11okt

0 views
Skip to first unread message

Ign Sumarya

unread,
Oct 10, 2013, 2:16:54 AM10/10/13
to sugeng rijanto rustanto, shellia regina, flaviana_ivon, florensiachristy, florentinakusyanti, gghouse, Hartati Lumban Gaol, gamma.bintang, Vincentius Gatot, gamma, Gatho Loyo, gatotad...@hotmail.com, gss_j...@yahoo.com, Gunawan Suryana, Gereja Katolik St.Andreas Kedoya ( webmaster ), gedono, gedocso, gegenugroho, gemawarta, gerejafransiskus, GEREJA KATOLIK TIMUR, Gerardette Philips
“Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa”

(Yl 1:13-15;2:1-2; Luk 11:15-26)

“Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan
kuasa Beelzebul, penghulu setan." Ada pula yang meminta suatu tanda
dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui
pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah
pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti
runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya
sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata,
bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku
mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah
pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi
hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.Apabila seorang yang
kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka
amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari
padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas
perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan
rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak
mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan." "Apabila roh jahat
keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus
mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku
akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia
dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia
keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan
mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu
lebih buruk dari pada keadaannya semula.”(Luk 11:15-26), demikian
kutipan Warta Gembira hari ini

· Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk
membangun, memperdalam dan menyebarkan persaudaraan atau persahabatan
sejati. Persaudaraan atau persahabatan sejati pada masa kini kiranya
sungguh mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan,
mengingat dan memperhatikan permusuhan dan pertikaian yang membawa
korban manusia masih marak disana-sini. Anda sebagai suami-isteri
kiranya memiliki pengalaman mendalam dan handal dalam persaudaraan
atau persahabatan sejati, paling tidak dalam relasi anda berdua
sebagai suami-isteri. Maka kami berharap persaudaraan atau
persahabatan sejati ini sungguh hidup mendalam dan handal di dalam
keluarga-keluarga, sehingga anak-anak memiliki pengalaman mendalam dan
handal dalam hidup persudaraan atau persahabatan sejati. Jika
anak-anak memiliki pengalaman yang demikian itu di dalam keluarga,
kami percaya kelak kemudian hari mereka tumbuh berkembang sebagai
pribadi yang bersaudara dan bersahabat dengan siapapun, sehingga
kehidupan bersama kita dimana pun dan kapan pun sungguh bersaudara dan
bersahabat. Semoga gerakan persaudaraan sejati antar umat beragama
atau beriman tidak hanya sekedar slogan atau basa-basi belaka,
melainkan sungguh menjadi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sekali
lagi saya angkat: salah satu cara untuk membangun dan memperdalam
persaudaraan atau persahabatan sejati adalah menghayati apa yang sama
di antara kita secara mendalam dan handal, sehingga apa yang berbeda
antar kita akan fungsional memperdalam dan memperkembangkan
persaudaraan atau persahabatan yang ada.

· “Lilitkanlah kain kabung dan mengeluhlah, hai para imam;
merataplah, hai para pelayan mezbah; masuklah, bermalamlah dengan
memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah ditahan
dari rumah Allahmu, korban sajian dan korban curahan. Adakanlah puasa
yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua
dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah
kepada TUHAN. Wahai, hari itu! Sungguh, hari TUHAN sudah dekat,
datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa” (Yl 1:13-15).
Kutipan ini kiranya mendukung kita semua dalam rangka membangun dan
memperdalam persaudaraan atau persahabatan sejati. “Kumpulkanlah para
tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah Tuhan”, inilah kiranya
yang baik kita renungkan atau refleksikan. Yang dimaksudkan dengan
rumah Tuhan memang pertama-tama dan terutama adalah tempat ibadat,
namun baiklah kita sadari dan hayati bahwa semua tempat adalah ‘rumah
Tuhan’, karena Tuhan senantiasa hadir dimana-mana dan kapan pun juga.
Maka dimana ada tempat untuk berkumpul bersama dalam satu wilayah (RT
atau RW atau kelurahan), marilah seluruh warga sering kita ajak
bercakap-cakap bersama di tempat yang ditentukan, untuk mempercakapkan
apa-apa yang perlu demi kesejahteraan dan keselamatan jiwa seluruh
warga. Dengan kata lain marilah kita kembangkan dan sebarluaskan sikap
mental dan penghayatan gotong-royong dalam kehidupan bersama kita
dimana pun dan kapan pun. Gotong-royong di kota-kota mungkin tinggal
dalam kenangan saja, tetapi di pedesaan atau pegunungan hal itu masih
hidup subur. Kami berharap agar para peserta didik di sekolah-sekolah
dibiasakan bergotong-royong, misalnya bersama-sama membersihkan
lingkungan sekolah dan sekitarnya.

“Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau
menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib;aku mau bersukacita dan
bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi” (Mzm
9:2-3)

Ign 11 Oktober 2013
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages