Ign Sumarya
unread,Oct 10, 2013, 9:44:25 PM10/10/13Sign in to reply to author
Sign in to forward
You do not have permission to delete messages in this group
Either email addresses are anonymous for this group or you need the view member email addresses permission to view the original message
to gghouse, Hartati Lumban Gaol, gamma.bintang, Vincentius Gatot, gamma, Gatho Loyo, gatotad...@hotmail.com, gss_j...@yahoo.com, Gunawan Suryana, Gereja Katolik St.Andreas Kedoya ( webmaster ), gedono, gedocso, gegenugroho, gemawarta, gerejafransiskus, GEREJA KATOLIK TIMUR, Gerardette Philips
"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang
memeliharanya."
(Yl 3:12-21; Luk 11:27-28)
“Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari
antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang
telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi
Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman
Allah dan yang memeliharanya." (Luk 11:27-28), demikian kutipan Warta
Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Semua orang kiranya mendambakan hidup berbahagia lahir maupun
batin, fisik maupun spiritual, selama hidup di dunia ini maupun kelak
setelah meninggal dunia akan hidup berbahagia selamanya bersama dengan
Allah di sorga. Cara utama dan pertama untuk itu tidak lain adalah
setia “mendengarkan firman Allah dan memeliharanya”, yang berarti
dengan rendah hati membuka hati, jiwa, akal budi dan anggota tubuh
terhadap sapaan dan sentuhan Allah, entah melalui Kitab Suci atau
ciptaan-ciptaanNya, serta kemudian menanggapinya secara positif alias
melakukan apa yang baik, mulia, berbudi pekerti luhur. Jika kita
memiliki keterampilan mendengarkan segala sesuatu yang ada di
lingkungan hidup kita, maka kiranya akan memiliki kemudahan
mendengarkan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci.
Maka marilah kita dengarkan bisikan atau sentuhan Allah melalui
ciptaan-ciptaanNya, antara lain memelihara tanaman maupun binatang
dengan baik, dan ketika ada yang kurang baik segera kita perbaiki.
Kalau kita peka terhadap apa yang tidak baik dan kemudian segera
memperbaikinya, maka ketika kita mendengarkan firman Allah akan
tergerak segera melakukan atau menghayatinya. Allah adalah maha
segalanya, maka firmanNya juga maha kuat, sehingga siapapun yang
dengan rendah hati mendengarkannya mau tak mau pasti akan melaksanakan
atau melakukannya. Keterampilan mendengarkan ini kami harapkan sedini
mungkin dididikkan atau dibiasakan dalam diri anak-anak di dalam
keluarga, serta kemudian diperdalam dan diperkembangkan di
sekolah-sekolah.
· "Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, adalah Allahmu, yang
diam di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus,
dan orang-orang luar tidak akan melintasinya lagi. Pada waktu itu akan
terjadi, bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit
akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air;
mata air akan terbit dari rumah TUHAN dan akan membasahi lembah Sitim.
Mesir akan menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun
tandus, oleh sebab kekerasan terhadap keturunan Yehuda, oleh karena
mereka telah menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tanahnya.
Tetapi Yehuda tetap didiami untuk selama-lamanya dan Yerusalem
turun-temurun.Aku akan membalas darah mereka yang belum Kubalas; TUHAN
tetap diam di Sion.” (Yl 3:17-21). Kutipan di atas ini menggambarkan
Allah Yang Mahakuasa, yang dapat membuat segala sesuatu yang ada di
permukaan bumi ini menjadi apapun sesuai dengan kehendakNya. Dalam
kutipan di atas kiranya digambarkan karya ciptaanNya, yaitu tanah di
bumi ini menghasilkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia
untuk hidup layak dan damai sejahtera. “Allah tinggal dalam
ciptaan-ciptaanNya dalam unsur-unsur; memberi ‘ada’nya: dalam
tumbuh-tumbuhan, memberi daya tumbuh; dalam binatang-binatang, daya
rasa; dalam manusia, memberi pikiran” (St Ignatius Loyola: LR no 235).
Kami berharap ketika kita berada di alam bebas, di antara aneka macam
tumbuhan atau tanaman akan tergerak untuk memuji, memulikan dan
meluhurkan Allah, yang menganugerahkan keindahan alam luar biasa.
Demikian juga, lebih-lebih atau terutama dalam diri manusia, yang
sering mengajukan pikiran-pikiran baru dan cemerlang, hendaknya kita
berterima kasih kepada Allah maupun kepada yang bersangkutan. Marilah
kita senantiasa saling bersyukur dan berterima kasih sebagai wujud
iman kita kepada Allah. Hendaknya ketika kita memiliki pikiran baik
tidak hanya disimpan saja, melainkan sumbangkan untuk kehidupan dan
kesejahteraan hidup bersama.
“TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau
bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum
adalah tumpuan takhta-Nya. Gunung-gunung luluh seperti lilin di
hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi. Langit memberitakan
keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.” (Mzm
97:1-2.5-6)
Ign 12 Oktober 2013