Ign Sumarya
unread,Oct 14, 2013, 6:29:10 AM10/14/13Sign in to reply to author
Sign in to forward
You do not have permission to delete messages in this group
Either email addresses are anonymous for this group or you need the view member email addresses permission to view the original message
to gghouse, Hartati Lumban Gaol, gamma.bintang, Vincentius Gatot, gamma, Gatho Loyo, gatotad...@hotmail.com, gss_j...@yahoo.com, Gunawan Suryana, Gereja Katolik St.Andreas Kedoya ( webmaster ), gedono, gedocso, gegenugroho, gemawarta, gerejafransiskus, Gerardette Philips, GEREJA KATOLIK TIMUR, gracia.wenno, gracia sihite, grace_weddingorganizer, Greg Magnus Finesso, Maria Graffeliesta, Greg Edwin
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya”
(Rm 8:22-27; Yoh 15:1-8)
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap
ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting
yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu
memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting
tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak
tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar
seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan
dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam
Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku
dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu
adalah murid-murid-Ku."(Yoh 15:1-8), demikian kutipan Warta Gembira
hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Teresia dari Avila, perawan dan pujangga Gereja, hari ini saya
sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Ranting tidak akan hidup kalau tidak bersatu dengan batang/pokok
pohon, itulah kenyataan alam tanaman atau tumbuhan di lingkungan hidup
kita. Yesus mengajukan perumpaan relasi kita dengan Allah bagaikan
relasi antara ranting dan batang/pokok pohon. St Teresia yang kita
kenangkan hari ini adalah seorang perawan yang sungguh suci serta
mempersembahkan keperawannya kepada Allah, dan kesucian hidupnya
sungguh memancar keluar melalui cara hidup dan cara bertindaknya,
sehingga diangkat menjadi ‘pujangga Gereja’ atau ‘pribadi yang sungguh
bijak dalam Gereja’ dan cara hidup serta cara bertindaknya menjadi
inspirasi cara hidup dan cara bertindak orang lain yang melihatnya.
Marilah kita sebagai orang beriman meneladan kesuciannya, dengan kata
lain hendaknya kita semua setia pada jati diri kita sebagai orang
beriman, tidak pernah berselingkuh atau menyeleweng untuk mencederai
atau melukai pribadi kita. Secara khusus perkenankan saya mengajak dan
mengingatkan rekan-rekan muda-mudi atau remaja untuk setia pada
keperawanan dan keperjakaannya, dengan kata lain tidak melakukan
hubungan seksual sebelum menjadi suami-isteri. Selanjutnya kepada
suami-isteri kami harapkan setia satu sama lain dalam saling mengasihi
sampai mati, tidak berselingkuh dengan orang lain. Marilah kita jaga
dan pertahankan semua anggota tubuh kita tetap suci adanya; hendaknya
semua gerak atau derap langkah anggota tubuh kita tidak pernah melukai
atau mencederai baik diri kita sendiri maupun orang lain. Untuk
menjaga dan memperdalam kesucian hidup kita antara lain senantiasa
melakukan apa yang baik dan berdoa setiap hari/saat dimana dibutuhkan.
· “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama
mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka
saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga
mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak,
yaitu pembebasan tubuh kita.” (Rm 8:22-23). Perihal sakit bersalin
atau melahirkan kiranya rekan perempuan atau para ibu yang pernah
melahirkan anaknya dapat membagikan pengalaman tersebut kepada orang
lain, dan tentu saja pertama-tama dan terutama kepada segenap anggota
keluarga. Sejauh saya pernah mendengarkan sharing seorang ibu, konon
penderitaan ketika bersalin sungguh penuh pengorbanan dan perjuangan
atau bahkan sering dikatakan siap mati. Setia pada iman, panggilan dan
tugas pengutusan juga tak akan lepas dari pengorbanan dan perjuangan,
maka dengan ini kami mengharapkan segenap umat beriman untuk rela
berkorban dan menderita demi iman, dan jika perlu rela mati guna
membela iman yang benar. Kepada para orangtua kami ajak dan ingatkan
untuk senantiasa mendidik anak-anaknya sedini mungkin dalam hal
berkorban demi orang lain serta berjuang membela apa yang benar.
Dengan kata lain sekali lagi: jauhkan anak-anak dari aneka bentuk
pemanjaan. Jika anda memanjakan anak-anak, maka anda sendiri akan
kecewa sekali dan menderita di kemudian hari. Kami juga berharap
kepada ibu-ibu muda, yang memiliki bayi, untuk senantiasa menyusuinya
anaknya sendiri dengan air susu ibunya sendiri, karena dengan demikian
anda mempersiapkan anak-anak untuk tumbuh berkembang sebagai pribadi
yang cerdas beriman dan hidup saling mengasihi.
“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan
pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan
malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.Tidak ada berita dan
tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka
terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.
Ia memasang kemah di langit untuk matahari”
(Mzm 19:2-5)
Ign 15 Oktober 2013