Memang ada sebuah mitologi Yunani yang menyatakan bahwa alam semesta diciptakan oleh demiourgas, semacam bawahan dewa sehingga hasil ciptaannya tidak sempurna. Jadi sangat mungkin yang disebut injil Thomas dipengaruhi oleh mitos tersebut, sebagaimana juga dianut oleh sejumlah filsuf Yunani mula-mula.
Penderitaan dalam kaitannya dengan Dewa atau Tuhan, seorang filsuf Yunani awal, Epikuros juga menyampaikan pertanyaan yang mirip, namun lebih lengkap. Menurutnya, terdapat empat kemungkinan, yaitu Tuhan mau menghilangkan penderitaan tetapi dia tidak mampu, atau Tuhan mampu menghilangkan penderitaan tetapi dia tidak mau, atau Tuhan tidak mau dan tidak mampu menghilangkan penderitann, atau Tuhan mau dan mampu menghilangkan penderitaan. Bila kemungkinan pertama benar, maka jelas dia bukan Tuhan sebab dia Maha Baik (mau menghilangkan penderitaan) tetapi tidak maha kuasa karena tidak mampu. Kemungkinan kedua jika tidak bisa karena itu berarti Tuhan Maha Kuasa (karena mampu) tetapi tidak maha baik (karena tidak mau). Kemungkinan ketiga jelas bertentangan dengan hakekat Tuhan. Kemungkinan keempat benar, tetapi kenyataan bahwa penderitaan selalu ada di sekitar kita menunjukkan bahwa kemungkinan keempat ini juga tidak benar. Jadi kesimpulan Epikuros, sebaiknya diabaikan saja segala hal berkaitan dengan Tuhan. Filsuf lainnya juga memberikan argumentas. Menurut versi ini, semua pembicaraan tentang Tuhan harus dipahami secara analog, bukan unilog atau ekuilok. Unilok artinya sebuah kata (misalnya maha baik, adil, maha besar, dsb) harus dimengerti sebagaimana dimaksudkan dalam pengalaman. Sementara ekuilok berarti sebuahkata digunakan tetapi tidak sebagaimana yang dimaksudkan sesungguhnya. Dan itu berarti kalimat "Tuhan maha baik" tidak berarti apa-apa. Pembicaraan tentang Tuhan harus dipahami secara analog, artinya bahwa sebuah ungkapan untuk tidak sama sekali tidak mengandung maksud seperti pengalaman manusia (tidak unilok) tetapi juga tidak berbeda dari maksud kata itu (ekuilok). Ketika kita mengatakan, "Tuhan baik" maka ungkapan " baik" untuk Tuhan itu substansinya tidak sama dengan "baik" dalam pengalaman manusia, misalnya dalam kalimat, "ibu ANi sangat baik pada anaknya" Demikianlah maka kebaikan Tuhan, kehendak Tuhan dan sebagainya yang berkaitan dengan Tuhan tidak bisa disamakan dengan keinginan manusia, kehendak manusia maupun proyeksi manusia.
Demikian info singkat semoga membantu.
Salam harmonis,
--
Quote:
** In this age of Aquarius, science will become religious, and religion will become scientific. Disagreements between science and religion will come to an end, and people will begin to comprehend that both spirit and matter are derived from the same source, and are only modifications of the One Universal Energy **
****
Sharing File Audio-Video-Software-Manual Meditasi di :
http://tiny.cc/huarchive
****
List events inisiasi di group HU & registrasi di :
http://tiny.cc/huevents
****