ICT BAU-BAU
unread,May 30, 2010, 3:11:35 AM5/30/10Sign in to reply to author
Sign in to forward
You do not have permission to delete messages in this group
Either email addresses are anonymous for this group or you need the view member email addresses permission to view the original message
to UMB Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada
akhir zaman Bani Umayyah, tetapi memuncak di zaman Bani Abbas terutama
setelah Khalifah-khalifah menjadi boneka dalam tangan tentara
pengawal. Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di
Damaskus dan kemudian di Bagdad melepaskan diri dari kekuasaan
Khalifah dipusat dan bertimbunlah dinasti-dinasti kecil. Di Marokko
Idris Ibn Abdullah, salah satu dari keturunan Ali dapat membentuk
Kerajaan ldrisi yang bertahan dari tahun 788 M sampai tahun 974 M,
dengan Fas (Fez) sebagai ibu-kota. Di Tunis Dinasti Aghlabi berkuasa
dari tahun 800 M sampai 969 M. Kerajaan ini dibentuk oleh Ibrahim Ibn
Aghlab, Gubernur yang diangkat oleh Harun Al-Rasyid. Mesjid Qairawan
yang sampai sekarang terdapat di Tunis adalah peninggalan dari dinasti
ini. Di Mesir Ahmad Ibn Tulun melepaskan diri dari kekuasaan Bagdad di
tahun 868 M. Dinasti ini berkuasa di Mesir sampai tahun 905 M. Di
tahun 877 M Ibn Tulun dapat meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke
Suria. Di bawah pemerintahan Dinasti ini, irigasi diperbaiki, ekonomi
meningkat dan Mesir mulai menjadi pusat kebudayaan Islam. Ibn Tulun
sendiri mendirikan rumah sakit besar di Fustat dan mesjid yang diberi
nama Mesjid Ibn Tulun, yang sampai sekarang masih terdapat di Cairo.
Setelah jatuhnya Dinasti Ibn Tulun, Mesir untuk beberapa tahun kembali
ke bawah kekuasaan Khalifah Bagdad tetapi di tahun 935 M dikuasai lagi
oleh dinasti lain, yaitu Dinasti Ikhsyid, untuk kemudian jatuh
ketangan khalifah Fatimiah di tahun 969 M. Di sebelah Utara Mesir,
Dinasti Hamdani merampas Suria ditahun 944 M dan mempertahankannya
sampai tahun 1003 M. Di sebelan Timur Bagdad Dinasti Tahiri berkuasa
di Khurasan dari tahun 820 M sampai tahun 872 M. Kemudian Dinasti ini
digantikan oleh Dinasti Saffari sampai tahun 908 M.
Di Transoxania Dinasti Samani melepaskan diri dari kekuasaan Bagdad di
tahun 874 M. Dinasti ini berurnur 125 tahun. Di tahun 999 M daerah-
daerah yang mereka kuasai di sebelah Selatan Transoxania dirampas oleh
Mahmud Ghazna, sedang daerah-daerah yang di sebelah Utara jatuh ke
tangan Ilek Khan dari Turkistan. Mahmud Ghazna kemudian meluaskan
daerah kekuasaannya sampai ke India. Dalam pada itu golongan Syi'ah
yang pada mulanya menjadi teman sekutu Bani Abbas, mulai melancarkan
aksi penentangan mereka. Di tahun 869 M timbul pemberontakan kaum Zanj
di bawah pimpinan Ali Ibn Muhammad. Kaum Zanj adalah budak-budak yang
didatangkan dari Afrika untuk bekerja di pertambangan saIpater di
Irak. Ibn Muhammad mengaku pengikut Ali dan datang untuk melepaskan
mereka dari kesulitan hidup yang mereka hadapi. Dari tahun 870 M
sampai 883 M kekuasaan Bani Abbas dikacau oleh pemberontakan Zanj
ini.
Satu gerakan lain ialah gerakan Qaramitah yang dimulai ditahun 874 M
oleh Hamdan Qarmat, seorang penganut faham Syi'ah Ismailiah di Irak.
Di tahun 899 M kaum Qaramitah ini dapat membentuk negara merdeka di
Teluk Persia, yang kemudian menjadi pusat kegiatan mereka dalam
menentang kekuasaan Bani Abbas. Di tahun 930 M, serangan-serangan
mereka meluas sampai sejauh Mekkah. Sewaktu pulang mereka bawa lari Al-
Hajr Al-Aswad yang dikembalikan baru dua puluh tahun kemudian. Satu
gerakan lain lagi ialah gerakan Hasysyasyin (Assassins) yang merupakan
lanjutan dari gerakan Qaramitah. Pemimpinnya ialah Hasan Ibn Sabbah (w.
1124 M) yang membuat Alamut di sebelah Selatan Laut Caspia sebagai
pusat serangan-serangannya terhadap kekuasaan Bagdad. Kaum Hasysyasyin
ini tidak segan-segan mengadakan pembunuhan-pembunuhan terhadap
pembesar-pembesar Negara yang memusuhi mereka. Salah satu pembesar
yang mereka bunuh adalah Nizam Al-Mulk, Perdana Menteri Dinasti
Salajikah di tahun 1092 M. Nizam Al-Mulk dikenal dalam sejarah Islam
sebagai pendiri dari Madrasah-madrasah Nizamiah yang diantara guru-
guru besarnya terdapat Imam Al-Haramain dan Al-Ghazali.
Sementara itu ada pula pemuka-pemuka Syi'ah yang dapat nembentuk
Dinasti yang menguasai daerah-daerah tertentu. Salah satu di antaranya
ialah Ahmad Ibn Buwaihi yang dapat menguasai Asfahan, Syiraz dan
Kirman di Persia. Di tahun 945 M., ia mengadakan serangan ke Bagdad
dan Dinasti Buwaihi menguasai ibu kota Bani Abbas ini sampai tahun
1055 M. Khalifah-khalifah Bani Abbas tetap diakui, tetapi kekuasaan
dipegang oleh Sultan-sultan Buwaihi. Kekuasaan Dinasti Buwaihi atas
Bagdad kemudian dirampas oleh Dinasti Saljuk. Saljuk adalah seorang
pemuka suku bangsa Turki yang berasal dari Turkestan. Tughril Beg,
seorang cucu dari valjuk dapat memperluas daerah kekuasaan mereka
sampai ke daerah-daerah yang dikuasai Dinasti Buwaihi. Sultan-sultan
yang kenamaan dari Dinasti ini disamping Tughril adalah Alp Arselan
1063 - 1072 M) dan Maliksyah (1072 -1092 M). Sultan Alp Arsein
mengalahkan Bizantium dipertempuran Manzikart di tahun 1071 M, dan
semenjak itu sampai sekarang Asia Kecil menjadi daerah Islam.
Maliksyah terkenal dengan usaha pembangunan yang diadakannya. Mesjid-
mesjid, jembatan jembatan, irigasi dan jalan-jalan raya di bangun.
Dalam lapangan ilmu pengetahuan ia juga dikenal sebagai Sultan yang
banyak menyokong pembangunannya dan ini terutama terjadi dengan
pimpinan Perdana Menterinya Nizam AI-Mulk. Khalifah dimasa berkuasanya
Sultan-sultan Bawaihi dan Salajikah hampir merupakan boneka. Calon
Khalifah yang disukai diangkat dan Khalifah yang tak disukai
dijatuhkan. Khalifah-khalifah Bani Abas tak dapat berbuat apa-apa.
Semua kekuasaan terletak ditangan sultan-sultan. Khalifah
dipertahankan hanya untuk memberikan atsar hukum kepada pemerintahan
Dinasti yang sedang berkuasa. Menurut faham yang berlaku pada waktu
itu, Sultan yang tidak mendapat pengesahan dari Khalifah tidak
merupakan Sultan yang sah. Kalau Dinasti-dinasti ini merupakan Dinasti
kecil yang secara nominal masih mengakui Khalifah-khalifah di Bagdad
sebagai kepala mereka, di Mesir terdapat Dinasti Fatimiah yang
mengambil bentuk khilafah aliran Syi'ah dan yang menjadi saingan bagi
khilafah aliran Sunnah di Bagdad. Khilafah Fatimiah pada mulanya
dibentuk oleh Ubaidullah di Tunis di tahun 909 M. Khilafah ini
mempunyai Angkatan Laut yang mengadakan serangan-serangan sampai ke
pantai Eropa, terutama Italia dan Perancis.
Di tahun 969 M seorang Jenderal Fatimi bernama Jawhar Al-Siqilli dapat
menguasai Fustat di Mesir. Jawharlah yang mendirikan kota Cairo
sekarang dan Niesjid Al-Azhar di tahun 972 M yang kemudian dijadikan
pusat Perguruan Tinggi Islam oleh Khalifah Fatimiah Al-Azis (975 M -
996 M). Juga didirikan lagi Dar-Al Hikmah di tahun 1005 M. Khalifah
Fatimiah berkuasa di Mesir sampai tahun 1171 M. Di Spanyol Abd Al-
Rahman dari Dinasti Bani Umayyah di tahun 756 M dapat pula membentuk
suatu khilafah tersendiri. Dinasti Bani Umayyah Spanyol ini dapat
mempertahankan kekuasaan mereka sampai tahun 1031 M. Abd Al-Rahmanlah
yang mendirikan mesjid Cordova yang masyhur itu. Cordova merupakan
pusat kebudayaan Islam yang penting di Barat, sebagai tandingan Bagdad
di Timur. Kalau di Bagdad terdapat Bait Al-Hikmah serta Madrasah
Nizamiah dan di Cairo terdapat Al-Azhar serta Dar Al-Hikmah, di
Cordova terdapat Universitas Cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan
yang didirikan oleh Abd Al-Rahman III (929 M - 961 M). Perpustakaannya
menurut riwayat mengandung ratusan ribu buku. Sesudah jatuhnya Dinasti
Bani Umayyah Spanyol ini, Andalusia terbahagi ke dalam beberapa negara
kecil yang selalu berperang di antara mereka, seperti Dinasti Abbadi,
Dinasti Murabit, Dinasti Muwahhid, Dinasti Bani Nasr dan sebagainya.
Dalam pada itu di Periode ini pulalah terjadi Perang Salib di
Palestina. Dengan jatuhnya Asia Kecil ke tangan Dinasti Saljuk, jalan
naik ke Palestina bagi umat Kristen Eropa menjadi terhalang. Untuk
membuka jalan itu kembali Paus Urban II berseru kepada umat Kristen
Eropa di tahun 1095 M supaya mengadakan perang suci terhadap Islam.
Perang Salib Pertama terjadi antara tahun 1096 M dan 1099M, Perang
Salib Kedua antara tahun 1147 M dan 1149 M yang diikuti lagi oleh
beberapa Perang Salib lainnya, tetapi tidak berhasil dalam merebut
Palestina dari kekuasaan Islam. Di abad keduapuluh inilah baru
Palestina jatuh ketangan Inggris sesudah kalahnya Turki dalam Perang
Dunia Pertama.
Disintegrasi dalam lapangan politik membawa pada disintegrasi dalam
lapangan kebudayaan, bahkan juga dalam lapangan agama. Perpecahan di
kalangan umat Islam menjadi besar. Dengan adanya daerah-daerah yang
berdiri sendiri itu, di samping Bagdad, sebagai telah dilihat timbul
pusat-pusat kebudayaan lain, terutama Cairo di Mesir, Cordova di
Spanyol, Asfahan, Bukhara dan Samarkand di Timur. Dengan timbulnya
pusat-pusat kebudayaan baru ini, terutama pusat-pusat yang berada di
bawah kekuasaan Persia, bahasa Persia meningkat menjadi bahasa kedua
di dunia Islam. Di zaman disintegrasi ini, ajaran-ajaran sufi yang
timbul dizaman Kemajuan I, mengambil bentuk terikat. Mutunya mulai
menurun. Di samping hal-hal negatif tersebut ekspansi Islam di zaman
ini meluas ke daerah yang dikuasai Bizantium di Barat, ke daerah
pedalaman di Timur dan Afrika melalui gurun Sahara di Selatan. Sebagai
telah dilihat, Dinasti Salajikah meluaskan daerah Islam sampai ke Asia
Kecil dan dari sana kemudian diperluas lagi oleh Dinasti Usmani ke
Eropa Timur. Ke India ekspansi Islam diteruskan oleh Dinasti Gaznawi.
Raja-raja Hindu dikalahkan dan Punjab serta sebahagian dari daerah-
daerah Sirid masuk ke bawah kekuasaan Islam.. Dinasti Ghuri kemudian
melanjutkan ekspansi Islam ke daerah-daerah lain di India sehingga
Kerajaan Delhi jatuh di tahun 1192 M, dan tidak lama sesudah itu
Bengala juga menjadi daerah Islam.
Penyiaran Islam ke daerah-daerah Sahara di Afrika dilakukan oleh Kaum
Murabit yang menguasai Marokko dan Andalusia. Kerajaan Zanj di Ghana
mereka kalahkan dipertengahan kedua dari abad .ke XI M.