambahkan.
Dalam menjalani kehidupan, kita juga bisa belajar dari karya Raden Ngabehi Ronggowarsito yang sarat pitutur dan ditulis dalam bahasa halus.
Matur nuwun, pak Turut Setrosoedarmo atas buku2 karya Ki Ronngowarsito.
Dalam Serat Sabda Jati, Megatruh, Ronggowarsito:
"Hawya pegat ngudiya ronging budyayu
Margane suka basuki
Dimen luwar kang kinayun
Kalising panggawe sisip
Ingkang taberi prihatos".
"Ulatna kang nganti bisane kepangguh
Galedahen kang sayekti
Talitinen awya kleru
Larasen sajroning ati
Tumanggap dimen tumanggon".
Terjemahan bebasnya:
Jangan berhenti, selalulah berusaha berbuat kebajikan agar mendapat kegembiraan serta keselamatan serta tercapai segala cita, terhindar dari perbuatan yang bukan-bukan, caranya haruslah gemar prihatin.
Dalam hidup, pandanglah keprihatinan itu dengan seksama; introspeksi; telitilah jangan sampai salah; endapkan di dalam hati; agar mudah menanggapi sesuatu.
Sahabat-Sahabat HULASKO,
Selamat berakhir pekan. Semoga kita semua senantiasa dalam bimbingan-NYA.
Salam HULASKO,
Budi Palupi
Date: Fri, 29 Nov 2013 08:47:56 -0800 (PST)
pra tani anggula wenthah
net net net det det det galengan ginawe gilig
e-e mimbuh lawuh tuwuh sawah
lo-lo suwe-suwe yuyu welut kodhok wilis
Pinancing pancing sinuluh
yot theyot prêt cepret wader cethul kang ngunthuli
pra pangon bebek lan menda
Lang tholang gitike agawe nuding anggiring
E e aneng dhadhah pinggiring sawah
Lo lo suwe suwe jenak tancep pinggir kali
Ngecomong calemongipun
Tur gumun setaun ner weteh kaya ndaleming
Ki Sabda denya amulet
Anjembleng sarendheng awit purbaning Hyang widi
E e mantheng kiblating panembah
Ya ya aja kendhat sungkem mring Hyang Maha Suci
*****
Wassalam
Sriyanta Hadi
Seri Maya, KL