Ujian cinta

4 views
Skip to first unread message

suryati

unread,
Nov 17, 2008, 11:21:47 PM11/17/08
to SEHATI, Pengajian Kantor, tentang-p...@yahoogroups.com, ajangk...@yahoogroups.com, sed...@yahoogroups.com, DSM, Kariramanah, KlabSantri, Friends Femina, moslem_...@yahoogroups.com, muslim_uni...@yahoogroups.com, cyber_c...@yahoogroups.com
Ujian Cinta
Penulis : Syamsul Arifin


-------------
KotaSantri.com : Tuk menghilangkan gundah dan kekecewaanku karena ditolak oleh seseorang yang sangat kuharapkan kesediaannya menemani diriku menapaki hidup bersama, kuhabiskan banyak waktu dan pikiran dengan pekerjaan dan aktivitas lain yang kuharap bisa menyita waktu, menghabiskan energi, dan mengalihkan perhatian.

Pikiran yang kosong memang dapat dengan mudah dijejali oleh syaitan, batinku dalam hati. Berbagai acara kajian dan seminar makin sering kuikuti.

Hari ini, aku akan mengikuti acara Mabit atau bermalam di Masjid Walikota Depok. Seperti biasa, dalam acara Mabit, ada kajian ba'da Isya, Qiyamul Lail berjama'ah, muhasabah (refleksi/introspeksi diri), dan juga kajian bada Shubuh. Aku datang tepat sebelum adzan Isya berkumandang, sebelum tadi sempat mampir ke warung rokok di pinggir jalan untuk membeli air mineral botol satu liter serta beberapa bungkus makanan ringan tuk menemani malam ini.

Jama'ah shalat Isya tidak telalu ramai, tapi setelah shalat Isya selesai, para jama'ah makin banyak berdatangan. Beberapa kali barisan shalat Isya berjama'ah dibuat. Semakin lama, masjid semakin dipadati oleh para jama'ah yang ingin mengikuti acara. Meskipun hanya diikuti oleh para ikhwan, lantai satu dan lantai dua masjid sudah tumpah ruah oleh jama'ah.

Acara dibuka dengan tasmi atau bacaan ayat suci Al-Qur'an tanpa melihat mushaf (Al-Qur'an) oleh seorang hafidz (penghafal Al-Qur'an) muda. Tampang dan penampilannya yang biasa saja, sempat membuatku sedikit meragukan dia, namun ketika ia mulai membaca, subhanallah, suara terdengar begitu merdu dan indah, menyentuh di hati. Aku malu karena telah memiliki prasangka yang tak baik kepadanya.

Terbayang dalam benakku suaranya Nabi Daud AS dan kekaguman Nabi Muhammad SAW terhadap bacaannya Salim, Maula Abu Hudzaifah RA. Terlintas dalam pikirku surat Al-A'raaf ayat 204, kutundukkan sedikit kepala dan kuheningkan sejenak segala perbuatanku. Ya Allah, bacaan yang ia bawakan begitu indah, lembut menyentuh hati, tak terasa air mataku mengalir perlahan. Ia terus membacakan lantunan surat Al-Anfal sampai selesai, ada suatu sensasi yang tak dapat kugambarkan, antara semangat, introspeksi diri, dan perdengaran suara yang begitu indah. Kubiarkan diriku berada dalam keadaan meneteskan air mata.

Kajian pertama bada Isya kali ini berbicara mengenai Tarbiyah Dzatiyah, atau pembinaan pribadi seorang muslim, bagaimana seorang muslim mampu menjaga dan membina dirinya selalu dalam keadaan baik. Kajian yang dibawakan oleh ustadz Abu Ridho ini terasa sangat bermanfaat bagiku. Kajian dihentikan pukul sebelas malam. Dengan perasaan puas, aku mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Wah, sepertinya shaf pertama yang ada alas karpetnya nyaman nih untuk tidur. Aku bergegas menuju ke sana, sebelum tempat itu dipenuhi orang.

Shalat malam dilakukan pukul tiga pagi, beberapa jama'ah terisak-isak dalam shalat. Aku merasa hatiku kering dan keras membatu, hingga tidak dapat meresapi bacaan imam yang panjang dan indah terdengar di telinga. Selesai shalat, ada muhasabah, namun aku malah terlelap dalam keremangan masjid yang dibuat panita.

Kajian kedua bada Shubuh berbincang mengenai ukhuwah atau persaudaraan. Topik ini sudah sering sekali kudengar, namun kadang aku suka miris juga mendengar celotehan para ikhwah yang masih suka "memakan bangkai saudaranya" (1). Ah, semoga materi kali ini memberikan bekas pada diriku, kupanjatkan do'a pelan di hati.

Menjelang materi usai, ketika para peserta sudah pada beranjak pulang, seorang lelaki menghampiriku.

"Assalamu'alaikum, Syamsul Arifin," suara yang kudengar amat familiar di telinga. Wah, ternyata Radinal Husein, rekan seperjuanganku di rohis kampus, dua tahun yang lalu.

"Wa'alaikumussalam, Ray," kukembangkan senyum terindahku dan menjabat tangannya mesra. Kami duduk sejenak, pertanyaan perihal kabar dan aktivitas masing-masing saling bersilangan.

Mentari perlahan merangkak naik, dan hangatnya hari minggu pagi mulai terasa. Kami berjalan ke luar Masjid, menuju tempat parkir motor.

"Akh, do'ain saya ya, insya Allah sedang berproses nih," katanya setengah grogi.

"Wah, wah, wah, selamat ya," ujarku gembira tak tertahan. "Sama siapa, akh?" tanyaku kemudian.

"Hmm, sama anak UI juga kok," sahutnya. "Ente kenal kok," tambahnya.

Ekspresi gembira di wajahku semakin tak tertahan. "Iya, tapi ama siapa?" tanyaku penasaran. "Teman sekelas kita ya?" tambahku.

"Iya," jawabnya pelan.

"Ha.. ha.. ha..," aku tertawa pelan.

"Eh, gimana menurut ente? Bisa berabe nih, ngga boleh ya?" tanyanya ragu.

"Nggak kok, asal prosesnya syar'i mah ngga masalah," jawabku tersenyum.

"Si Ita ya?" kusebut nama seorang akhwat yang dulu menjadi tandemnya di Departemen Pelayanan Umat dulu.

"Bukan," jawabnya.

"Si Mutia?" tebakku lagi.

"Bukan juga. Ya ente sebutin aja semua, nanti juga ketahuan," guraunya.

"Iya, habis siapa dong?" ujarku.

"Si Hani, Hani binti Azkam," jawabnya mantap.

Zebbb, alam serasa hening sesaat. Ternyata Radinal Husein telah mendahuluiku, dia telah mengambil seseorang yang namanya tertulis di catatan harianku, terukir di hatiku, dan terbayang di benakku setiap waktu.

Mulailah mengalir cerita mengenai proses yang ia lakukan sampai akhrnya jadi. Dia melalui seorang perantara teman yang sudah menikah, Anis Hartanti, seorang akhwat yang juga saat ini sudah memiliki seorang anak usia dua tahun. Huaaah, ceritanya yang bersemangat dan indah terdengar hambar di telinga, kupasang topeng kegembiraan di balik raut kesedihan.

Sesampainya di pelataran parkir, cerita lengkap proses akh Radinal dengan Hani tamat sudah. Sembari kupersiapkan diri dengan perlengkapan motorku, kuucapkan selamat kepadanya, "Selamat, ya akh. Wah, wah, wah, subhanallah, mantap ente bisa mendapatkan dia. Dia memang hebat kok, nggak bakal nyesel deh ente nikahin dia. Semoga proses ke depannya lancar ya," kujabat dia hangat.

"Kalo ente kapan, Pin?" dia bertanya balik sembari mempersiapkan diri dengan perlengkapan berkendaranya.

Ia tak mau menyebutkan seorang nama akhwat pun, karena tahu bahwa selama kami beraktivitas, tidak pernah ada nama seorang akhwat yang meluncur dari bibirku, meski hanya tuk sekedar kata pujian, apalagi di depan orangnya. Dia sadar betul, bahwa dalam pandanganku, memuji seorang akhwat di depannya, sama saja dengan mengajaknya nikah dengan terselubung. Dan tidak pernah sekalipun kusebutkan nama seorang akhwat yang kusukai, meski hanya tuk sekedar bercanda. Hanya Allah dan diriku yang mengetahui getaran aneh dalam dada ketika berinteraksi sama akhwat.

"Ya, do'ain aja ASAP (2)," jawabku singkat. "Sekali lagi, selamat ya, Ray. Assalamu'alaikum," ucapku setelah melihatnya telah siap dengan motornya.

"Wa'alaikumussalam."

Perjalanan kali ini merupakan perjalanan paling kering dalam hidupku, sejuknya udara Depok pagi hari tidak mampu menyejukkan hatiku yang tercabik-cabik bagai tertikam pisau belati.

Dari Abu Dzar RA, Rasulullah SAW mengatakan kepadaku, "Janganlah kalian menganggap remeh satu perbuatan baik sedikit pun, meskipun hanya memberikan senyuman (wajah yang ramah) kepada kepada saudaramu."
(HR. Muslim).


------------
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]



belaja...@gmail.com

unread,
Apr 2, 2022, 4:38:18 PM4/2/22
to DISKUSI-IS...@googlegroups.com
Alhamdulillah


Pada Sel, 18 Nov 2008 pada 11:22, suryati
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
MUDAH MUDAHAN BERMANFAAT DAN DAPAT MENERANGI KEGELAPAN ATAU MEMPERINDAH TERANGNYA CAHAYA HIDUP. AMIEN YA RABBAL ALAMIN.

Untuk kirim pesan, kirim email ke: DISKUSI-IS...@googlegroups.com
Untuk keluar dari milist ini, kirim email ke: DISKUSI-ISLAM-P...@googlegroups.com
Untuk menjadi anggota, kirim email ke: DISKUSI-ISLAM-...@googlegroups.com
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages