Polling

2 views
Skip to first unread message

Wimpie Zailani

unread,
Aug 13, 2018, 1:36:20 AM8/13/18
to hallopim
*MENGAPA HASIL POLLING TWITTER TIDAK LAYAK UNTUK DIPERCAYA?*

*Khairil Anwar Notodiputro*
Profesor of Statistics

1. Polling merupakan salah satu teknik pengumpulan data dlm survei utk mengetahui pendapat dr sekelompok orang. Sedangkan survei pd dasarnya adlh mengamati sebagian orang utk memperoleh gambaran dari seluruh orang yg ada.

2. Sebagian orang yg dikumpulkan datanya itu lazim disebut “sample” sedangkan keseluruhan orang itu lazim disebut “population”. Jadi “sample” adalah bagian dari “population” dan kita hanya mengukur “sample” walaupun “population” yg ingin diprediksi.

3. Survei lazim dilakukan dalam kegiatan riset dan menjadi alat penting untuk mengumpulkan data secata sahih. Jadi survei itu kegiatan ilmiah, bukan kegiatan biasa. Polling sbg salah satu teknik mengumpulkan data dlm survei juga harus dijamin kesahihannya.

4. Mengapa harus sahih? Karena metode pengumpulan data yg sahih ditambah dgn teknik dan model analisis yg tepat akan memberikan hasil dengan akurasi yg terukur. Jika datanya tidak sahih maka akurasinya menjadi tidak terukur.

5. Jadi kesahihan itu akan membuat akurasi dari hasil polling dapat terukur dan dengan demikian risiko salahnya pun terukur. Itulah sebabnya hasil dari proses pengumpulan data yg sahih dapat dipercaya.

6. Harap dicatat disini bhw “dapat dipercaya” itu tidak sama dengan “benar”. Begitu juga “tidak dapat dipercaya” itu tidak sama dengan “salah”. Dapat dipercaya disini artinya akurasinya terukur, risiko salahnya terukur, dan presisinya terukur pula.

7. Apa syarat dari metode pengumpulan data agar sahih? Syarat pertama, “sample” yg kita pilih merupakan representasi dari “population”. Jadi “sample” itu haruslah merupakan miniatur dari “population” dan sample itu bagian dari “population” yg ingin diprediksi.

8. Bagaimana agar “sample” itu representatif?. “Sample” bisa representatif jika “sample” itu ada dalam kendali kita. Jadi “sample” itu harus terkendali. Pengendalian ini sangatlah penting.

9. Pengendaian di sini maksudnya kita tahu bhw “sample” yg terpilih adalah anggota dari “population”. Selain itu “sample” yg terpilih bukanlah sembarang orang (“voluntary”) melainkan orang yg terpilih. Jadi sample itu dipilih, bukan sembarangan.

10. Bagaimana memilih “sample” supaya data yg terkumpul sahih? Banyak cara untuk memilih “sample” ini. Disini diperlukan pemahaman ilmu statistik agar dapat memilih “sample” yg sahih.

11. Tapi apa pun teknik memilih “sample”nya prinsipnya adalah “sample” dipilih dari “population” menggunakan teknik peluang (“probability”) tertentu. Mengapa pakai teknik peluang? Supaya risiko salahnya terukur dan supaya hasilnya tdk berbias. Lagi2 ini perlu ilmu statistik.

12. Syarat kedua dari metode pengumpulan data agar sahih adalah jumlah “sample”nya cukup. Ukuran “sample” mencerminkan akurasi dan juga presisinya.

13. Nah, sekarang bagaimana dengan polling via twitter (medsos)? Ada banyak kelemahan dari polling twitter shg tidak sesuai dengan kaidah ilmiah. Ini menjadi masalah ketika akan kita gunakan untuk menyimpulkan populasi, khususnya populasi rakyat Indonesia.

14. Pertama, siapa yg menjadi populasinya ketika kita melakukan polling via twitter? Kita tdk bisa mengatakan bhw pengguna twitter adalah populasi Indonesia. Tidak bisa juga dikatakan bhw semua pengguna twitter berhak memilih. Tidak ada jaminan bhw satu org hanya punya satu akun.

15. Kedua, siapa yg menjadi “sample”nya? Apakah teknik peluang bisa digunakan disini? Sayangnya tdk bisa digunakan krn yg ikut polling twitter bukan mereka yg terpilih tetapi mereka yg mau ikut polling saja. Juga brp jumlah “sample” yg tepat utk mencapai akurasi dan presisi tertentu?

16. Berbagai kelemahan tsb menjadikan data yg terkumpul tidak sahih adanya, sehingga sulit mengetahui akurasi dan presisinya. Jadi hasil polling twitter tidak layak untuk dipercaya. (Ingat kembali ya nomor 6)

17. Dari uraian itu jelas masalah utama dari polling twitter adalah yg melakukan polling tidak bisa mengendalikan “sample” dan “populasinya”. Seandainya kita bisa mengendalikannya, maka kita bisa mendapatkan data yg valid. Tapi apakah mungkin dilakukan pengendalian itu?

18. Sependek pengetahuan saya pengendalian “sample” dlm polling twitter sangat sulit dilakukan. Mengapa? Karena kita tdk bisa memilih “sample”nya, tdk bisa memastikan apakah yg mengisi orang Indonesia, apakah berhak memilih atau tdk, bahkan kita tidak bisa menolak robot.

19. Hal penting lainnya karena wawancara tidak mungkin dilakukan dlm polling twitter maka sulit melakukan verifikasi atas kebenaran atau kejujuran jawaban yg diperoleh.

20. Demikianlah mengapa hasil polling via twitter tidak layak dipercaya, dan cukup sebagai hiburan saja..

Terimakasih dan tabiiiiiik...!!!
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages