10Okt

0 views
Skip to first unread message

Ign Sumarya

unread,
Oct 9, 2013, 12:39:20 AM10/9/13
to gghouse, Hartati Lumban Gaol, gamma.bintang, Vincentius Gatot, gamma, Gatho Loyo, gatotad...@hotmail.com, gss_j...@yahoo.com, Gunawan Suryana, gerejafransiskus, gemawarta, gegenugroho, gedocso, gedono, Gereja Katolik St.Andreas Kedoya ( webmaster ), GEREJA KATOLIK TIMUR, Gerardette Philips
“Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya”

(Mal 3:3-20a; Luk 11:5-13)

“Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah
malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya:
Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang
sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak
mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di
dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah
tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun
dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia
tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah
sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun
juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu
Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah,
maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang
mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari
padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau,
jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika
kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada
mereka yang meminta kepada-Nya.” (Luk 11:5-13), demikian kutipan Warta
Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

· Kami percaya bahwa dalam berdoa kita senantiasa mohon kepada Allah
apa yang kita butuhkan dalam hidup kita sehari-hari, lebih-lebih untuk
diri kita sendiri. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua
hendaknya senantiasa mohon kepada Allah ‘Roh Kudus’, agar kita
senantiasa hidup dan bertindak dijiwai oleh Roh Kudus, dengan kata
lain senantiasa hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur.
Percayalah jika kita mohon yang demikian itu pasti dikabulkan oleh
Allah, dan memang pengabulan doa permohonan tersebut membutuhkan
partisipasi kita juga. Doa tanpa disertai tindakan konkret dari diri
kita bagaikan tong kosong berbunyi nyaring. “Buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23), demikian ajaran
Paulus, sebagaimana disampaikan kepada umat di Galatia. Penghayatan
atas keutamaan-keutamaan di atas ini merupakan wujud partisipasi kita
dalam doa mohon ‘Roh Kudus’. Dengan kata lain jika kita setia berdoa
setiap hari serta berpartisipasi dalam tindakan nyata atas apa yang
kita doakan, maka kita akan hidup dalam dan oleh keutamaan-keutamaan
di atas. Memang kita tidak mungkin unggul dalam semua keutamaan
tersebut, namun kiranya kita dapat unggul dan handal dalam salah satu
keutamaan tersebut. Maka keutamaan mana yang sesuai dengan kebutuhan
anda saat ini, silahkan diusahakan. “Penguasaan diri” rasanya menjadi
kebutuhan kita semua, mengingat dan memperhatikan ‘menguasai diri
sendiri’ tidak mudah. Jika orang tak dapat menguasai diri sendiri,
maka ia akan hidup serakah dan menindas orang lain seenaknya.

· "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita
memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan
pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam? Oleh sebab itu kita
ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur
orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun,
mereka luput juga.” (Mal 3:14-15). Kutipan ini menggambarkan orang
yang jarang atau tidak pernah berdoa, yang merendahkan atau melecehkan
hidup doa. Orang-orang yang demikian itu adalah orang-orang
materialistis, yang dipikirkan dan diusahakan hanya
kenikmatan-kenikmatan duniawi belaka, dan pada umumnya hidup
seenaknya, kalau bisa kerja sedikit hasilnya banyak dan dimana perlu
korupsi saja. Generasi muda masa kini juga kurang menghargai hidup doa
serta tidak dapat membedakan aneka perbedaan tempat dan suasana.
Misalnya: para seminaris di Seminari Mertoyudan pun sudah
diperingatkan agar ketika berada di kapel menjaga ketenangan dan
keheningan, tetap seenaknya saja: bergurau dan berteriak-teriak
seenaknya di kapel. Kami berharap agar anak-anak sedini mungkin
dibiasakan dan dididik dalam hal pembedaan kepentingan tempat, dan
hendaknya ketika di tempat doa, entah di tempat ibadat atau tempat
ziarah, mereka dibiasakan berkata dan bertindak khidmat. Didiklah dan
biasakan anak-anak sedini mungkin dalam hal berdoa, agar kelak tumbuh
berkembang sebagai pribadi yang penuh syukur dan terima kasih disertai
doa syukur dan pujian kepada Allah.

“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam
kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan
yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang
ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya,
dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan
angin.”

(Mzm 1:1-4)

Ign 10 Oktober 2013
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages