18Okt

1 view
Skip to first unread message

Ign Sumarya

unread,
Oct 17, 2013, 12:03:34 AM10/17/13
to gghouse, Hartati Lumban Gaol, Gamma Bintang Grafika, Vincentius Gatot, gamma, Gatho Loyo, gatotad...@hotmail.com, gss_j...@yahoo.com, Gunawan Suryana, Gereja Katolik St.Andreas Kedoya ( webmaster ), gedocso, gedono, gegenugroho, gemawarta, gerejafransiskus, Gerardette Philips, GEREJA KATOLIK TIMUR
"Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit”

(2Tim 4:10-17b; Luk 10:1-9)

“ Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain,
lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan
tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan
yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk
tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak
domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau
bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama
dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih
dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang
yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal
atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah
dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu,
sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah
berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota
dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan
sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada
mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu” (Luk 10:1-9), demikian
kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Lukas, Pengarang Injil, hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

· Injil adalah kabar atau warta baik, dan hemat saya, sebagai orang
beriman atau beragama, kita semua dipanggil untuk senantiasa
mewartakan apa yang baik. Memang di dalam Gereja Katolik atau agama
lain yang menjadi penggerak pewartaan apa yang baik adalah
pastor/imam, pendeta atau kyai, dst.. Secara khusus perkenankan saya
mawas diri perihal panggilan imamat di dalam Gereja Katolik. Umat
katolik sering mengeluh atau menggerutu ketika menerima pelayanan yang
kurang baik dan kurang memadai dari imam/pastor, entah karena kualitas
imam/pastor yang bersangkutan atau karena jumlah imam/pastor yang
terbatas, sehingga semua permintaan pelayanan tidak dapat dipenuhi.
Dalam Warta Gembira hari ini kita diingatkan agar senantiasa dengan
rendah hati mohon kepada Allah untuk memanggil dan mengutus
anak-anak/generasi muda menjadi imam. Jumlah seminaris atau calon imam
masa kini memang tidak banyak dan juga memprihatinkan bahwa mereka
yang masuk seminari menjadi seminaris juga butuh pendampingan khusus
atau istimewa. Maklum generasi muda masa kini pada masa kecilnya
senantiasa dimanja oleh orangtuanya, sehingga untuk mendidik dan
mempersiapkan mereka menjadi imam atau pelayan kabar baik sungguh
sulit dan penuh dengan tantangan. Kami berharap kepada anda sekalian
untuk senantiasa mendoakan kami, para imam, agar setia dalam imamat,
demikian juga berdoa bagi para seminaris agar dengan sungguh-sungguh
menanggapi panggilan untuk menjadi imam. The last but no the least,
kami berharap kepada para orangtua atau bapak-ibu untuk dengan rela
hati dan jiwa besar merelakan anaknya laki-laki yang terbaik untuk
menjadi imam.

· “Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah
ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.Tikhikus telah kukirim
ke Efesus. Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di
Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu.”
(2Tim 4:11-13), demikian pesan Paulus kepada Timotius. Pesan ini
kiranya juga menjadi pesan kami semua, para staf atau formator
seminaris. Kami harus jujur mengatakan bahwa mereka yang terpanggi
untuk menjadi imam, seminaris, pada umumnya berasal dari keluarga atau
orangtua yang kurang mampu dalam hal keuangan atau financial,
sementara itu pendidikan seminaris atau calon imam sungguh membutuhkan
dukungan, entah berupa doa atau dana. Kepada mereka yang tidak
memiliki dana atau miskin dengan rendah hati kami mohon doa anda
setiap hari bagi para seminaris maupun staf seminari, sedangkan bagi
mereka yang berkecukupan atau kaya akan harta benda atau uang, dengan
rendah hati kami mohon uluran kasih dan kemurahan hati anda untuk
membantu kami dalam hal mencukupi kebutuhan finansial pendidikan calon
imam/seminaris di seminari-seminari. “Sithik ora katampik, akeh soyo
pikoleh” (=sedikit tidak ditolak, syukur banyak lebih diharapkan),
demikian kata-kata Bapak Yustinus Kardinal Darmajuwana Pr alm, yang
sungguh mengesan bagi saya. Sumbangan anda sekecil apapun bagi
pembinaan seminaris akan sangat bermanfaat, sebagai contoh apa yang
terjadi di Seminari Menengah Mertoyudan: ada yang memberi sumbangan
berupa sayuran, bahan makanan, dan yang sungguh mengesan bagi saya
adalah ada sekelompok janda miskin yang setiap bulan memberi sumbangan
kepada kami sebesar Rp.75.000,-

“Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan
orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan
kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk
memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan
semarak kerajaan-Mu. Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan
pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan” (Mzm 145:10-13b)

Ign 18 Oktober 2013
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages