Wang Yi Temui Sebagian Menlu Negara ASEAN dan Sekjen Asean ; Jubir Tiongkok Bantah Pernyataan Menlu Kanada Terkait Prasangka Ideologi

0 views
Skip to first unread message

Chan CT

unread,
Jun 9, 2021, 9:01:04 PM6/9/21
to GELORA45_In

Wang Yi Temui Sebagian Menlu Negara ASEAN dan Sekjen Asean

Kantor Berita Xinhua: Hari Selasa kemarin (8/6), Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi secara terpisah mengadakan pertemuan dengan sebagian Menteri Luar Negeri negara-negara ASEAN dan Sekjen ASEAN yang datang ke Kota Chongqiong, Tiongkok barat daya untuk menghadiri Konferensi Khusus Menteri Luar Negeri Peringatan 30 Tahun Hubungan Dialog Tiongkok-ASEAN.

Dalam pertemuannya dengan Erywan, Menteri Luar Negeri Brunei Darussalem, Wang Yi menyatakan, Tiongkok bersedia bersama Brunei mengembangkan persahabatan tradisional, memperdalam kerja sama penanggulangan pandemi, membangun bersama inisiatif “Sabuk dan Jalan” yang bermutu tinggi, dan mempertahankan momentum perkembangan sehat kemitraan strategis Tiongkok-Brunei. Pada kesempatan itu, Erywan menyatakan, pihak Brunei bersedia terus memberikan kontribusi yang positif, meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Tiongkok, berbagi pengalaman pembangunan Tiongkok, serta lebih lanjut meningkatkan mutu dan taraf kerja sama ASEAN dan Tiongkok.

Dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, Wang Yi menyatakan, Tiongkok sangat mementingkan hubungannya dengan Indonesia, bersedia mendorong kemitraan strategis komprehensif Tiongkok-Indonesia terus berkembang, memperkuat  kekuatan negara-negara berkembang, demi memberikan kontribusi baru dalam memelihara perdamaian dan pembangunan di kawasan bahkan seluruh dunia. Sementara itu, Retno menyatakan, Indonesia sangat mementingkan pengembangan hubungan ASEAN-Tiongkok, mengharapkan Tiongkok mengadakan lebih banyak kerja sama substantif, agar dapat menghadapi tantangan pasca pandemi dengan lebih baik dan mewujudkan lebih banyak kemenangan bersama yang saling menguntungkan.

Dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Lochen, Wang Yi menyatakan, berdasarkan prinsip tetangga bersahabat yang tidak saling memprovokasi dan saling menjaga, Tiongkok bersedia bersama Filipina memajukan hubungan Tiongkok-Filipina agar sehat dan stabil. Dalam pertemuan itu, Lochen mengharapkan kedua negara mempererat hubungan tingkat tinggi, mempercepat kerja sama di bidang-bidang ekonomi dan perdagangan, instalasi infrastruktur dan keamanan internet. Pihak Filipina bersedia mempertahankan komunikasi dengan Tiongkok secara lebih bersahabat melalui cara diplomatik yang efektif.

Dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Myanmar, U Wunna Maun Lwin, Wang Yi menyatakan, kebijakan persahabatan Tiongkok dengan Myanmar tidak akan terpengaruh oleh perubahan situasi dalam dan luar negeri Myanmar, Tiongkok selalu memihak segenap rakyat Myanmar. Di masa lampau, sekarang, dan di masa depan, Tiongkok akan selalu mendukung Myanmar memilih jalan pembangunan yang sesuai dengan keadaan negerinya sendiri. Tiongkok bersedia terus memajukan pembangunan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Myanmar. Sementara itu, U Wunna Maung Lwin menghargai dukungan Tiongkok terhadap proses rekonsiliasi damai dalam negeri Myanmar. Pihak Myanmar akan dengan teguh memperdalam persaudaraan antara Myanmar dan Tiongkok, bersedia bersama Tiongkok melawan pandemi dan memperdalam kerja sama.

Dalam pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal ASEAN, Lim Jock Hoi, Wang Yi menyatakan, selama 30 tahun ini, hubungan Tiongkok-ASEAN telah mencapai lompatan perkembangan. Tiongkok mengharapkan Sekretariat ASEAN memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menjembatani Tiongkok-ASEAN, berupaya bersama Tiongkok merintis prospek kerja sama yang lebih luas antara Tiongkok-ASEAN. Lim Jock Hoi menyatakan, dengan berdiri di atas titik sejarah yang baru, ASEAN bersedia berupaya bersama dengan Tiongkok, dengan teguh memelihara perdamaian dan kestabilan regional, sekuat tenaga mendorong pemulihan ekonomi regional, dan terus meningkatkan taraf pengembangan hubungan Tiongkok-ASEAN.

 

Jubir Tiongkok Bantah Pernyataan Menlu Kanada Terkait Prasangka Ideologi

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian hari Selasa kemarin (8/6) membantah pernyataan Menlu Kanada Mark Garneau yang berkaitan dengan Tiongkok. Pihak Tiongkok dengan tegas menentang pernyataan pihak Kanada yang melecehkan fakta dasar dan penuh dengan prasangka ideologi.

Menurut laporan, Menlu Kanada Mark Garneau pada Senin kemarin (7/6) menyatakan pada parlemen bahwa tumbuhnya autokrasi dan diplomasi koersif Tiongkok menimbulkan tantangan bagi negara-negara demokrasi termasuk Kanada. Mengupayakan pemulangan Michael Kovrig dan Michael Spavor ke Kanada dengan aman merupakan prioritas pekerjaan Kanada terhadap Tiongkok. Kanada akan bersama negara mitranya melindungi tatanan internasional yang berdasarkan aturan dan membela hak asasi manusia dan kebebasan.

Menanggapi hal tersebut, Zhao Lijian menunjukkan bahwa kunci perkembangan Tiongkok adalah merintis jalur pembangunan yang sesuai dengan kondisi nasional Tiongkok sendiri, yaitu jalur sosialis berciri khas Tiongkok. Tiongkok tidak pernah melakukan ekspor sistem dan kompetisi sistem, melainkan menganjurkan agar setiap negara merintis jalur yang sesuai dengan kondisi nasionalnya sendiri dan jalur yang memenuhi kebutuhan rakyatnya sendiri, saling menghormati dan saling belajar satu sama lain. Dengan sengaja menjadikan hubungan Tiongkok-Barat sebagai perselisihan antara “demokrasi dan autokrasi”, mencoba menggarisi ideologi, menyematkan label berbeda pada negara-negara lain, ini sama sekali tidak objektif, rasional, dan demokratis.

Zhao Lijian juga menyatakan bahwa tuduhan "diplomasi koersif" tidak dapat diberikan kepada Tiongkok. Tiongkok telah berulang kali menyatakan posisinya pada kasus warga negara Kanada Michael Kovrig dan Michael Spavor. Keduanya ditangkap dan diadili oleh pengadilan Tiongkok sesuai dengan hukum atas dugaan kejahatan yang membahayakan keamanan nasional Tiongkok. Kasusnya saat ini sedang diadili. Namun, Meng Wanzhou ditahan secara tidak wajar oleh pihak Kanada lebih dari 900 hari tanpa melanggar hukum Kanada apa pun. Pihak Kanada harus mawas diri, segera mengoreksi kesalahannya, membebaskan Meng Wanzhou dan membiarkannya kembali ke Tiongkok dengan selamat.

 

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages