Sport 7 (News Flash) Serie A Italia

1 view
Skip to first unread message

Guntur Sutrisno

unread,
Oct 17, 2011, 10:03:19 AM10/17/11
to Eko Wahyudi, Eko Pribadi, Wahyu Apriyanto, Ogie Yunantho, Murnadirawan Murnadirawan, Budi Sukaca, Jhon Freddy Pasaribu, Indra Carnas, Sabtoni Abdul Gafur, Gugun Sinaga, Muhammad Ikhwan, Edi Nursal, Ichwanul Muslimin, Mahadin Maha, Faisal Ananda, MErfin Fanani, Edward Simamora (Terminated), Terbit Sembiring, Efrianto Efrianto, Febi Hidayat, Kalam DeMeicy, Suyud Mawardi, Hendra Mentaruk, Dani Irawan, Windi Setia Pratama, M Nur, Jhon Karyadi, Hartanta Hermas Tarigan, Prasetio Adi Sasono, Ferdy....@schneider-electric.com, Arhatt...@schneider-electric.com, Richard Agustriono, Ricky Hutapea, Indar Wahyu Hidayat, Hari Kurniawan, Ragil Tri Prasetyo, Firman Arif, Firman Edi, M Firmansyah, ecog...@yahoo.com, victor7...@gmail.com, Untung Wardani, renol...@yahoo.co.id, bambangmul...@gmail.com, Muhammad ILham, Edi Iswanto, Riau Vano, Irvan, Pangeran Pangeran, Lasimin Lasimin

Hasil Lengkap Giornata ke-7 Serie A

Achmad Firdaus - Okezone

Senin, 17 Oktober 2011 07:36 wib

 2  20 Email0

Foto: Ist

Foto: Ist

JAKARTA - Giornata atau pekan kedelapan Serie A musim 2011/2012 akhir pekan ini, mengalami penurunan dalam hal jumlah gol. Tercatat, lima laga dari 10 total laga yang digelar Sabtu-Senin dini hari menghasilkan skor kacamata alias 0-0.

Hasil imbang dipetik Juventus yang harus bertandang ke markas Chievo Verona di Stadion Marc’Antonio Bentegodi, Minggu (16/10/2011) malam tadi. Meski hanya meraih satu angka, Juve tetap berhak memuncaki klasemen sementara dengan raihan 12 poin.

Hasil serupa juga ditorehkan rival terdekat Juve, Udinese yang juga ditahan imbang tuan rumah Atalanta dengan skor 0-0 pada saat bersamaan. Kegagalan meraih angka penuh membuat anak asuh Francesco Guidolin harus puas nangkring di peringkat dua dengan hanya kalah selisih gol dari Juve.

Tiga laga lain yang juga berakhir dengan skor kacamata adalah laga Cesena vs Fiorentina, Cagliari kontra Siena dan Genoa versus Lecce.

Sementara itu, di laga Minggu dini hari, dua klub asal Kota Milan memetik hasil bersebrangan. Inter Milan yang bertandang ke markas Catania harus menyerah dengan skor 2-1. Sementara saudara tuanya, AC Milan sukses mengakhiri rekor buruk atas Palermo dengan kemenangan meyakinkan 3-0.

Hasil ini membuat I Rossoneri naik dua strip ke posisi 13 klasemen sementara dengan raihan delapan angka. Milan terpaut empat angka dari Juve di puncak klasemen. Sementara I Nerazzurri masih terbenam di papan bawah. Dengan hanya meraih empat angka, skuad besutan Claudio Ranieri hanya berada satu strip di atas zona merah (urutan 17).

Di laga pamungkas yang menyajikan partai big match bertajuk Derby della Capitale, Lazio sukses mengakhiri kutukan tidak pernah menang dari rival sekotanya AS Roma di lima pertemuan terakhir. Sempat tertinggal 0-1 lewat gol cepat Pablo Osvaldo, Lazio merespon di babak kedua dan membalikkan kedudukan menjadi 2-1, lewat gol Hernanes (penalti) dan Miroslav Klose di masa injury time.

Kemenangan ini praktis mengantar Lazio kembali menempati papan atas. Skuad Elang Ibukota bercokol di posisi empat klasemen dengan raihan 11 poin, atau hanya terpaut satu angka dari Juve. Sementara Roma masih tercecer di urutan 12 klasemen sementara dengfan raihan delapan poin.

Hasil lengkap giornata ke-7 Serie A:
Catania 2 – 1 Inter Milan
Milan 3 – 0 Palermo
Napoli 1 – 2 Parma
Cesena 0 – 0 Fiorentina
Atalanta 0 – 0 Udinese
Cagliari 0 – 0 Siena
Chievo 0 – 0 Juventus
Genoa 0 – 0 Lecce
Novara 0 – 2 Bologna
Lazio 2 – 1 Roma (acf)

 

Hanya Imbang, Juve Tetap di Puncak

Achmad Firdaus - Okezone

Minggu, 16 Oktober 2011 22:37 wib

 4  28 Email0

Foto: Del Piero saat coba melepaskan tembakan ke gawang Chievo/Getty

Foto: Del Piero saat coba melepaskan tembakan ke gawang Chievo/Getty

VERONA - Juventus berhasil menjaga rekor tak terkalahkan mereka sekaligus puncak klasemen sementara Serie A, meski hanya main imbang 0-0 melawan tuan rumah Chievo Verona pada giornata ketujuh, Minggu (16/10/2011). Sayang, hasil ini sedikit tercoreng dengan keputusan kontroversial dari wasit.

Melawat ke Stadion Marc'Antonio Bentegodi, pelatih Juve Antonio Conte menempatkan Mirko Vucinic di lini depan, dengan sokongan Claudio Marchisio, Milos Krasic, Arturo Vidal dan Simone Pepe di lini kedua. Meski hanya mengandalkan seorang Vucinic sebagai striker tunggal, namun Juve tetap mampu mendominasi jalannya laga.

Mengandalkan dua sayapnya sebagai pembongkar pertahanan Chievo, Juve langsung mengancam di menit ketiga. Marchisio mengirim umpan terukur ke arah Vucinic. Namun, Stefano Sorrentino, kiper The Flying Donkey sigap untuk membendung bola sebelum sampai ke kaki mantan striker AS Roma tersebut.

Chievo yang didukung ribuan suporternya balik mengancam di menit ke-9. Sergio Pellissier melepaskan tembakan bebas keras yang sayangnya masih belum membuat Gianluigi Buffon bekerja keras menyelamatkan gawangnya.

Di menit ke-20, publik tuan rumah bergemuruh menyambut gol yang dicetak Cyril Thereau. Sayang, gol tersebut tidak disahkan wasit Andrea De Marco. De Marco membuat keputusan kontroversial karena menilai pemain asal Prancis tersebut terlebih dulu melakukan pelanggaran terhadap Andrea Pirlo sebelum melepaskan tembakan yang tak kuasa dibendung Buffon.

Keputusan ini sontak membuat para pemain Chievo kesal, terlebih Thereau yang langsung menendang bola keluar lapangan usai golnya dianulir. Namun apesnya, Thereau justru mendapat hadiah tambahan, yakni sebuah kartu kuning dari sang pengadil lapangan.

Usai keputusan kontroversial wasit, tempo permainan sedikit menurun dan tidak banyak peluang diciptakan kedua tim. Alhasil, skor kacamata alias 0-0 masih terpampang di papan skor pada babak pertama.

Di paruh kedua, Juve kembali mengambil inisiatif serangan. Marchisio dan pemain pengganti Emanuele Giacherini mendapat peluang emas untuk membawa Juve unggul. Sayang, upaya mereka masih belum membuahkan hasil.

Juve terus mendominasi babak kedua. Di menit ke-70, Alessandro Del Piero yang masuk dari bangku cadangan menggantikan Marchisio nyaris membungkam publik Bentegodi. Sayang, sundulanya memanfaatkan umpan silang Simone Pepe hanya menerpa mistar.

Chievo kembali merespon satu menit kemudian. Hadiah penalti diminta para pemain Chievo setelah Pellissier dijatuhkan Giorgio Chiellini di kotak terlarang. Sayang, wasit De Marco tidak menganggap hal tersebut sebagai pelanggaran yang harus mendapatkan hadiah penalti. Hasilnya, skor 0-0 pun tetap bertahan hingga 90 menit laga.

Meski gagal merebut angka maksimal, namun Juve tetap mampu mempertahankan posisi mereka di puncak klasemen dengan 12 poin, hasil dari tiga kali menang dan tiga kali imbang tanpa tersentuh kekalahan. Hasil ini juga tak lepas dari kegagalan Udinese yang ditahan imbang 0-0 Atalanta di saat bersamaan. Juve tetap berhak di puncak dengan keunggulan selisih gol dari Udinese.

Susunan Pemain:

Chievo:
Sorrentino; Sardo/Frey (20’), Morero/Mandelli (69’), Cesar, Jokic; Bradley, Rigoni, Hetemaj; Sammarco/Cruzado (60’); Thereau, Pellissier

Juventus: Buffon; Lichtsteiner, Barzagli, Bonucci, Chiellini; Pirlo; Krasic/Giaccherini (56’)/Estigarribia (80’), Vidal, Marchisio/Del Piero (70’), Pepe; Vucinic (acf)

 

Gol Telat Klose Paksa Roma Gigit Jari

Achmad Firdaus - Okezone

Senin, 17 Oktober 2011 03:36 wib

 0  113 Email0

Foto: Miroslav Klose mencetak gol kemenangan 2-1 Lazio atas AS Roma/Daylife

Foto: Miroslav Klose mencetak gol kemenangan 2-1 Lazio atas AS Roma/Daylife

ROMA - Miroslav Klose mencuri perhatian di laga big match bertajuk Derby della Capitale antara Lazio kontra AS Roma. Gol telatnya di masa injury time memaksa Roma yang sempat unggul di babak pertama, menyerah 2-1.

Roma membuka laga di Olimpico, Senin (17/10/2011) dini hari WIB, dengan gemilang. Baru lima menit laga berjalan, anak-anak asuh Luis Enrique sukses membongkar pertahanan Biancoceleste. Miralem Pjanic menjadi aktor dibalik gol yang dicetak Osvaldo. Gelandang yang baru diboyong dari Olympique Lyon melepaskan umpan lambung cantik yang melewati empat pemain belakang Lazio. Osvaldo yang lolos dari jebakan offside pun tanpa kesulitan membobol gawang Federico Marchetti. 1-0 untuk Roma.

Selayaknya laga derby antar tim sekota, duel Roma kontra Lazio juga langsung berlangsung ketat sejak awal. Belum sepuluh menit laga berjalan, wasit sudah mengeluarkan dua kartu kuning untuk pemain Roma. Osvaldo mendapat kartu kuning karena membuka kaos saat merayakan gol. Sementara di menit ke-9, giliran Simone Perotta yang mendapat kartu kuning karena melakukan pelanggaran keras.

Setelah sempat tertekan di 10 menit pertama, Lazio akhirnya bisa menciptakan peluang pertamanya di menit ke-12. Djibril Cisse beraksi di sisi lapangan dan melepaskan umpan ke arah Hernanes yang langsung meneruskannya ke arah Miroslav Klose. Striker internasional Jerman ini menyambutnya dengan sepakan yang sayangnya masih menyamping.

Masuk menit 17, Perotta gagal mempertahankan bola di lapangan tengah sehingga direbut Christian Brocchi yang langsung meneruskannya kepada Hernanes yang langsung melepaskan tembakan, tapi sayang juga masih belum menemui sasaran. Menit ke-24, Hernanes kembali punya peluang. Kali ini sepakan kerasnya tidak mampu dijangkau Maarten Stekelenburg. Namun, bola masih enggan masuk ke dalam gawang (hanya menyamping).

Roma yang bermain cukup efektif kembali mendapat peluang di menit ke-40. Osvaldo memberikan umpan manis kepada Bojan. Namun, striker yang diboyong dari Barcelona itu gagal mengkonversinya menjadi gol. Skor 1-0 untuk Roma bertahan hingga jeda.

Masuk interval kedua, Lazio coba mengambil inisiatif serangan. Hasilnya pun langsung terlihat saat laga baru memasuki menit kelima (50’). Wasit menunjuk titik putih menyusul pelanggaran Simon Kjaer yang menjatuhkan Brocchi di kotak terlarang.

Tak hanya memberikan hukuman penalti, wasit Paolo Tagliavento juga mengganjar bek asal Denmark dengan kartu merah langsung. Hernanes yang maju sebagai algojo sukses melengkapi derita I Giallorossi, setelah eksekusinya sukses mengecoh Stekelenburg. Lazio berhasil menyamakan kedudukan 1-1.

Unggul jumlah pemain, membuat Lazio kian semangat melancarkan serangan. Sementara Roma tetap tampil ngotot. Alhasil, permainan keras pun kembali terjadi. Gelandang Lazio, Alvaro Gonzales menerima tekel keras dari Jose Angel dan harus mendapat perawatan hingga dua kali, sebelum akhirnya harus digantikan karena mengalami cedera kaki serius.

Di menit ke-71, Lazio kembali mendapat peluang. Kali ini giliran Klose yang memanfaatkan umpan lambung Hernanes. Sayang, Klose gagal mengkonversi peluang tersebut menjadi gol setelah sepakannya melambung, padahal dia tidak berada dalam tekanan pemain lawan saat melepaskan sepakan.

Tekanan demi tekanan terus dilancarkan para pemain Lazio. Di menit ke-84, Djibril Cisse nyaris membuat Laziale -sebutan fans Lazio- bersorak. Sayang, eksekusi mantan striker Liverpool hanya menerpa tiang gawang. Satu menit kemudian, Cisse kembali mengancam, namun kali ini sepakannya masih bisa diblok Gabriel Heinze.

Petaka buat Roma terjadi di masa injury time (90+3). Klose memastikan Lazio meraih tiga angka setelah sepakannya dari jarak dekat tidak mampu dibendung Stekelenburg. Lazio pun berhasil bangkit dari ketertinggalan 0-1 untuk kemudian menang 2-1. Gol pertama di laga derby kali ini pastinya tidak akan dilupakan Klose.

Dengan hasil ini, Lazio pun sukses merangkak naik ke posisi empat klasemen sementara dengan raihan 11 poin, atau hanya terpaut satu poin dari pemuncak klasemen sementara Juventus. Sementara Roma, kekalahan ini membuat mereka turun ke urutan 12 dengan hanya mengemas delapan poin.

Susunan Pemain:

Lazio (4-3-1-2):
Marchetti; Konko, Dias, Biava, Radu/Lulic(46’); A.Gonzalez/Mauri(60’), Ledesma, Brocchi/Matuzalem(75’); Hernanes; Klose, Cisse.

Roma (4-3-1-2): Stekelenburg; Rosi/Casetti(38’), Heinze, Kjaer, Jose Angel; De Rossi, Gago, Perrotta/Burdisso(53’), Pjanic; Osvaldo, Bojan/Pizzaro(73’) (acf)

 

Reja Lega Akhiri Kutukan Derby della Capitale

Achmad Firdaus - Okezone

Senin, 17 Oktober 2011 05:36 wib

 2  2 Email0

Foto: Pelatih Lazio Edoardo Reja sumringah akhirnya bisa mengakhiri kutukan tak pernah menang atas AS Roma/Getty Images

Foto: Pelatih Lazio Edoardo Reja sumringah akhirnya bisa mengakhiri kutukan tak pernah menang atas AS Roma/Getty Images

ROMA - Pelatih Lazio Edoardo ‘Edy’ Reja akhirnya bisa tersenyum melihat pasukannya menundukkan rival sekota AS Roma. Reja mengaku lega akhirnya bisa mengakhiri kutukan tidak pernah menang dalam laga bertajuk Derby della Capitale.

Sejak dipercaya menukangi Lazio pada musim lalu, Reja memang belum pernah memberikan kemenangan di laga derby kontra Roma. Dari empat laga derby yang telah dilakoni, Reja harus selalu tertunduk, karena menelan kekalahan. Namun, pada laga dini hari tadi, kutukan tak pernah menang akhirnya berakhir.

Reja sempat dibuat cemas ketika Pablo Osvaldo mencetak gol cepat untuk membawa Roma memimpin 1-0 di babak pertama. Beruntung, Lazio merespon dengan tepat di interval kedua. Hernanes menyamakan kedudukan lewat titik putih di awal babak kedua, sebelum akhirnya Miroslav Klose memberikan kemenangan perdana Lazio dalam lima pertemuan terakhir dengan Roma, lewat golnya di masa injury time.

“Kami benar-benar membutuhkan ini (kemenangan), meski pada awalnya saya sempat berpikir hal ini tidak akan terjadi! Dua kali upaya kami digagalkan mistar gawang dan kami juga punya banyak peluang. Namun, beberapa detik sebelum laga berakhir, bola akhirnya masuk ke gawang (Roma),” tutur Reja dikutip Football-Italia usai laga, Senin (17/10/2011).

“Kami persembahkan kebahagiaan ini untuk fans, yang terus mendukung kami. Usai kemenangan ini, saya harap kami bisa tetap mempertahankan atmosfer positif dan berdamai dengan sejumlah fans,” sambung Reja yang sempat mendapat ancaman pembunuhan dari sekelompok garis keras Laziale.

Tak hanya mengakhiri kutukan, kemenangan ini juga membuat Lazio merangkak naik ke posisi empat klasemen sementara dengan raihan 11 poin, atau hanya terpaut satu angka dari Juventus di puncak klasemen. Kondisi ini sontak membuat fans mulai kembali pede terkait peluang Lazio untuk bertarung memperebutkan scudetto.

Reja sendiri memilih untuk tetap membumi menyikapi fenomena ini. Dia meminta para pemain untuk tidak memikirkan posisi di klasemen dan terus fokus menatap laga di depan.

“Kini, kami harus menatap ke depan. Kini kami hanya terpisah satu angka dari pemimpin klasemen dan memenangi derby (untuk kali pertama),” pungkas Reja yang mendapat kartu merah dari wasit karena dianggap melakukan selebrasi berlebihan dengan para pemainnya. (acf)

 

Luis Enrique: Mamma Mia, Sungguh Sebuah Final...

Sebastianus Epifany - Okezone

Senin, 17 Oktober 2011 08:07 wib

 5  2 Email0

Luis Enrique (Foto: Daylife)

Luis Enrique (Foto: Daylife)

ROMA - Luis Enrique akhirnya bisa merasakan panasnya atmosfir Derby della Capitale antara Lazio dan tim yang dilatihnya AS Roma dengan membawa pulang kekalahan 1-2. Tak pelak akibat tingginya tensi pertandingan, Enrique pun merasa laga tersebut seperti berjalan seperti sebuah final.

Laga memang berjalan keras dan tegang. I Lupi unggul cepat melalui Pablo Osvaldo sebelum akhirnya disamakan oleh Hernanes, dan akhirnya Klose mencetak gol kemenangan Lazio di menit akhir laga tersebut.

Mamma Mia, Sungguh sebuah final. Ini memalukan, karena kami pikir hasil imbang sudah didapat, tetapi kami tidak mendapatkan keberuntungan yang kami butuhkan,” ujar Enrique seperti dilansir dari Football-Italia, Senin (17/10/2011).

”Tanpa ragu, kami seharusnya tampil lebih baik di babak pertama. Kami memulai dengan penguasaan bola yang hebat dan penyerang terus berlari, tetapi setelah 15 menit kami tidak bisa menjaga bola dengan cara yang biasanya kami lakukan. Ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, karena itu saya ingin pendekatan selama 90 menit,” tambahnya.

Enrique sendiri menyayangkan kekalahan yang diderita timnya, karena merasa timnya sudah melakukan yang terbaik. Walau begitu dirinya tetap senang dengan penampilan timnya, walau itu hanya berupa peluang.

“Saya senang dengan peluang yang didapatkan para pemain saya, walaupun Lazio juga sudah melakukan yang terbaik. Sayang sekali kami harus kebobolan ketika laga hampir usai,” imbuhnya.

Dalam laga tersebut wasit dianggap memberikan keputusan kontroversial dengan memberikan penalti pada Lazio, namun Enrique menolak mengomentari keputusan wasit dengan mengatakan,” Saya tidak pernah membicarakan wasit. Bagaimanapun, Itu tidak mungkin bagi saya berkomentar dari garis batas.”
 
(seb)

 

Robinho Ingin Menangi Semua Partai

Dewi - Okezone

Senin, 17 Oktober 2011 09:48 wib

 0  7 Email1

Foto: Robinho/Getty Images

Foto: Robinho/Getty Images

MILAN – Motivasi tinggi tertanam dalam diri Robinho usai mencetak gol ke gawang Palermo akhir pekan kemarin. Pemain asal Brasil ini berambisi membawa Rossoneri memenangi semua partai hingga akhir musim.
 
Robinho ikut menyumbang satu gol ketika Il Diavolo membekuk Palermo 3-0, Minggu (16/10/2011) dini hari WIB. Kemenangan tersebut dianggapnya sebagai sinyal kebangkitan Milan setelah mengawali musim dengan buruk.
 
Saat ini, Milan berada di urutan 13 dengan nilai delapan atau defisit empat angka dari Juventus dan Udinese yang berada di puncak klasemen. Robinho pun menyerukan agar rekan-rekannya bisa terus mendulang poin.
 
“Saya senang bisa kembali memberikan bantuan. Kami selalu ingin menang dan semoga bisa mempertahankan ini dan memenangi semua partai,” tandas pemain usia 27 tahun ini.
 
Di pertandingan tersebut, Massimiliano Allegri menurunkan Robinho di belakang Zlatan Ibrahimovic dan Antonio Cassano. Eks Real Madrid ini menegaskan akan menuruti instruksi pelatih demi bisa membantu tim.
 
“Saya tahu saya pemain penting, tapi kami semua sama. Saya ingin bermain lebih dekat dengan Ibra dan Cassano dan melakukan apa yang diminta pelatih,” tegasnya, seperti dikutip Goal, Senin (17/10).
 
“Musim panas kemarin sangat berat karena cedera. Sekarang saya bisa tampil full, tapi pelatih menarik saya keluar (saat lawan Palermo) karena saya mendapat kartu kuning,” pungkam Robinho.
(wei)

 

Van Bommel Sambut Kekalahan Inter dan Napoli

Rejdo Prahananda - Okezone

Minggu, 16 Oktober 2011 21:05 wib

 7  27 Email0

Foto: Mark Van Bommel (Getty Images)

Foto: Mark Van Bommel (Getty Images)

MILAN – Ungkapan kebahagiaan datang dari gelandang veteran AC Milan, Mark Van Bommel. Bukan tanpa alasan mantan pemain Bayern Munich tersebut mengutarakan kebahagiaanya. Kemenangan Milan atas Palermo dengan skor 3-0, jelas menjadi penyebabnya.
 
Sukses Milan meraup angka sempurna pun semakin komplet menyaksikan dua rivalnya, Napoli dan Inter Milan sama-sama menelan kekalahan saat jumpa lawannya masing-masing. Dengan kemenangan yang diraih atas Palermo, I Rosonerri sementara waktu naik ke peringkat sebelas.
 
“Kami harus melihat apa yang harus kami lakukan, tapi itu benar bahwa jika tim lain kehilangan poin maka itu adalah hal yang baik bagi kami,” kata Van Bommel di Milan Channel, Minggu (16/10/2011).
 
Van Bommel pun turut berkomentar mengenai ekspansi belanja pemain untuk musim dingin nanti. Jika benar, Milan berniat menambah pasukan lagi, Van Bommel menyambut dengan tangan terbuka upaya Milan untuk memperkuat barisan pemainnya pada Januari nanti.
 
“Jika seorang pemain yang berkualitas datang, maka saya akan sangat senang. Itu selalu baik ketika seorang pemain yang layak tiba di Milan,” tukas pemain 34 tahun ini.
(edo)

 

Cambiasso: Kinerja Saya Sia-sia

Rejdo Prahananda - Okezone

Minggu, 16 Oktober 2011 18:10 wib

 1  15 Email0

Foto: Esteban Cambiasso (Reuters Pictures)

Foto: Esteban Cambiasso (Reuters Pictures)

CATANIA – Esteban Cambiasso akhirnya menyatakan perasaannya atas kekalahan yang menimpa Inter Milan di tangan Catania dengan skor 2-1 di akhir pekan ini. Kecewa, satu kata itu tepat menggambarkan kondisi psikis sang pemain selepas laga.
 
Maklum, dalam giornata ke 7 ini, Milan yang mengusung misi kemenangan saat bertandang ke Stadio Angelo Massimino harus pulang dengan tangan hampa setelah mereka menelan kekalahan dengan skor 2-1. Gol cepat Esteban Cambiasso menjadi tidak bermakna saat wasit memberikan penalti kontroversial kepada Francesco Lodi
 
Cambiasso menilai hasil buruk yang dicatatkan Inter tidak lepas dari beberapa faktor. Dia pun tidak menyangsikan, rapor merah yang menjangkiti timnya tidak bisa diterima dan melenceng jauh dari prediksi semula.
 
Saat ini, La Beneamata yang notabene mengantongi scudetto lima musim beruntun terdampar di peringat 17, satu strip di atas zona degradasi.
 
“Tidak satu pun dari kami membayangkan kami akan memulai musim seperti ini dan sulit untuk menganalisa itu. Saya yakin, itu kombinasi dari berbagai faktor,” kata Cambiasso di situs resmi Inter Milan, Minggu (16/10/2011).
 
“Ini terlalu mengecewakan karena kami harus mulai membalikkan keadaan dengan pertandingan melawan Bologna dan CSKA Moscow. Tetapi sekarang ini adalah langkah mundur. Kami perlu tetap tenang dan menangani situasi,” sambung pemain asal Argentina.
 
Sebagai penutup, Cambiasso pun menyatakan gol kilatnya di pertandingan tersebut tidak mampu menyelamatkan Inter dari kekalahan. “Saya biasanya melihat pertunjukan saya sendiri sangat tidak penting untuk tim. Tapi malam ini, kinerja saya bahkan kurang penting mengingat hasilnya,” tuntas mantan pemain Real Madrid tersebut.
(edo)

 

Tetap Bersatu Inter

Rejdo Prahananda - Okezone

Minggu, 16 Oktober 2011 11:59 wib

 4  73 Email0

Foto: Javier Zanetti (Getty Images)

Foto: Javier Zanetti (Getty Images)

CATANIA – Kekalahan Inter Milan atas Catania membuat Javier Zanetti coba menerima kenyataan dengan lapang dada. Maklum, kekalahan Inter di pekan ketujuh ini membuat pasukan Biru Hitam itu berada satu strip di atas  zona degradasi. Kekalahan kontra Catania membuat sang raksasa terdampar di peringkat 17.

Ironisnya, Inter harus pulang dengan tangan hampa melalui penalti kontroversial yang dicetak pilar Catania, Francesco Lodi. Hasil minus ini memang berat buat I Nerazurri, terlebih mereka sempat unggul lebih dulu melalui gol cepat yang dilesakkan Esteban Cambiasso, enam menit laga baru berlangsung yang memecut asa untuk meraup angka sempurna.

Zanetti menghimbau kepada seluruh rekannya untuk tetap bersatu menatap pertandingan selanjutnya. Dia mengingatkan, Intersejatinya harus tetap tidak perlu memfokuskan diri dengan eksekusi penalti Catania semata yang mengantarkan mereka pada kekalahan. “Kami tidak harus fokus pada episode penalti,” kata Zanetti di Inter TV, Minggu (16/10/2011).

“Sayangnya, ini kekalahan kami yang lain setelah kami melakukannya dengan baik di babak pertama. Tetapi semuanya berubah pada tiga menit babak kedua. Kami mencoba untuk datang kembali, tetapi tidak mudah,” sambung ikon Inter asal Argentina tersebut.

Nah, berangkat dari kekalahan ini, sang kapten meminta agar koleganya segera merubah perspektif di setiap laga agar La Beneamata tetap menjadi penantang terkuat peraih gelar juara di musim ini kendati rapor merah mewarnai perjalanan mereka di awal edisi 2011/12 ini. “Kami harus mengubah cara kami melihat sesuatu,” lanjutnya.

“Kami telah membuat semacam start yang tidak diharapkan. Kami kecewa dan marah seperti para penggemar, tapi kami harus tetap bersama-sama. Kami mencoba untuk mendapatkan kembali jalur kemenangan karena tim telah banyak memberi,” tuntas Zanetti.
(edo)

 

Zanetti: Sekarang Kami Benar-Benar Panik

Achmad Firdaus - Okezone

Senin, 17 Oktober 2011 08:36 wib

 1  21 Email0

Foto: Javier Zanetti saat mengunjungi garasi Ferrari/Reuters

Foto: Javier Zanetti saat mengunjungi garasi Ferrari/Reuters

MILAN - Kapten Inter Milan Javier Zanetti kecewa berat dengan hasil minor yang kerap dituai timnya sepanjang musim ini. Gelandang timnas Argentina ini pun tak menampik bahwa saat ini timnya tengah dalam kondisi kritis.

Sinyal krisis Inter sempat mengemuka ketika Inter tak meraih kemenangan di lima laga awal saat ditukangi Gian Piero Gasperini. Hasil buruk ini pun langsung direspon presiden klub Massimo Moratti dengan mendepak Gasperini dan menunjuk Claudio Ranieri sebagai pengganti.

Di bawah arahan The Tinkerman, Nerazzurri sempat mendapat angin segar dengan meraih dua kemenangan beruntun. Akan tetapi, sinyal positif tersebut kembali luntur ketika Inter menelan kekalahan beruntun di dua laga terakhir. Pertama kalah 0-3 dari Napoli, dan terakhir kalah menyakitkan dari tim semenjana Catania 1-2, akhir pekan lalu.

Kondisi ini praktis membuat posisi Inter kian terjepit. Misi untuk bertarung memperebutkan gelar scudetto mulai sulit direalisisasikan karena hingga giornata ketujuh, Inter masih berkutat di papan bawah. Saat ini Inter masih tercecer di posisi 17 atau hanya satu strip di atas zona merah.

Ini merupakan salah satu musim terburuk dalam sejarah Inter. Salah satu musim terburuk Inter terjadi pada 1921/22 dan 1924/25 ketika mereka hanya meraih satu kemenangan dan lima kali kalah. Menyikapi fenomena ini, Zanetti pun tak bisa menutupi kekecewaannya, terutama setelah kalah secara kontroversial dari Catania.

“Kami tidak bisa terima dengan insiden penalti (Catania), tapi sayangnya yang jadi perhitungan adalah kami kalah lagi,” tutur Zanetti merespon kekalahan tersebut.

“Di babak pertama sebenarnya kami bermain bagua. Namun, setelah break kami seperti diselimuti kegelapan. Ini merupakan salah satu periode di mana semua yang kami lakukan selalu salah, sambungnya dikutip Tribalfootball, Senin (17/10/2011).

“Kami semua kecewa, dan pastinya fans juga merasakan hal yang sama,” pungkas Zanetti. (acf)

 

Salam Olahraga …

    

Guntur Sutrisno

 

Legal Disclaimer: The information contained in this message may be privileged and confidential. It is intended to be read only by the individual or entity to whom it is addressed or by their designee. If the reader of this message is not the intended recipient, you are on notice that any distribution of this message, in any form, is strictly prohibited. If you have received this message in error, please immediately notify the sender and delete or destroy any copy of this message
image001.jpg
image010.jpg
image011.jpg
image002.jpg
image003.jpg
image004.jpg
image005.jpg
image006.jpg
image007.jpg
image008.jpg
image009.jpg
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages