JAKARTA -- Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
menyatakan 31 perusahaan asuransi--23 asuransi umum dan delapan asuransi
jiwa--terancam ditutup karena tidak memenuhi ketentuan modal minimal Rp
70 miliar.
Sesuai dengan aturan, tahun ini perusahaan asuransi harus
memenuhi modal minimal Rp 70 miliar atau menyerahkan rencana kerja
pemenuhan modal. "Jika tidak, siap-siap saja kena sanksi," kata Kepala
Bagian Analisis Keuangan dan Asuransi Bapepam-LK Sumardjono kemarin.
Menurut dia, nilai ekuitas perusahaan asuransi yang bermasalah
tersebut berada di kisaran Rp 40-70 miliar. Akibatnya, banyak perusahaan
asuransi kesulitan membayar klaim nasabah.
Jumlah asuransi yang bakal ditutup diprediksi bertambah di
tahun-tahun mendatang. Sebab, pemerintah menaikkan batas minimum ekuitas
sebesar Rp 100 miliar pada 2014.
"Kami sudah memberi kesempatan, apakah mau merger, tambah modal, cari investor, atau apalagi," ujar Sumardjono.
Tak hanya itu, pada 2014, Bapepam-LK meminta perusahaan asuransi
meningkatkan solvabilitas hingga 100-120 persen. Sebelumnya, nilai
solvabilitas perusahaan asuransi 100 persen.
Sumardjono berujar industri asuransi terus mencatatkan
perkembangan positif setiap tahun. Pertumbuhan rata-rata pendapatan
premi asuransi dalam tiga terakhir sebesar 21,4 persen.
Tahun lalu pendapatan premi untuk komersial mencapai Rp 34,8
triliun, dengan aset asuransi komersial Rp 305,22 triliun, naik 6,63
persen dari triwulan IV 2011 yang sebesar Rp 286,74 triliun. "Sedangkan
asuransi jiwa naik sekitar 7,2 persen dari tahun lalu," kata dia.
Head Transactional Banking PT Bank Permata Tbk Rudy Tandjung
menyatakan cara tepat menghindarkan perusahaan asuransi dari
kebangkrutan adalah meningkatkan distribusi banking insurance dan efisiensi.
Perusahaan asuransi disarankan memperbanyak jaringan banking insurance. Banking insurance merupakan metode penjualan produk-produk asuransi melalui perantara jaringan bank.
Saat ini pemasaran banking insurance hanya terpusat di kota-kota besar, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Medan. "Harus ada pemerataan untuk merambah ke daerah," kata dia. Selain di kota besar, banking insurance bisa berkembang pesat di wilayah pertambangan, seperti Sumatera dan Kalimantan. JAYADI SUPRIADIN
source: http://koran.tempo.co/konten/2012/05/29/275539/31-Perusahaan-Asuransi-Terancam-Ditutup